All Chapters of Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh: Chapter 111 - Chapter 120

331 Chapters

111. Melamarmu

Keyna mendekati ranjang sang suami. Mengusap lengannya dan tersenyum. Air mata harunya terus mengalir di pipi. Segera saja ia menghapusnya. Melalui tanda-tanda vital, William kini sudah stabil dan berhasil melewati masa kritis.“Kita kabarkan pada putra-putrinya. William sudah berhasil melewati masa kritis. Kita tinggal menunggunya siuman,” ajak Hanson.Rasanya Keyna enggan meninggalkan William. Ia harus berada di samping suaminya. Ingin jika mata William terbuka, lelaki itu pertama kali melihat sosok dirinya.Namun, Hanson kembali menyeret Keyna keluar. Beberapa suster masuk dan melakukan prosedure untuk memindahkan William ke ruang perawatan. Hanson dan Keyna keluar dari ruang operasi.Saat di luar, ketiga putra dan putri William beserta Jaslan sengera berdiri. Keyna berhamburan ke pelukan Sacha. Hanson mengabarkan kondisi William dan meminta semuanya menunggu bilioner itu terjaga.“Syukurlah.”“Terima kasih, Ya, Tuhan.”Semuanya menyambut kabar suka cita tersebut. Hanson mengatakan
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

112. Obat Cinta

"Pergi kalian dari hadapanku. Kalian mengganggu kebersamaanku dengan Keyna," maki William pada Jaslan dan Edith.Pasangan suami istri itu langsung datang begitu ada kabar William telah siuman. Edith membawa karangan bunga besar yang indah. Dan mengatakan ia memutuskan membeli bunga tersebut karena promo diskon setengah harga."Kami masih mau menemanimu, Will. Memastikan bahwa kau bisa melewati hari ini. Dari pada kami pergi, lalu kau kambuh lagi," balas Jaslan santai."Sial kau! Kau menyumpahiku kambuh lagi?" William kembali memaki."Jika sahabatmu ini sudah lancar mengumpat orang, artinya ia sudah sembuh," cetus Edith.William mendengus. " Kalian sangat serasi sekarang. Sama-sama tidak waras.""Ya Tuhan, Will. Bisakah kau sejenak saja bermulut manis kepada kami? Asal kau tau kami kembali memangkas liburan demi mengunjungimu," ungkap Jaslan.William mengembuskan napas panjang. Ia mencoba menegakkan posisi duduk. Jaslan segera membantu sang sahabat."Baiklah. Terima kasih atas kunjunga
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

113. Merancang Pesta

"Motifku?" Hanson berpikir sejenak. "Terus terang saja aku memang ingin mengakrabkan diri dengan Sacha. Maksudku, bukan saja dengan Sacha, juga dengan Frederix dan Louis.""Sebagai keponakan?""Ya, seperti itu.""Paman dan keponakan tidak berkencan, Hanson," sahut William."Ya, kencan memang istilah yang kurang tepat ... bagaimanapun aku memiliki status sebagai paman Sacha.""Tanpa pertalian darah, status itu bisa berubah."Hanson salah tingkah. Lelaki itu mengembuskan napas panjangnya. Bingung mau berkata apa lagi."Sejujurnya, aku memang ingin mendekatkan kalian," ucap William.Hanson mengerutkan kening tak mengerti. "Mendekatkan bagaimana?""Yaah ... siapa tau kalian berjodoh.""A-apa? Kami berjodoh?" Hanson semakin bingung."Siapa tau. Semua terserah pada kalian berdua. Aku tidak memaksa.""Aku masih tidak mengerti.""Jangan pura-pura bodoh. Apa otak cerdasmu hanya kau gunakan untuk memegang pisau bedah?"Hanson kini duduk di samping ranjang William dan berkata pelan," Kak Will ma
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

114. Salah Tingkah

Baru hari pertama William di mansion, ia sudah banyak menerima ucapan prihatin dari para kolega. Eddie, asisten pribadi CEO datang menjenguk dengan membawa kartu-kartu tersebut lengkap dengan bingkisan untuk sang CEO.“Terima kasih, Ed.”“Sama-sama, Tuan.”Keduanya lalu membicarakan pekerjaan. Keyna keluar dari kamar agar William dan Eddie bebas berbincang. Ia hanya berpesan pada asisten sang suami agar tidak terlalu membebani pikiran William.“Tenang saja, Nyonya. Perusahaan dalam keadaan stabil. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” ungkap Eddie.“Baiklah. Aku keluar dulu.” Keyna mengecup dahi William dan keluar dari kamar.Keyna bertemu Louis di taman. Pemuda itu sedang berjemur setelah berenang. Keyna duduk di samping kursi Louis dan menatap pembangunan aviary.“Hai, Key,” sapa Louis.“Hai, Lou. Sudah selesai berenang?”“Masih mau lanjut tapi kok malas.”“Tumben.”“Sedang banyak pikiran.”“Tumben lagi.”Louis tergelak. Di antara ketiga putra dan putri William, Louis memang terkenal
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

115. Permintaan William

"Daddyyy," sapa Sacha dengan manja.Wanita cantik itu tersenyum sekilas dan melewati Hanson. Ia duduk di sisi ranjang sang Daddy. Harum parfum Sacha, tertinggal di hidung Hanson."Hai, Cha. Apa kalian sudah selesai?""Selesai apa?""Menyelesaikan apa yang kalian mulai."Sacha memberengutkan wajah. "Aku nggak ngerti Daddy ngomong apa. Daddy tau aku kurang pintar.""Astagaa ... kenapa jadi ke situ pembicaraannya. Dan siapa bilang pemilik brand kosmetik terkenal di beberapa negara ini tidak cerdas." William menaikkan satu alisnya ke atas."Cha yang bilang. Cha kan tidak secerdas Keyna yang seorang dokter."Keyna menggeleng samar. Terkadang Sacha memang mengeluh kenapa ia tidak cerdas. Ia lalu melirik Hanson yang sedang merapikan perlengkapan kesehatannya."Bagaimana suamiku?" tanya Keyna pelan saat William dan Sacha masih berbincang."Bagus. Kamu merawat lukanya dengan baik. Dalam waktu satu minggu, aku yakin ia sudah dapat beraktifitas normal." Hanson berucap sambil melirik Sacha yang s
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

116. Bersikap Baik

Makan malam hari ini terasa lengkap bagi William. Ia menatap satu persatu keluarganya. Istri, anak-anak bahkan adik angkatnya berkumpul.William pun tampil elegan dengan kemeja lengan panjang. Otot-otot lengan dan dada yang terlatih sejak muda masih menonjol di balik kemeja tersebut. Wajahnya bersih setelah Keyna membantunya bercukur.Sementara Keyna sendiri berdandan cantik dengan dress selutut tangan lengan berwarna senada dengan kemeja William. Wajahnya hanya berpoles make up natural. Namun, bibirnya lebi merah dari biasanya.Dengan telaten, Keyna menyiapkan makanan dan minuman sang suami. Menu sehat hasil racikan dokter gizi akan menjadi santapan William mulai detik ini. Keyna melarangnya makan sembarangan. Bilioner itu pun mengangguk menuruti saran sang istri."Jadi bagaimana pengalamanmu di negara konflik itu? Apakah memang benar-benar menyeramkan?" tanya William pada Hanson."Apa namanya jika kamu tinggal di bawah ledakan bom dan suara-suara tembakan?""Itu sangat mengerikan,"
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

117. Cinta dan Gairah

"Buka saja piyamamu, Baby," pinta William."Kamu yakin? Aku tidak mau kamu tersulut gairah yang akhirnya berujung stress.""Tapi aku perlu memeluk tubuh polosmu.""Baiklah. Tutup matamu!" titah Keyna."Hah? Kenapa aku harus menutup mata melihat tubuh istriku sendiri? Tidak, aku tidak mau," protes William."Kamu bilang hanya perlu memeluk tubuh polosku kan? Bukan melihatnya?"Sial. William mengaku salah bicara. Namun, ia tidak ingin berdebat dengan Keyna hingga akhirnya memejamkan mata.Keyna tersenyum penuh kemenangan. Perlahan ia membuka ikatan kimononya. Membebaskan tubuhnya dari balutan kain sutra itu."Jangan mengintip. Aku pakai lagi kimonoku kalau kamu curi-curi pandang," ancam Keyna.William mendengus kesal. Tanpa melihat langsung, otaknya sudah traveling ke bayangan tubuh sang istri. Hasrat lelakinya tentu saja langsung meninggi.Setelah melempar kimononya, Keyna masuk ke bawah selimut. Memeluk suaminya dari samping. William balas memeluk dan mencium kepala Keyna. Tangannya mu
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

118. Sukses

Cedric menatap wanita cantik di depannya. Agak shock mendengar pernyataan yang barusan meluncur dari bibir sensual itu. Sejenak Cedric terdiam.Sementara Sacha serasa ingin mengutuk dirinya sendiri. Menjadi batu, debu atau sekalian menghilang. Ia sudah merasakan darah mengaliri wajahnya hingga kini memerah."Yakin mau mengenalku lebih dekat?" canda Cedric. "Tidak ada yang menarik dari diriku."Ia tau Sacha sedang malu dengan pernyataannya sendiri hingga berusaha santai. Guyonannya berhasil membuat wanita cantik itu tersenyum. Gadis itu memainkan minuman di tangannya."Justru karena tidak ada yang menarik, aku jadi penasaran," tukas Sacha."Akh ... sekedar penasaran.""Awalnya mungkin begitu, tetapi ke depannya tidak ada yang tau.""Itu benar. Hanya saja aku tidak ingin kamu menyia-nyiakan waktumu.""Atau aku yang menyia-nyiakan waktumu?""Tidak. Jangan begitu. Aku hanya ... tidak begitu pintar kepada wanita. Aku takut mengecewakanmu.""Aku juga tidak begitu pintar kepada lelaki."Ced
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

119. Dendam

Persiapan pesta William dan Keyna membuat Sacha sangat sibuk. Paling tidak, itu yang ada di pikiran keluarga Dalton. Jarang sekali, Sacha berkumpul di mansion ataupun jika bisa, ia selalu terburu-buru pergi.Tidak ada satu pun yang tau, bahwa selain mengurusi pesta, Sacha juga memiliki kepentingan lain. Setiap harinya selalu ada sisipan waktu untuk bertemu dengan Cedric. Walau hanya sebentar.Meskipun intens bertemu, baik Cedric maupun Sacha masih merahasiakan identitas pribadi mereka. Cedric tidak pernah menceritakan bahwa ia adalah seorang duda. Sacha juga tidak pernah mengatakan bahwa ia adalah anak seorang bilioner terkemuka."Ini pesta siapa sih, Cha?" tanya Cedric saat mereka bertemu di kafe sebelum jam praktek Cedric dimulai."Nanti kamu juga akan tau," balas Sacha yang sedang memeriksa dekorasi pesta pada tabletnya."Pasti orang terkenal, ya?""Hehe iya.""Pantas sangat dirahasiakan begitu.""Persiapannya memang dirahasiakan, tetapi penyelenggaraannya tidak. Seluruh dunia akan
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

120. Rencana Liburan

William sangat bosan. Ia merasa sudah sangat membaik. Keyna benar-benar mengurungnya di mansion dengan aktifitas terbatas. Walau begitu, ia tidak pernah mengeluh di depan istrinya.“Kakak sudah boleh beraktifitas seperti biasa, kok. Semuanya sudah bagus. Detak jantung sudah normal,” tutur Hanson saat William berkonsultasi.“Katakan itu pada istriku,” balas William sambil melirik Keyna yang duduk di sebelahnya.“Aku hanya tidak ingin kamu terlena dengan aktifitas rutinmu yang berat, Will. Apalagi kita punya acara besar minggu depan,” kilah Keyna.Bilioner itu mengembuskan napas panjangnya. “Tetapi, aku bosan, Baby.”“Bagaimana kalau kalian berlibur saja?” saran Hanson.“Boleh?” tanya William bersemangat.“Tentu saja. Itu akan membuatmu rileks.”Akhirnya William dan Keyna keluar dari ruang pemeriksaan dengan wajah lebih ceria. Lelaki itu mengatakan sudah memiliki rencana di kepalanya. Tentu saja Keyna hanya bisa terkekeh melihat semangat sang suami. Hanson mengantar pasangan suami-istri
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
34
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status