Semua Bab Skandal Cinta Surrogate Mother : Bab 91 - Bab 100

115 Bab

Bab 91 : Ingin Mencari Ketenangan

Dua hari berselang dari kejadian perkelahian tersebut, Zack masih menginap di apartemen Max. Pria itu terpaksa membeli beberapa helai pakaian untuk ganti sebab masih tidak mau kembali ke rumahnya. Ia juga tidak ingin bertemu dengan Veronica. Hatinya sungguh-sungguh sedih karena kekecewaan yang begitu besar kepada sang istri."Jadi apa rencanamu ke depan, Zack?" tanya Max sembari bersandar di sofa ruang tamu apartemennya. Begitu juga Zack. Pria tersebut hanya berbaring di sofa itu dengan pandangan menerawang ke langit-langit. Sekembalinya dari Kafe Melody dua hari lalu, ia sudah puas menangis karena perasaan yang hancur karena pengkhianatan istrinya. "I don't know," jawab Zack masih menatap kosong ke atas.Max menghela napas panjang. "Apa kamu akan menceraikan Veronica?""Menurutmu aku mesti bagaimana?" Zack menoleh ke arah Max meminta pendapatnya.Max mencebik dan menaikkan alisnya. "Kamu jangan tanya aku. Kalau aku di posisimu, sudah jelas aku bakal menceraikannya," jawabnya dengan
Baca selengkapnya

Bab 92 : Akhirnya Bertemu

Hari ini Zack ke kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum ia berangkat ke Indonesia. Pria itu juga ingin menyampaikan kepada asistennya kalau kali ini ia belum mengetahui kapan akan kembali. Bisa dalam waktu dekat, bisa juga lama. Karena ia ingin menenangkan pikiran agar bisa berpikir jernih dalam hubungannya dengan sang istri pertama.Padahal ia tadinya menyangka kalau Veronica tidak akan mencarinya lagi di kantor karena sudah empat hari dia tidak masuk. Nyatanya Zack salah, sang istri kembali mendatangi kantornya. Ketika pukul sepuluh, ia sudah melangkah hendak pergi dari kantor itu. Akan tetapi–"Zack! Akhirnya kamu datang ... aku cari kamu ke mana-mana ...."Zack terkesiap. Di saat ia membuka pintu, ternyata Veronica sudah berada di depan matanya. Kembali bayangan genggaman tangan mesra sang istri dengan investornya terbayang-bayang di pelupuk mata pria itu. Namun, ia merasa terenyuh ketika melihat wajah pucat Veronica di sana. Lingkaran hitam terlihat jelas di sekita
Baca selengkapnya

Bab 93 : Kesenduan Zack

"Hi, Baby Boy ... I miss you so bad!" Zack meraih Zayn dari gendongan Nabila ketika ia telah sampai di muka pintu ruang tamu rumahnya di Bekasi. Pria itu memeluk dan menciumi kedua pipi gembil sang putra kesayangan dengan perasaan yang penuh kerinduan.Kemudian pria itu juga memeluk dan mengecup pelipis sang istri muda dengan perasaan rindu yang berbeda. Entah mengapa di hatinya juga muncul perasaan sedih, teringat Veronica yang telah berkhianat. Bibir Nabila berkedut-kedut. Ia menatap lekat ke arah sang suami. Jujur saja, wanita muda itu pun merasakan kalau hatinya kini begitu membuncah ketika melihat kedatangan suami setelah hampir satu bulan meninggalkan dirinya di kota itu. Selama ini ia berusaha mengabaikan perasaan itu, tetapi justru rasa tersebut semakin mendalam. Ya, dirinya pun ternyata tengah merindu.Wanita muda itu menautkan kedua alisnya ketika melihat kejanggalan di raut wajah serta gelagat sang suami. Zack terlihat tidak bersemangat seperti biasanya. Wajah itu terlihat
Baca selengkapnya

Bab 94 : Bertemu dengan Mertua

Melihat Nabila yang juga menikmati sentuhan darinya. Hal itu membuat Zack tersenyum bahagia. Artinya sang istri muda sudah mau menerimanya."Nabila ... boleh ...?" Zack menatap ke arah sang istri yang sama-sama telah dikuasai oleh gairah yang membumbung tinggi.Nabila mengangguk pelan dengan sorot yang penuh harap.Keduanya pun menghabiskan malam itu dengan berbagi keringat, desah, dan juga erangan penuh kenikmatan.***"Jadi, kamu kali ini bakal lama di sini?" tanya Max memastikan."Rencananya sebulan aku bakal di sini, Max," jawab Zack atas pertanyaan sang sahabat. Saat ini keduanya sedang berada di ruang kerja Zack di kantor cabang perusahaannya di Bekasi, "kamu kelihatan senang, Bro!" sindirnya ketika melihat raut cerah Max di hadapannya.Mendengar itu, Max langsung menyandarkan tubuhnya ke senderan sofa dan mendesah pelan. "Aku bukannya senang dengan kesusahanmu yang sedang bermasalah dengan istri ... tapi aku senang, karena bakal bekerjasama dengan kamu lagi di sini. Karena kura
Baca selengkapnya

Bab 95 : Mertua Pamit

"Kami pamit dulu," ucap Surya ketika kakinya sudah sampai di teras depan rumah Zack dan juga Nabila."Iya, Pa. Makasih sudah mampir ke sini," sahut Zack berbasa-basi. Bukan karena apa, sebab sebenarnya ia kurang nyaman kedua mertuanya datang ke rumah itu di kala sedang ada problem dengan Veronica seperti ini.Contohnya tadi, sempat dirinya mendapatkan ceramah panjang lebar, terutama dari Yasmin, ketika orang tua itu tahu kalau Zack berniat berada di Bekasi sekitar satu bulanan. Ibu mertuanya itu seakan tidak terima kalau Veronica ditinggal cukup lama oleh menantunya itu. Ya, yang jelas orang tua tersebut tidak senang kalau Zack lebih dekat dan lebih sayang dengan Nabila ketimbang putrinya sendiri."Ingat pesan Mama tadi, Zack. Di sana Ve lebih membutuhkan kamu saat ini dibanding istri mudamu." Yasmin melirik sinis ke arah Nabila.Nabila hanya tersenyum tipis mendengar ungkapan itu. Ia kini semakin paham dengan watak orang tua Veronica setelah beberapa kali bertemu."Kalo soal Zayn, ka
Baca selengkapnya

Bab 96 : Pesan dari Metta

Setelah melakukan pergelutan yang cukup panas di siang hari itu, keduanya kelelahan dan akhirnya tertidur. Cukup lama mereka terlelap hingga tanpa sadar waktu pun bergulir hingga sampai menjelang ashar. Sayup-sayup terdengar suara tangisan anak kecil di telinga Nabila. Antara sadar dengan tidak ia mengernyitkan dahi sambil mengerjapkan kelopak mata. Dengan tiba-tiba kepalanya terangkat dan kedua maniknya melebar. "Zayn!" serunya di dada sang suami.Seakan tersadar akan bayi kecilnya, Nabila bangkit dari tempat tidur dan beranjak memunguti pakaiannya yang tercecer di sekitar. Zack juga ikut terbangun karena mendengar seruan juga gerakan Nabila yang tergesa melepaskan pelukannya. "Zayn bangun?" tanya pria itu seraya mengusap wajah, berusaha mengumpulkan kesadaran."Iya, aku ke kamarnya dulu!" seru Nabila yang sudah mengenakan kembali pakaiannya dengan asal. Lantas wanita muda itu melangkah cepat menuju kamar bayi kesayangan.Setelah sampai di dalam kamar tidur Zayn, Nabila segera mera
Baca selengkapnya

Bab 97 : Pillow Talk

"Hah?" Nabila terkesiap. Ia baru teringat tentang foto yang diambil oleh Metta ketika mereka bertiga berkunjung ke rumahnya waktu itu, "Bang Kemal cuma nganter Pipit, Zack.""Kamu nggak ada bilang sama aku? Kamu hanya bilang Metta dan Pipit saja yang datang untuk menginap," protes Zack tidak terima. "Iyaa ... karena memang aku nggak tahu kalau Bang Kemal bakal ikutan. Lagipula Bang Kemal nggak ikut nginep, kok," kilah Nabila sembari membawa mangkuk makanan Zayn yang sudah kosong ke wastafel. Sembari menggendong bocah kecil tersebut ia membasuh tangan dan mulut anaknya yang cemot terkena makanan."Mestinya ketika dia datang, kamu tanya ke aku. Aku ngizinin dia ikut atau nggak." Zack masih tidak terima. Ia merasa dadanya memanas mengingat tatapan mata Kemal jika melihat ke arah Nabila. Ia tahu, kalau pria itu menyukai istri mudanya."Sudahlah, Zack. Nggak perlu kamu masalahkan. Toh, Bang Kemal nggak ngapa-ngapain di sini. Aku nggak berduaan sama dia. Kami bertiga hanya ngobrol biasa aj
Baca selengkapnya

Bab 98 : Bertemu Kembali

"Aku berangkat dulu. Kamu jaga anak kita baik-baik ya, Sayang," ucap Zack kepada sang istri muda. Ia mengecup lekat dahi Nabila dengan penuh rasa cinta. Sebulanan ini ia merasa tentram berada bersama istri kedua dan anak semata wayangnya di Kota Bekasi. Rasanya begitu berat untuk meninggalkan Nabila dan Zayn di sana."Hati-hati di jalan, Zack. Kabari kalau sudah sampai bandara sana ya," ujar Nabila mengingatkan. Entah mengapa kali ini dirinya turut merasa berat ditinggal oleh sang suami, tidak seperti sebelum-sebelumnya."Oke. In syaa Allah," jawab Zack, kemudian pria itu mengecup pula pucuk kepala bayi kecilnya yang berada di gendongan sang istri.Mereka pun saling berpisah. Setitik bulir bening hampir jatuh dari pelupuk mata Nabila. Dengan segera wanita berwajah manis itu menyusutnya.Setelah bayangan sang suami tak lagi tampak, Nabila berbalik membawa bayinya menuju ke arah salah satu mobil taksi. Tiba-tiba saja ada yang memanggil namanya."Nabila!" Sontak Nabila menoleh ke arah s
Baca selengkapnya

Bab 99 : Melakukan Tes DNA

Zack telah sampai di LA. Ia langsung menuju ke rumahnya karena ingin mengambil beberapa barang pribadinya di sana. "Zack! Akhirnya kamu pulang ke rumah juga," ujar Veronica ketika kaki Zack mencapai ke anak tangga pertama menuju lantai atas rumah mereka.Pria itu sedikit terkesiap dan langsung menoleh ke arah belakang di mana Veronica tengah duduk di sofa sendirian. Tadinya Zack pikir Veronica tidak ada di rumah karena saat ini adalah jam kerja. Mestinya wanita itu sedang berada di butiknya. Ternyata pria itu salah. "Hmm," gumam Zack menyahut. Kemudian ia melanjutkan langkahnya hendak menuju ke kamar mereka.Veronica gegas mengejar sang suami. Sebulanan ini ia banyak merenungkan semua kesalahannya. Ia sangat menyesal dengan apa yang pernah dirinya lakukan bersama sang investor.Andrew sempat mendatanginya di butik. Namun, wanita tersebut mengusir pria itu. Veronica tidak mau lagi berhubungan dengan investornya. Bahkan kerjasama bisnis di antara mereka pun Veronica batalkan. Ia sampa
Baca selengkapnya

Bab 100 : Jangan Ungkit Lagi

Veronica tersenyum puas ketika melihat hasil tes di tangannya. "Saya harap hasilnya tidak mengecewakan." Dokter Jessica menatap bergiliran ke arah Veronica dan juga Zack seraya menyunggingkan senyuman penuh arti."Thank you very much, Doctor." Zack pun bangkit dari duduknya dan pamit. Veronica juga ikut berdiri dengan senyum tipis yang tersembunyi di bibirnya. Wanita cantik itu mengulurkan telapak tangan ke arah sang dokter. "Thank you, Doc!" ucapnya.Dokter Jessica pun menyambut uluran tangannya.Zack kemudian berbalik dan pergi dari ruangan itu. Dengan segera Veronica mengejar sang suami. Ketika langkah mereka sudah sejajar, wanita itu bertanya, "Kamu percaya aku sekarang, Zack?" "Hmmm," sahut Zack tanpa menoleh ke arah sang istri. Di dalam hatinya merasa sedikit lega. Akan tetapi, dirinya tidak paham. Mengapa seakan masih ada yang mengganjal di dalam dadanya. Kelegaan itu mengapa tidak sepenuhnya? Namun, ia berusa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status