All Chapters of Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh: Chapter 151 - Chapter 160

331 Chapters

151. Surprise!

Sacha terdiam mendengar pertanyaan sang kakak. Ia sendiri pernah menanyakan hal tersebut pada diri sendiri. Sayang, jawabannya masih abu-abu."Ya sudah, kalau kamu belum mau menjawab," ucap Frederix penuh pengertian."Masalahnya aku juga belum tau jawabannya apa, Kak.""Mmm ... apa yang kamu suka dari Cedric?"Sacha tersenyum mendapat pertanyaan itu. Ia lalu menjawab dengan lancar. "Cedric itu sopan banget, Kak. Perhatian dan jarang menyentuhku secara fisik .... ""Tapi langsung hatimu yang tersentuh," potong Frederix sambil tergelak."Ouch!" Sedetik kemudian, Frederix mengusap lengannya yang dicubit keras oleh Laura.Mereka lalu saling melirik perangkat komunikasi saat ada notifikasi pesan masuk. Frederix membaca melalui smart watch yang melingkari lengannya."Daddy menanyakan keadaan kita," ucap Frederix."Ini keyna juga mengirim pesan kepadaku," balas Sacha."Daddy bilang Louis demam."Sacha menoleh menatap sang kakak. "Lho? Ada apa dengan Lou?""Keyna bilang hanya kurang istirahat
Read more

152. Tiba-Tiba Berubah

Hingga malam hari, pesta ulang tahun Frederix belum berakhir. Bahkan malam ini lebih banyak sosialita yang datang. Sacha dan Louis banyak mengundang teman-teman mereka.Meskipun undangan sangat mendadak, tetap saja para sosialita itu hadir. Mereka tidak akan melewatkan kesempatan berkenalan langsung dengan putra sulung keluarga Dalton. Apalagi, lelaki muda yang tampan itu diketahui belum memiliki pasangan."Apa kamu berniat menjodohkan Frederix dengan salah satu temanmu?" tanya Cedric yang juga hadir sebagai tamu undangan.Cedric adalah lelaki yang cerdas. Ia melihat sendiri bagaimana Sacha mengenalkan banyak wanita pada Frederix. Saat ini, kakak Sacha itu pun sedang mengobrol dengan beberapa wanita."Tidak. Keluarga kami tidak percaya dengan perjodohan," jawab Sacha.“Jadi, apa maksudnya kamu mengenalkan Frederix pada teman-temanmu itu?”“Yaaa … siapa tau ada yang berlanjut. Aku hanya membukakan jalan tetapi tidak memaksakan.”Cedric mengangguk mengerti. Mereka berdua duduk di taman
Read more

153. Resmi Berpacaran

Tanpa merespon pernyataan Cedric, Sacha pergi. Wanita itu memghentak kakinya meninggalkan Cedric yang termangu sendiri. Ia segera menyusul langkah Sacha.Namun terlambat, Sacha sudah berkumpul dengan keluarga Dalton. Cedric masih sungkan berada di sana. Ia memilih duduk bersama tamu-tamu lain."Naah ini baru musik yang lebih manusiawi untuk telinga Daddy," ucap William saat alunan musik lembut terdengar.Keluarga Dalton terkekeh bersama. Sejak tadi, pemain band memang memainkan musik pop kekinian. William mengulurkan tangannya ke arah Keyna."Kita berdansa, Baby?" ajak William.Keyna menyambut tangan tersebut dengan senyum dan anggukan kepala. Keduanya melangkah ke tengah arena dan merapatkan tubuh masing-masing. Kemudian, bergerak pelan mengikuti irama lagu."Frederix terlihat bahagia sekali," ucap Keyna."Syukurlah. Terus terang saja aku tidak pernah memberikan kejutan ulang tahun seperti ini untuknya," balas William."Lalu, saat anak-anakmu ulang tahun, kamu memberikan apa?""Biasa
Read more

154. Akhir Pesta

Semua orang bertepuk tangan. Hanya William saja yang mematung dengan satu tangan melingkari pinggang Keyna. Matanya menatap tajam pada pasangan yang baru saja mengumumkan kebahagiaan mereka.“Ada apa, sayang?” tanya Keyna.“Pasti ada sesuatu di balik pengumuman ini.”“Jangan berprasangka buruk dulu.”“Tidak. Aku yakin baik Sacha maupun Hanson tidak akan melakukan sesuatu yang tidak baik. Hanya saja hubungan mereka ini agak aneh.”“Mereka kan bilang hanya saling ingin mengenal lebih dekat, sayang.”William tidak menjawab lagi. Walaupun sejak awal, ia memang menginginkan Hanson berjodoh dengan putrinya namun ia sadar hubungan mereka akhir-akhir ini tidaklah baik. Jadi, bagaimana mungkin keduanya tiba-tiba mengumumkan kalau mereka berpacaran?“Aku ambil minuman dulu ya, Will. Aku haus,” ucap Keyna.“Sebentar, Baby. Tunggu di sini. Aku saja yang ambilkan.” William mencium pipi Keyna sebelum pergi.Seorang pelayan mengikuti William dengan membawa baki. Bilioner itu meletakkan berbagai minu
Read more

155. Istimewa

Keputusan bulat telah diambil. Hanson akan melakukan tindakan operasi untuk memperbaiki kinerja jantung Louis. Semua dilakukan lebih cepat karena Louis masih muda sehingga masa penyembuhan akan lebih cepat. Lagipula, menurut Hanson, mau tak mau, nantinya Louis memang harus dioperasi.Keluarga Dalton menunggu di depan ruang operasi. Kali ini Keyna tidak ikut menemani Louis. Meskipun pemuda itu langsung memberengut saat tau ibu sambungnya tidak diperbolehkan masuk.“Jadi sekarang nyawaku tergantung padamu?” Louis mencebik kesal pada Hanson.“Tidak. Nyawamu milik Tuhan. Aku hanya membantu merawat organ tubuhmu,” jawab Hanson singkat.“Berapa lama operasinya?”“Kalau lancar dua jam.”“Kalau tidak?”“Yaa … tidak tentu. Tergantung masalahnya, kenapa tidak berjalan lancar.”“Kau benar-benar dokter kacau!” desis Louis.Hanson tersenyum. Sudah berbaring di ranjang operasi saja, Louis masih bisa protes padanya. Entahlah bagaimana nasibnya jika ia jadi menikah dengan Sacha. Mungkin keluarga Dalt
Read more

156. Lelaki Baik-Baik

Sacha balas menatap Cedric. Ia tidak percaya pada apa yang didengarnya. Mengapa tiba-tiba Cedric berkata bahwa ia adalah seseorang yang istimewa?“Orang yang termasuk istimewa itu adalah kekasih, tunangan, suami atau istri. Kalau kita kan hanya teman biasa. Jadi, tidak ada yang istimewa,” sanggah Sacha.Cedric mengulum senyum. Ia paham maksud Sacha. Tetapi, sebelum memperbaiki diri, ia tidak akan mengutarakan perasaannya.“Buatku seorang teman juga istimewa. Apalagi, kamu adalah satu-satunya teman wanitaku.”“Masa, sih?”“Iya, aku tidak memiliki teman wanita sebelum ini.”Saat mereka masih berbincang, tiba-tiba Frederix muncul. “Kenapa kalian berduaan? Di mana Hanson?”“Oh, tadi Hanson ada panggilan darurat.”“Pantas saja teleponnya tidak aktif. Louis sudah bangun. Ia mengeluh nyeri di bagian dada. Keyna sudah berangkat kuliah,” jelas Frederix.“Mari, kubantu periksa.” Cedric segera berdiri. “Apa kalian sudah memberitahu suster jaga?”“Sudah. Menurut suster itu karena obat biusnya sud
Read more

157. Sibuk

Sacha memberengutkan wajah. Hanson kembali membatalkan janji. Padahal, ia sudah merias diri dan bersiap akan pergi.Sudah tiga bulan, hubungan Sacha dan Hanson berlanjut. Wanita itu merasa ia yang paling banyak mengalah pada kesibukan Hanson. Seperti kali ini.Wanita cantik itu keluar dari kamarnya. Keadaan mansion sangat sepi. Frederix dan Louis sejak sebulan yang lalu sudah pergi ke luar negeri untuk bekerja di perusahaan Frederix. Keyna dan William juga sudah pamit akan berkencan.Di taman belakang, Sacha duduk di kursi santai. Ia memainkan telepon genggamnya. Melihat-lihat kesibukan para pesohor di dunia maya.Lalu, tiba-tiba teleponnya berbunyi. Sacha menegakkan tubuhnya saat melihat siapa yang meneleponnya.“Cedric,” sapa Sacha.“Hai, Cha.”"Iya, ada apa?"“Mmm … begini, Hanson bilang kamu butuh teman untuk melihat brand kosmetikmu di mall. Tetapi, ternyata Hanson ada jadwal operasi mendadak.”“Iya, begitulah.”“Mau aku temani?“Aku tidak enak dengan Hanson.”“Hanson sendiri tad
Read more

158. Tidak Merestui

Sacha termenung mendengar penuturan Cedric. Lelaki itu mengatakan ingin memiliki kekasih yang bisa ia ajak serius untuk ke jenjang pernikahan. Ia tidak ingin gagal lagi dalam menjalin hubungan dengan wanita. Itu sebabnya sekarang ia sangat berhati-hati.“Apa menurutmu aku berlebihan?”“Tidak. Semua mungkin saja terjadi. Contohnya Keyna dan Daddyku.”“Ya, itu betul sekali.”Mereka lalu makan dalam diam. Sacha memperhatikan menu makanan Cedric. Ia belum pernah mencoba Gratin Dauphinois. Makanan olahan daging dan kentang serta asparagus dicampur krim susu dan keju.“Kenapa, Cha? Mau coba makanan ini?” tawar Cedric.“Boleh?”“Tentu saja. Ini, silahkan.” Cedric memajukan piringnya ke depan Sacha.Cedric tersenyum saat Sacha tampak menyukai makanannya. “Buat kamu saja. Aku makan makananmu, ya.”Mereka bertukar makanan. Hal yang tidak pernah Sac
Read more

159. Apa Adanya

Sacha tidak setuju pada pernyataan Keyna. “Harusnya dengan Cedric, memang tidak perlu cemburu. Mereka kan teman dekat.”“Memangnya kamu pikir teman dekat tidak ada yang saling rebutan wanita?”“Tetapi, Hanson dan Cedric tidak seperti itu.”“Iya, semoga saja kamu benar.”Putri William itu lalu pamit untuk membilas diri. Keyna menunggu sambil membalik-balik majalah yang dibeli Sacha untuk William. Ia tampak tertarik dengan beberapa foto dan destinasi wisata pada majalah tersebut.Sacha keluar dengan baju piyama pendek. Ia mengambil salep pemberian Cedric. Perlahan, mengoleskan salep tersebut pada kedua lututnya.“Kenapa itu?”“Jatuh.”“Jatuh bagaimana? Di mana?”“Tersandung di jogging track apartemen.”“Tidak ada luka lain? Hanya di lutut saja?”“Iya. Sudah membaik kok. By the way, Daddy masih men
Read more

160. Kasihan Louis

Keyna sedang belajar di perpustakaan saat telepon genggamnya berdering. Ia mengabaikan panggilan tersebut. Fokusnya tetap pada bahan-bahan materi di meja belajar.Sesaat kemudian, William masuk. Keyna mengangkat kepalanya dan tersenyum. William menghampiri dan memberikan ciuman bertubi-tubi di wajah sang istri."Sudah dua jam kamu belajar," tukas William."Tapi, tinggal satu lembar materi lagi yang belum aku baca," balas Keyna memperlihatkan lembar yang masih ia pelajari.William mengembuskan napas panjang. " Ya, sudah. Aku bantu bacakan materinya."Keyna tersenyum senang. Ia selalu senang belajar bersama William. Terutama saat suaminya itu ikut berdiskusi.Namun, seringkali William senang menggoda Keyna yang sedang serius belajar. Hingga akhirnya wanita itu membuat peraturan bahwa ia tidak ingin ditemani selama ia di ruang perpustakaan."Sudah," ucap William setelah selesai membacakan materi terakhir istrinya.
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
34
DMCA.com Protection Status