Home / CEO / Skandal Cinta Surrogate Mother / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Skandal Cinta Surrogate Mother : Chapter 71 - Chapter 80

115 Chapters

Bab 71 : Teleponan dengan Sahabat

"Oke ... aku sudah janji nggak akan maksa kamu lagi untuk bercinta denganku. Tapi, aku nggak janji kalau ingin memeluk dan menciummu. Aku mencintaimu, Nabila. Kamu istriku, aku berhak," ujar Zack.Nabila menghela napas panjang. Ia lelah dengan semuanya. "Ingat ... kamu janji kemarin akan mau menuruti semua keinginan aku. Aku cuma mau kamu lembutkan hatimu sedikit untukku. Lagi pula, kamu menikmati sentuhanku, 'kan?"Blussh ....Wajah Nabila terasa memanas mendengar kata-kata seduktif sang suami. Jujur, memang selalu dan selalu pada akhirnya tubuhnya tidak bisa menolak, bahkan malah menikmati setiap sentuhan dari Zack. Namun, ia punya harga diri yang mesti ia jaga. Tidak semudah itu Zack meluluhkan hatinya hanya karena berhasil memanipulasi sensasi terhadap diri pria itu di tubuhnya."Aku cinta kamu ...," bisik Zack seraya kembali mencoba menaraih jemari istrinya.Kali ini Nabila membiarkan. Darahnya pun berdesir menerima sentuha
Read more

Bab 72 : Jadi Dia Membohongiku?

"Hallo, Andrew," sapa Veronica kepada pria di seberang sana."Hi, Darling. What's up?" tanya Andrew, karena cukup jarang Veronica meneleponnya."Dalam pekan ini kamu jangan kemari ya," pinta Veronica. Sengaja ia memberi jangka waktu cukup panjang. Selain memang sedang bosan dengan pria itu, hal itu karena ia juga mesti mawas diri. Kalau-kalau Hana ingin mengganti jadwal kunjungannya dengan tiba-tiba."Why?" tanya Andrew terdengar heran, "your husband in here now?""No, ada sahabatku mau ke rumah," bantah Veronica jujur."Sahabatmu perempuan, 'kan? Jangan bilang dia laki-laki." Ucapan Andrew terdengar penuh penekanan.Veronica memutar bola matanya. Terkadang pria itu justru bisa lebih posesif dibandingkan suaminya sendiri. "Off course dia perempuan!" serunya terdengar bosan."Oke ... oke, jangan marah, Darling," rayu Andrew sembari tertawa kecil."Ya sudah. Itu saja." Veronica pun memutuskan saluran teleponnya. Ia malas untuk banyak bicara lagi.***"Jadi kamu sekarang sudah pindah ke
Read more

Bab 73 : Kedatangan Sahabat

"Pijat ya pijat aja, Zack. Malah kamu main-main. Merinding tahu!" Nabila mengalihkan kakinya menjauh dari tangan sang suami.Zack tertawa kecil mendengar ungkapan Nabila itu. Benar saja, memang tubuh Nabila begitu sensitif jika ia sentuh. Sungguh itu yang menarik dari wanita muda tersebut bagi Zack. Pria itu kemudian beranjak dan bangkit dari tempat tidur. "Ya sudah, aku ke kamar sana dulu," pamit pria itu. Ya, malam kemarin ia sudah tidur di kamar lain hanya untuk menghindari Nabila. Mengapa Zack lakukan itu? Hal itu karena beberapa hari ini rasanya gairahnya sedang memuncak. Ia benar-benar menginginkan Nabila. Ia khawatir kalau di ranjang yang sama, maka ia tidak bisa mengendalikan diri dan memaksa istri mudanya itu. Ia sudah berjanji untuk tidak melakukan itu dengan paksa."Mmm ... Zack." Panggilan Nabila menahan langkah sang pria. Zack pun menoleh kembali ke belakang. "Ya?" Matanya menyorot penuh tanda tanya."Kamu dan mommy kapan k
Read more

Bab 74 : Mengungkap kepada Hana

Hana kembali membulatkan kedua matanya. Ia benar-benar terkejut dengan berita yamg terlontar dari mulut wanita yang ada di hadapannya itu.Veronica mengangguk-angguk meyakinkan sahabatnya. "Jadi, gimana kabar Nabila dan bayi kalian?" tanya Hana kemudian. Ia menarik napas dengan berat dan mengembuskannya dengan perlahan-lahan. Ia ingat, kalau dirinyalah yang mengenalkan keluarga sahabatnya kepada si adik pantinya tersebut.Veronica mencebik dan menaikkan kedua alisnya. "Baik. Dan saat ini Zack dan mommy-nya sedang berkumpul dengan mereka," ujarnya.Hana mengernyitkan dahinya. "Berkumpul dengan mereka? Dengan Nabila dan bayimu? Bayi itu nggak kalian ambil dari Nabila?" cecarnya penasaran.Veronica menghela napas panjang. "Nggak semudah itu, Han ...," katanya."Loh, kenapa? Nabila sudah melarikan anak kalian, setelah ketemu kenapa malah tidak kalian ambil?" Hana masih bingung dengan apa yang Veronica sampaikan. Ada apa sebenarnya, hatinya bertanya-tanya."Bayi itu sudah dekat banget den
Read more

Bab 75 : Tidak Rela

Veronica merutuk di dalam hati. Degup jantungnya kontan berdebar dengan kencang. "Ah, iya! Ini punya Zack, Han!" serunya sembari meraih benda itu dari tangan sahabatnya. Mati-matian ia berusaha terlihat normal di hadapan Hana. Bagaimana tidak, sudah belasan tahun mereka bersahabat, tentu ia khawatir jika Hana dapat melihat gelagat mencurigakan darinya.Hana mencebik dan menaikkan kedua alisnya. "Aku sangka Zack nggak suka jenis jam seperti itu. Soalnya sering aku lihat dia pakai jam sporty," ujarnya, "tapi nggak mungkin juga punya laki tetangga, 'kaaan?" lanjutnya sembari melihat Veronica dan terkekeh sendiri."Hahahaaa." Veronica tertawa sumbang membalas candaan Hana. "Maklum ... umurnya 'kan, sudah semakin tua, Han. Apalagi sudah akan punya dua anak ini. Jadi, selera sedikit bergeser. Tapi, memang ... dia lebih suka jam sporty, sih," kilah Veronica. Jantungnya berdebar-debar.Namun, wanita itu bersyukur, yang menemukan jam tangan itu bukanlah Zack. Suaminya itu kemarin bilang, akan
Read more

Bab 76 : Harapan dan Nafsu

"Tapi aku minta pengertian kamu," lanjut Zack menatap sendu ke arah sang istri muda, "setidaknya biarkan Veronica kenal dengan Zayn. Dia juga berhak ....""Dia itu perempuan nakal. Dia nggak pantas jadi seorang istri bahkan nggak pantas jadi seorang ibu. Apa yang mau dia kasih contoh kepada anak kalau bermain api dengan pria lain di luar sana seperti itu?" cetus Nabila mengungkapkan ketidaksukaannya kepada Veronica untuk ke sekian kalinya.Zack mendengkus dan bangkit dari rebahannya. Rahangnya mengetat. Ia capek mendengar fitnahan Nabila yang sering diulang-ulang tersebut. Pria itu pun beranjak dari ranjang dan melenggang hendak keluar dari kamar tersebut. Ia malas untuk kembali bertengkar dengan Nabila.Nabila hanya melirik ke arah punggung lebar sang suami yang menghilang di balik pintu dengan sorot tidak suka. Ia begitu menyesali sikap Zack yang sama sekali tidak mau mempercayai apa yang ia katakan. Andai saja ia punya bukti konkrit, dirinya tak akan se
Read more

Bab 77 : Kekecewaan Hana

Dahi Andrew mengernyit menatap ke arah Hana dengan lekat. "Yes, i know her. Aku salah satu investor di usaha desain fashionnya. Anda kenal dia, Hanaaa– ?" Andrew menggantung nama Hana."Wijaya, Bro. Raihana Wijaya," ucap Firza menyambung omongan Andrew."Ah, iya. Raihana Wijaya." Andrew terkekeh di sana, "Wijaya? Wijaya Corporation?" Pria itu melebarkan matanya melihat ke arah Firza, seolah batu teringat akan sesuatu.Firza pun menganggukkan kepalanya membenarkan tebakan Andrew. Ya, Wijaya Corporation ialah termasuk perusahaan yang terkenal dari Indonesia. Ia pernah sekali bertemu dengan sang owner, yaitu Anugrah Wijaya—ayah angkat Hana.Hana tersenyum tipis. "Ya, aku kenal dia. Dia teman sekolahku ... dulu," ujarnya seraya mengetatkan kedua rahangnya. Sungguh, Hana tidak menyangka, ia baru menyadari. Ya, seketika saja ia teringat dengan sebuah nama, yaitu 'Andrew' yang telah disebut-sebut oleh Nabila dan juga Veronica sendiri. Jadi, benarlah apa yang pernah dikatakan oleh adik panti
Read more

Bab 78 : Pulang ke Istri Pertama

Sesampainya di apartemen, Hana menjatuhkan dirinya ke atas kasur. Ia menangis sejadi-jadinya. Ia benar-benar kecewa kepada Veronica. Mengapa wanita yang sudah ia anggap seperti saudarinya itu bisa-bisanya berbuat serong kepada pria lain? Terlebih lagi, dirinya pun merasa telah dibohongi karena Hana pernah mengkonfirmasi tentang hal itu, tetapi justru Veronica tidak mau mengakui. Bahkan sempat membuat Hana berpikir yang tidak-tidak kepada adik pantinya, Nabila. Ia menjadi merasa bersalah kepada adiknya itu.***"Apa kabar kamu, Nak? Mommy turut senang dengan berita tentang kehamilan kamu ini." Jennifer mengelus perut Veronica setelah merenggangkan pelukannya. Kali ini ia semakin yakin kalau memang benar Veronica tengah hamil.Ya, Jennifer memutuskan untuk singgah terlebih dahulu ke rumah putranya di Los Angeles sebelum ia nanti akan berangkat kembali ke Kanada."Aku baik, Mom. Hanya saja, biasa, kalau di waktu-waktu tertentu aku akan mual dan muntah. Kalau sampai parah muntah-muntahnya
Read more

Bab 79 : Pelayanan yang Memuaskan

"Apa maksud kamu bertanya seperti itu, Ve?" tanya Zack dengan menatap lekat ke arah Veronica. Pria tampan itu mengernyitkan dahinya dengan kencang ketika mendengar pertanyaan absurd dari istri pertamanya itu."Ya, tentu kamu senang bercinta dengan wanita yang lebih muda dariku, 'kan?" Veronica tersenyum getir. Entah mengapa hatinya begitu sensitif hari ini. Entah mengapa kecemburuan benar-benar melingkupi hati dan pikirannya saat ini."Ve, dia istriku. Kamu juga istriku. Masing-masing ada kelebihan dan kekurangan. Tidak perlu kamu banding-bandingkan," ujar Zack, "dan kamu tidak perlu berpikiran sampai ke sana.""Oh, jadi kekuranganku apa di dalam hubungan s*ks?" tuntut Veronica seraya beranjak dari rebahan dan duduk di atas tempat tidur.Zack tertawa kecil mendengar pertanyaan tersebut. "Kamu ini ada-ada saja. Kamu nggak ada kekurangan di situ," imbuhnya sambil mengacak puncak kepala istrinya sayang."Terus, dia yang punya kekurangan dalam melayani kamu, gitu?" Veronica terus saja men
Read more

Bab 80 : Diblokir Sahabat

Ketika dirinya melihat isi percakapan di antara Zack dan Nabila di sana, Veronica menangkap cara berkomunikasi yang berbeda di antara keduanya. "Sepertinya kamu benar-benar sedang jatuh cinta kepadanya, Zack," bisik Veronica pada diri sendiri, ia tersenyum miris, "tapi, sepertinya cinta kamu bertepuk sebelah tangan, hhh?" Ya, Veronica melihat isi chat itu didominasi oleh ungkapan perhatian oleh Zack kepada Nabila. Namun, Nabila hanya menanggapi pesan Zack dengan reaksi yang dingin. Di perpesanan itu, beberapa kali Zack bicara sedikit panjang dan menyebut kata sayang. Akan tetapi, Nabila hanya membalas dengan satu atau dua kata saja. Itu bukanlah tanggapan seorang wanita yang mencintai lelakinya. Kemudian Veronica melihat beberapa kali Zack melakukan panggilan telepon kepada wanita muda itu, tetapi sepertinya pria itu sering diabaikan oleh Nabila. Smirk pun tercipta di bibir Veronica. "Teruslah bersikap seperti itu, Nabila ...," bisiknya. Ya, Veronica berpikir jika Nabila terus be
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status