All Chapters of Terjerat Cinta Fotografer Pribadiku: Chapter 71 - Chapter 80

120 Chapters

Bab 71

Clara melingkarkan tangannya di lengan Nick. Keduanya berjalan bersisian menuju restoran tempat mereka makan malam saat itu. Restoran mewah tipikial tempat pilihan Nick biasanya. Dekorasi mahal namun minimalis, masakan khas Eropa, dan koki serta pelayan dengan kemampuan terbaik di bidangnya.Nick menarik kursi agar Clara bisa duduk di hadapannya. Sepersekian detik kemudian, ia duduk di hadapan Clara dengan senyum yang mengembang di wajah tampannya. Clara menatap Nick dengan senyum lebar. Apalagi yang harus ia lakukan selain tersenyum?Makan malam itu berlalu dengan sempurna. Seperti makan malam romantis mereka lainnya yang direncanakan tanpa ada kesalahan sedikitpun. "Pelayan, bawa kesini billnya." Ujar Nick seraya mengangkat tangannya.Seorang pria muda yang tampaknya berusia dua puluhan datang menghampiri mereka. Senyumnya ramah walaupun bahasa tubuhnya menunjukkan bahwa ia adalah karyawan baru. Clara sudah bertahun-tahun menjadi pelayan restoran dan ia bisa mengenali pelayan baru
Read more

Bab 72

Clara menatap Nick dengan tidak percaya. Matanya membulat dan kata-katanya tercekat di tenggorokannya. Kekasihnya adalah monster. Monster yang berjubah emas dengan hati sekeras batu. Keras, angkuh, dan arogan. Harusnya Clara tahu itu. Harusnya Clara lebih memperhatikan temperamen Nick. Harusnya ia sadar bagaimana Nick begitu anti dengan sesuatu yang ia anggap tidak selevel dengannya.Dan kata-kata terakhir itu? Hanya pelayan? Bukankah pelayan juga seorang manusia? Bukankah pelayan juga semestinya diperlakukan dengan baik?Clara melepaskan genggaman tangannya dari Nick. Pria itu menoleh dan menatap Clara dengans sedikit bingung."Ada apa, Sayang?" Tanya Nick."Aku juga pelayan, Nick." Ucap Clara lirih.Nick tertawa. Tidak mengerti arah pembicaraan kekasihnya."Apa maksudmu, Clara Sayang?"Clara mengangkat wajahnya dan menatap Nick dengan perasaan terluka."Katamu mereka hanya pelayan kan? Tapi aku juga pelayan, Nick. Aku pernah bekerja seperti mereka. Jika aku yang ada disana, apakah k
Read more

Bab 73

Sejak pertengkaran kecil malam itu, Ansel semakin menyadari bahwa ia dan Elsa memang tidak pernah cocok. Dari pertemuan pertama mereka pun Ansel sudah merasa begitu. Tapi mungkin rasa kesepian yang membuat Ansel merasa gegabah dan meminta Elsa menjadi kekasihnya. Dan Ansel sedikit menyesali keputusan itu.Sudah genap seminggu sejak malam ia bertemu dengan Clara. Dan selama seminggu itu pula Ansel tidak bisa melupakan gadis itu. Seolah seluruh upayanya untuk menghapus Clara dari otaknya terbuang percuma hanya dalam satu malam.Tapi apa yang bisa Ansel lakukan? Clara memang sudah mencuri dan mengambil tempat khusus di hatinya sejak lama. Dan melihat gadis itu setelah satu bulan berpisah, Ansel merasa rindunya meluap dan tidak tertahankan lagi. Apalagi jika Ansel mengingat bagaimana Clara meleleh di dalam pelukannya. Dan bagaimana cara Clara membalas ciuman Ansel seolah keduanya saling merindu."Ah! Sialan! Aku bisa gila!" Umpat Ansel kesal.Ia melangkah keluar kamarnya dan mendapati Els
Read more

Bab 74

Clara benar-benar tidak mengira bahwa ia akan menemukan Ansel lagi di tempat itu. Dan lebih parahnya lagi, Ansel dengan senang hati akan menemani Clara mencari Tante Ana. Rencana Clara baru saja berubah seratus delapan puluh derajat tanpa ia kira.Sekarang keduanya duduk bersisian di bangku belakang taksi yang mereka pesan. Clara bingung harus berbicara apa kepada Ansel. Haruskah ia menanyakan kabar Ansel? Haruskah ia mengatakan bahwa ia merindukan Ansel? Atau apakah lebih baik jika ia diam saja? Aneh sekali rasanya. Padahal dulu ia dan Ansel sangat dekat. Ajaib mengingat apa yang bisa dilakukan jarak dalam satu bulan."Kita akan kemana, Clara?" Ansel bertanya kepada Clara. Iseng mungkin? Atau mungkin Ansel berusaha keras untuk membuka pembicaraan dengan Clara.Clara tampak mengeluarkan selembar kertas dari tas kecilnya. Ia membaca tulisan yang ada di kertas itu sebelum menjawab pertanyaan Ansel."Kita akan pergi ke All Saints Home." Jawab Clara mantap."Dan itu adalah tempat Tante An
Read more

Bab 75

Clara pulang ke apartemen Nick dengan hati yang lega. Sungguh ia merasa bahagia sudah bisa bertemu dengan Tante Ana. Clara seolah kembali menemukan rumahnya lagi. Tempat ia bisa merasakan kehangatan sebagaimana ketika ia pulang ke pelukan ibunya.Tangannya meraih kenop pintu apartemen Ansel. Sepersekian detik kemudian pintu itu terbuka setelah terdengar suara mesin di dalamnya. Tetapi betapa kagetnya Clara saat ia melihat Nick yang sudah ada di apartemen. Kekasihnya itu melihat ke arah pintu masuk seolah memang menunggu kepulangan Clara. Dan yang lebih berbahaya, Nick memasang raut kesal di wajahnya.Clara melihat ke arah kekasihnya itu dan sadar benar bahwa itu bukanlah sebuah pertanda baik. Nick sedang marah dan kemungkinan besar penyebabnya adalah Clara."Baru pulang?" Tanya Nick datar.Clara tersenyum penuh rasa bersalah. Ia bergerak mendekati kekasihnya itu dan duduk di sisinya. Tangannya meraih tangan Nick namun pria itu menepisnya dengan kasar."Dengan siapa kamu pergi?" Ujar N
Read more

Bab 76

Seolah sebuah keajaiban yang diberikan tiba-tiba kepadanya. Bagaimana mungkin Ansel bisa mendapatkan kesempatan untuk menghabiskan seharian waktunya bersama Clara? Meskipun konteksnya hanya untuk mencari Tante Ana dan bukan yang lain.Dan momen sederhana itu berhasil membuat Ansel bahagia bukan kepalang. Ia pulang dengan hati yang berbunga dan senyum yang merekah. Rasanya Ansel akan melompat ke awan jika gravitasi tidak menariknya kembali.Ansel meraih kenop pintu apartemennya dan membuka pintu itu. Aneh. Apartemennya tampak kosong. Dan juga sunyi."Kemana Elsa? Apakah dia pergi?" Gumam Ansel.Ansel berkeliling ke seluruh penjuru apartemennya dan mencoba mencari Elsa namun ia tidak menemuka siapapun disana. Ia meraih ponselnya dan berpikir untuk menelepon kekasihnya itu. Namun Ansel kembali bimbang. Suasana hatinya sangat baik saat itu. Ia tidak ingin mengacaukannya dengan mendengarkan ocehan Elsa lagi di telepon.Tanpa berpikir dua kali, Ansel masuk ke kamarnya sembari bersenandung
Read more

Bab 77

Kacau. Semuanya benar-benar kacau dan pikiran Clara sangat kalut. Ia harus berada di sisi Tante Ana tidak peduli apapun yang terjadi. Tapi bagaimana caranya? Nick menguncinya dan sudah mengganti kode keamanan di pintu tanpa setahu Clara."Mungkin Nick bisa menemaniku. Iya, dia pasti akan menemaniku." Ucap Clara penuh harap.Ia meraih ponselnya dan segera menghubungi Nick. Namun meskipun sudah berkali-kali mencoba, panggilan itu dialihkan ke pesan suara. Nick benar-benar tidak bisa dihubungi.Clara panik. Langkahnya mondar mandir menyusuri lantai apartemen Nick. Tangannya mencengkeram ponselnya sementara ia menggigit bibirnya karena gugup. Clara sibuk memutar otaknya dan berusaha mencari solusi untuk masalahnya ini. Dan solusi itu harus datang secepatnya. Detik ini juga.Sebuah ide terlintas di benak Clara. Tidak begitu sulit dan mungkin akan mudah dilaksanakan. Ia segera menelepon resepsionis di lantai bawah yang bertugas."Selamat siang, Nona Dawson." Sapa petugas yang menyambut tele
Read more

Bab 78

Clara melangkah dengan hati-hati menyusuri koridor menuju apartemen Nick. Jantungnya berdegup begitu kencang karena rasa takut. Clara bahkan bisa membayangkan amarah yang ada di mata Nick saat menunggunya pulang.Tangannya gemetar ketika memasukkan kartu akses ke dalam slotnya. Clara berusaha menenangkan dirinya sendiri berkali-kali namun gagal. Ia terlalu takut menghadapi api amarah Nick. Namun tidak ada pilihan lain selain pulang ke penjara emasnya lagi.Pintu itu terbuka dan Clara langsung disambut oleh sosok Nick yang berdiri menghadap ke arah deretan kaca yang memperlihatkan pemandangan kota Singapura. Pria itu membelakangi Clara namun Clara berani bertaruh bahwa Nick mendengar langkah Clara yang mendekat.Tanpa menoleh ke arah Clara, Nick berbicara dengan begitu dingin kepadanya."Darimana saja kamu?"Clara terdiam sejenak sebelum akhirnya memberanikan diri untuk menjawabnya."Aku baru saja dari rumah sakit, Nick. Tante Ana kritis dan aku harus kesana sebagai walinya."Suara Cla
Read more

Bab 79

Sudah seminggu ini apartemen Ansel terasa sepi. Elsa pergi dari sana tanpa berkata apa-apa dan ia memblokir Ansel di seluruh media sosialnya. Ah, sebenarnya Ansel sangat benci sendirian disini tapi ia kemudian menyadari bahwa lebih baik sendirian daripada bersama Elsa yang selalu ribut dengan hal kecil.Ansel merebahkan dirinya di sofa dan tatapannya menerawang lurus ke langit-langit apartemennya. Ia kembali teringat momen sederhana bersama Clara seminggu yang lalu. Bisa terlibat dalam sebuah momen penting di hidup Clara sungguh menyenangkan bagi Ansel. Seolah ia bisa menjadi pahlawan bagi Clara.Di tengah khayalannya tentang Clara, Ansel dikagetkan dengan ponselnya yang berdering nyaring. Awalnya ia mengumpat pada siapapun yang meneleponnya saat itu karena sudah mengganggu lamunannya. Namun nama penelepon di layar ponselnya membuat Ansel seketika sumringah dan berbunga-bunga.Ansel dengan cepat menjawab panggilan itu tanpa bisa menyembunyikan senyum di bibirnya."Halo Clara?"Tapi an
Read more

Bab 80

Ansel menciumi punggung Clara dengan lembut. Ia mulai membuka pakaian gadis itu dengan hati-hati. Clara berdiri memunggungi Ansel dan menghadap ke arah dinding keramik kamar mandi yang dingin. Setelah pakaian Clara terlepas seluruhnya, Ansel mulai membuka pakaian yang ia pakai. Sekejap kemudian, keduanya sudah bugil dan berada di bawah shower kamar mandi.Tangan Clara memutar keran dan air mulai mengalir dari shower yang berada di atas mereka. Ansel lalu mengambil sedikit shampoo dan membasuh rambut Clara dengan lembut. Jemarinya memijat kepala Clara dan gadis itu memejamkan matanya karena pijatan Ansel sungguh luar biasa."Aku tidak tahu kamu pandai memijat, Ansel." Goda Clara iseng.Ansel tertawa. Ah, betapa rindunya Clara mendengar tawa yang dulu selalu menghiasi harinya itu."Aku cukup ahli dalam hal ini Clara. Hanya saja aku tidak melakukannya kepada sembarang orang."Clara terkekeh."Oh iya? Lalu orang seperti apa yang mendapatkan kehormatan untuk dipijat olehmu?""Hmmm entahlah
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status