Pagi menyingsing, kicau burung pagi membuat Arlin terperanjat.“Tuan Rey?!” panggilnya, tapi pria itu sudah tidak berada disisinya ‘akh dia sudah pergi’ gumamnya.Gadis itu membuka matanya, ia buru-buru melihat ponselnya barangkali ada pesan dari Rey.Mata Arlin berbinar, senyumnya tidak bisa disembunyikan, ada notifikasi di layar handphonenya, pesan dari Rey.Tapi senyum mengembang itu sedikit demi sedikit menyurut, sampai wajahnya serius memandangi layar handphonenya.‘Arlin, maafkan aku, aku harus pergi tanpa berpamitan padamu. Karena aku mendapatkan kabar …”“Ha? Nyonya Rubby sakit?” ucap Arlin pelan.‘Kalau aku kembali kesana, tuan Vardyn akan meminta jawabanku. Kalau aku tidak kesana, aku akan merasa bersalah pada nyonya Rubby. Ugh!, bagaimana ini’Akhirnya Arlin menelpon Rey untuk meminta pendapatnya.‘Hallo, Tuan Rey, apa anda sedang sibuk?’‘Maaf aku tidak pamit pagi tadi, aku tak tega
Read more