All Chapters of Terjerat Cinta Fotografer Pribadiku: Chapter 81 - Chapter 90

120 Chapters

Bab 81

Ansel mencium Clara lagi. Kali ini ciumannya menjadi lebih buas dan lapar. Seolah Ansel sudah puas memanjakan Clara dengan kelembutan dan kasih sayang. Sekarang waktunya untuk bercinta yang sesungguhnya.Kedua tangan Clara melingkar lagi di leher Ansel bagaikan tempat itu adalah titik paling nyaman untuk mengistirahatkan lengannya yang lelah. Clara membalas ciuman itu sembari memiringkan kepalanya sedikit. Ia membuka mulutnya dan membiarkan Ansel menjelajahinya dengan lidah Ansel yang lihai.Keduanya sudah tidak bisa menahan diri mereka satu sama lain lagi. Clara menginginkan Ansel dan begitu pula Ansel."Aku menginginkanmu, Ansel. Kumohon..."Ansel dengan mantap meletakkan dirinya di antara kedua kaki Clara yang terbuka. Ia memposisikan kejantanannya yang sudah begitu tegang tepat di depan bagian intim Clara. Tangan kanannya mengelus perut Clara yang halus sementara tangan kirinya menggenggam tangan Clara. Kedua tangan itu bertaut begitu erat seolah tidak ingin melepaskan satu sama l
Read more

Bab 82

Ansel dan Elsa tercekat dengan kehadiran Elsa yang begitu tiba-tiba. Gadis itu menatao keduanya dengan nanar. Tinjunya terkepal di sisi tubuhnya dan kemarahan sudah siap menyembur seperti sebuah gunung berapi."Ansel! Beraninya kamu berselingkuh dariku?!" Seru Elsa dengan meledak.Clara langsung berdiri dan berlari ke arah Elsa. Berusaha menenangkan lawan bicaranya dan menghentikan terjadinya konfrontasi yang tidak diinginkan. Namun Elsa menepiskan tangan Clara dengan kasar. Matanya menatap Clara tajam seolah Clara baru saja membunuh ibunya."Gadis murahan! Beraninya kamu menggoda Ansel, hah?!"Clara terhenyak dengan tudingan itu. Kata-kata tajam itu membuatnya mundur beberapa langkah."Tidak... bukan seperti itu Elsa..." ucap Clara lirih.Mendengar hinaan yang dilontarkan mulut Elsa ke arah Clara membuat Ansel enggan untuk diam saja. Pria itu harus membela gadis yang paling ia cintai demi seluruh hidupnya. Ansel beranjak dari kursinya dan berjalan menghampiri Elsa."Tutup mulutmu, El
Read more

Bab 83

Elsa tampak begitu kaget melihat kedatangan Ansel di hadapan mereka. Sementara Nick masih bertahan dengan ekspresi tenangnya seperti laut sebelum tsunami. Senyumnya tersungging di sudut bibir seolah meremehkan Ansel."Rencana apa yang kalian maksud?" Ansel bertanya sambil berkacak pinggang.Elsa tergagap. Ia buru-buru berdiri dan memegang tangan Nick. Berharap pria itu tidak mendengar apapun yang baru saja ia katakan kepada Nick."Tidak, bukan apa-apa, Sayang. Kamu hanya salah mendengarnya."Ansel melepaskan pegangan Elsa dengan cepat. Matanya melirik tajam ke arah Elsa lalu ia kembali memandang lurus ke arah Nick."Katakan, apa rencana yang kalian bicarakan tadi." Perintah Ansel tanpa takut.Nick terkekeh pelan. Ia menyilangkan kakinya sembari mendongak menatap Ansel yang berdiri di dekatnya. Jika arogan bisa diwujudkan sebagai manusia, maka Ansel yakin seratus persen manusia itu adalah Nick."Sederhana saja, Ansel. Aku dan Elsa bekerja sama untuk menjauhkan Clara darimu. Karena aku
Read more

Bab 84

Ansel dengan cepat menutup jarak di antaranya dan Clara dengan ciumannya. Ia menangkap bibir Clara dan melumatnya habis dalam ciuman yang memabukkan. Clara bangkit dari duduknya dan segera berpindah untuk duduk di atas mini bar dapur. Sekarang tubuhnya sejajar di hadapan Ansel yang berdiri di depannya.Jemari Ansel terbenam di rambut Clara dan menariknya pelan ke belakang. Membuat Ansel memiliki akses lebih untuk menjelajah setiap jengkal bibir Clara. Gadis itu melingkarkan lengannya di pinggang Ansel dan memainkan jemarinya di bagian tersebut.Ansel tak melewati sejengkal pun tubuh Clara. Ciumannya menurun ke sepanjang rahang lalu leher dan akhirnya ke belahan dada Clara yang tampak menggoda dari balik blus berpotongan rendah yang dipakainya. Ansel menciumi area itu dan menghirup aroma vanilla dari tubuh Clara yang sangat ia sukai. Clara beraroma seperti kue yang Ansel tidak sabar untuk makan.Mulutnya mencium dan menggigit pelan sekujur dada bagian atas Clara. Meninggalkan bekas kem
Read more

Bab 85

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, namun Clara tidak mempedulikannya sedikit pun. Ia berlari cepat menyusuri koridor rumah sakit tempat Tante Ana dirawat. Ansel mengikuti tak jauh di belakangnya. Ia begitu khawatir dengan keadaan Clara namun satu-satunya yang dipikirkan gadis itu adalah kesehatan bibinya.Clara segera menghambur ke dalam ruangan saat ia menemukan ruangan yang ia cari. Di dalamnya ia melihat Tante Ana dengan berbagai alat bantu menempel di tubuhnya. Gadis itu menangis kencang dan mendekat ke arah wanita tua yang terbaring sekarat di ranjang.Bagaikan dejavu, Ansel melihat pemandangan ini sekali lagi. Setelah dua minggu yang lalu keadaan Tante Ana membaik, kali ini kesehatannya menurun lagi. Dan tidak perlu analisa khusus untuk mengetahui bahwa serangan yang kedua jauh lebih buruk daripada sebelumnya.Clara duduk di sisi Tante Ana dan menggenggam lembut tangan wanita tua itu. Ia menangis dan terus menangis. Meratapi kemalangan hidup bibinya dan betapa menderi
Read more

Bab 86

"Apakah kamu lelah?"Ansel bertanya kepada Clara yang menatap kosong ke arah permukaan danau. Bulan purnama yang bulat sempurna tampak memantul di air yang seperti cermin. Ia mengamati lamat-lamat wajah Clara. Gadis itu tampak semakin kurus dan bagian bawah matanya menghitam. Ia pasti lelah sekali mengurus Tante Ana. Bohong jika ia mengatakan tidak.Tapi Clara hanya tersenyum lemah dan menggeleng."Tidak, Ansel. Mungkin kamu berpikir sepertinya melelahkan, tapi aku melakukannya dengan tulus. Tante Ana sudah kuanggap seperti ibuku sendiri dan tidak mungkin seorang anak meninggalkan ibunya yang sakit, kan?"Perasaan Ansel begitu campur aduk saat itu. Ia kagum dengan Clara yang begitu baik dan tulus dan setiap hal yang ia lakukan. Tapi ia juga merasa iba dengan gadis ini. Betapa gadis ini mati-matian menahan sakit dan lelahnya demi mengurus bibinya yang sudah tergolek lemah.Clara menyenderkan kepalanya ke bahu Ansel, namun pria itu memindahkannya ke pangkuannya. Sekarang Clara meletakka
Read more

Bab 87

Clara berlari menghambur ke dalam ruangan itu. Rasa panik menyelimuti dirinya. Sementara Ansel mengekor di belakangnya dengan kecepatan yang sama. Keduanya sampai di dalam ruangan tersebut sepersekian detik kemudian dan melihat dua orang dokter dan tiga suster yang berada di sekeliling ranjang Tante Ana.Mata Clara membulat melihat apa yang dihadapannya. Para tenaga medis itu sibuk memeriksa Tante Ana dengan alat yang Clara tidak ketahui apa namanya. Namun satu benda yang menarik perhatian Clara. Seketika jantungnya mencelos melihatnya."Alat pacu jantung? Ada apa ini?" Ansel bergumam seolah menyuarakan kegelisahan di hati Clara.Clara menggeleng. Wajahnya terlihat takut dan Ansel dapat merasakan kekhawatiran yang sama di hatinya. Mereka berdua takut skenario terburuk yang selama ini tidak pernah berani mereka bicarakan akhirnya terjadi."Ada apa, Dok? Kenapa dengan Tante Ana?" Clara bertanya kepada salah satu dokter dengan panik."Nyonya Ana mengalami serangan jantung tiba-tiba dan s
Read more

Bab 88

Pemakaman Tante Ana berjalan dengan lancar. Clara menjadi tuan rumah yang menyambut para tamu yang datang silih berganti. Bahkan hingga jenazah Tante Ana dikremasi, Clara tidak melihat adanya Stefani. Gadis itu tidak kunjung datang meskipun ia tahu benar hari ini adalah terakhir kalinya ia bisa melihat sang ibu.Sementara Ansel selalu ada di sisi Clara. Membantunya dan menenangkannya. Ia juga mengajak beberapa tamu berbincang bak seorang tuan rumah yang baik. Melihat kondisi Clara yang seperti ini, Ansel semakin bertekad untuk tidak membiarkan Clara sendirian lagi.Ucapan belasungkawa datang silih berganti. Pagi bergulir ke siang dan akhirnya menjadi malam. Para pelayat satu persatu pulang dan hanya menyisakan Clara dan Ansel di rumah duka. Clara meletakkan kepalanya di pangkuan Ansel dan mencoba beristirahat sejenak. "Tidurlah, Sayang. Aku yang akan berjaga disini." Ucap Ansel terdengar seperti permohonan. Tangannya mengelus kepala Clara dengan gerakan yang hati-hati dan lembut.Cla
Read more

Bab 89

Clara tersenyum nakal. Ia mencium bibir Ansel sekali lagi dan meluruskan tubuhnya sehingga ia duduk di atas Ansel. Panggulnya bergerak maju mundur menggesek kejantanan Ansel sementara tangannya mempreteli pakaiannya sendiri. Seluruh pakaiannya terlepas dalam waktu beberapa detik saja.Ansel meneguk liurnya. Tak kuasa menahan birahinya yang kembali memuncak karena melihat tubuh bugil kekasihnya itu. Clara mengangkat sedikit tubuhnya dan memposisikan intinya tepat di atas kejantanan Ansel. Dengan perlahan, ia memasukkan benda itu ke dalam bagian intimnya. Setiap senti benda itu masuk membuat sekujur bulu kuduk Clara meremang. Ia merintih pelan merasakan sensasi penuh di bagian bawahnya.Setelah milik Ansel sepenuhnya tenggelam di dalam intinya, Clara mulai bergerak di atas tubuh Ansel. Panggulnya maju mundur dan sesekali bergerak dalam lingkaran kecil. Kejantanan Ansel bergerak dengan leluasa di dalam inti Clara. Menyapu ke setiap sisi dan menjangkau titik-titik sensitif di dalamnya.An
Read more

Bab 90

Clara dan Ansel baru saja mendarat di Jepang untuk liburan mereka selama lima hari. Keduanya sangat antusias untuk menjalani liburan pertama mereka sebagai kekasih. Ansel bahkan tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya karena sejak tadi ia terus menerus menjepret Clara dengan kameranya. Bahkan dari seribu foto yang ada di kameranya, sembilan ratus di antaranya adalah foto Clara dan seratus lainnya adalah foto pemandangan yang indah. Sungguh Ansel sudah benar-benar terikat dengan cintanya pada Clara.Keduanya berjalan menyusuri Haneda Airport dengan tangan yang bergandengan. Sementara tangan mereka yang tidak bertautan menarik koper masing-masing. Sesekali Ansel akan mencuri pandang ke arah Clara dan melihat wajah gadis itu yang tersenyum sangat cerah secerah musim panas Jepang saat itu.Setelah keluar dari bandara, Ansel dan Clara bergegas menuju hotel dengan menggunakan taksi. Hotel tersebut akan menjadi tempat mereka menginap selama beberapa hari ke depan. Dan Ansel sudah memilih h
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status