Hari itu adalah hari kepindahan Nisa ke ruko, yang sekaligus merangkap sebagai usaha rumah makannya."Apa nggak terasa sempit, Nis?" tanya Indra melihat sekeliling ruangan atas, yang akan ditempati Nisa bersama putranya. "Iya, Nis! Kasihan nanti Ahmad, gak ada ruang bermainnya, lho!" timpal Dinda. Pasalnya, selain ada sebuah kamar dan satu ruang kosong, yang digunakan Nisa untuk kamar Ahmad nantinya, ruangan lainnya telah diisi dengan stok bahan masakan rumah makannya."Gak apa-apa kok, ini aja aku udah bersyukur banget, Din! Kalau untuk Ahmad bermain, ruang yang satu lagi 'kan, nantinya aku buat kamar Ahmad! Dia bisa kok bermain di kamarnya, gak harus keluar juga 'kan!" jawab Nisa santai. Nisa mengerti dengan kepedulian sahabatnya itu."Apa, aku belikan tempat yang baru aja, ya Nis! Tempat yang jauh lebih besar, dari ini!" usul Indra berharap Nisa menerima pertolongannya. pasalnya, sampai detik ini, selain perhiasan yang waktu itu ia b
Baca selengkapnya