Nayla segera berjalan menghampiri Elvan, lalu lelaki itu langsung Elvan memakaikan helmnya padanya. Sikap manis Elvan itu mengundang perhatian beberapa mahasiswi yang berhamburan keluar. Tapi Nayla tidak peduli, walaupun ada beberapa yang menatap tidak suka, Nayla tetap membuat ekspresi tenang dan datar. “Bagaimana kelas kamu hari ini? Apa menyenangkan? Atau justru membuat kamu jengkel?” tanya Elvan lembut, seperti biasa, ia merapikan rambut Nayla agar tetap cantik saat memakai helm. Elvan tidak peduli jika banyak orang yang menatapnya, justru ia senang karena mereka bisa tahu jika Nayla adalah gadis miliknya. “Heum, aku tebak pasti tidak seru, ya? Aku tadi melihat dosen berwajah galak di parkiran mobil, sepertinya dia yang mengisi kelasmu, kan?” tebak Elvan, lalu tersenyum geli ketika Nayla mengerutkan dahi. Pasti gadis itu sedang terkejut.Nayla diam saja, tapi Elvan tertawa seolah Nayla menjawab tebakannya benar. Padahal di dalam hati Nayla memang menjawab iya. Karena dugaan Elva
Baca selengkapnya