Home / Pernikahan / Hasrat Yang Tertunda / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Hasrat Yang Tertunda: Chapter 51 - Chapter 60

63 Chapters

BAB 51 - Tepat waktu

“Tidak! Tidak!, jangan tuan, kumohon!”“Sshhh …” bisik pria itu.Kaki Arlin terus dihentakkan dan tangannya mencoba menjauhkan tubuh pria itu darinya.Tapi hasrat pria itu terlalu menggebu, ia mulai mencumbui Arlin dengan rakusnya.Gadis itu ingin berteriak sekuatnya, tetapi mulutnya di tutup dengan tangan kekar milik Fedri.Arlin hampir kehabisan tenaga. Pria itu masih melanjutkan perbuatan bejatnya, sampai akhirnya tangan pria itu mulai menjelajahi daerah sensitif Arlin.Tanpa sadar dan kelelahan yang sangat, Arlin meneteskan air matanya. Ia merasa hari itu adalah hari yang akan merubah hidupnya, karena kesuciannya mungkin takkan mampu ia pertahankan, seolah ia telah pasrah. Arlin hanya mampu memejamkan mata dengan tenaga yang hampir habis, ia masih mencoba meronta dan berontak dengan lemah.“T-tuan, kumohon lepaskan a-ku …” suara Arlin semakin melemah.Tapi tanpa disangka, ….KLIK …Bunyi pe
Read more

BAB 52 - Kenyataan tentang Rey

“Terimakasih tuan Rey” bisiknya sambil mendekatkan bibirnya ke arah bibir Rey.Pria itu membalas perlakuan gadis cantik di hadapannya, ia membiarkan perasaan mereka yang bergejolak membias di malam itu. Rey meraih leher Arlin dengan lembut.Beberapa saat mereka menikmati hasrat ringan yang terasa dalam. Mereka larut dalam perasaan yang sama.Akhirnya mereka menyudahi tautan bibir mereka berdua. Arlin kembali menatap mata pria didepannya.“Arlin, apa kau ingin tahu pekerjaanku?. Tapi aku khawatir jika kau tahu, setelah itu kau akan menjauh dariku” ujar Rey.“Memangnya apa pekerjaan anda?, apa anda seorang pembunuh? … Aku tidak tahu tuan Rey, bisa saja aku menjauh jika itu memang pekerjaan anda, tapi asal anda tahu, aku tetap akan mengagumi anda lebih dari siapapun” ucap Arlin.“Ya, kau benar, aku memang pernah membunuh beberapa orang. Aku adalah seorang mafia, sekaligus pengusaha di luar negeri sana. Kau tau?, pemegang saham terbe
Read more

BAB 53 - Bimbang

Pagi menyingsing, kicau burung pagi membuat Arlin terperanjat.“Tuan Rey?!” panggilnya, tapi pria itu sudah tidak berada disisinya ‘akh dia sudah pergi’ gumamnya.Gadis itu membuka matanya, ia buru-buru melihat ponselnya barangkali ada pesan dari Rey.Mata Arlin berbinar, senyumnya tidak bisa disembunyikan, ada notifikasi di layar handphonenya, pesan dari Rey.Tapi senyum mengembang itu sedikit demi sedikit menyurut, sampai wajahnya serius memandangi layar handphonenya.‘Arlin, maafkan aku, aku harus pergi tanpa berpamitan padamu. Karena aku mendapatkan kabar …”“Ha? Nyonya Rubby sakit?” ucap Arlin pelan.‘Kalau aku kembali kesana, tuan Vardyn akan meminta jawabanku. Kalau aku tidak kesana, aku akan merasa bersalah pada nyonya Rubby. Ugh!, bagaimana ini’Akhirnya Arlin menelpon Rey untuk meminta pendapatnya.‘Hallo, Tuan Rey, apa anda sedang sibuk?’‘Maaf aku tidak pamit pagi tadi, aku tak tega
Read more

BAB 54 - Janji

Nyonya Rubby masih memejamkan matanya, tapi ketika Arlin mengambil dan menggenggam tangan yang mengerut sudah mulai keriput milik wanita tua itu, seketika itu matanya terbuka, dan langsung memandang gadis cantik yang duduk di pinggir ranjangnya.“Nyonya, aku kembali untukmu” ucap Arlin lembut.Nyonya Rubby tersenyum dengan kerutan di pinggir bibirnya.“Arlin, kenapa kau pergi sayang” tanya nyonya Rubby dengan suara parau.“Aku, hanya memiliki urusan sedikit nyonya” Arlin masih menggenggam jemari wanita tua itu.“Arlin anakku, maukah kau memenuhi keinginan wanita tua ini?, mungkin untuk yang terakhir kali”“Nyonya, apapun yang nyonya inginkan aku tidak akan menolaknya, dan jangan katakan itu yang terakhir, karena aku akan tetap menyiapkan segala sesuatu untuk anda esok dan esok lagi, aku akan tetap disini nyonya, dan nyonya akan sembuh”“Aku juga berharap seperti itu sayang, tapi sepertinya aku tidak akan bertahan lama” u
Read more

BAB 55 - Maaf ...

Vardyn yang datang dari arah belakang Arlin langsung menghampiri Rey. Mereka saling berpelukan. Rey mencoba menguatkan Vardyn dan memintanya untuk bersabar.“Bibi Rubby adalah wanita terbaik yang pernah kutemui” ujar Rey pada Vardyn sambil menepuk-nepuk punggung sepupunya.“Yah, kita semua kehilangan” ucap Vardyn.“Dia tidak bisa menghadiri pernikahan yang sangat diinginkannya, mama sangat ingin memiliki menantu Arlin, andaikata aku lebih awal mengenal Arlin”“Hey, tidak ada yang sia-sia, semua pasti sudah diatur seperti itu” ujar Rey “Jadi kapan pernikahanmu?”“Bulan depan semua sudah siap, Hey jangan bilang kau akan kembali ke luar negeri” ucap Vardyn sambil merangkul sepupunya.“Sayangnya, itu benar, aku harus kembali secepatnya” ucap Rey sambil menunduk kemudian melihat kearah Vardyn.“Ck!, kau sok sibuk!, apa tidak bisa sehari saja disini hadir di pernikahanku” decak Vardyn.“Hey, aku memang orang sibuk bun
Read more

BAB 56 - Pernikahan

Arlin sedikit mendongak, ia menatap wajah Rey tanpa berkata apa-apa. Tanpa disadari mereka berdua mendekat.Rey memiringkan sedikit wajahnya, jemarinya memegang lembut leher belakang Arlin, mereka berdua menautkan bibir dalam sebuah rasa yang sama walau tak bisa bersatu.Arlin seolah tidak ingin saat itu berakhir, namun semua harus diakhiri.“Jaga dirimu baik-baik Arlin” Rey kembali mengecup kening Arlin dengan lembut. Karena bisa jadi setelah ini mereka tidak akan bertemu untuk waktu yang cukup lama.“Tuan Rey, aku…aku sangat mengagumimu” ucap Arlin lembut.“Aku juga … kau adalah wanita yang spesial untuk pria manapun” Rey mengelus pipi Arlin.“Apa kita akan bertemu lagi tuan Rey?” ucap Arlin lirih.“Aku harap begitu dan aku pasti selalu menginginkannya ” Rey menghela nafas.“Baiklah mari kita kembali ke dalam, mungkin Vardyn mencari kita” ujar Rey sambil berlalu dari hadapan Arlin, mungkin tak sanggup menatap lama gadis yang dicintainya itu.Arlin menatap punggung pria itu seolah ti
Read more

BAB 57 - Kecelakaan

“Arlin!, jangan-jangan kau hamil!” Vardyn mengeraskan suaranya menandakan semangatnya.“Hamil?” ucap Arlin yang masih menahan mualnya.“Ayo bergegas, kita ke rumah sakit!” ucap Vardyn sambil melangkah cepat ke kamar untuk mengganti pakaian.“Benarkah dok?!, istriku hamil?” wajah kegembiraan Vardyn tak bisa di sembunyikan, ia sangat bahagia mendengar Arlin hamil, karena memang selama ini ia ingin sekali memiliki keturunan.“Ya pak, usia kandungan istri bapak baru berjalan satu minggu lebih, hampir dua minggu” jelas Dokter yang memeriksa Arlin.Arlin dan Vardyn saling memandang sambil tersenyum bahagia. Hari demi hari yang mereka lalui seolah semua sempurna. Arlin juga sangat beruntung karena Vardyn mencintainya sepenuh hati. Sikap pria itu kini sangat berbeda dengan ketika pertama kali ia bertemu.Usia kandungan Arlinpun semakin membesar, sudah tiga bulan wanita cantik itu mengandung benih Vardyn.“Sayang, bukankah ini terlalu cepat, pakaian bayi bisa kita beli ketika usia kandunganku
Read more

BAB 55 - Kepahitan

Entah darimana datangnya, aliran deras air mata yang tiba-tiba melucur jatuh membasahi selimut Arlin. Wanita itu sudah bisa menerka apa yang terjadi walau dokter belum menjelaskannya.“A-apa itu tentang bayiku dokter?” tanya Arlin, suaranya bergetar diiringi tangis yang mulai membuncah.“Maaf nyonya, iya benar, bayi anda tidak selamat, akibat guncangan hebat maka kandungan anda mengalami pendarahan, dan terpaksa kami harus mengangkat rahim anda karena beberapa resiko yang akan kami jelaskan nanti” jelas dokter yang membuat Arlin memecahkan tangisnya.Arlin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dengan segera bu Siska yang sudah mengetahui yang sebenarnya memeluk Arlin dengan erat.Tangisan Arlin tumpah dalam pelukan bu Siska, kini keduanya berduka dan menangis.“yang sabar ya sayang …” hanya itu yang mampu di ucapkan bu Siska dengan isak tangisnya dan suaranya yang bergetar hebat.Sedangkan Arlin hanya lemas dengan air mat
Read more

BAB 56 - Menjaga Arlin

“Vardyn, aku tahu kau masih memikirkan tentang penabrak mobilmu. Bagaimana jika pelaku penabrak mobilmu ditemukan?, apa yang akan kau lakukan?” tanya Rey.“Entahlah, mungkin aku ingin pelakunya merasakan apa yang aku rasakan. Kehilangan sebuah harapan, merasakan sakit yang mendalam” ujar Vardyn terdengar geram.Rey hanya diam dengan pernyataan sepupunya itu.“Oya Rey, sebenarnya aku ingin meminta tolong padamu, tapi aku khawatir kau tidak akan bersedia”Rey mengerutkan alisnya. “Memangnya kenapa aku harus tidak bersedia?,” tanya Rey penasaran.“Pekan ini aku harus pergi ke Luar Negeri. Ada bisnis yang harus kujalani. Aku khawatir jika meninggalkan Arlin sendirian. Maukah kau menjaganya sementara aku pergi?”“Hah?, apa kau gila Vardyn?!. Dia istrimu, mana mungkin aku menjaganya disini” tolak Rey dengan wajah heran.“Nah, kan. Aku sudah tahu jawabanmu” kata Vardyn datar.“Bukan begitu maksudku. Apa kau yakin istri
Read more

BAB 57 - Supir pribadi

Kemudian Vardyn mendekati istrinya dan mereka menikmati kebersamaan di malam itu.Hari kepergian Vardyn ke Luar Negeri sedikit berat untuk Arlin, walau suaminya hanya pergi untuk beberapa pekan, tapi tetapi ia akan menjalani hari-harinya dengan sendirian.Arlin menatap punggung Vardyn ketika pria itu sudah akan beranjak ke mobil sedannya setelah sebelumnya mencium dan mengucapkan kata-kata perpisahaan sementara diantara mereka.Dari dalam pintu mobil yang kecanya terbuka, Vardyn menyembulkan kepalanya sambil menoleh ke belakang dan memberi lambaian tangan pada Arlin, sambil memekik agak keras, “Rey akan datang siang ini, sayang. Kau tunggu saja ya. Dah! aku pergi!”“Hah?! tuan Rey akan kesini siang ini?” ekspresi terkejut Arlin tidak sempat di saksikan suaminya, karena sudah berlalu dari sana.Arlin yang masih berdiri di posisinya masih tercengang dengan kata-kata terakhir dari Vardyn. “Dia serius akan mengirim tuan Rey untuk menemaniku”
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status