Home / Romansa / Terjerat Cinta Fotografer Pribadiku / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Terjerat Cinta Fotografer Pribadiku: Chapter 101 - Chapter 110

120 Chapters

Bab 101

Tanpa terasa satu hari sudah bergulir dan Clara habiskan dengan membereskan apartemen mereka. Setidaknya ia tidak ingin Ansel pulang dalam keadaan rumah yang berantakan. Lambat laun Clara harus mulai bisa bertingkah sebagai wanita yang mengurus rumahnya. Apalagi melihat dari sejauh apa hubungan mereka sekarang melangkah. Mungkin memang lebih baik jika Clara mulai bertindak seperti seorang isteri.Pukul tujuh malam, Clara mendengar pintu apartemennya terbuka. Ia melihat sosok kekasihnya yang sudah pulang dengan wajah yang tampak lelah. Tanpa berpikir dua kali, Clara langsung menghampiri Ansel dan memeluknya."Kamu sudah pulang?"Ansel mengangguk dan tersenyum tipis. Wajahnya tampak sangat letih. Pasti sangat melelahkan bekerja di hari pertama dengan beban seberat itu."Aku sudah menyiapkan bathtub untukmu. Kamu bisa mandi dulu kalau kamu mau, Sayang."Ansel mengangguk lagi. Tanpa banyak bertanya ataupun berkata apa-apa. Seolah energinya sudah benar-benar habis untuk bekerja seharian. D
Read more

Bab 102

Sudah genap seminggu Ansel dan Clara tinggal di Birmingham, kota kelahiran Ansel. Dan seiring hari bergulir, Ansel semakin disibukkan dengan berbagai pekerjaan yang sepertinya tidak ada habisnya. Mulai dari proyek lama yang harus ia ambil alih, hingga mempelajari setiap laporan dari klien prospektif baru. Baru kali ini Ansel merasa waktu dua puluh empat jam tidak cukup baginya. Seperti halnya hari ini, sudah sejak pagi ia berkutat dengan berbagai analisis dari hasil iklan yang baru saja mereka luncurkan. Timnya menghabiskan begitu banyak waktu untuk membuat konsep dan mengerjakan proyek ini. Namun sayangnya, hasil yang diberikan tidak terlalu memuaskan. Dan tentu saja klien ini tidak terima dengan hasil yang mengecewakan. Ansel bahkan sudah kehabisan jari untuk menghitung berapa kali Tuan Sanders sudah mengirimkan keluhan kepadanya.Ia menghempaskan tubuhnya ke kursinya dan memijat keningnya yang berdenyut. Firma periklanan ayahnya bukanlah sebuah firma besar. Firma ini hanyal firma
Read more

Bab 103

Clara sekali lagi menarik nafasnya dengan sangat dalam. Rasa gugup benar-benar menelannya bulat-bulat. Ia sudah berjanji akan berdamai dengan egonya sendiri. Ansel memintanya untuk berkunjung ke rumah orangtuanya. Tentu saja pasti Ansel mengharapkan sesuatu yang baik dari hari ini. Misalnya perubahan sikap ibunya yang menjadi lebih baik kepada Clara.Dan sesungguhnya Clara pun berharap demikian. Dan sekarang disinilah dirinya. Menatap ke arah rumah yang baru saja dikunjunginya seminggu yang lalu. Ia bahkan tidak bisa menyingkirkan gemetar di kedua tangannya. Clara benar-benar khawatir dengan apa yang akan dipikirkan oleh Adeline. Jika bisa, mungkin ia akan berlari kembali ke apartemen dan bersembunyi disana. Tapi Clara hanyalah Clara. Gadis biasa yang sangat mencintai Ansel, putera Adeline. Dan Clara akan melakukan semuanya jika itu yang terbaik untuk hubungan mereka.Clara menekan bel rumah itu. Ia berdiri dan melirik ke kantong kertas yang ia bawa. Kantong itu berisi masakan Italia
Read more

Bab 104

Harga sebuah kontrak adalah setara dengan harga diri Ansel. Tuan Sanders menekannya mati-matian dan akhirnya Ansel menyetujui permintaannya. Proyek kali ini tidak akan membuahkan keuntungan apapun bagi firmanya. Tapi setidaknya, kegagalan kemarin tidak akan mencederai reputasi yang dibangun ayahnya selama tiga puluh tahun terakhir.Dan Ansel benar-benar diliputi perasaan gagal. Ia kalah telak dalam proyek pertamanya sebagai pimpinan firma. Entah apakah ia akan mendapatkan kepercayaan diri yang cukup untuk melanjutkan perannya sebagai CEO di perusahaan ayahnya. Dan Ansel bahkan tidak bisa membayangkan raut ayahnya yang begitu kecewa karena negosiasi payah yang dilakukan Ansel.Ansel menghela nafas pelan. Pandangannya menerawang ke arah jalanan dari dalam taksi yang ia tumpangi. Ia terlalu banyak minum karena stress. Ia bahkan tidak bisa berjalan dengan baik sekarang. Apalagi mau menyetir.Ah, Birmingham tampak begitu indah malam ini. Seolah kota ini tetap berjalan sebagaimana mestinya
Read more

Bab 105

Pertengkaran kecil semalam cukup mengguncang Clara. Bohong jika ia tidak terluka dengan perkataan Ansel. Pikirannya kembali melayang pada kejadian di rumah Ansel kemarin. Dimana Adeline memang tampaknya dengan sengaja menumpahkan seluruh masakan Clara. Apapun alasannya, adalah hal yang aneh empat buah mangkuk makanan bisa tumpah sekaligus.Dan setelahnya, Adeline dengan berbagai kata-kata manis berlapis racun itu meminta Clara untuk membersihkan semua kekacauan itu. Tangannya terluka karena pecahan mangkuk, katanya. Tapi sungguh, hal yang menyakiti hati Clara bukanlah itu. Tapi kata-kata terakhir yang diucapkan Adeline sebelum meninggalkan Clara sendirian di dapur."Betapa menyenangkannya memiliki pengalaman sebagai pelayan, bukan?"Astaga, hati Clara berdenyut lagi jika mengingat ucapan itu. Sehina itukah seorang mantan pelayan di mata Adeline? Apakah perempuan kelas rendahan seperti Clara tidak pantas untuk bersanding dengan putera kesayangannya?Dan diatas itu semua, ketika Clara b
Read more

Bab 106

Hari bergulir menjadi minggu dan minggu pun berganti bulan. Tanpa terasa, tiga bulan sudah berlalu semenjak Clara dan Ansel tinggal di Birmingham. Ansel sudah mulai terbiasa dengan posisinya sebagai pimpinan perusahaan. Proyek Tuan Sanders untungnya berjalan dengan lancar dan sempurna. Namun sayangnya, Ansel menjadi semakin sibuk dan seringkali bermalam di kantor.Sejujurnya, Clara pun tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Karena ia sudah berjanji untuk mendukung apapun demi masa depan keduanya. Hanya saja semuanya terasa menjadi begitu sepi.Beruntunglah Clara juga memiliki kesibukannya sendiri sekarang. Ia kembali bekerja sebagai model di salah satu merek fashion di Inggris. Ia mendapat rekomendasi dari mantan atasannya dulu, Miss Grace. Meskipun tidak menghasilkan uang yang begitu besar, tapi Clara tetap bahagia. Ia memiliki kesibukan baru dan juga teman-teman baru. Dan setidaknya ini akan membantu Clara melewati hari-harinya yang sepi."Hari ini kita akan makan malam di rumah Da
Read more

Bab 107

Jari Ansel menekan bel rumah kedua orangtuanya. Dan tangannya yang lain menggandeng Clara begitu erat. Seolah takut kekasihnya akan kabur jika ia melepaskan gandengan itu sedetik saja. "Kamu gugup?" Tanya Ansel sembari mengusap punggung tangan Clara.Gadis itu hanya tersenyum canggung. Ia tampak sangat cantik malam ini. Dress dengan panjang selutut berwarna putih dengan aksen pita berwarna pink di bagian pinggangnya. Bagian bawah dressnya menjuntai jatuh menunjukkan kaki Clara yang jenjang. Sungguh ia tampak luar biasa mempesona.Tapi tak peduli seberapa cantik ia tampil, Clara yakin benar Adeline pun tidak akan menyukainya. Dan karena itu pula hatinya terasa sangat kacau sekarang."Sedikit gugup." Jawab Clara pelan.Ansel meraih tangan Clara dan menciumnya. Matanya menatap lurus ke arah dua orbs kecokelatan milik Clara yang sangat jernih."Semuanya akan baik-baik saja." Ucap Ansel menenangkan.Clara menarik nafasnya dalam dan sedikit kegugupannya menguap entah kemana. Tak butuh wakt
Read more

Bab 108

Tangis Clara meledak. Semua hinaan itu bahkan masih terasa panas di telinganya. Hatinya remuk dan harga dirinya telah hancur berkeping-keping. Dan semua itu dilakukan oleh ibu dari pria yang ia cintai setengah mati. Bulir demi bulir air mata meleleh di pipinya. Matanya bahkan tampak sedikit menghitam karena maskaranya yang luntur terkena air mata. Clara menatap bayangannya di kaca. Ia terlihat sangat kacau sekarang. Mata yang sembab, hidung yang merah, dan riasan yang berantakan. Astaga, bahkan seorang anak kecil pun akan berlari melihatnya sekarang.Clara menyalakan keran air di wastafel kamar mandi. Ia mulai membasuh wajahnya dan memperbaikki riasannya. Beberapa menit berlalu dan wajahnya tampak sedikit lebih baik. Walaupun tidak dapat disembunyikan bahwa Clara baru saja menangis habis-habisan beberapa detik yang lalu."Astaga, apa itu? Kenapa Ibu Ansel tega sekali kepadaku." Gumam Clara tidak habis pikir.Memikirkan itu lagi, membuat air matanya akan tumpah lagi. Clara buru-buru m
Read more

Bab 109

Makan malam semalam benar-benar buruk. Terlepas dari seks hebat yang mereka lakukan di kamar mandi, semuanya benar-benar kacau. Hinaan Adeline, kemarahan Elliott, dan kekecewaan Ansel. Clara bahkan tak pernah menyangka kalau kebencian Adeline akan menjadi sebesar itu. Begitu besar hingga ia tak lagi merasa sungkan untuk menyebutkannya secara lisan di depan suami dan puteranya.Setelah bercinta di kamar mandi, keduanya segera berpakaian. Tak berapa lama, Ansel langsung mengajak Clara pulang. Ia tak ingin melihat kekasihnya dihina lebih lanjut oleh ibunya. Dan selama semalaman, yang dilakukan Ansel hanyalah mendekap Clara dalam pelukannya. Ia terus menerus meyakinkan Clara bahwa gadis itu sempurna dan Ansel tidak akan pernah mencari yang lain selain Clara.Setidaknya untuk saat ini, semua itu sudah cukup bagi Clara.Dan sekarang, pikirannya berterbangan kemana-mana sejak di taksi tadi. Ia menerka-nerka apa yang ingin dikatakan Jennifer kepadanya. Urusan apa yang begitu penting sehingga
Read more

Bab 110

"Apa? Kamu akan menjadi model Victoria Secrets?"Ansel membelalak tak percaya mendengar kabar yang disampaikan kekasihnya itu. Sungguh ia sangat bahagia jika Clara juga bisa mengejar mimpinya sebagaimana Ansel membangun bisnisnya sekarang. Dan Ansel benar-benar berharap lambat laun ibunya akan menerima Clara dan menganggap gadis itu pantas untuknya.Clara mengangguk. "Iya, aku tidak berbohong. Minggu depan Miss Ryan akan memperkenalkanku kepada agensi mereka dan mulai mempekerjakanku disana." Seru Clara dengan antusias.Ansel kembali melihat binar itu di mata Clara. Kemilau ketika ia membicarakan hal yang ia suka. Dan betapa bersemangatnya Clara dengan pekerjaan barunya. Semua pemandangan itu menghangatkan hati Ansel dan membuatnya merasa gemas. Secara refleks Ansel mendaratkan ciuman di bibir Clara yang duduk di pangkuannya."Aku bangga kepadamu, Sayang." Puji Ansel tulus.Clara tersenyum cerah. Kali ini ia yang mencium Ansel dengan begitu dalam dan romantis. Dan dalam sekejap, situ
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status