Semua Bab Terjerat Hasrat Cinta Atasanku: Bab 21 - Bab 30

124 Bab

Memberi pelajaran

"Tidak ma, tidak ada hal yang aku sembunyikan dari mama." jawab Arseno yang meyakinkan kepada mamanya itu.Mama Arseno yang bernama Bu Ratih itu memalingkan pandangannya dari Arseno karena dia sudah tak jujur kepada dirinya kepada wanita yang melahirkannya.Dan Arseno merasa jika pembicaraannya sudah usai dia pun berpamitan untuk segera berangkat kerja, di dalam hati Arseno jala melihat Sintia ingin rasanya dia melumat habis Sintia.Itu semua gara-gara pernyataannya yang membuat ibunya menaruh curiga yang tidak-tidak kepada dirinya.Saat Arseno membalikan diri Arseno melangkah kakinya namun beberapa langkah kemudian langkahnya terhenti kala Bu Ratih memanggilnya dan dia pun membalikan badannya kembali dan melangkahkan kakinya kembali mendekati mamanya itu yang bernama Bu ratih"Ada apa ma?" tanya Arseno kembali kepada Bu Ratih.Bu Ratih sungguh tak paham denga apa yang ada di pikir Arseno dia pun menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum kecut di bibirnya."Apa kamu berangkat k
Baca selengkapnya

Sintia pergi

Sintia pun melangkahkan kakinya dengan berjinjit, dia sedang mencari tempat aman untuk bersembunyi karena posisinya yang sekarang tidaklah aman.Sintia bersembunyi di balik rumah burung yang lumayan besar, dan dia bersembunyi di balik rumah burung itu karena selain tempatnya agak di pojokan pasti orang tak akan mengira dia berada di situ, Sintia takut jika ada orang yang mengetahui keberadaannya saat ini.Ternyata benar saja ada pak Maman sedang berjalan menuju patung tempat awal persembunyiannya, pak Maman lagi melihat kondisi taman sambil menengok ke kanan ke kiri melihat situasi yang menurutnya aneh."Kok bisa sih patungnya jatuh," ujarnya sambil mendirikan patung itu kembali sambil menggerutu tak jelas.Setelah selesai lalu pak Maman pun pergi beranjak meninggalkan tempat itu, dan kembali ke taman depan untuk siram-siram, dan akhirnya Sintia pun keluar dari persembunyianya dan mencari persembunyian yang menurutnya pas untuknya dan supaya bisa mengetahui apa yang terjadi di d
Baca selengkapnya

Surat pengunduran diri

Disisi Lain di rumah bu Ratih, Sintia masuk ke dalam rumah Bu Ratih dari pintu belakang dapur, Sintia masuk ke dalam rumah Bu Ratih dengan telanjang kaki karena sepatunya dia lepas di depan sebelum memanjat tembok.Sintia ingin menemui Bu Ratih yang berada di ruang tamu, Sintia melihat Bu Ratih yang sedang duduk sambil menangis, dia mengusap air matanya dengan sebuah tisu yang berada di depannya."Oma." seru Sintia yang berdiri di depan Bu Ratih yang sedang menangis terisak-isak.Mendengar suara Sintia, Bu Ratih terkejut dia pun mendongakan kepalanya dan Bu Ratih sungguh tak percaya dengan apa yang dilihatnya, namun benar saja yang di depannya adalah wanita muda yang bernama Sintia.Oma pun membulatkan matanya seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya, "Ya ampun nak kamu Sintia dari mana saja, kenapa kamu pergi?" tanya Bu Ratih.Sintia pun melangkahkan kakinya mendekati Bu Ratih yang sedang duduk di sofa, Sintia jongkok di hadapan Bu Ratih sambil memegang tangan Bu Ratih. "Maaf k
Baca selengkapnya

Adu mental

David sang kepala karyawan itu langsung keluar setelah mendengar aba-aba yang keluar dari mulut Arseno.Bosnya itu sepertinya akan siap meledakan amarahnya kepada wanita yang baru saja menjadi karyawan baru dengan status masih magang.David merasa tak mengerti apa kesalahan yang sudah dia buat sampai-sampai bosnya itu begitu marah besar.David pun keluar dari ruangan Arseno dan meninggalkan Sintia serta Arseno yang berada di dalam ruangan itu.David adalah laki-laki muda dengan bakat yang sangat tinggi dalam kecakapan berinteraksi di semua kalangan, selain itu dia juga laki-laki yang tampan serta yang jelas dia itu sangat berkarismatik serta murah senyum.Di dalam ruangan itu hanya menyisakan mereka berdua, Sintia yang tengah berdiri di depan meja kerja Arseno hanya bisa menatap Sintia Arseno.Sedangkan Arseno sedang duduk di kursi meja nya sudah siap menelan Sintia mentah-mentah.Arseno yang duduk itu langsung menggebrak meja kerja nya, dan dia pun langsung beranjak dari duduknya
Baca selengkapnya

Di atas awan

"Apa yang harus saya jawab bapak, saya tak pernah berkata apapun kepada ibu anda, yang jelas saya menghormati beliau seperti ibu kandung saya sendiri." jawab Sintia.Arseno menatap Sintia dengan menggertakkan gigi gerahamnya, "Asal kamu tahu jika aku memecat mu dia akan mengusirku dari rumah." seru Arseno sambil berbicara lantang di hadapan Sintia.Arseno tersenyum sinis, Arseno merasa jika Sintia kali ini menang melawan dirinya, namun Arseno berjanji lain waktu dia akan menang melawan anak perempuan yang umurnya masih tak seberapa itu."Aku tidak jadi memecat mu, kamu tetap bekerja disini. Tapi yang jelas semua yang kulakukan itu demi orang tua ku." lanjutnya.Sintia tak peduli dengan apa yang dikatakan Arseno tapi yang jelas kali ini dia menang dan berada di puncak gunung.Tangan Arseno meraih telepon yang berada di atas mejanya dia pun menelpon Aldi sang asisten untuk ke ruangannya, dia ingin menyuruh Aldi untuk menempatkan Sintia di ruangan tersendiri supaya Arseno tak melihat ba
Baca selengkapnya

Pindah di sebelah kamar Arseno

Mendengar apa yang dikatakan Sintia membuat mbak Nini itu terkejut, dia membulatkan matanya dengan sempurna, "Yang bener tadi itu ada di ruangan keluarga dia lagi membaca sebuah buku map kuning." jabarnya sambil menatap Sintia."Hahhh yang benar tapi kok gak ada ya?" tanya Sintia sambil bergegas untuk kembali ke depan, kembali ke ruang keluarga rumah milik Bu Ratih dan memastikannya, terang saja di sana Bu Ratih memang tidak ada,Sintia pun pergi ke kamar Bu Ratih, kamarnya itu bersebelahan dengan ruang keluarga, kamar Bu Ratih itu ada di lantai dasar karena dia sudah tua dan tak ingin naik turun tangga.Sintia pun mengetuk pintu kamar Bu Ratih namun tetap saja tak terdengar suara sahutan dari dalam kamar tersebut.Sintia pun naik ke lantai 2, dan dia menaiki anak tangga satu demi satu sambil dia menengok ke kanan ke kiri supaya mengetahui keberadaan Bu Ratih,Ini pertama kalinya Sintia masuk ke lantai 2, karena selama ini Sintia hanya berseliweran di lantai 1.Sintia melihat sebu
Baca selengkapnya

Masalah usai

"Tidak usah repot-repot aku akan berangkat sendiri karena kau sudah memesan taksi online sayang kalau dibatalkan." jawab Sintia yang mencari alasan yang tepat kepada Aldi.Sintia pun segera bergegas pergi meninggalkan kamar Bu Ratih.Dia langsung berjalan menuju halaman rumah Bu Ratih, halaman yang luas dan terpampang banyak mobil."Pak Maman antar saya ya ke restoran, tapi pakai mobil biasa saja jangan yang bagus." teriak Sintia kepada pak Maman yang tengah ngopi di pos penjagaan depan rumah Arseno.Pak Maman pun mengacungkan jempolnya dan beranjak dari duduknya untuk mengantar Sintia pergi.Sintia pun pergi bersama pak Maman, mereka pun saling bercerita di dalam mobil yang membuat mereka tertawa terbahak-bahak.Tak terasa sampailah di sebuah restoran mewah dengan konsep Eropa namun memiliki kesan nampak seperti restoran keluarga.Sintia pun pergi melangkahkan kakinya masuk ke dalam restoran itu, Sintia mengamati setiap meja yang terpampang nomor di atasnya.Dan ternyata meja nomor 77
Baca selengkapnya

Terkejut

Arseno melihat semua sudut ruang itu dengan mengerutkan dahinya. Arseno sangat terkejut melihat ada sebuah tas yang tergeletak di atas meja.Arseno pun menghembuskan nafas panjangnya sekali lagi, "Haaa yang benar saja dia pindah kesini?" tanya Arseno di dalam hati.Tanpa Arseno bertanya dia pun sudah tahu jika kamar itu sekarang dihuni oleh Sintia, sang karyawan yang selalu membuatnya naik darah.Saat Arseno sedang mengamati isi kamar itu, Sintia pun datang ke kamar itu dengan mata yang sudah mulai terpejam,dia berjalan dengan mata yang sudah mulai tertutup. Sintia tak sadar jika Arseno sedang berada di kamarnya tepatnya di pojokan sebelah kanan pintu masuk kamarnya.Arseno yang melihat itu langsung memicingkan matanya kepada Sintia yang sedang menjatuhkan badannya di atas tempat tidur."Sintia bangun kamu." teriak Arseno.Sintia pun langsung membuka matanya dan terkejut kala ada orang yang memanggil dirinya.Dia pun langsung beranjak dari tidurnya untuk berdiri dari tempat tidurnya,
Baca selengkapnya

Perjalanan luar kota dadakan

"Eh diem kamu, jangan sembarangan kalau bicara." ujar Arseno sambil menekan nada bicaranya dengan menggertakan giginya.Sintia yang baru saja terbangun dari tidurnya merasa tak mengerti dengan maksud atasanya itu masuk ke dalam kamarnya dengan wajah yang sangar nya."Lagian bapak ngapain disini malam-malam, saya ini mau tidur bapak jangan ganggu saya please ku mohon." jawab Sintia memohon kepada Arseno untuk tidak mengganggu tidur malam panjangnya.Arseno pun langsung mengeluarkan raungan macannya kepada Sintia yang sudah mulai melonjak kepada dirinya.Arseno memerintah Sintia untuk ikut ke sebuah wilayah yang berada di barat untuk sidak dadakan di pabriknya."Ya elah bapak, emang gak bisa besok? Ini itu masih malam." jawab Sintia lagi kepada Arseno yang mulai berani menantang dan menyanggah apa yang dikatakan Arseno.Arseno pun langsung membuka lemari baju Sintia dan dia pun meraih baju secukupnya dan baju Sintia pun dibawa keluar dari kamar Sintia menuju kamarnya.Arseno memasukan
Baca selengkapnya

Sidak dadakan.

Ternyata yang sedang menelpon adalah asistennya yang sedang menanyakan keberadaan bosnya itu.Sang asisten mengatakan jika pihak pemerintah sudah menjadwalkan kunjungannya ke pabrik."Sekarang tinggal bapak yang menandatangani laporan itu secepatnya." seru sang asisten Aldi kepada pemilik perusahan pangan yang bernama Arseno.Mendengar itu Arseno menyuruh sang asistennya untuk meletakan laporan itu di meja tempat kerja nya karena Arseno mengatakan kalau dirinya sedang ada acara keluarga yang mendadak.Mendengar apa yang dikatakan bosnya membuat sang asisten tak menaruh curiga dengan apa yang dikatakan oleh bosnya jika sebenarnya bosnya sedang melakukan sidak di pabrik A1a wilayah barat."Untuk sementara saya masih belum bisa ke kantor 2 hari atau 3 hari kedepannya, kau tolong handle kantor jika ada apa-apa kamu hubungi saya." ujar Arseno sambil mematikan panggilan teleponnya.Tepat pukul 10 siang Arseno dan Sintia berdandan rapi, kini mereka akan bersiap untuk datang ke sebuah kantor
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status