All Chapters of Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh: Chapter 41 - Chapter 50

131 Chapters

Bab 41. Pertemuan Tidak Sengaja

Hari pertama menginjakkan kaki di Balikpapan tidak membuat Zahera bermalas-malasan. Tidak ada acara jetlag untuk ibu anak satu tersebut. Melihat tidak ada bahan masakan di dapur membuat Zahera gatal ingin berbelanja. "Pa, ada supermarket yang lengkap gak di dekat sini? Pengen belanja," rengek Zahera kemudian."Ada, nanti belanja ke mall aja sekalian. Tapi biarin Abi istirahat sebentar ya, Ma. Kasihan anak itu pasti masih jetlag. Nanti jam 4 aja kita belanja sekalian bawa Abi main sebentar di mall." "Terus makan malamnya gimana? Aku pengen masak aja tadi niatnya.""Kita makan di mall aja ya malam ini? Mulai besok aja kalau mau masak. Hari ini jangan capek-capek dulu, sayang badannya. Okay?" "Hm. Baiklah." Zahera mengalah untuk menunggu waktu yang dijanjikan suaminya untuk pergi ke mall untuk berbelanja, bermain dengan Abimanyu, juga makan malam bersama.Sanjaya yang menempel terus pada Zahera, membuat istrinya itu tidak bisa bebas melakukan sesuatu. Bahkan sekedar memberi kabar kep
last updateLast Updated : 2023-09-02
Read more

Bab 42. Belanja & Makan Malam Bersama

"Belanjaanmu segitu aja, Len. Gak belanja perlengkapan dapur lainnya?" tanya Zahera setelah mereka berdua cukup lama mengelilingi mall untuk belanja bersama. Membandingkan belanjaan mereka yang jauh berbeda. Troli belanjaan Zahera penuh sampai menggunung, sedangkan Alena tidak ada setengahnya. "Nggak, Mbak. Cuma ini aja yang lagi aku butuhin. Isi dapur udah ada kok walaupun gak banyak ('itupun adikmu yang belikan, Mbak,' — batinnya). Kan tau sendiri aku juga jarang masak," kekeh Alena dengan jujur. "Sampai sekarang masih belum bisa masak kamu, Len?" canda Zahera mengejek Alena. "Bisa, Mbak. Dikit-dikit," sangkalnya."Masak apa? Masak air?""Iya. Masak mie, telor dan nasi goreng juga bisa," kekeh Alena lagi. "Kalah ah kamu sama Vino. Adik mbak yang gak ada akhlak itu masakannya malah enak," cicit Zahera tanpa sadar. "Eh, sorry. Gak ada maksud bahas dia di depan kamu," sesal Zahera yang tahu masa lalu Alena dengan Vino yang tidak berakhir dengan baik. "Santai aja, Mbak," sahut A
last updateLast Updated : 2023-09-02
Read more

Bab 43. Pertanyaan Alena

Alena tidak menyangka akan menemukan Alvino masih berada di dalam rumahnya. Terlebih saat dia tiba, posisi rumahnya terkunci. Sehingga Alena tidak mempunyai ekspektasi jika Alvino ternyata menunggunya pulang. Alena begitu syok sampai tidak bisa mengeluarkan suaranya untuk menjawab pertanyaan Alvino tentang dari mana dirinya setelah pulang kerja yang tidak langsung ke rumah. Tapi sepertinya Alvino juga sudah tahu jawabannya sendiri setelah sempat melirik ke dua kresek putih besar berlabel sebuah mall tersebut. "Aku sudah masak buat kamu," lirih Alvino. "Ah, tapi pasti kamu udah makan di mall yang makanannya jauh lebih enak," sambungnya lagi. Suara helaan napas kasar terdengar di telinga Alena. Entah mengapa perasaan tidak enak menyelimutinya, padahal dia tidak salah apa-apa karena masih menjadi haknya untuk bebas kemana saja dan pulang jam berapa saja. Justru Alvino yang saat ini begitu lancang menginap sesuka hatinya di kediaman Alena. "Sudah, masuk dan istirahatlah. Anggap saja
last updateLast Updated : 2023-09-03
Read more

Bab 44. Meminta Bantuan Alvino

"Alena kalem ya, Pa? Lucu deh dia, kalau ada papa lebih banyak diam dan anteng gitu. Padahal pas kami lagi belanja bareng tadi, dia lumayan ramai lho orangnya. Ramah dan seru gitu diajak ngobrol. Aku suka ngobrol sama dia. Cuma kok pas makan bareng ada papa malah berubah jadi kalem anteng gitu." Zahera sengaja berkata demikian di depan Sanjaya untuk menikmati ekspresi suaminya yang menurutnya lucu. Terlihat sekali Sanjaya salah tingkah setiap Zahera membahas Alena di depannya. "Kok papa diem aja. Gimana kalau menurut papa?" "Ah, apa?" Sanjaya gugup."Gimana Alena kalau menurut papa?" ulang Zahera nampak kesal."Oh, iya gitu. Dia memang ramah kok. Papa gak begitu tahu karena cuma ketemu waktu sama-sama lagi ngawasi instalasi CCTV di tempat kerjanya minggu lalu.""Oh gitu. Padahal kayaknya dia tahu banget lho soal papa.""Hahh? Memangnya dia tahu apa soal papa?" Zahera mengulum senyumnya melihat sang suami semakin panik sampai tidak berani menatap ke wajahnya. Meski sedikit membuat
last updateLast Updated : 2023-09-03
Read more

Bab 45. Penyelidikan Alvino

Alvino baru saja menerima panggilan dari Zahera. Seperti biasa, kakaknya itu belakangan ini menghubunginya hanya untuk meminta bantuan untuk masalahnya dengan sang suami. Sebenarnya Alvino sudah lelah sekali memikirkan masalah rumah tangga kakaknya. Alvino sudah tahu sejak awal jika Sanjaya sering menikah cerai secara siri dengan wanita muda selama berjauhan dengan kakaknya. Meski begitu, Alvino juga tahu seberapa besar perhatian dan sayangnya Sanjaya pada Zahera dan Abimanyu. Baginya yang tidak bisa membaca isi hati seseorang, membuatnya menjadi pusing sendiri. Dua sifat yang berkebalikan disandang oleh satu pria sekaligus. Sesaat pria itu seperti pria sejati yang sangat mencintai anak dan istrinya. Tapi di lain kesempatan, dia justru dengan mudahnya berpaling dan menikah lagi di belakang istri resminya. "Coba ada teknologi untuk baca pikiran dan perasaan orang lain. Mungkin aku bisa mempelajarinya supaya potongan puzzle ini cepat tersusun." Alvino memang merasa belum cukup dewas
last updateLast Updated : 2023-09-03
Read more

Bab 46. Bertemu Pengacara Zio

Alvino tidak jadi menghampiri Sanjaya dan Alena. Apalagi setelah itu melihat Alena benar-benar meninggalkan Sanjaya sendirian. 'Kenapa Alena bersikap seperti itu? Bukankah seharusnya dia tetap mendekati Mas Jaya sesuai rencananya dengan Kak Zahera? Kenapa dia justru seperti tidak sedang berakting? Apa Alena mulai ada rasa dengan Mas Jaya?' Rasanya tidak rela jika dugaannya benar. Setelah yakin Sanjaya pulang ke rumahnya, Alvino memilih untuk pulang juga ke kontrakan Alena. Dia tidak sempat memasak untuk makan malam. Mungkin dia akan mengajak Alena makan di luar jika gadis itu tidak menolak. Sesampainya di rumah, ternyata Alena sudah berkutat di dapur. Alena sedang memasak nasi goreng dengan dapur yang berantakan. Terlihat sekali jika perempuan itu jarang menggunakan dapurnya. Dan Alvino menatapnya dengan senyum asimetris. "Mau dibantu gak?" tawar Alvino. Alena yang malu ketahuan sedang memasak untuk makan malam mereka akhirnya memilih untuk mengangkat bahu. Terserah Alvino akan m
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more

Bab 47. Mencari Apartemen

Sanjaya terlihat sangat marah saat Zahera meminta kartu nama pada Zio. Apalagi jawaban Zio seakan sedang menyindir dirinya. "Tentu, Za. Aku yakin suatu hari kamu pasti butuh bantuanku untuk mengurus suatu kasus hukum," ujarnya sebelum meninggalkan kartu namanya di meja keluarga kecil Sanjaya."Mama kenapa minta kartu nama dia sih? Keluarga kita kan sudah punya pengacara langganan. Pengacara yang biasa dipakai buat keperluan keluarga juga perusahaan papa. Pengacara kita juga papa rasa jauh lebih baik dari teman mama itu," cecar Sanjaya memperlihatkan rasa tidak sukanya.Zahera hanya tersenyum saja. Seakan tidak melakukan apapun yang salah. Juga terlihat santai saat menjawab keresahan suaminya."Gak apa-apa lah, Pa. Buat nambah relasi. Toh aku juga gak akan hubungi dia kalau aku gak benar-benar butuh bantuannya. Papa jangan khawatir. Mama cuma lagi jaga-jaga aja barangkali benar, mama butuh jasanya di lain waktu." Sanjaya membuang muka. Ingin melanjutkan perdebatan tapi tidak mau samp
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more

Bab 48. Membeli Apartemen

"Aku disuruh Mbak Zahera buat minta apartemen sama Mas Jaya," cicit Alena pada Alvino saat mereka tengah makan malam bersama. Alena sudah bisa menerima keberadaan Alvino di rumahnya, meski terkadang dia masih juga merasa risih dengan tetangganya yang menganggap mereka sebagai sepasang pengantin baru. "Iya, aku tau kok. Kak Zahera malah nyuruh aku buat cariin rekomendasi apartemennya." "Oh ya? Terus kamu cariin?""Iya lah. Emang kakakku yang penuh intimidasi itu bisa dilawan?" Alena terkekeh mendengarnya. Tapi kemudian dia juga termenung seakan sedang memikirkan sesuatu yang berat. "Beban ya ngikutin kemauan kakakku?" Alena menggeleng. "Aku berusaha buat gak anggap itu sebagai beban. Cuma kadang aku agak takut juga sih," jujur Alena. "Walaupun aku sebenarnya gak suka sama permainan kalian, tapi udah aku ingetin berkali-kali kalian juga sama-sama bebal kan?" sindirnya. "Jadi sekarang aku pilih buat di sini jagain kalian. Jadi tolong kalau kamu butuh apapun di misi kalian, repotin
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more

Bab 49. Mimpi Buruk Abimanyu

Alvino : [Kak, apartemennya sudah dibeli sama Mas Jaya hari ini juga]Alena : [Berhasil, Mbak](Alena juga mengirimkan sebuah foto berupa kunci atau kartu akses sebuah apartemen yang baru dibelikan Sanjaya untuknya)Zahera tersenyum miring mendapatkan kabar dari Alena dan Alvino jika suaminya baru saja membelikan apartemen pilihannya untuk Alena. Bahkan tanpa perlu terlalu banyak drama dan rayuan berhari-hari. Sekali Alena bilang, kunci apartemen tersebut sudah berada di tangan Alena. "Apa uang simpanan Mas Jaya sebanyak itu?" gumamnya. Sebenarnya Zahera tidak menyangka jika suaminya mampu membeli apartemen itu dengan tanpa pertimbangan seperti saat itu. Dia pikir, mungkin Sanjaya akan menggunakan uang perusahaan juga jika mau menuruti permintaan Alena. Tapi ternyata perkiraannya salah. Zahera jadi penasaran sebanyak apa uang suaminya yang tidak diketahui oleh istrinya sendiri itu. Karena selama ini, Zahera memang tidak terlalu peduli sebanyak apa yang dihasilkan suaminya dari us
last updateLast Updated : 2023-09-05
Read more

Bab 50. Di Rumah Sakit

Zahera segera memesan taksi online dari ponselnya menuju rumah sakit yang disebutkan seseorang di teleponnya tadi, juga dari adik lelakinya. Tanpa pikir panjang, Zahera juga hanya mengambil tas di kamarnya dan memasukkan ponsel digenggamannya. Tanpa berganti baju terlebih dahulu."Bi, Abi. Ayo ikut mama ketemu sama papa, Sayang." "Papa kenapa, Ma? Papa kecelakaan ya, Ma?" Zahera menelan ludahnya susah payah. Dia baru sadar jika tadi anaknya bercerita mimpi buruk tentang ayahnya hingga menangis di depannya. 'Apa yang Abi maksud mimpi buruk tadi, mimpi melihat papanya kecelakaan?' batinnya. Zahera mengangguk dan bertanya hati-hati pada anaknya tersebut. "Abi lihat papa kecelakaan di mimpi Abi?" "Iya, Ma. Mobil papa nabrak mobil om-om ganteng." Zahera sampai mengerutkan dahinya saat mendengar anaknya bercerita siapa yang ditabrak oleh papanya. "Tapi papa bilang papa gak apa-apa kok, Ma. Jadi mama jangan khawatir ya?" Zahera kembali mengangguk meski hatinya merasa berantakan mel
last updateLast Updated : 2023-09-05
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status