“Eh, Bu Tami. Itu beneran si Amira sama si Arsyil?” tanya seseibu yang sedang memilih sayuran di lincak depan warung Mpok Rusmi. “Beneran gimana, ya, Bu, maksudnya?” timpal Bu Tami dengan nada datar. “Ya, beneran lagi deket. Kan, denger-denger udah pacaran mereka. Betul begitu, Bu?” Bu Tami hanya menghela napas dengan senyum tipis tanpa mau menimpali. Tangannya mulai sibuk memegang daging ayam dan sayuran lainnya. “Bu Tami enggak takut kalau si Arsyil cuma mainin si Amira aja, Bu?” “Iya, ih. Si Arsyil, kan, masih muda, ganteng maksimal, tajir pula, tuh. Masa iya si Amira enggak takut kalau dia cuma dijadiin bahan gabut doang?” timpal wanita tambun yang anak gadisnya sangat mengidolakan Arsyil. Ibu-ibu yang lain hanya menjadi pendengar. Tak mau menambah dosa ghibah yang terkadang memang sangat menarik
Baca selengkapnya