Home / Pernikahan / Hasrat Yang Tertunda / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Hasrat Yang Tertunda: Chapter 21 - Chapter 30

63 Chapters

BAB 21 - Kilas balik

“Apa yang dia lakukan padamu?” kali ini Vardyn menatap mata indah Arlin seolah penasaran.“Dia,…um. Sepertinya tidak perlu kujelaskan tuan” Arlin kembali tertunduk.“Jelaskan padaku, apa yang bajingan itu perbuat padamu” ujar Vardyn tegas.“Dia, mencoba mendekatiku”“Bajingan!!” Vardyn memukul setir dengan keras, membuat Arlin terperanjat kaget.Vardyn menghela nafas panjang.“Lalu, apalagi yang dia perbuat?” tanya Vardyn kembali.“Aku menendang bagian bawahnya sebelum dia berbuat yang lebih padaku, kemudian aku lari” kisah Arlin.“Hm, bagus!. Lalu apa hubungannya si brengsek ini dengan Melinda?” tanya Vardyn kembali.“Setelah kemarin aku bertemu mbok Min di pasar, mbok Min menceritakan padaku bahwa pria itu hampir setiap hari datang kerumah nyonya. Nyonya Melinda seperti sangat senang dan bersemangat bertemu dengan pria itu, kemudian mereka masuk ke kamar. Tapi setelah beberapa hari setelah itu, justru kondisi nyonya Melinda berangsur membaik. Nyonya sudah mulai bisa berjalan, juga ti
Read more

BAB 22 - Hasrat

“Lalu sampai kapan tuan akan bertahan dengan pernikahan ini?” tanya Arlin.“Entahlah, mungkin sampai ayahnya wafat dan ibuku wafat, baru aku akan menceraikannya. Sekarang ayahnya sudah sakit-sakitan, mungkin waktunya tidak akan lama lagi”“Jadi, apa yang akan tuan lakukan dengan pria ini dan nyonya Melinda?” tanya Arlin disela-sela cahaya dari penerangan lampu jalan yang bias masuk melalui kaca depan mobil.“Aku akan mencari bajingan ini, kalau saja aku tahu yang kemarin adalah dia, tidak akan kulepaskan, dan Melinda, aku belum tau tujuan pastinya dia mendatangiku”“Baiklah, kalau begitu aku rasa informasiku cukup tuan, sebaiknya aku kembali ke rumah bu Siska, ini sudah cukup malam tuan” ucap Arlin yang siap akan membuka pintu mobil.“Hey tunggu!” tiba-tiba tangan Vardyn menggenggam cepat lengan Arlin dan menghentikan gerak gadis itu.“Ada apalagi tuan?” Alin menoleh spontan kearah Vardyn.“Apa tidak bisa disini dulu sebentar” ucap Vardyn sambil melepaskan genggamannya.“Apa ada yang m
Read more

BAB 23 - Sebuah ancaman

Dengan sangat tegas Vardyn menjawab, kemudian ia mengambil bantal dan mulai merebahkan tubuhnya di sofa kamar, karena ia tidak ingin satu ranjang dengan Melinda.Saat pagi menjelang, Vardyn membuka matanya dan ia tidak mendapati Melinda di ranjangnya.Ranjang besar miliknya sudah terlihat rapih dan bersih. Mata pria itu tertuju pada secarik kertas yang berada di atas kasur, yang terdapat tulisan tangan di atasnya.Vardyn mengambilnya perlahan dan mulai membacanya,‘Vardyn, sekali lagi aku memohon maaf padamu. Aku akan katakan sekali lagi bahwa aku mulai mencintaimu. Tapi sikapmu sama saja dan tidak pernah berubah padaku, selalu dingin dan tidak perduli denganku, dan sepertinya hatimu memang sudah tertutup untukku.Baiklah Vardyn, jika kau sudah muak dan jijik padaku, aku tidak bisa memaksamu, tapi asal kau tahu, kau tidak akan pernah hidup tenang dengan wanita lain. Begitu pula wanita yang kau cintai, dia tidak akan pernah mendapatkan cintamu dan aku akan membuatnya menderita karena di
Read more

BAB 24 - Permainan Melinda dimulai

“Hey!, mana kopi susu untukku!, dasar pelupa!” tiba-tiba nada bicara Vardyn berubah seperti dulu pertama ia mengenal Arlin, galak dan dingin.“Eeh, kapan anda menyuruhku membuatkan kopi?” protes Arlin sambil mengerutkan alisnya.“Dasar pikun!, sudah sana buatkan aku kopi susu. Kemudian ambil sepatuku dan kembali kesini!” perintahnya lagi.Dengan wajah cemberut menahan kesal, Arlin bangkit dari duduknya dan melaksanakan perintahnya.“Ish!, mulai lagi perintah-perintah!” gerutu Arlin yang didengar oleh Vardyn.“Heh!, kau menggerutu!” ujar Vardyn pura-pura galak.“Tidak!…” “Itu tadi, aku dengar!”“Tidak ada!!” Arlin tidak dapat menyembunyikan kejengkelannya.Vardyn tersenyum dengan sudut bibirnya melihat ekpresi Arlin yang kesal, benar-benar membuatnya terhibur.Di kantor, perusahaan yang di berikan mertua Vardyn.Di depan pintu President Direktur, seorang mengetuknya dengan agak keras dan buru-buru.“Ya ,masuk!” perintah Vardyn dari kursinya.“Pak!, pak!, tiba-tiba saja saham kita anjlo
Read more

BAB 25 - Bangkrut

“Tapi setidaknya kita tahu dan punya bukti kalau ini adalah ulah nyonya Melinda tuan” ujar Arlin mencoba menenangkan Vardyn.“Ya, baiklah terimakasih. Oya, kau beri nomer rekening temanmu, biar aku transfer uang padanya”“Baik tuan”Lima hari berlalu, Ternyata perusahaan pemberian ayah mertua Vardyn tidak dapat di selamatkan. Penurunan omset dan saham terus anjlok. Akhirnya Vardyn berniat bertemu dengan ayah Melinda untuk memberitahu yang sebenarnya.Vardyn berusaha menelpon Melinda, tapi wanita itu tidak pernah menjawabnya. Vardyn juga tidak menemukan Melinda di rumahnya, kemungkinan wanita itu sudah pindah dari rumahnya.Di depan gerbang mansion ayah mertua Melinda, sedan Vardyn berhenti. Pria itu turun dari mobilnya dan mendekati gerbang.Seorang laki-laki setengah baya berpakaian security mendekati gerbang tanpa membukanya.“Hey Pak!, kenapa tidak membuka gerbangnya?!, aku ingin bertemu tuan Ronald!” pekik Vardyn yang merasa tidak diizinkan masuk.“Maaf tuan Vardyn, nyonya Melinda
Read more

BAB 26 - Hasrat Melinda

“Pelayanmu dan bekas pelayanku akan menjadi jaminan jika kau berbuat sesuatu, maka dia tidak akan bisa melihatmu lagi, dan jika kau membunuhku sekalipun kau tidak akan menemukannya, anak buahku akan langsung membunuhnya, kau paham kan sayang, … tuuuut….”Vardyn membanting hanphonenya ke kursi mobil. Ia sangat geram, tetapi mau tidak mau ia harus menemui Melinda malam itu.Malam pukul 11:05, di depan kamar suite room 233, Hotel bintang lima Binson, Vardyn berdiri berusaha meredakan amarahnya. Pria itu menghela nafas panjang, dan mulai mengetuk pintu kamar.“Masuklah” suara dari dalam kamar.Vardyn membuka pintu kamar tersebut, disana Melinda berpakaian sangat tipis dan menggoda, wanita itu tengah duduk di sofa tengah memegang gelas kristal indah. Penerangan di ruangan juga dibuat sedikit redup dan romantis.“Kenapa kau lakukan ini Mel?” tanya Vardyn yang seolah enggan mendekati Melinda.“Kenapa ya?, um, aku rasa hanya sedikit balas dendam, mungkin bisa dibilang seperti itu” ucap Melinda
Read more

BAB 27 - Gagal

Melinda tersenyum dengan sinisnya dan membuat Vardyn kehilangan akal.Vardyn mengangkat tangannya akan menampar wanita itu, tetapi ia khawatir jika sesuatu akan terjadi pada Arlin.“Baik Mel, kau yang menang, lakukanlah semaumu, asalkan setelah itu kau bebaskan Arlin” ucap Vardyn pasrah.Vardyn menjatuhkan tubuhnya duduk di sofa sambil meraup kasar rambutnya. Ia menunggu Melinda melakukan sesuatu padanya, tetapi Melinda justru terdiam.Ponsel Melinda bergetar, dan sepertinya wanita itu terkejut dengan pesan yang tampil di layar ponselnya.“A-apa ini?, sial!” mata Melinda membulat seolah terkejut menatap layar handphone-nya.Vardyn yang melihat tingkah aneh Melinda hanya bisa menautkan alisnya, seolah ada suatu masalah besar di depan Melinda.Belum lagi hilang terkejutnya, wanita itu lagi-lagi terperanjat. Suara deringan ponselnya membuatnya mengerutkan alisnya.‘Papa?’ bisiknya bingung.Vardyn yang mendengar Melinda menyebut papa langsung memandang kearah wanita itu lagi dengan serius
Read more

BAB 28 - Selamat

Vardyn serasa ingin memeluk gadis itu, tapi dengan cepat ia urungkan niatnya.“Kau selamat Arlin” hanya itu yang Vardyn ucapkan sambil membuka ikatan yang membelenggu gadis itu.Perasaan rindu, cemas dan bahagia masih disembunyikan oleh Vardyn, ia masih bersikap seolah-olah biasa saja.“Tuan, bagaimana anda menemukanku?” tanya Arlin dengan mata yang berkaca-kaca, membuatnya semakin indah.“Sudahlah, jangan banyak tanya dulu, ayo cepat pulang, mama sudah menunggu” ujar Vardyn.Sesampainya dirumah, nyonya Rubby tidak dapat membendung cemasnya, ia langsung memeluk Arlin dengan erat dan menangis dalam pelukannya.“Syukurlah kau selamat sayang” ujar wanita tua itu.“Aku juga tidak mengira akan selamat nyonya” ucap Arlin dengan air mata yang juga tumpah.“Ma, aku mau bicara sebentar” ujar Vardyn.“Arlin, kau mandilah dulu kemudian istirahat ya” ucap nyonya Melinda sambil mengusap bahu gadis itu yang terlihat kusut.“Iya nyonya, terimakasih”Di ruang tengah, “Aku tidak mengerti, kenapa tuan
Read more

BAB 29 - Penculikan

Di rumah Vardyn,Arlin beraktifitas seperti biasa. Gadis itu melayani keperluan nyonya Ruby dan Vardyn. Nyonya Ruby berencana berkebun hari itu dan meminta Arlin untuk membeli bibit bunga Ambrosia di toko bunga langganan nyonya Ruby tidak jauh dari blok jalan.“Aku juga akan mencoba menanam mawar putih nyonya, aku akan membelinya agak banyak” ujar Arlin yang sudah siap keluar.“Baiklah sayang, hati-hati di jalan”Vardyn yang tengah bersiap memakai pakaian kantor melihat dan memanggil Arlin dari atas jendela kamar.“Hey pelayan!, mau diantar tidak?” ejek Vardyn dari atas jendela.“Tidak perlu!, kakiku sudah terlatih” ucap Arlin sambil terus berjalan keluar pagar.Beberapa saat kemudian, Vardyn menyambar roti di meja makan, mengecup kening mamanya, pamitan kemudian berlalu ke garasi.Kali ini Vardyn berada di kantor miliknya sendiri. Ia berada di ruang Presdir. Setelah mengadakan rapat dan pertemuan dengan klient satu jam yang lalu, Vardyn memandang keluar jendela di kursi boss-nya.Tiba
Read more

BAB 30 - Menemukan mu

Melinda tersenyum dengan sinisnya dan membuat Vardyn kehilangan akal.Vardyn mengangkat tangannya akan menampar wanita itu, tetapi ia khawatir jika sesuatu akan terjadi pada Arlin.“Baik Mel, kau yang menang, lakukanlah semaumu, asalkan setelah itu kau bebaskan Arlin” ucap Vardyn pasrah.Vardyn menjatuhkan tubuhnya duduk di sofa sambil meraup kasar rambutnya. Ia menunggu Melinda melakukan sesuatu padanya, tetapi Melinda justru terdiam.Ponsel Melinda bergetar, dan sepertinya wanita itu terkejut dengan pesan yang tampil di layar ponselnya.“A-apa ini?, sial!” mata Melinda membulat seolah terkejut menatap layar handphone-nya.Vardyn yang melihat tingkah aneh Melinda hanya bisa menautkan alisnya, seolah ada suatu masalah besar di depan Melinda.Belum lagi hilang terkejutnya, wanita itu lagi-lagi terperanjat. Suara deringan ponselnya membuatnya mengerutkan alisnya.‘Papa?’ bisiknya bingung.Vardyn yang mendengar Melinda menyebut papa langsung memandang kearah wanita itu lagi dengan serius
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status