Semua Bab Tunangan Naif Pewaris Bengis: Bab 71 - Bab 80

117 Bab

Dia Memang Tulus

Beberapa menit berlalu, akhirnya Clara datang ke kos Nayla. Elvan tidak ingin mengganggu hubungan antara mereka, jadi ia memilih untuk pulang. "Aku menitipkan Nayla padamu, Ra. Aku akan pulang dulu. Tolong jaga Nayla dan selalu ingatkan dia untuk minum obat. Jangan membuatnya banyak pikiran," pesan Elvan pada Clara yang baru saja duduk di sebelah Nayla.Clara mengangguk sambil mengangkat jempolnya. "Tentu saja, Elvan. Kamu tidak perlu begitu khawatir. Aku selalu menjadi sahabat yang setia membuat Nayla bahagia. Kamu jangan meragukanku."Elvan tersenyum lega. Lalu mulai berjalan ke pintu. "Baiklah, aku pergi sekarang."Setelah Elvan sudah benar-benar pulang, Clara langsung menutup pintu kamar Nayla lalu kembali duduk di kasur gadis itu."Hei, bagaimana tadi? Apa kamu merasa tidak nyaman selama Elvan di sini? Apa sebaiknya mulai besok aku melarang dia untuk datang?" tanya Clara sambil memegang kedua pundak Nayla.Merasa bingung, Nayla mengembuskan napas panjang. "Aku bingung, Ra. Aku t
Baca selengkapnya

Menjadi Sopir Pribadi

Pagi hari ini, Nayla sangat senang bisa merasakan suasana kampus lagi. Ia sedang bersiap untuk berangkat di kamar. Hanya beberapa menit ia selesai berdandan tipis agar wajahnya tidak terlihat pucat.“Akhirnya aku bisa kembali ke kampus. Aku sangat bosan berada di kamar. Sekarang aku senang bisa menghirup udara segar. Rasanya aku seperti kembali hidup," kata Nayla sambil menutup pintu kos. Ketika berjalan ke depan, keluar area kos, tiba-tiba di depan gerbang Nayla melihat Elvan yang sepertinya sudah menunggunya sejak tadi. "Dia lagi? Kenapa di sini?” ucap Nayla di hati.Nayla melihat Elvan sedang menyender ke motornya sambil menatap ponsel, Nayla kemudian berdehem kecil. Seketika membuat Elvan mengangkat wajahnya.“Pagi, Nayla? Bagaimana tidurmu semalam? Semoga selalu nyenyak dan mimpi indah, ya," sapa Elvan ceria. Ia lalu memberi helm pada Nayla karena gadis itu hanya diam.“Ayo naik, mulai hari ini aku akan mengantar dan menjemputmu setiap hari," perintah Elvan yang langsung membuat
Baca selengkapnya

Membuat Nayla Bahagia

Tiba di depan gerbang kos, Nayla segera turun dari motor Elvan. Ia lalu melepaskan helm dan memberikannya pada lelaki itu tanpa mengatakan apapun. Elvan menerima helm itu sambil memandangi Nayla dengan lekat. “Aku tidak akan pernah bosan untuk mengingatkanmu agar selalu makan dan minum obat dengan teratur. Walaupun kamu sudah merasa sehat, tapi kamu tetap harus meminum obatnya hingga abis.”“Jangan sampai kamu membuangnya. Kalau itu sampai terjadi dan ketahuan olehku, maka setiap jam aku akan datang untuk menemuimu," ancam Elvan serius. Nayla diam saja tanpa ekspresi apapun. Tapi tetap mendengarkan dan menatap Elvan.“Baiklah, sana masuk dulu. Baru setelah itu aku akan pergi," suruh Elvan masih dengan senyuman manisnya.Nayla mengangguk dan pergi tanpa bicara apa-apa. Tidak juga melambaikan tangan atau menoleh. Ia terus berjalan hingga ke depan pintu kamarnya, lalu langsung masuk. Tidak ada keinginan untuk menoleh lagi untuk memastikan Elvan sudah pergi atau belum.Sementara Elvan me
Baca selengkapnya

Kamu Selalu Menawan

Pagi ini Elvan mulai bersiap untuk menjemput Nayla. Namun sebelum itu ia akan mengirim pesan padanya. Elvan sengaja mengetik pesan yang manis dengan beberapa emoticon yang lucu.“Aku sejujurnya masih merasa bersalah karena pernah memblokir nomor Nayla. Jadi sekarang aku tidak akan marah jika dia tidak membalas pesanku. Bahkan jika dia hanya membacanya," kata Elvan setelah menekan tombol kirim dan pesannya telah sampai di nomor Nayla.Setelah itu Elvan pamit ke papanya. Tanpa berlama-lama ia segera berangkat ke tempat Nayla berada. Tak lama kemudian Elvan sampai di depan gerbang kos Nayla. Di sana terlihat masih sepi. Lalu beberapa saat akhirnya Nayla keluar. “Hai?” sapa Elvan ramah. Senyumanmu sangat hangat seperti matahari terbit. Sayangnya hal itu tidak membuat Nayla tertarik untuk menatapnya atau tersenyum. Nayla tetap memperlihatkan ekspresi wajah yang datar dan cuek.Elvan turun dari motor, lalu menahan Nayla yang akan mengambil helm. Karena Elvan sengaja hendak memakaikannya
Baca selengkapnya

Tidak Lagi Berharap

Hari ini berjalan normal seperti hari kemarin. Nayla tetap dijemput oleh Elvan saat pagi-pagi sekali dan sebelum Nayla keluar dari kos lelaki itu sudah menunggu.“Hai, Cantik? Aku selalu tidak bosan menyapamu dengan sebutan itu. Karena entah kenapa aku juga heran kamu selalu cantik setiap hari," kata Elvan sambil melambaikan tangan. Wajahnya sangat ceria dan tampak senang.Ketika Nayla hendak memakai helm, Elvan dengan sigap langsung mengambil alih. “Biar aku saja yang memakaikan, kamu cukup diam.”Elvan dengan telaten merapikan rambut dan poni Nayla. Setelah itu ia tersenyum manis. “Baiklah, selesai. Ayo naik. Jangan lupa berpegangan yang erat seperti biasa.”Walaupun Nayla diam saja tapi ia menuruti perintah Elvan. Sama seperti kemarin, Nayla juga tidak memberi ekspresi apapun yang tampak senang atau marah. Hanya wajah datar dan terlihat tidak semangat di depan Elvan.Tiba di kampus, Elvan juga dengan sabar merapikan rambut Nayla setelah melepaskan helm dari kepalanya. Walau gadis i
Baca selengkapnya

Memiliki Nasib Serupa

Hari ini seperti biasa, ketika Nayla keluar gerbang, sudah ada Elvan yang menunggu dengan motornya. Nayla yang sudah mulai terbiasa jadi tidak banyak protes dan lebih memilih untuk menurut. Ia juga kurang suka jika harus berdebat untuk sesuatu hal yang kecil dan tidak penting. Karena hal itu akan menguras energinya yang sudah Nayla siapkan untuk belajar nanti.“Kamu terlihat cantik hari ini, Nay. Aku tidak bosan untuk terus melihat wajahmu,” puji Elvan dengan senyumannya yang selalu hangat.Nayla hanya diam saja lalu mulai naik ke motor Elvan. Ia berpegangan pada jaket lelaki itu agar tidak jatuh. Tak lama kemudian akhirnya mereka tiba di kampus. Dan tanpa basa-basi Nayla segera turun.Elvan langsung bergegas melepas helm Nayla sambil merapikan rambutnya. Ia memberikan senyum simpul dan tatapan yang menenangkan. “Semangat belajar, Nay. Masa depan kamu pasti akan cerah sukses. Percayalah padaku.”Nayla hanya mengangguk saja dan berjalan masuk. Ia tidak lagi menoleh. Tak juga peduli pa
Baca selengkapnya

Sikap Manis Elvan

Nayla segera berjalan menghampiri Elvan, lalu lelaki itu langsung Elvan memakaikan helmnya padanya. Sikap manis Elvan itu mengundang perhatian beberapa mahasiswi yang berhamburan keluar. Tapi Nayla tidak peduli, walaupun ada beberapa yang menatap tidak suka, Nayla tetap membuat ekspresi tenang dan datar. “Bagaimana kelas kamu hari ini? Apa menyenangkan? Atau justru membuat kamu jengkel?” tanya Elvan lembut, seperti biasa, ia merapikan rambut Nayla agar tetap cantik saat memakai helm. Elvan tidak peduli jika banyak orang yang menatapnya, justru ia senang karena mereka bisa tahu jika Nayla adalah gadis miliknya. “Heum, aku tebak pasti tidak seru, ya? Aku tadi melihat dosen berwajah galak di parkiran mobil, sepertinya dia yang mengisi kelasmu, kan?” tebak Elvan, lalu tersenyum geli ketika Nayla mengerutkan dahi. Pasti gadis itu sedang terkejut.Nayla diam saja, tapi Elvan tertawa seolah Nayla menjawab tebakannya benar. Padahal di dalam hati Nayla memang menjawab iya. Karena dugaan Elva
Baca selengkapnya

Mengaku Sebagai Pacar

Pagi hari ini, Elvan yang hendak berangkat menjemput Nayla masih tersenyum senang karena Nayla baru saja membalas pesannya memakai emoticon tersenyum. “Dia sangat lucu. Sepertinya usahaku mulai berhasil,” kata Elvan yang merasa gemas dengan respon kecil itu dari Nayla.Lalu ketika Elvan tiba di depan gerbang area kos Nayla, ternyata gadis itu sudah menunggu di sana entah sejak kapan. Tentu saja hal itu membuat Elvan semakin berdebar-debar.“Pagi, Nay? Bagaimana perasaanmu hari ini?” sapa Elvan ceria dan ramah. Sangat berbanding terbalik jika bersamaan orang lain, maka ia hanya akan menunjukkan wajah dingin. Dan Nayla hanya mengangguk tanpa tersenyum.Tapi respon itu tidak membuat senyum Elvan menghilang. Seolah Nayla baru saja menjawab sapaannya. “Bagus, aku senang mendengarnya. Aku harap kamu selalu semangat setiap pagi.”“Ayo, naik. Aku tidak ingin kita terjebak macet,” suruh Elvan setelah memakaikan helm pada kepala Nayla.Nayla hanya menurut dan mereka mulai berangkat. Tak lama
Baca selengkapnya

Senyuman dari Nayla

Pagi ini, Nayla sengaja membuat bekal untuk sarapan Elvan dan makan siangnya nanti. Nayla mulai berpikir untuk membalas budi atas perbuatan baik Elvan padanya beberapa hari ini.“Aku yakin dia belum sempat sarapan, apalagi untuk memasak di rumah. Padahal dia selalu mengingatkan aku untuk makan teratur. Aku tidak bisa membiarkan dia mengabaikan kesehatannya,” gumam Nayla tersenyum. Sambil merapikan nasi ke dalam kotak agar terlihat cantik.“Semoga dia suka dengan hasil masakanku,” kata Nayla, walaupun sedikit ragu, ia berusaha untuk yakin karena ia sudah mencicipi hasil masakannya tadi. “Entah kenapa aku jadi gugup untuk melihat reaksinya nanti,” ucap Nayla seraya memasukkan kotak bekal itu ke dalam tas kecil.Lalu setelah beberapa saat sekarang Nayla sudah menunggu di depan gerbang kos seperti biasa. Hingga akhirnya Elvan telah datang. Tanpa berbicara apapun, Nayla hanya menyerahkan kotak bekalnya itu pada Elvan.“Wah, Nayla? Apa ini?” tanya Elvan terkejut, tapi karena sudah bisa men
Baca selengkapnya

Insiden yang Menakutkan

Berhari-hari kemudian, segalanya masih berjalan normal seperti hari sebelumnya. Nayla juga semakin sering memasak makanan dan bekal untuk Elvan bekerja. Perlahan Nayla sudah bersedia membalas pesan Elvan dari yang sebelumnya hanya ia baca. Nayla kini mulai membuka diri.“Astaga, dia tidak bisa membuatku berhenti tersenyum. Kenapa lelaki ini sangat menggemaskan?” gumam Nayla tersenyum geli sambil menatap ponsel. Setelah membaca pesan dari Elvan, Nayla segera menunggu Elvan untuk mengantarnya seperti biasa.Ketika Elvan sudah datang, ia langsung memakaikan helm pada Nayla. Hal itu masih menjadi rutinitas yang tidak membuat Elvan bosan. Bahkan ia berpikir untuk terus melakukannya sepanjang hari. Bahkan selamanya ketika mereka menikah nanti. Semoga saja.“Aku ingin terus berbagi pesan denganmu, tapi aku kesal karena kita harus berpisah. Apa aku tidak bisa mengambil waktumu hanya untuk untukku?” tanya Elvan sambil menggerutu kesal karena tidak bisa berlama-lama dengan Nayla.Mendengar perk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status