All Chapters of 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova. : Chapter 161 - Chapter 170
196 Chapters
Bab 161. Amplop Dari Wanita Misterius.
Di bandara, Edward dan Rosalia disambut oleh Anton yang telah menunggu di sana. Dengan sigap Asisten berwajah keras ini langsung menurunkan semua tas Edward dan Rosalia dari bagasi mobil. Untuk membawa Rosalia memasuki bandara, ia bahkan telah mempersiapkan sebuah kursi roda atas permintaan Edward. "Ed, ini... Terlalu berlebihan!" tukas Rosalia canggung saat Edward menggendongnya dan menempatkannya ke atas kursi roda. "Turuti aku, Rosi. Kata Dokter, kamu belum boleh terlalu banyak bergerak. Jika tidak... Sebaiknya kita kembali saja ke rumah sakit." "Tidak, tidak." Sahut Rosalia cepat, sembari tersenyum kaku dan melambaikan kedua tangannya di hadapan Edward. Sedikit bingung terhadap perubahan sikap pria ini yang tiba-tiba menjadi terlalu over protektif pada dirinya. Masuk ke bagian dalam bandara, ia lalu ditinggalkan oleh Edward tak jauh dari Keponakan suaminya itu ketika Edward dan Anton sibuk mengurus bagasi serta chek in. Sambil menunggu Edward, ia pun mengedarkan pandangannya
Read more
Bab 162. Kemarahan Ernest Pada Ayahnya.
Setelah menerima semua photo dari Edward, Anton dengan cepat melarikan mobilnya. Namun ia bukan pergi menuju mansion Tuan Gail tua, melainkan pergi ke mansion Ernest. Untungnya, ketika ia tiba, Ernest masih berada di mansionnya. Penampilan Bos besarnya itu tampak sangat berantakan, tidak terlihat seperti Ernest yang selama ini ia kenal. Semula, ia merasa ragu untuk menyerahkan semua photo yang ia bawa kepada Ernest. Namun, kedatangannya yang tak biasa telah terlanjur disadari oleh Bosnya itu. Hingga ia terpaksa mengajak sang Bos untuk berbicara empat mata. Dan Ernest membawanya ke dalam ruangan kantornya yang terdapat di lantai 2 mansion. Di dalam ruang kantor Ernest, dengan sangat hati-hati— Anton menyerahkan semua photo yang dibawanya pada Bosnya itu. Setelah memperingatkan Ernest terlebih dahulu kalau photo-photo itu telah dilihat oleh istri Bosnya ini. Dan sesuai dugaannya, Ernest langsung marah besar ketika Bosnya itu melihat semua photo yang telah ia serahkan. "Jadi... Rosi
Read more
Bab 163. Surat Ancaman Dari Isabelle.
Pukul 7 malam di mansion Ernest. Di depan pintu mansion, Anne menyambut Ernest yang baru datang sambil menundukkan kepalanya."Tuan Ernest, Asisten Anton." Sapanya pada Majikannya dan juga Anton yang mengikuti sang Majikan. "Apakah Tuan ingin makan malam dipersiapkan sekarang, Tuan Ernest?" lontarnya, ketika Ernest mengacuhkan dirinya. "Aku tidak akan makan, Ann." Sahut Ernest. "Tapi Tuan belum makan sejak pagi, dan jika Tuan tidak makan sekarang— Apakah Tuan yakin Tuan mampu menghadapi Nona Isabelle?" celetuk Anne tak mau kalah, tetap bersikeras untuk meminta Ernest agar mau mengisi perutnya. "Ckk!!" decak Ernest sebal, sambil membalikkan tubuhnya ke arah Anne. "Sebenarnya apa mau mu, Ann?" dengusnya gusar. "Tidak banyak, Tuan." Jawab Anne, "Aku, hanya ingin Tuan makan! Karena sejak kemarin semua pelayan di mansion ini juga telah kehilangan selera makannya karena Nyonya juga tidak bersedia makan. Dan sekarang Tuan..." Ia lalu menjeda kalimatnya, namun dekik kemarahan tampak di ba
Read more
Bab 164. Imajinasi Liar Oliver.
"Kamu akan pergi? Bukankah kamu baru saja pulang?" Rose memperhatikan Oliver yang tengah mengenakan kemeja ke tubuhnya. Kemarin malam, ia tahu kalau Rosalia mengalami masalah hingga Adiknya itu hampir kehilangan anak yang ada di dalam kandungannya. Dan Oliver, suaminya ini dari Gail Group langsung ke rumah sakit tanpa memberitahu dirinya terlebih dahulu. Oliver bahkan baru pulang setelah larut malam. Awalnya, ia sempat merasa sangat cemburu, ia pikir Oliver menemui seorang wanita di luar sana hingga Suaminya ini terlambat pulang. Namun Oliver berkata jujur padanya. Dan tanpa perlu ia minta— Melihat ia sedang merajuk, Oliver segera menjelaskan padanya bahwa Suaminya ini pulang terlambat demi melihat keadaan Adiknya yang telah bertengkar dengan Ernest Gail. Lebih tepatnya dengan mantan dari suami Adiknya itu. Rose tahu bagaimana rasanya berada di posisi Rosalia, karena ia pun merasakan hal yang sama terhadap Adiknya itu yang mendapatkan perhatian lebih dari suaminya ketimbang dirinya
Read more
Bab 165. Kau Gila, Edward Gail!
Zurich, Swiss. Pukul 11 malam. "Rosi?" Edward melangkah ke arah Rosalia yang sedang mengamati keindahan kota Zurich di malam hari dari jendela lantai 2. Saat ini, wanita cantik itu sedang duduk di atas kursi roda seperti permintaannya, agar Rosalia tidak terlalu banyak bergerak. Sebab beberapa saat yang lalu, Rosalia telah memaksa untuk membersihkan tubuhnya seorang diri setibanya mereka di rumah peristirahatan milik Kakeknya ini yang dijaga oleh sepasang suami istri paruh baya. Benar, memang sebanyak itu kekayaan yang dimiliki oleh Kakeknya. Dan sebagian besarnya berkat kerja keras Pamannya, Ernest Gail. Hingga di beberapa kota besar di Eropa, keluarganya pasti memiliki satu rumah peristirahatan di sana. "Hei, Rosi! Kamu melamun lagi, ada apa?" tegurnya, setibanya ia di samping Rosalia. Karena hal itulah yang ia lihat dari wanita ini sekarang. Rosalia, sedang memperhatikan keindahan Kota Zurich dengan tatapan kosong. Hal itu sudah terjadi sejak ia dan Rosalia tiba di Kota ini be
Read more
Bab 166. Isabelle Tidak Ada Di Kota L?
Kota L pukul 3.39 pagi, beberapa mobil tampak memasuki mansion Ernest. Melewati gerbang dan akhirnya berhenti di depan bangunan mansion. Dari mobil pertama, keluar Ernest bersama Anton, Ben, dan juga Bill. Dan dari mobil kedua keluar Oliver bersama Leo. Sedangkan dari mobil-mobil lainnya, keluar para Bodyguard Ernest yang malam ini sengaja dikerahkan untuk menyapu bersih Kota L demi menemukan keberadaan Isabelle. "Sebenarnya di mana wanita brengsek itu bersembunyi?" dengus Ernest, sambil melangkahkan kakinya untuk memasuki mansionnya. Ia sempat menoleh sebentar pada Anne yang telah membukakan pintu untuknya, baru kemudian melanjutkan kembali langkahnya. Tidak hanya Ernest, kelima pria yang mengikuti dirinya juga ikut menoleh pada Anne, bahkan mengangguk pada wanita paruh baya itu sebelum mengikuti sang empunya rumah masuk ke dalam mansion. Setelah melewati Anne, Oliver yang sudah tidak tahan lagi menutup mulutnya, akhirnya menyeletuk. "Paman, mengapa tidak meminta bantuan Kakek?"
Read more
Bab 167. Melacak Keberadaan Isabelle.
Tiba di dalam ruang kerjanya, Ernest menoleh ke arah Anton, "Di mana semua peralatanmu?" tanyanya. "A-ada di mobil, Tuan Ernest." Jawab Anton, ia lalu menundukkan kepalanya ketika melihat Ernest mengerutkan keningnya. "Saya akan segera kembali, Tuan." Ujarnya, kemudian bergegas keluar dari ruangan Ernest. Tingkah bawahannya itu membuat Ernest hanya bisa geleng-geleng kepala saat melihatnya. "Huh!" dengusnya gusar, sembari melangkahkan kakinya ke arah kursi kerjanya. Di kursi itu, ia pun menjatuhkan bokongnya, menyandarkan punggungnya yang terasa lelah di sana. Bahkan, ia juga mencoba memejamkan matanya selama beberapa saat sampai Anton kembali ke ruangannya. 10 menit berselang, Anton muncul dengan 1 tas laptop dan 1 kotak peralatan miliknya. Ernest mengintipnya dengan hanya membuka sedikit matanya yang terasa perih karena mengantuk. "Sekarang, kau pasti tahu 'kan apa yang harus kau lakukan?" lontarnya. Anton menganggukkan kepalanya, lalu membawa semua peralatan miliknya ke ara
Read more
Bab 168. Pietro Tertangkap.
Pukul 8 pagi di Kota Zurich. Suara desisan pelan terlepas dari bibir Rosalia kala cahaya matahari pertama jatuh di atas wajahnya. Semula, ia mencoba untuk mengacuhkannya dengan menarik selimut ke atas agar ia bisa menutupi wajahnya, namun gerakan itu sontak terhenti. Ia bahkan reflek membuka matanya di saat ia merasakan tubuhnya kini sedang dipeluk dengan sangat erat. "Edward?" ia tergugu kala menyadari bahwa Edward kini berada tepat di sampingnya, di atas ranjang yang sama dengannya. Keponakan suaminya itu bahkan tidur dalam posisi miring ke arahnya, lengan kanan Edward memeluk pinggangnya, sedangkan lengan kiri Edward berada di bawah kepalanya. 'A-apa yang terjadi?!' pekik hatinya panik, tanpa melepaskan pandangannya dari wajah Edward yang sangat dekat dengan wajahnya. Hembusan nafas Edward terasa di keningnya, membuat wajahnya sontak merona. 'Tu-tunggu dulu, semalam bukankah dia... Dia sudah pergi dari kamar ini? Lalu mengapa..." Rosalia mengernyitkan keningnya, mencoba menging
Read more
Bab 169. Liburan Bersama Edward.
"Maaf, Tuan Ernest. Aku... Tidak tahu di mana wanita itu berada."Brakk!! Pietro sontak memejamkan matanya, saat Ernest tiba-tiba meninju dengan keras tembok batu yang berada tepat di samping wajahnya. "A-aku hanya tahu kalau Nona Isabelle menginap di sebuah hotel, Tuan. Di sanalah terkadang dia memintaku untuk mengantar barang yang harus kuberikan padanya. Sisanya, selama dua hari ini aku bahkan belum bertemu dengan Nona Isabelle sama sekali, Tuan Ernest.""Hotel?" Ernest mengangkat salah satu alisnya, "Hotel apa?""St*r Hotel, Tuan. Kamar 303."Ernest menoleh pada Anton, dan Asistennya itu langsung mengangguk padanya. "Aku sudah memeriksa semua hotel yang ada di kota ini kemarin, termasuk hotel yang baru saja kau sebutkan itu. Tapi wanita itu tidak berada di sana!" lontarnya kemudian, kembali berpaling pada Pietro. Pietro perlahan-lahan membuka matanya sedikit, mencoba mengintip. Dan saat ia menemukan Ernest justru sedang menatapnya, ia pun memberanikan diri untuk membuka lebar
Read more
Bab 170. Isabelle Di Mansion Ernest?
Dari arah kandang kuda di belakang mansion Majikannya, James mendengar teriakan seorang pria. Tadinya, ia sempat merasa bingung ketika seorang pelayan melaporkan padanya bahwa mobil putra bungsu Majikannya telah memasuki halaman mansion bersama beberapa mobil lainnya. Dan demi tidak mengganggu ketenangan sang Majikan, James memutuskan untuk pergi menemui Ernest. Di saat ia tiba di halaman mansion, para Bodyguard putra bungsu Majikannya itu sedang menyeret seorang pria ke arah belakang mansion. James tidak mengenal pria tersebut, namun ia tahu kalau Ernest sedang diperintahkan oleh Majikannya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Jadi ia menebak, mungkinkah pria itu memiliki hubungan dengan Isabelle? Berselang beberapa menit, Ernest dan Anton tampak meninggalkan kandang kuda bersama. Tapi beberapa Bodyguardnya dan pria yang ikut pergi ke sana tidak keluar bersama putra bungsu Majikannya itu. Yang artinya, tugas ini kemungkinan akan dibebankan padanya. "Tuan Ernest." James menundu
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status