All Chapters of Terjerat Cinta Fotografer Pribadiku: Chapter 61 - Chapter 70

120 Chapters

Bab 61

Clara meraih laptopnya dan membuka akun di aplikasi live streamingnya. Sudah cukup lama ia tidak melakukan siaran langsung dan hanya memghibur penggemarnya melalui foto-foto seksi saja. Beruntunglah Clara memiliki penggemar yang loyal. Yang masih bertahan meskipun beberapa memutuskan untuk pergi."Huft, wajar saja banyak yang berhenti berlangganan channelku." Gumam Clara sedikit murung.Sejak bersama Nick, ia benar-benar sulit untuk mendapatkan waktunya sendiri. Seolah pria itu selalu mengikuti Clara kemanapun ia pergi. Bagaimana mungkin Clara bisa melakukan siaran langsung dengan keadaan yang seperti itu? Dan lagipula bibir Clara terlalu kelu untuk meminta tolong Nick berpartisipasi dalam siaran langsungnya seperti Ansel dulu. Entah apakah kekasihnya yang tumbuh sebagai orang kelas atas itu akan mau menampilkan tubuhnya di depan orang ramai.Clara melihat statistik kanalnya yang menurun. Lalu tiba-tiba ia terhenyak karena mendengar pintu apartemen Nick dibuka. Ia segera menoleh ke ar
Read more

Bab 62

Makan malam itu dimasak khusus oleh seorang chef ternama yang Clara tidak tahu siapa. Makanan yang sungguh enak dan lezat. Servis dan pelayanan pun bintang lima. Mungkin memang sangat sepadan dengan biaya yang Nick keluarkan untuk memanjakan kekasihnya.Setelah selesai makan malam, Nick mengajak Clara untuk berjalan ke dek atas kapal. Tempat yang sunyi dan tidak ada seorang pun disana. Dek atas kapal seperti area pribadi bagi siapapun yang menyewa kapal itu. Dan Nick tidak akan melewatkan kesempatannya untuk berduaan dengan Clara disana.Ia menaikki tangga menuju dek atas. Sebelah tangannya meraih tangan Clara yang berjalan di belakangnya. Ia menggenggam lembut tangan Clara dan berjaga-jaga agar gadis itu tidak terjatuh. Jujur, Clara sangat tersentuh dengan sikap Nick yang begitu gentleman. Seolah seluruh lapisan dari diri Nick baru ia lihat ketika hubungan mereka melangkah ke tahap yang lebih serius.Nick dengan sabar menunggu Clara yang kesulitan menaikki tangga menuju dek atas. Set
Read more

Bab 63

Universal Studios? Mendengar namanya saja membuat Ansel teringat kembali pada Clara. Ia pernah berjanji akan mengajak gadis itu untuk pergi ke tempat tersebut. Namun bahkan hingga Clara tidak bersamanya lagi pun Ansel belum dapat memenuhinya. Dan sangat aneh rasanya mengetahui Elsa akan menjadi gadis pertama yang ia ajak kesana."Bagaimana penampilanku? Cantik kan?"Elsa bertanya pada Ansel sembari mematut diri di hadapan pria itu. Ia mengenakan blus merah muda dengan potongan dada yang rendah dan rok jeans pendek yang panjangnya hanya setengah pahanya. Ansel tertawa melihat gadis itu."Iya, kamu sudah cukup cantik. Setidaknya bisakah kita pergi sekarang, Elsa? Aku sudah bosan menunggu sejak tadi." Gerutu Ansel kesal.Mulut Elsa melengkung dan menampilkan seringainya yang indah. "Baiklah, ayo kita pergi sekarang, Ansel."Tanpa merasa canggung sedikitpun, Elsa menggandeng tangan Ansel. Sedikit menarik pria itu agar mengikuti langkahnya. Ia begitu senang karena akhirnya Ansel mau mener
Read more

Bab 64

Senyum Elsa menyungging. Ia merasa apapun yang akan dikatakan Ansel adalah sebuah kabar baik. Langkah besar menuju hubungan keduanya. Gadis itu menggeser duduknya dan duduk di sebelah Ansel. Matanya menatap Ansel dengan penuh penantian."Ada apa? Apa yang ingin kamu bicarakan, Ansel?"Ansel meneguk liurnya sekali dan berusaha mengumpulkan keberaniannya. Ia menatap ke arah Elsa dan meletakkan kedua tangannya di pundak Elsa."Apakah kamu akan marah jika aku menciummu sekarang?" Tanya Ansel serius.Pipi Elsa merona merah. Menghiasi wajah cantiknya dengan semburat rasa malu yang tidak bisa ia tahan. Jemari gadis itu memilin tepi rok yang ia pakai."Tidak, Ansel. Aku akan sangat senang jika kamu ingin melakukannya denganku." Jawab Elsa dengan kepala tertunduk.Merasa mendapatkan lampu hijau dari gadis itu, Ansel mulai mendekatkan wajahnya. Dalam sekejap ia sudah menutup jarak di antara keduanya dengan menangkap bibir Elsa dalam ciuman yang lapar. Satu tangan Ansel menahan belakang kepala E
Read more

Bab 65

Ansel merangkak ke atas tubuh Elsa. Ia sudah melucuti pakaian yang ia kenakan dan kini keduanya sama-sama bugil tanpa busana. "Apakah kamu menyimpan kondom?" Tanya Ansel pelan. Sialan, ia benar-benar tidak menyangka semuanya akan berubah secepat ini. Ansel bahkan tidak mempersiapkan apapun sebagai pengaman di antara mereka. Berbeda dengan Clara dimana mereka berdua sudah memiliki kepercayaan yang begitu besar satu sama lain. Clara tidak pernah keberatan dengan pilihan Ansel untuk tidak mengenakan pengaman apapun. Karena Clara sendiri pun selalu menelan pilnya dengan teratur.Tapi berbeda dengan Elsa. Ansel tidak mau mengambil resiko itu. Ansel tidak siap jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dan ia harus terikat dengan gadis ini atas dasar sesuatu yang mereka tidak suka. Membayangkannya saja sudah membuat Ansel meringis ngeri."Apakah kamu memiliki kondom disini?" Ulang Ansel lagi.Elsa menghela nafas kesal. "Aku dalam program, Ansel. Aku rutin meminum pil kontrol. Tidakkah it
Read more

Bab 66

Sejujurnya Clara sedikit terkejut dengan kabara yang ia terima dari Ansel. Rasanya begitu cepat. Tapi Clara yakin itulah yang terbaik bagi Ansel. Tidak akan bagus jika ia terus menerus mengingat Clara walaupun tidak pernah ada hubungan apapun selain persahabatan di antara mereka. Clara yakin keputusan Ansel untuk berkencan dengan Elsa adalah yang terbaik. Lagipula untuk itu dia memutuskan pindah, bukan?Tapi entah kenapa ada pojok hati Clara yang sedikit merasa aneh. Sakit hati? Sepertinya bukan. Dan akan sangat aneh pula jika Clara merasa cemburu dengan kabar bahwa sahabatnya memiliki kekasih baru. Clara yakin tidak ada apa-apa di antaranya dan Ansel. Mungkin Clara hanya sedikit merindukan Ansel saja.Gadis itu kembali fokus pada acara televisi yang ada di depannya. Ah, drama Korea kesukaan Clara. Kisah cinta klise antara CEO dan gadis miskin. Sesuatu yang hanya pernah Clara tonton tapi sekarang ia menjalani kehidupan itu.Rasanya menyenangkan bisa hidup tenang tanpa memikirkan apapu
Read more

Bab 67

"Disini tempatnya?"Nick melihat ke arah sebuah gedung lusuh yang terletak di sudut jalan. Sisi Singapura yang belum pernah ia lihat sama sekali. Tidak kumuh, hanya saja terlihat tidak semaju dan mentereng seperti daerah tempat tinggalnya. Nick mengernyitkan alisnya dan menatap Clara heran. Apa yang ia lakukan di daerah ini?Clara mengangguk."Kata pria itu disini mantan suami bibiku bekerja. Mungkin aku bisa bertanya kepadanya dimana Tante Ana." Jelas Clara sedikit ragu. Sungguh, bahkan ia sendiri ragu Jo akan mau memberitahukan keberadaan bibinya. Mengingat betapa Jo membenci Clara karena sesuatu yang bahkan tidak pernah ia lakukan.Clara melangkah masuk ke gedung tua itu. Beberapa langkah, ia berhenti dan menoleh ke belakang. Melihat ke arah kekasihnya yang tampak ragu."Kamu ikut?" Tanya Clara.Nick menggeleng. Dengan sangat mantap seolah ia takut bangunan jelek itu akan memberikannya infeksi."Tidak. Aku akan menunggu disini saja. Aku minta agar kamu jangan berlama-lama disana, S
Read more

Bab 68

Sesampainya di apartemen mereka, Nick langsung menggendong Clara ke dalam kamarnya. Seolah pria itu tidak ingin menunggu apapun lagi untuk menunjukkan apa yang katanya kompensasi. Melihat nafas Nick yang begitu memburu, tidak sulit bagi Clara untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kompensasi itu. Hal yang pasti berhubungan dengan ranjang dan seks.Nick merebahkan Clara di kasurnya. Ia lalu melucuti tubuh Clara dari pakaiannya. Dalam sekejap, Clara sudah bertelanjang bulat dan gadis itu sedikit terkesiap dengan kecepatan tangan Nick. Jantung Clara berdebar begitu cepat. Antisipasi terasa akan membunuhnya saat itu juga."Apa yang akan kamu lakukan, Nick?" Tanya Clara bingung.Nick tertawa gelap."Meminta kompensasiku, Sayang."Nick lalu mengambil kedua tangan Clara dan membawanya ke atas kepala Clara. Ia lalu mengikatkan salah satu dasinya ke kedua tangan Clara dan kepala kasurnya. Tangan Clara sekarang terikat mantap di atas kepalanya tanpa bisa bergerak. Clara menatap Nick dengan s
Read more

Bab 69

Mata Ansel melihat ke arah Elsa yang sedang memakai cat kukunya. Gadis itu memulas setiap kuku dengan warna merah muda. Bibirnya bersenandung riang menyanyikan lagu yang Ansel juga tidak tahu apa.Sudah dua minggu Elsa tinggal bersama Ansel di apartemennya. Tidak, Ansel tidak pernah mengajak Elsa untuk pindah bersamanya. Hanya saja gadis itu mengundang dirinya sendiri untuk bermalam setiap hari di apartemen Ansel. Seolah Elsa begitu nyaman tinggal disana. Dan Ansel pun tidak bisa mengusirnya karena tidak memiliki alasan kuat di baliknya. Atau mungkin memang Ansel sedikit merindukan kehadiran orang lain di apartemennya. Entahlah, Ansel bahkan tidak mengerti apa yang ia rasakan sekarang. Semuanya terasa begitu membingungkan. Baik di kepala maupun di hatinya.Ansel segera duduk di sisi kasur tempat Elsa berada. Ia berusaha membuka perbincangan dengan gadis itu. Mencoba menjadi sedikit lebih akrab."Apa yang kamu lakukan, Elsa?"Elsa tampak fokus memulas kuku terakhirnya sehingga ia meng
Read more

Bab 70

Wanita itu pergi setelah sepuluh menit berbincang dengan Clara. Dan gadis itu tampaknya juga akan segera pergi dari tempat itu. Ansel panik. Ia tidak bisa membiarkan Clara pergi begitu saja tanpa menyapanya. Hatinya tidak mengizinkan Ansel berbuat seperti itu.Dengan buru-buru, Ansel berlari keluar restoran. Langkahnya cepat dan seolah takut gadis itu tiba-tiba pergi begitu saja dari depan matanya."Clara, tunggu!" Seru Ansel panik.Mendengar siapa yang memanggilnya, Clara langsung menoleh. Matanya membulat melihat sosok yang berlari mendekat ke arahnya. Clara bahkan tidak bisa menyembunyikan senyumnya meskipun ia mati-matian berusaha mengendalikan ekspresinya."Ansel?" Ucap Clara pelan saat Ansel berdiri di hadapannya.Ansel menghentikan larinya. Ia membungkuk dan terengah-engah karena berlari begitu kencang demi mengejar Clara. Ansel berusaha mengatur nafasnya agar ia bisa berbicara lebih baik dengan Clara. Dan gadis itu hanya memperhatikan Ansel dengan senyum yang terkulum.Setelah
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status