All Chapters of JANDA MENAWAN DIKEJAR CINTA BRONDONG SULTAN: Chapter 81 - Chapter 90

137 Chapters

81. Saengil Chughahaeyo

Park Yoo-jon tersenyum, pun dengan Kim Taejun. Keduanya menebak jika Eun-Ji tengah takjub dengan kecantikan nona muda Kim. “Ya. Itu dia nona muda Kim Yoora. Calon masa depanmu, Tuan Muda.” Eka mengangkat pandangan ke arah sang pengacara, lalu berganti kepada sang asisten di sebelahnya. “Taejun, kapan aku ada jadwal kosong?” “Memangnya kenapa?” tanya Taejun santai, bahkan lupa berbicara formal. “Ck!” Eunji berdecak. “Geunyang malhae!” (Katakan saja!) “Eunji-ssi, kau baru tiba di Seoul setelah liburan panjangmu di Indonesia. Schedule-mu sebulan ke depan sudah sangat padat.” “Reschedule saja semuanya. Aku harus kembali ke Indonesia.” “Untuk apa?” tanya Taejun dengan mengangkat sebelah alisnya. “Untuk ....” Park Yoo-jon terkekeh. “Apa kau mau menemui nona Yoora, Tuan Muda?” tanya sang pengacara. “Sabarlah sebentar, biarkan dia fokus dengan belajarnya sebelum lulus,” lanjutnya dengan sedikit menggoda. “B-bukan begitu, Pak. Kami ... kami pernah bertemu dalam sebuah insiden.” “Ji
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

82. Sangeil Chughahae Jagiya

Eka mengernyit ketika melihat ekspresi terkejut sang bunda di layar ponselnya. Pun menyadari kehadiran sang asisten di belakangnya lewat pantulan kamera. Taejun tersenyum penuh arti saat sadar ada yang mengakuinya sebagai Lee Dong-min atau lebih dikenal dengan Cha Eun-woo. Iya, mereka memang mirip, sebelas tujuh belas, itu menurut Eka. “Sejak kapan kau datang?” tanya Eun-Ji. “Lima menit yang lalu, Tuan,” jawab Taejun sopan. Eka kembali menghadap layar ponselnya. “Ka, itu siapa?” “Asistenku, Bun.” “A-asistenmu Lee Dong-min?” Bu Zahro masih terlihat shock. Eka menggeleng pelan dengan senyum tipis. Asistennya memang mempunyai wajah cukup rupawan, hampir mirip anggota dari grup vocal pria KorSel, Astro. Dan bundanya memang suka sekali menonton drakor. Dia juga K-popers. 
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

83. Di Sebuah Panti

 Arsyil mengulas senyum semanis gulali yang terkadang suka bikin ngilu di gigi. Ia menepikan mobilnya sebentar. “Mulai kapan jago bahasa Korea? Hm?” “Mulai semalem, aku ngapalin satu kalimat sampe lidahku keseleo.” Arsyil tergelak dan langsung menarik satu tangan kekasihnya. Dikecupnya lembut nan penuh cinta punggung tangan Amira. Setelahnya, tatapan mereka saling beradu. “Neol wihae nae ma-eum-eul jikilge jagiya.” (Aku akan menjaga hatiku untukmu, Sayang.) “Nae ape neoman boyeoyo.” (Di depanku hanya kamu yang kulihat.) “Eonjekkajirado neoreul ijji mothaeyo, neo ttaemune haengbokhaeyo." (Sampai kapan pun aku tak bisa melupakanmu, karena kamu aku bahagia.) Mata Amira mulai mengembun mendengar kata demi kata yang
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more

84. Ketakutan Amira

Matahari sudah agak bergeser ke barat ketika Amira dan Arsyil telah kembali duduk berdua di dalam mobil. Setelah puas bermain dan menyenangkan anak-anak panti, Arsyil pun berpamitan, agar tak kemalaman sampai rumah. Tak lupa Arsyil menitipkan sejumlah uang cash kepada pengelola panti. Jarak lembaga kesejahteraan sosial anak tersebut cukup jauh dari kota. Arsyil memang sengaja menyiapkan sejumlah uang cash dari rumah. Brondong dermawan itu juga meninggalkan nomor ponselnya pada pengelola panti. “Jika memang amat sangat butuh, tolong hubungi nomor saya segera, ya, Bu. Insya Allah, saya dan keluarga siap membantu.” “Masya Allah ... sekali lagi, terima kasih, Mas Arsyil, Mbak Amira. Semoga kalian selalu diberkahi oleh Allah. Dijadikan pasangan yang saling menyayangi dalam keadaan apa pun.” Walau mereka belum menikah, tentu saja kabar kedekatan seorang Arsyil Miftah dengan seorang janda itu sudah diketahui oleh para pengelola panti. “Aamiin. Doakan kami agar dipermudah dalam segala haj
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

85. Surprise Party

“Danu Subekti ...," gumam Arsyil dengan menyangga dagu dengan satu tangan. "Kayak enggak asing namanya."“Kenapa, Syil? Ada apa? Kamu tadi ngubungi siapa?” Amira memberondong Arsyil dengan pertanyaan.“Jadi gini, Yang ....”Arsyil mulai menceritakan rencananya yang ingin meminta bantuan si Danu. Kalau memang Dewo aneh lantaran ilmu klenik, maka obatnya juga harus dari ilmu yang sama.“Kamu yakin?”“Enggak salahnya nyoba, kan, Yang?”Amira menghela napas.“Jus-nya diminum dulu. Mau makan berat, nggak?”Amira hanya menggeleng dan langsung mencomot kentang goreng di sebuah piring. Ada aneka dimsum juga yang Arsyil pesan. Tanpa diminta, Amira menyodorkan satu batang kentang goreng di depan mulut kekasihnya. Dengan sigap, Arsyil melahapnya. Bahkan, sampai menjilat ujung jari Amira dengan sengaja.“Ish, Arsyil! Jorok, ih!” ucap Amira.“Enggak pa-pa. Bahkan kita udah pernah bertukar saliva, kan?" balas Arsyil dengan alis naik turun menggoda pacarnya.“Dasar tengil!”“Tapi tajir.” Kedipan mat
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

86. Bersenda Gurau

Berkali-kali Eka menghirup napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. Kakinya juga tak henti mondar-mandir dengan tangan mengepal dan ditaruh di depan mulutnya.“Hahhh ... kenapa segerogi ini? Seperti pemula saja,” gumamnya, lalu terkekeh.Eka ingin menghubungi Yoora yang masih berada di Indonesia. Ia hanya ingin lebih dekat dan mengetahui apa saja kegiatan yang hari ini sudah dilalui oleh calon masa depannya itu.“Anggap saja silaturahmi. Ya, seperti itu.”Dengan tarikan napas dan diembuskan sekali lagi, Eka langsung menyentuh tombol gagang telepon. Berdering, tetapi tak langsung diangkat. Eka menatap jam mahal di pergelangan tangannya, masih jam sembilan malam waktu Korea. Itu artinya, di Indonesia masih jam tujuh malam. Apa mungkin Yoora sudah tidur?‘Hallo?’Tanpa disadari, panggilan telah dijawab. Suara lembut wanita di seberang sana membuat Eka sedikit terperanjat.“Ya, h-hallo?”‘Hallo, siapa ini?’“Ee ... Yoora, ini ... Eka.”Di seberang sana, kening Yoora berkerut. ‘Ek
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

87. Penyembuhan Dewo

Setelah mengobrol dengan Danu lewat sambungan telepon, kini Arsyil dan Abib bisa langsung berbincang dengan putra bungsu dari Ki Bekti atas perantara Nasya. Arsyil sempat bingung dan tak percaya dengan penuturan Mas Vigo, sang asisten. Katanya, Danu anak seorang dukun, tapi nyatanya dia seorang mahasiswa yang mengambil jurusan PAI. “Calon ustaz kita, nih!” Danu hanya tersenyum malu-malu ketika sebuah kalimat candaan meluncur dari bibir tipis Nasya. Abib bahkan sampai menaikkan sebelah alisnya. Meneliti wajah Danu yang terlihat bersemu. ‘Dih, baperan!’ gerutu Abib dalam hati. “Dan, enggak perlu gue kenalin lagi. Lu pasti enggak asing, kan, sama Arsyil?” Danu mengangguk. “Iya, Kak. Udah teleponan juga.” Nasya tersenyum. “Kalian ngobrol dulu, deh. Gue pesenin minum.” Gadis itu beran
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

88. Terbukanya Sebuah Tabir

Desau angin kencang yang meniup dedaunan kering menciptakan suara sedikit berisik. Makhluk tak kasat mata yang ditugaskan Ki Bekti untuk mencekik suara Dewo pulang setelah mendapat ultimatum dari Danu berupa sedikit gertakan dari ayat rukiah. Namun, sampai di gubuk sang tuan pun ia malah bengong dengan meneguk ludah. Si demit urung melapor dan memilih menemui teman-temannya yang bergelantungan di pohon Sukun. “Eh, udah selesai tugas?” tanya demit dengan kostum mirip permen Sugus, si Poci. “Belum. Anak juragan ada di sono. Diusir gue,” jawab si demit utusan Ki Bekti. “Terus, lu udah lapor juragan?” “Gimana mau lapor, dia lagi ‘mantap-mantap’ sama janda bahenol. Mana berani gue ganggu.” Si Poci, Mbak Kunti, dan Om Wowo terkikik. “Udah. Mending enggak usah lapor. Istirahat dul
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

89. Alarm Tanda Bahaya

Amira bergeming mendengar kalimat yang keluar dari bibir Dewo. Sementara Arsyil dan Abib juga ikut menyaksikan mantan pasangan suami istri itu walau dari kejauhan. Jujur saja, Arsyil sedikit takut kala mendengar kalimat yang Dewo ucapkan.“Jika kau rindu putramu, silakan datang. Jangan jadi pengecut!” ucap Amira ketus.Hatinya memang sedikit melunak, tetapi nyatanya ia tetap tak bisa lagi berucap sopan kepada Dewo. Pria yang dengan keadaan sadar telah mengkhianati cintanya.“I-iya. Aku salah. Saat itu aku sudah buntu, Amira. Iming-iming uang seratus juta membuatku khilaf. Dan aku merasa jika memang kamu dengan bocah ingusan itu tak akan bisa bersama. Bu Rima akan selalu mencari cara agar kalian tak bisa bersama.”Arsyil mengepalkan tangan mendengar ucapan Dewo. Ia sedikit menyesal membuat Dewo kembali bisa berbicara dengan lancar.“Itu bukan urusanmu!” desis Amira tegas. “Aku hanya mau mengatakan, nikmati masa tahananmu. Renungi semua perbuatanmu. Semoga saat kau telah berubah menjadi
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

90. Kembali Terluka

Amira menangis dalam pangkuan ibunya. Usai salat Subuh, ia  menceritakan semuanya pada Bu Tami. Wanita itu pun terkejut mendapati fakta yang baru terungkap. “Semua salah Mira, Buk. Andai Mira tak merespons perasaan Arsyil, mungkin Bu Rima juga tak akan mengusik hidup kita.” Dengan lembut Bu Tami mengelus kepala sang putri yang masih tertutup kain mukena. Ia pun bisa merasakan apa yang putrinya rasakan saat ini. “Mira udah egois. Hanya karena ingin bahagia, Mira hampir mencelakai anak Mira sendiri.” “Mira ibu yang enggak becus.” “Mira udah ngorbanin keselamatan Gala.” Air kesedihan itu begitu lancar lolos dari muaranya. Bu Tami pun ikut menangis. Niat hati membiarkan putrinya agar bahagia, tetapi nyatanya malah kembali menghadirkan luka. “Sudah, Nduk. Ndak baik nyalahin diri sendir
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status