Home / Lain / Talak Aku, Mas! / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Talak Aku, Mas!: Chapter 41 - Chapter 50

131 Chapters

Maumu Apa?

POV AyuNajma dan Rendy semakin dekat. Aku tidak menyukai kedekatan mereka. Jika dulu aku punya alibi untuk menjauhkan mereka, Sekarang aku tidak lagi memiliki sebab mereka sudah saling kenal.Selain tidak menyukai kedekatan mereka, ada hal lain yang sangat tidak aku sukai yaitu dia setiap waktu selalu datang ke toko. Jika boleh jujur memang dikala dia datang pelanggan banyak yang datang. Ia seperti magnet hingga pelanggan berdatangan dengan begitu banyak. Tapi... kehadirannya sungguh sangat menggangu. Aku tidak bisa konsentrasi kerja."Maumu apa?" tanyaku sesaat setelah ia melayani pelanggan.Dia tak acuh, ia malah terlihat menyibukkan diri. "Maumu apa?" ulangku dan kini ia merespon. .Rendy menatapku lekat, aku yang ditatapnya merasa malu sendiri. Refleks ku langsung memalingkan wajah."Jangan menatapku seperti itu!" larangku."kenapa? Apakah jantungmu berdebar-debar?" tanyanya dan sukses membuat rasa maluku berubah menjadi kesal. Sejurus kemudian aku mendorong keras tubuhnya. Tapi
Read more

Jangan Jutek! Aku Makin tertarik.

"Done!"Tiba-tiba Rendy menggebrak meja. Membuat aku yang ketiduran langsung terbangun.Kesadaran aku belum kembali sepenuhnya, aku hanya mengucek kedua mataku hingga aku merasakan sesuatu yang membuat aku langsung terdiam.Rendy membenarkan kerudungku yang sudah tidak beraturan. Sontak saja membuat aku langsung menghindar"Hai jangan macam-macam, ya. Kenapa kamu seberani ini? Ingat kita harus tahu batasan!" ucapku dengan ketusnya. Bagaimana tidak ketus jika sikapnya saja membuat aku tidak suka. Dia tipe pria physical touch sedangkan aku tahu dia tidak punya hak untuk menyentuhku."Maaf, maaf. Aku bukan bermaksud lancang. cuma ini tangan refleks aja mau benerin kerudungnya," "Tapi, kamu kan tinggal bilang aja!" sewot ku lagi."Tadikan aku udah bilang ini refleks," ujarnya mencari pembelaan sendiri. "Sudahlah! Lagian kenapa pula saya bisa ketiduran. " ujarku berbicara sendiri. Aku langsung saja beranjak, namun ditahan Rendy hingga aku kembali terduduk..."Bisa enggak sih jangan mai
Read more

Jauhi Anak Saya!

saat toko sudah tutup dan aku pun selesai beres-beres. ini adalah kesempatanku untuk bicara dengan Rendy. mumpung Najma Tengah tertidur di atas sofa di ruangan kerjaku.kala itu Rendy terlihat Tengah mengangkat telepon, dia berdiri di dekat jendela seraya tubuhnya menghadap ke arah jalan raya.aku tetap menunggunya, sampai ia selesai berbicara dengan seseorang yang ada di balik telepon sana.aku memang tidak bisa mendengar jelas apa yang dia bicarakan dengan orang yang ada di balik telepon sana. namun, samar-samar aku mendengar jika nada suaranya itu terlihat marah. mungkin dia tengah ada masalah, tapi itu bukan urusanku. mau dia punya masalah ataupun tidak.hari ini aku tetap harus bicara dengan dia. sekitar setengah jam lamanya akhirnya selesai juga bertelepon. aku lihat wajahnya terlihat kesal bahkan ia terlihat mengepalkan tangan.tak sengaja tatapan kami bertemu, dia menyadari jika aku Tengah melihatnya. sejurus kemudian dia terlihat menyimpan kembali handphonenya di balik saku j
Read more

Mama Marahan?

aku sudah melihat Rendy masuk ke mobilnya, itu artinya pria itu benar-benar akan pergi dari sini.sementara aku? aku hendak memangku Najma untuk aku bawa ke rumah. namun, belum juga aku memangkunya kedua Mata Najwa terbuka.Aku tersenyum namun berbanding terbalik dengan Najma yang terlihat bersedih. Aku tidak tahu apa yang menyebabkan dirinya seperti itu."Mama marahan, ya sama Om Rendy? kenapa?" tanya Najma tiba-tiba. senyumku pun terpaksa pudar otakku berpikir. Apa Najma tidak tidur? apa dia mendengar perdebatan ku dengan Rendy? jika sudah seperti ini apa yang harus aku jawab? Kenapa aku selalu saja teledor? dulu dia melihat aku dengan ayahnya bertengkar dan sekarang ia harus menyaksikan pula aku bertengkar dengan Rendy. "Mama cuma...""Jangan marahin Om Rendy, Ma. dia baik banget, Najma suka sama Om Rendy. Najma harap mama pun baik-baik sama Om Rendy," tutur Najma ia memotong perkataan ku.Ya Tuhan! kini apa yang aku takutkan terjadi. jika Najma benar-benar sudah dekat dengan Ren
Read more

Modus

Aku kira, pria itu hanya akan melihat kepergian ku dengan Najma. Nyatanya dugaanku salah. Dia malah mengikuti ku dengan Najma. Sebenarnya dia maunya apa?Saat menoleh pada Najma, anakku terlihat cengengesan disertai terus menghadap belakang. Sebahagia itukah dirinya? Langkahku terhenti, Najma pun ikut berhenti."Kenapa, Ma?" tanya Najma, ia mungkin bertanya-tanya kenapa aku berhenti.Dengan menarik napas dalam, aku pun berbalik badan hingga aku bisa melihat Rendy dengan jelas. posisinya hanya berjarak beberapa meter saja ."Nih, mungkin Najma ingin berjalan bersamamu." tuturku seraya mengangkat tangan Najma. keduanya saling pandang lalu tertawa bersama."Terima kasih, Mama," ucap Najma ia lalu memanggilku untuk mendekat. Sejurus kemudian memberikan kecupan di pipi.Najma langsung saja berjalan ke arah Rendy. Kini mereka pun berjalan bersama sementara aku memilih berjalan di belakang mereka.melihat Najma tertawa lepas dan sebahagia itu entah harus senang atau sedih. Aku bingung karena
Read more

Terima kasih

semakin hari toko kue' ku semakin kebanjiran orderan. Aku sampai memperkerjakan karyawan baru sebanyak tiga orang. Yang paling aku syukuri ternyata kue buatanku bukan hanya terkenal di kawasan tempat aku tinggal. melainkan sampai keluar kawasan seperti dari Dago, Lembang bahkan aku terkejut ada yang sampai dari Ciamis dan juga Tasikmalaya. mereka sengaja datang hanya untuk merasakan dan menikmati kue buatanku.aku tahu, aku bisa berada di puncak sekarang karena atas izin Allah dan tentunya melalui perantara pria yang tiba-tiba saja hadir di kehidupanku dan Najma. Pria yang tidak pernah berhenti terus mengejar ku, pria yang tidak hentinya terus menebar pesona hingga pria yang tidak pernah mau berhenti membantuku meskipun berulang kali aku kasar padanya.rasanya setelah aku bisa menerima semua, menerima keadaan. Akhirnya aku bisa berdamai dengan masa lalu. hubunganku dengan Rendy sekarang baik-baik saja, bahkan bisa dibilang kami sangat dekat. terkadang dia selalu memberikanku masukan m
Read more

Nyaman Bukan Berarti Suka

"Mama sama om lagi apa?" tiba-tiba Najma datang, ia lalu duduk di antara aku dan Rendy. Semenjak kenal dengan Rendy Najma anakku banyak berubah. Dia tidak lagi jadi Najma yang pendiam, kini ia menjelma menjadi Najma yang cerewet dan sering tersenyum.Sungguh ini adalah perubahan yang luar biasa. Aku lebih suka Najma yang seperti ini. Aku mengelus saja kepala Najma dengan penuh sayang."Mama....""Mama lagi pacaran, ya sama Om Rendy. cie, cie," Najma menyela perkataanku. Najma bahkan terlihat tersenyum usil. Tentu saja aku langsung membantah."Tidak sayang! Kenapa Najma bicara seperti itu? Anak seusia Najma enggak boleh bahas masalah seperti itu?" terangku.Siapa yang mengajarkan Najma seperti itu? kenapa dia tahu istilah pacaran? Oh Tuhan! pergaulan di sini sungguh luar biasa. Atau mungkin pria yang ada di sampingku yang mengajarinya?Aku langsung menatap Rendy dengan tatapan maut ku, mengerti dengan arti tatapanku ia langsung membela diri."Bukan aku, sungguh!" bela Rendy membela di
Read more

Dibuat Tergila-gila

POV Rendy Segala cara akan aku lakukan agar bisa dekat dengannya. Aku tidak peduli meskipun aku ditolak berulang kali, bahkan sampai ribuan kali pun.Dengan adanya Najma, banyak membantuku untuk selalu dekat dengan ibunya itu. Jujur, pertama kali melihat Ayu ,aku sudah dibuat jatuh cinta. Ini sungguhan bukan main-main. Sedangkan pada Najma, aku memiliki rasa sayang padanya. Ada rasa selalu ingin membuat dia bahagia.Ayu yang jutek malah membuat aku semakin tertarik. Ada daya tarik tersendiri saat ia jutek seperti itu. Aku tahu dia wanita baik, makanya aku tetap suka meskipun ia jutek. Aku yakin ada alasan tertentu kenapa dia bisa bersikap seperti ini."Apa maumu?"Aku dikejutkan dengan satu pertanyaan yang keluar dari mulut Ayu. Dia menanyakan sesuatu yang sangat ingin aku jawab.Apa mauku? Jelas saja mauku adalah memiliki dirinya. Membahagiakan dirinya dan juga Najma. namun, ini bukan waktunya untuk ku beritahu. Biarkan setiap perlakuan ku padanya membuat mengerti jika aku ingin dir
Read more

Dibuat Tergila-gila (2)

"Done!"aku berucap seraya menggebrak meja, saat apa yang sedang aku kerjakan selesai. Rupanya tingkahku membuat wanita yang ada di sampingku terkejut. Sungguh aku lupa jika ada dia di sini. Ku perhatikan Ayu, dia terlihat lucu dengan muka bangun tidur bercampur rasa terkejut. Apalagi saat melihat kerudungnya sudah tidak beraturan lagi.Tanpa aku sadari, tanganku terangkat lalu aku langsung saja membenarkan posisi kerudungnya.Aku kaget saat tiba-tiba Ayu mendorong tubuhku. Meskipun dorongannya tidak membuat aku bergerak sedikitpun."Hai jangan macam-macam, ya. Kenapa kamu seberani ini? Ingat kita harus tahu batasan!" ucapnya dengan nada membentak. wajarlah dia marah karena aku memang sudah melakukan diluar batas. Harusnya aku tidak melakukan itu, bagaimanapun juga kami bukanlah mahram.Saking terkejutnya, bicaraku pun sampai terbata-bata. Secepatnya aku meminta maaf atas kelancanganku. Sungguh itu murni respons refleks. Bukan unsur kesengajaan."Maaf, maaf. Aku bukan bermaksud lanc
Read more

Izinkan aku mencintaimu

Seperti apa pun sikapnya, aku tidak akan pernah menyerah. Alasannya hanya satu karena dia adalah wanita pertama yang sudah membuat hati ini merasakan yang namanya debaran cinta. Wanita pertama yang sudah memperkenalkan ku dengan yang namanya rindu.Ibaratnya batu dan air. Batu lama-lama akan terkikis jika terus menerus kena air. Apalagi hati Ayu, jika aku terus berusaha mengejarnya lama-lama ia pun akan luluh juga. Aku yakini itu. Tinggal menunggu waktunya saja.Ayu memintaku untuk pergi, tapi aku tidak mendengarkan perintahnya. Aku hanya pergi dari tokonya lalu berdiam di seberang toko. Mengawasi ibu dan anak itu. Aku khawatir jika harus meninggalkan mereka berdua. Beberapa menit kemudian, aku melihat mereka keluar dari toko. Aku terus memperhatikan mereka. Mataku terus terfokus pada mereka, tidak ingin kehilangan bayangannya Semakin lama, jarak ku dengan mereka semakin jauh. Hingga tubuh mereka hampir menghilang. Karena aku masih saja belum tenang jika belum melihat mereka sampai r
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status