Home / Romansa / Tunangan Naif Pewaris Bengis / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Tunangan Naif Pewaris Bengis: Chapter 61 - Chapter 70

117 Chapters

Hidup Penuh Rahasia

Clara menarik napas, mencoba menenangkan diri sebelum memberi penjelasan. Walaupun sulit dan merasa bersalah pada Nayla, ia tidak bisa mencari jalan keluar selain berkata jujur. “Sebenarnya, belum lama ini Nayla sekarang tinggal di sebuah kos yang berada di dekat kampus. Dia mulai hidup mandiri dan bekerja paruh waktu di kafe. Aku seharusnya tidak boleh memberitahu ini karena Nayla tidak ingin seorang tahu tentang keadaannya, tapi setelah mendengar perkataanmu tadi, aku pikir ... kamu memang harus tahu.” Clara menghela napas panjang ketika melihat reaksi wajah Elvan yang tampak terkejut. Ia sejenak menggigit bibir, lalu mengepalkan tangan. “Papa Nayla sangat kejam karena telah mengusir gadis itu. Tapi Nayla gadis yang kuat, dia tidak ingin melawan dan menerima keadaan.” Clara menundukkan kepala. “Aku tidak bisa melakukan apapun selain memberinya dukungan dan semangat.” “Karena itu, aku harap kamu tidak menambah penderitaan lagi untuk Nayla. Kali ini tolong biarkan dia hidup te
Read more

Kabar yang Buruk

Setelah membeli makanan dan membawa buah yang ia beli kemarin, Elvan mulai mencari-cari alamat tempat tinggal Nayla sesuai petunjuk yang dikirim Clara. “Semoga ini menjadi langkah yang baik untuk hidupku.” Elvan dengan tegar dan fokus menjelajahi setiap jalanan. Sepanjang berkendara, ia terus menguatkan hati dan perasaan. Terus berharap yang terbaik untuk Nayla. Elvan berharap Nayla tak marah bertemu dengannya. Beberapa menit, Elvan tiba di depan gerbang sebuah kos yang tampak sederhana. Tidak luas dan seperti sudah lama dibangun. Elvan sempat ragu Nayla tinggal di tempat seperti itu karena yang ia tahu Nayla adalah gadis manja. Namun ketika melihat seorang wanita dewasa dengan rambut di atas bahu yang baru saja keluar dari sana, Elvan buru-buru melepas helm dan berjalan menghampiri. “Halo? Permisi?” Wanita yang memakai baju panjang di bawah lutut itu berhenti dan menoleh terkejut. “Siapa kamu?” Elvan tersenyum sopan dan sedikit membungkuk badan. “Maaf. Saya Elvan, ingin
Read more

Masih Ada Kesempatan

“Ini semua karena kamu, Elvan! Kamu telah membuat Nayla terluka hingga dia mengabaikan kesehatan diri sendiri! Kamu sangat kejam dan jahat!” Clara berdiri di hadapan Elvan dan menunjuk wajah lelaki itu sambil berteriak marah. “Aku sangat membencimu! Kamu tidak bisa disebut manusia! Aku harap setelah Nayla terbangun nanti dia tidak akan mencintaimu lagi! Aku berdoa semoga kamu menyesal seumur hidup!” ungkap Clara penuh emosi. Napas gadis itu tidak beraturan dan air keluar dari matanya dengan deras. “Kamu memang pantas hidup menderita, Elvan! Tuhan sangat adil karena telah mengambil semua harta yang kamu miliki!” Clara tersenyum, tapi masih tak bisa berhenti menangis. “Bagaimana perasaanmu sekarang? Apa kamu senang karena keinginan kamu untuk melihat Nayla menderita telah terwujud? Apa sekarang kamu bahagia, hah? Kamu sangat tidak berguna!” maki Clara sambil mendorong dada Elvan. Tak memberi kesempatan untuk lelaki itu melawan. Elvan juga hanya diam saja. Ia berdiri di depan Cla
Read more

Aku Menyukai Nayla

“Apa kamu tidak ingin pulang? Bagaimana dengan orang tuamu? Apa mereka sudah tahu kamu ada di sini?” Clara duduk di sebelah Elvan yang sedang termenung seorang diri. “Kamu boleh mengkhawatirkan Nayla, tapi jangan mengabaikan diri sendiri. Apa kamu bolos bekerja? Bukankah itu akan berakibat buruk jika bosmu marah dan kamu dipecat?” tanya Clara yang kemarin sempat bertanya tentang aktivitas Elvan setelah keluar dari kampus. Tidak mendapat jawaban, membuat Clara menarik napas dalam-dalam. “Pulanglah, Elvan. Biar aku yang giliran menunggu Nayla di sini. Kehidupan tetap harus berjalan meskipun kamu tidak siap. Ada tanggung jawab yang harus kamu lakukan.” “Aku tidak ingin pergi sebelum Nayla membuka mata,” kata Elvan sendu. Clara menggeleng tak setuju. “Jangan begitu, kamu tetap harus pulang meskipun sebentar. Setelah itu kamu bisa kembali ke sini setelah pekerjaanmu selesai. Aku akan menghubungimu jika Nayla sudah sadar.” “Aku akan menjadi orang pertama yang melihat Nayla sadar.
Read more

Merasa Tidak Adil

Setiap hari Elvan setia menemani Nayla di rumah sakit tanpa kenal lelah. Ia sampai tidak pulang ke rumah bahkan tidak mengabari ayahnya sama sekali. Semua perhatiannya hanya untuk Nayla yang masih terlelap dalam keadaan kritis. Namun meskipun setia menunggu, rasa lelah dan dan putus perlahan mulai merayapi hati Elvan. Suatu waktu dalam keheningan di rumah sakit, Elvan merasa sangat kesal pada dirinya sendiri. Ia sedih, marah, dan kecewa karena Nayla masih belum bangun dari koma. Dalam kegelisahan yang menyelimuti hati, Elvan mulai mempertanyakan tentang takdir yang terasa tak adil baginya. Meskipun sudah berusaha mencari jawaban dengan hati tenang, menerima nasibnya dengan kekuatan dan pengertian atas segala ujian yang menimpa, Elvan tetap merasa tidak ada gunanya lagi untuk hidup. Bahkan di satu titik Elvan mulai merasa kesal pada Tuhan karena membuatnya mendapatkan ketidakadilan yang kini ia rasakan. Elvan merasa sudah mencapai titik akhir di dalam hidupnya. Lima hari te
Read more

Air Mata Penyesalan

Clara duduk di samping Elvan, menatapnya dengan penuh iba. “Kak Elvan, sebenarnya aku perlu memberitahumu sesuatu,” ucap Clara dengan suara lembut.Elvan menoleh dengan ekspresi penasaran sekaligus tegang. “Apa itu sesuatu tentang Nayla? Apa ada lagi yang dia sembunyikan?” tanyanya dengan suara serak.Clara mengambil napas dalam. “Beberapa bulan sebelum Nayla jatuh sakit, dia sebenarnya sudah menulis surat untukmu. Dia ingin memberikan surat itu saat kamu lulus. Namun, karena khawatir surat itu hilang atau ditemukan orang tuanya, Nayla menitipkan suratnya padaku.”Elvan terdiam, matanya memanas oleh kesedihan dan penyesalan yang tak bisa terucapkan. “Aku tidak pernah menyadari bahwa Nayla menyimpan perasaannya sedalam itu.”Clara menyentuh lengan Elvan dengan penuh empati. “Nayla sangat mencintaimu, Elvan. Dia ingin memberikan surat itu untukmu suatu saat nanti setelah kamu lulus kuliah. Aku yakin surat itu berisi segala perasaan yang tak terungkapkan.”Elvan merasa dadanya sesak, mem
Read more

Jawaban Segala Doa

Satu minggu kemudian, akhirnya Nayla sadar dari koma. Elvan yang berada di sampingnya, menjadi orang pertama yang melihat gadis itu membuka mata. Air mata pun langsung mengalir dari mata Elvan saat ia melihat Nayla. Elvan dengan hati penuh haru langsung memeluk gadis itu. Ia sungguh lega karena semua doanya telah terjawab dan usahanya untuk berdoa setiap hari tidak sia-sia.Nayla yang masih merasa lemah merasakan kehangatan pelukan seseorang seketika berterima kasih pada Tuhan. Ia sangat bersyukur atas kesempatan untuk hidup dan melihat cahaya setelah masa yang gelap.Elvan melepaskan pelukan perlahan, lalu menatap Nayla dengan penuh rasa syukur. Ia sangat bahagia karena bisa melihat Nayla kembali sadar.“Nay, aku sangat bersyukur melihatmu sadar. Kamu adalah orang yang berarti di dalam hidupku. Aku tidak bisa membayangkan jika kehilanganmu. Terima kasih pada Tuhan karena mendengarkan doa-doaku dan memberikan kesembuhan padamu,” ucap Elvan penuh perasaan senang dan syukur.Nayla terk
Read more

Hanya Perasaan Asing

Hari esok tiba lebih cepat dari biasanya karena tadi malam Elvan bisa tidur nyenyak setelah berhari-hari selalu begadang. Penyebabnya tentu saja karena Nayla telah sadar dari koma sehingga Elvan bisa memejamkan dengan tenang. Elvan mengulas senyum, walaupun permintaan maaf dan pernyataan cintanya tidak terbalas, ia tetap semangat untuk menjalani hari. Elvan mulai bangkit dari sofa tempatnya tidur untuk menuju kamar mandi yang ada di dalam ruangan.Sekilas ia bisa melihat wajah Nayla yang masih tertidur tenang di atas brankar. Karena tidak ingin menganggu, Elvan langsung pergi untuk mandi sambil menunggu Nayla bangun.Di lain sisi, Nayla sebenarnya sudah membuka mata lebih dulu sebelum Elvan bangun. Namun ia memilih pura-pura tidur ketika tidak ingin melihat lelaki itu menghampirinya atau bertanya sesuatu.Nayla menghela napas, ia menatap langit-langit ruangan yang bersih. Ia memang senang dan bersyukur karena telah sadar dari koma, tapi ia tidak tahu kenapa perasaannya biasa saja mel
Read more

Tidak Lelah Berjuang

Esok hari, Elvan hanya bisa diam-diam melihat senyuman Nayla dari balik kaca pintu ruangan rumah sakit saat Clara menjenguk. “Aku baru menyadari ternyata dia semakin cantik saat tersenyum,” kata Elvan lirih, tanpa sadar bibirnya tertarik.Selama Clara berada di ruangan bersama Nayla, Elvan merasa hampa karena tidak bisa mendekati Nayla dan melihat senyumnya secara langsung. Walau Nayla belum tersenyum saat bersamanya, Elvan merasa sedih. Tapi secara bersamaan ia juga senang karena masih bisa melihat Nayla tersenyum dari luar jendela ini.“Aku lega kamu tidak melihatku mengintip, Nay. Aku tidak sanggup jika kamu mengusirku.” Mata Elvan terus tertuju pada Nayla. Dalam diam, Elvan memperhatikan setiap ekspresi wajah Nayla, setiap gerakan tubuhnya, dan setiap senyum yang terpancar dari wajahnya. Meskipun jarak memisahkan mereka, Elvan merasa hangat melihat Nayla bahagia meskipun. Senyum Nayla menjadi sumber kekuatan bagi Elvan, memberinya harapan bahwa suatu hari nanti mereka bisa ber
Read more

Menunjukkan Rasa Suka

Tiba di kos, Nayla merasa lega karena akhirnya bisa keluar dari rumah sakit, tempat yang sebetulnya sangat ia benci. Tapi sekarang ia bisa bebas dari bau obat-obat dan suasana dingin yang mencekam.Nayla masuk bersama Elvan, seseorang yang setiap hari selalu ada untuknya. Walaupun Nayla tidak merasa senang karena kehadirannya, ia cukup berterima kasih karena telah banyak membantunya.“Kamu harus segera istirahat, biar aku saja yang membereskan barang-barangmu,” perintah Elvan sambil memapah Nayla untuk berbaring di kasur. Nayla sejujurnya risih dan tidak suka dengan perlakuan Elvan, tapi ia tidak ingin berdebat dan mengeluarkan suara. Sehingga dari pada membuat keributan, Nayla memutuskan untuk menuruti perintah Elvan.“Kamu jangan masuk ke kampus dulu, hari ini dan beberapa hari ke depan kamu harus banyak istirahat. Aku juga sudah membuat surat izin, jadi kamu tidak perlu cemas,” kata Elvan sambil menuangkan air mineral ke gelas lalu meletakkannya ke nakas di sebelah kasur Nayla.“K
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status