Semua Bab Tunangan Naif Pewaris Bengis: Bab 81 - Bab 90

117 Bab

Diculik oleh Preman

Sementara itu, Elvan baru saja tiba di depan kampus. Namun ternyata sudah sepi. Ketika memperhatikan sekeliling, ia tidak melihat seseorang satu pun di sana. Semua mahasiswa sudah pulang sejak tadi.“Kenapa Nayla tidak ada? Apa dia masih di dalam?” gumam Elvan mencoba berpikir positif. Elvan akhirnya memutuskan untuk menunggu lagi, karena yakin Nayla masih di dalam kelas, tapi setelah beberapa menit masih belum ada tanda-tanda Nayla akan akan keluar.“Apa yang terjadi? Ini sudah hampir satu jam aku menunggu, tapi Nayla belum datang juga. Ke mana dia pergi?” geram Elvan yang mulai merasa cemas. Lalu Elvan mengacak rambut frustasi karena ia merasa gara-gara dirinya yang telat menjemput Nayla jadi menghilang.“Sialan! Aku sangat bodoh! Bagaimana ini? Gara-gara aku telat menjemput, Nayla jadi menghilang!” umpat Elvan mengepalkan tangan. Elvan menggertakkan gigi. Perasaannya mulai tidak beres. Dan ia semakin kesal pada dirinya. “Dasar lelaki brengsek! Bagaimana bisa aku sangat ceroboh?!”
Baca selengkapnya

Dia Sangat Trauma

Setelah beberapa jam akhirnya Nayla sadar. Seketika itu membuat Elvan senang, tapi kemudian ia terkejut karena Nayla seperti ketakutan saat melihatnya. Jantung Elvan langsung berdebar saat menebak kemungkinan buruk yang akan terjadi.“Hei? Ada apa denganmu?” tanya Elvan lembut. Nayla langsung menarik selimut dan menatap ke arah lain.“Nayla? Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu marah padaku?” Elvan menatap Nayla dengan perasaan cemas.“Kenapa dia terlihat takut? Apa dia trauma pada pria-pria tadi? Apa karena itu dia jadi takut padaku dan mengira aku juga orang jahat?” ucap Elvan di dalam hati.Tapi kemudian ia menggeleng, berharap pemikirannya salah. “Tidak, jangan lagi. Jangan sampai Nayla kembali dingin lagi seperti dulu.”Elvan mengepalkan tangan. Terus memperhatikan Nayla yang seperti kebingungan.“Nay? Aku Elvan, aku bukan orang jahat. Kamu tidak perlu takut padaku. Aku tidak akan menyakitimu.”Nayla benar-benar menunduk takut dan tidak ingin menatap Elvan. Padahal beberapa hari in
Baca selengkapnya

Setiap Menutup Mata

Nayla tiba-tiba menutup telinganya saat teringat kejadian saat mengerti saat. Di mana ia dikerubungi pria-pria jahat dan brengsek. Perasaan Nayla menjadi gelisah ketika tidak sengaja mengingatnya.“Ada apa denganku? Kenapa aku jadi seperti ini? Aku tiba-tiba merasa takut untuk bertemu lelaki, bahkan dengan Kak Elvan," gumam Nayla merasa bingung dengan dirinya sendiri.Nayla lalu menarik napas dan mengembuskannya. Hari ini Clara akan berkunjung ke kos."Aku harus menceritakan semua pada Clara. Aku benar-benar membutuhkan nasehat dan dukungan dari seseorang seperti dia.”Nayla segera meminum air untuk meredakan rasa gelisahnya. Karena tinggal di kos sendirian sekarang jadi membuat Nayla merasa was-was. Padahal dulu ia tenang dan damai. Tapi sekarang Nayla merasa ada bayang-bayang seseorang yang mengikutinya. “Saat aku menutup mata, aku selalu teringat kejadian itu. Bagaimana caranya aku istirahat dan tidur dengan tenang jika terus bermimpi kejadian yang sama?” tanya Nayla menghela napa
Baca selengkapnya

Jadi Lebih Menarik

Elvan tetap berusaha membantu Nayla agar cepat sembuh. Ia tidak akan dan tidak berniat meninggalkan gadis itu. Elvan juga tidak marah padanya. Ia justru semakin baik dan perhatian pada Nayla. Elvan semakin banyak memberikan cinta untuk Nayla.Hari Minggu ini, Elvan sehabis dari toko buku untuk membeli buku motivasi yang rencananya akan ia berikan pada Nayla secara khusus dan spesial. Elvan sebenarnya ke toko buku hanya untuk membeli satu buku itu.“Aku ingin Nayla membaca buku ini agar dia semangat untuk sembuh. Aku yakin dia akan senang ketiga melihatnya," kata Elvan tersenyum senang dan merasa yakin.“Di buku ada banyak gambar lucu, dia pasti tidak akan bosan saat membacanya," ucap Elvan sambil melihat buku yang ia beli tadi. Memang benar jika di dalamnya tersedia banyak ilustrasi lucu.Setelah bersiap, Elvan segera berangkat ke kos Nayla. Dan sebelum itu Elvan juga sudah mengirim pesan pada Nayla. Walaupun Nayla takut saat bertemu dengan Elvan, tapi saat di aplikasi chat gadis itu
Baca selengkapnya

Perlahan Mulai Nyaman

Malam hari telah tiba dengan cepat, kini Nayla sedang duduk di atas kasur dan membuka laptop yang berada di pangkuannya. Ia mulai mencari-cari beberapa file yang telah ia simpan.“Baiklah, aku akan mencoba menonton video terapi yang diberikan oleh psikiater," kata Nayla setelah akhirnya menemukan video yang ia cari tadi.“Semoga ini menjadi langkah yang bagus untuk kesehatanku," ucap Nayla penuh harapan besar pada usahanya kali ini. Ia akan bersungguh-sungguh untuk membuat dirinya terbebas dari trauma yang menganggu.Setelah menekan tombol klik di video, Nayla mulai menonton dengan saksama dan serius. Sepanjang menit berganti, Nayla tidak merasa bosan atau mengantuk. Bahkan ketika beberapa menit telah terlewati, Nayla tidak sadar jika durasi videonya sudah habis. Nayla langsung tersenyum senang dan menitipkan kembali laptopnya. "Akhirnya selesai. Ternyata tidak buruk. Pikiranku jadi lebih tenang.”“Sekarang aku ingin membaca buku yang diberikan Kak Elvan. Aku penasaran dengan isinya
Baca selengkapnya

Mendapat Pengakuan Cinta

Siang hari ini di kampus, salah seorang mahasiswi tiba-tiba mengajak Nayla berbicara berdua di taman kampus.“Maaf tiba-tiba mengajakmu ke sini, Nay. Aku ingin mengatakan sesuatu yang penting," kata Ezra mulai membuka obrolan. “Ada apa?” Nayla mengerutkan keningnya.“Tapi kamu jangan terkejut dan marah. Aku hanya ingin berbicara jujur. Apa kamu bisa berjanji?” tanya Ezra memastikan.Nayla mengangguk malas. "Hem, baiklah.”Ezra menarik napas dalam-dalam, menenangkan diri agar tidak gugup. “Sebenarnya aku menyukaimu, Nayla. Aku sungguh menyukaimu sejak aku masuk ke kampus ini dan melihatmu.”“Apa yang kamu bicarakan?” Nayla merasa terkejut. Tapi jantungnya biasa saja karena memang ia tidak memiliki perasaan pada Ezra.“Aku membicarakan tentang perasaanku, Nay. Apa kamu belum mengerti?” jawab Ezra balik bertanya. Sedikit terkejut mendengar respon Nayla yang tidak sesuai ekspektasinya.Nayla sedikit mendengkus kecil. "Aku tahu, tapi kenapa? Kenapa kamu menyukaiku? Kamu seorang yang terke
Baca selengkapnya

Sudah Menjadi Milikku

Pagi ini di kampus, berjalan dengan lancar seperti hari sebelumnya. Elvan dan Nayla sudah tiba tepat waktu seperti biasa. Namun ada sesuatu yang akan terjadi esok hari. Hanya tinggal menunggu waktu. “Nay, aku ingin memberi tahu sesuatu. Tapi kamu jangan marah," celetuk Elvan tiba-tiba, membuat Nayla langsung menatapnya."Aku sudah tentang lelaki yang menyukaimu. Dan nanti setelah kampus selesai, aku akan bertemu dengannya," ungkap Elvan, yang seketika itu Nayla melebarkan mata.Elvan yang mengerti ekspresi itu langsung menenangkan Nayla dan mengusap sebelah pundaknya. "Tidak perlu khawatir. Aku tahu dari Clara. Dia sangat mengkhawatirkanmu, Nay. Begitu juga denganku. Aku tidak ingin kamu menjadi sasaran jahat oleh lelaki itu.”Nayla sangat terkejut, tapi tidak bisa menjawab apa-apa karena sebenarnya ia juga lega karena Elvan berani untuk bertemu Ezra. “Kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun lagi. Aku akan membereskan semuanya. Aku pastikan lelaki itu tidak berani untuk menyukaimu l
Baca selengkapnya

Aku Memang Mencintaimu

“Nay, tunggu!” panggil Elvan dengan suara keras. Namun Nayla tidak menjawab dan langsung ke motor Elvan. Ia tak peduli lelaki itu terus memanggilnya. Yang ada ia malah semakin kesal. Ketika Nayla hendak memakai helm, Elvan sudah bisa menahan tangannya. “Jangan begitu, Nay. Biar aku saja yang melakukan ini.”Elvan memakaikan helm ke kepala Nayla seperti biasa. Dan Nayla menatap ke arah lain sambil cemberut.Elvan yang menyadari ekspresi Nayla yang langka itu seketika menahan senyum gemas. “Astaga, kamu sangat menggemaskan, Nay. Lihat, kamu seperti kucing. Ah, atau kelinci?”Elvan tertawa saat Nayla kemudian jadi mendengkus keras. "Kenapa kamu tampak kesal? Padahal aku tidak memarahimu.”Nayla langsung menutupi wajahnya sehingga membuat Elvan semakin tersenyum geli. Ia pun segera memakaikan helm dan naik ke atas motor. Elvan tidak ingin memaksa apalagi membuat Nayla bertambah malu. “Cepat naik, Nay. Keburu anjing tadi mengejarmu lagi," perintah Elvan sambil tertawa kecil. "Jangan lu
Baca selengkapnya

Apa Kamu Bidadari?

Elvan dengan perasaan yang senang malam ini akan bergegas menjemput Nayla. Mereka berencana ke festival malam yang diadakan di lapangan kota dekat kampus. Kini ia sedang berada di kamar untuk bersiap-siap. “Aku tidak menyangka momen ini akan tiba. Hatiku berdebar keras, seperti kapan saja bisa lepas," ucap Elvan setelah selesai memakai parfum ke seluruh pakaiannya.“Aku cukup bersyukur memiliki wajah tampan ini, karena Nayla akhirnya bisa jauh cinta padaku," kata Elvan memuji dirinya sendiri sambil menatap cermin di depannya.Elvan tersenyum sambil merapikan pakaian dan rambutnya. Ia lalu mengeluarkan napas panjang dan menganggukkan kepala. "Kini aku mengerti kenapa Tuhan memberikanku banyak ujian yang kejam, mungkin karena Dia ingin memberikan kejutan yang indah di belakang."“Dan aku merasa, kehadiran Nayla yang akhirnya menerima perasaanku menjadi akhir indah atas semua kejadian menyedihkan," lanjut Elvan yang merasa sangat bersyukur atas semua yang terjadi. Ia mulai bisa berdamai
Baca selengkapnya

Sudah Resmi Pacaran

Hari ini berjalan seperti biasa, Elvan menjemput Nayla. Kali ini status hubungan mereka lebih dekat dan serius. Nayla yang awalnya tidak berbicara pada Elvan, kini sudah berbincang normal bahkan romantis. Tapi tetap Elvan yang lebih banyak memberikan keromantisan untuk Nayla. Itu sudah tidak bisa diganggu gugat.“Bagaimana tidurmu semalam? Seharusnya lebih nyenyak dari kemarin, kan?” tanya Elvan penuh dengan wajah cerah ketika melihat Nayla di depannya. “Kamu benar, aku mimpi indah setelah sekian lama. Mungkin karena hatiku senang, jadi aku bisa dengan nyaman," jawab Nayla tersenyum manis hingga membuat kedua matanya menyipit.“Aku ikut senang mendengarnya. Kita memang harus sering menghabiskan waktu bersama agar perasaan kamu selalu bahagia," kata Elvan sambil merapikan rambut Nayla.Setelah helm di kepala Nayla terpasang sempurna, kini Nayla meraih tangan Elvan. Lalu mendekatkan wajahnya untuk mencium hidung Elvan yang mancung. Ia sudah tidak takut lagi untuk melakukan kontak fisik
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status