Home / Romansa / Tunangan Naif Pewaris Bengis / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Tunangan Naif Pewaris Bengis: Chapter 51 - Chapter 60

117 Chapters

Malam Penuh Luka

Clara sudah di perjalanan menuju mansion Elvan. Ia sengaja tidak ke rumahnya karena pasti Elvan tidak ada di sana mengingat Nayla pernah cerita bahwa Elvan lebih sering tinggal di mansion.Clara meminta sopirnya menunggu di luar, ia buru-buru masuk ke mansion setelah pintu gerbang dibuka oleh penjaga. Beruntung Clara ahli dalam berbohong karena tadi sempat dicegah untuk masuk.Clara tidak bisa berlama-lama karena tidak izin pada mamanya bahwa ia hari ini pulang terlambat. Sehingga begitu tiba di depan pintu, ia langsung menekan bel berkali-kali dengan kasar.Tak lama pintu pun terbuka memperlihatkan Elvan yang berdiri dengan kondisi berantakan. Awalnya Clara tersentak, tapi ia tidak peduli dan langsung menampar pipi kanan Elvan."Dasar bajingan gila!" hardik Clara. Tanpa menunggu respon Elvan, satu tangannya menampar lagi pipi kiri lelaki itu."Kamu telah berhasil membuat sahabatku terluka! Apa sekarang kamu sudah puas, hah? Kamu benar-benar brengsek!" bentak Clara menunjuk wajah Elva
Read more

Hari Pertama Kerja

Baru saja menutup pintu mansion, Elvan dikejutkan dengan kehadiran papanya yang duduk di ruang tamu. Pria itu terlihat menunduk sambil memegangi kepalanya."Kenapa papa ke sini?" tanya Elvan berjalan mendekat.David mengangkat wajahnya, menepuk sofa di sebelahnya yang kosong. "Papa mau bicara sesuatu yang penting. Dengarkan baik-baik."Meskipun keningnya mengernyit bingung, Elvan menurut untuk duduk di samping papanya. "Ada apa?""Elvan, kamu tahu keluarga kita sudah berantakan, bukan? Kamu pasti juga bisa menebak bahwa sebentar lagi perusahaan papa akan bangkrut." David menarik napas dalam. Merasakan sesak yang mengganjal di dadanya."Kita harus segera pindah ke rumah yang lebih kecil setelah rumah kita dijual untuk menggaji para karyawan. Papa berharap kamu bisa mengerti jika kamu terpaksa harus putus kuliah. Kita sudah tidak mempunyai harta yang melimpah, Elvan. Kamu tidak bisa terus berkuliah di universitas yang mahal dan mengeluarkan banyak uang," jelas David, mengembuskan napas
Read more

Apa Ini Karma?

Nayla sungguh lelah malam ini, tapi ia tidak ingin langsung pulang sehingga memutuskan pergi ke taman untuk mencari udara segar. Langkahnya berjalan ringan sembari menikmati suara lalu lalang kendaraan.Sampai mata Nayla melihat seseorang yang sedang duduk di bangku taman sendirian. Begitu ia berjalan semakin dekat, Nayla baru melihat jelas bahwa orang itu adalah Elvan. Sedang duduk di tempat kemarin ia bertemu dengannya."Kenapa dia ada di sini lagi? Apa dia memang sering ke sini?" batin Nayla bertanya-tanya, karena ia tak menyangka Elvan yang biasanya suka bermain game di mansion kini justru duduk seorang diri di taman."Ah, apa dia sedang banyak pikiran dan masalah? Apa mungkin itu sebabnya perjodohan kita batal?" gumam Nayla. Ia akhirnya memutuskan untuk menghampiri Elvan yang rupanya tengah merokok."Malam, Kak Elvan?" sapa Nayla sembari duduk di sebelah Elvan dengan memberi jarak.Wajah Elvan sedikit tersentak melihat kedatangan Nayla. Namun tak lama ia kembali memasang ekspresi
Read more

Kamu Harus Egois

Elvan mengernyitkan dahi ketika pintu rumahnya sedikit terbuka. Begitu ia masuk untuk memeriksa, ternyata papanya sedang duduk di ruang tamu sambil menunduk menatap ponsel. Rasa heran Elvan belum cukup di situ saat ia melihat banyak koper tergeletak di sekitar meja. Koper itu tampak penuh, Elvan terdiam membeku di ambang pintu. Seketika otaknya mendapat jawaban tanpa perlu bertanya. "Apa maksudnya ini semua, Pa?" tanya Elvan mengepalkan tangan. Berharap dugaannya tidak benar. David mengangkat wajahnya mendengar suara Elvan. Ia kemudian berdiri dan berjalan ke depan putranya. "Bagaimana dengan barang-barangmu? Apa kamu sudah mengemas semuanya? Pastikan hanya barang-barang penting yang dibawa." "Jangan bilang kita akan pindah sekarang? Bukannya ini terlalu mendadak? Aku belum mempersiapkan apapun, Pa," protes Elvan dengan alis yang menaut kesal. David menyentuh satu pundak Elvan. "Inilah yang harus kita terima, Elvan. Tolong jangan banyak bertanya lagi dan segera bereskan barang-b
Read more

Lupakan Masa Lalu

Tiba di kos, Nayla melihat Clara sedang menunggu di luar pintu. Saat itu juga air mata Nayla langsung tumpah. Ia segera memeluk Clara dengan erat. Menumpahkan kesedihan yang sejak tadi ia pendam. "Ra, aku punya kabar buruk. Aku baru saja tahu kalau Elvan pindah tempat tinggal. Rumah dan mansionnya sudah dijual. Siapa yang menyangka itu semua? Aku sungguh tidak mengerti kenapa hal ini terjadi tiba-tiba. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi." Clara diam sejenak, masih terkejut Nayla memeluknya tiba-tiba. Namun tak lama ia menghembuskan napas panjang. "Mungkin ini adalah saat yang tepat bagi kamu untuk melanjutkan hidup dengan tenang, Nay. Kamu harus mulai menghadapi perubahan dan menghapus kenangan yang menyakitkan." Nayla terus menangis di pelukan Clara. "Tapi kenapa Kak Elvan tidak memberitahuku sebelumnya? Aku merasa kecewa dan terluka. Kenapa dia pergi tiba-tiba? Apa yang dengannya? Mengapa dia harus pergi dan meninggalkanku seperti ini?" Clara sebenarnya senang mendengar kabar i
Read more

Cinta Membuat Buta

Esok paginya, kehidupan Nayla berubah drastis setelah ia memutuskan untuk keluar dari rumah mewahnya. Hidupnya kini penuh dengan tantangan dan ujian. Nayla terpaksa harus menyesuaikan diri dengan hidup mandiri dan berjuang untuk mengatur keuangan serta meraih cita-citanya.Nayla menghadapi hari-hari yang sulit, dimana kecemasan sering menghantuinya. Ia kerap kali melewatkan waktu makan demi menghemat uang untuk membayar kuliahnya. Setiap uangnya dihitung dengan cermat. Ia bahkan harus menggunakan sebagian tabungan dari kartu kredit atas namanya sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Meskipun penyakit asam lambungnya terus kambuh, Nayla bertahan dengan kekuatan dan ketabahan yang luar biasa. Ia selalu menahan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Nayla terus fokus pada tujuannya untuk menyelesaikan pendidikan meski dalam kondisi yang sulit.Meskipun sedih dan terkadang putus asa, Nayla berusaha untuk tetap kuat. Dalam keheningan malam, di saat-saat paling sulit, ia menemukan kekua
Read more

Perubahan Hidup Elvan

Elvan menghabiskan hari ini dengan menjalani serangkaian wawancara kerja tanpa mendapatkan hasil yang diinginkan. Rasa frustasi dan kekecewaan menghampirinya, namun ia tidak menyerah. Ia terus mencari lowongan kerja meskipun harus menghadapi penolakan berkali-kali karena keterbatasan akademiknya sebagai lulusan sekolah menengah atas.Kini Elvan tiba di sebuah perusahaan untuk melamar pekerjaan dengan hati yang penuh semangat dan harapan. "Selamat pagi, Pak. Saya sungguh berharap bisa bergabung dengan perusahaan ini dan berkontribusi. Apakah saya bisa mendapat kesempatan untuk melamar pekerjaan di sini?" ucap Elvan sopan disertai jantung yang berdebar.Seorang pria paruh baya di hadapan lelaki itu tersenyum tipis. "Selamat pagi, Elvan. Saya menghargai hasrat dan semangatmu, namun saat ini kami tidak dapat memberikan kesempatan kepada Anda. Kami membutuhkan karyawan dengan latar belakang pendidikan yang lebih tinggi untuk posisi ini."Meskipun kecewa, Elvan berusaha tetap tersenyum te
Read more

Kesehatan yang Memburuk

Siang ini di kampus, suasana ceria selalu tergambar jelas di wajah Nayla. Tapi pada kenyataannya gadis itu hanya terpaksa bersikap tegar saat perutnya mulai terasa sakit karena sering lupa minum obat dan makan teratur. Nayla tidak ingin membuat Clara khawatir. Dalam keakraban dengan gadis itu, Nayla berusaha tetap menyimpan senyuman dan semangatnya untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Clara yang antusias dengan percakapan mereka yang hangat seperti biasa, tidak menyadari rasa sakit yang dirasakan oleh Nayla. Ia menikmati perbincangan dengan penuh keceriaan, membahas hal-hal kecil yang lucu hingga masalah tugas yang menumpuk.Nayla berusaha untuk tetap fokus pada obrolan mereka, walau perasaan sakit semakin mengganggu. Ia menutupi rasa tersebut dengan senyum dan candaan, ingin menikmati momen berharga bersama Clara tanpa membuatnya cemas.Kedua gadis itu melanjutkan percakapan mereka dengan antusias, saling menghibur dan mendukung satu sama lain. Dalam kesibukan tugas dan perma
Read more

Ada Perasaan Aneh

"Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran gadis itu. Entah sudah berapa kali aku menyakitinya, tapi dia tetap tidak membenciku," ucap Elvan lirih. Gantungan kunci itu berbentuk hewan yang lucu, seharusnya Elvan tersenyum, tapi ia justru menahan emosi karena gadis yang memasukkan benda itu ke tasnya pasti dalam keadaan menahan tangis. Elvan tidak tahu apa arti di balik simbol angsa dan merpati, namun ia menebak bahwa artinya mengisyaratkan sebuah hubungan yang tidak terpisahkan. "Aku sungguh kesal, kenapa dia sangat bodoh? Seharusnya dia menyukai orang lain yang bersikap lembut padanya, bukan padaku yang hanya melukainya." Elvan mengembuskan napas kasar, sambil memandangi gelang unik di tangannya. "Kenapa dia mencintaiku? Apa dia tidak tahu arti cinta? Apa Nayla tidak mengerti jika cinta bisa membuat terluka? Kenapa dia repot-repot menulis perasaannya di surat padahal tahu jika aku membencinya." Beberapa menit yang lalu Elvan baru selesai membaca surat yang ditulis Nayla. Isinya tid
Read more

Pudarnya Rasa Benci

"Apa aku coba masuk dan tanya papanya atau pembantu rumah tangga di sana, ya?" gumam Elvan. Elvan berpikir sejenak, merasa ini jalan yang terbaik sebelum ia benar-benar harus kembali ke rumah. Matahari sebentar lagi terbenam dan Nayla belum juga pulang. Akhirnya Elvan sudah memutuskan untuk masuk ke rumah Nayla. Namun ketika meminta izin pada satpam yang berjaga di sebelah gerbang rupanya Elvan mendapat penolakan. "Apa maksudnya? Kenapa saya tidak bisa masuk? Apa rumah ini tidak menerima tamu?" tanya Elvan menautkan kedua alis. "Kamu tadi bilang ingin bertemu Nayla, bukan? Kalau begitu tunggu saja—" "Anda membohongi saya. Anda tahu Nayla tidak ada di rumah ini. Jadi Anda melarang saya untuk masuk dan memeriksa di dalam rumahnya. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa saya yang sebagai mantan tunangan Nayla tidak diperbolehkan masuk?" "Ini tidak ada hubungannya dengan status kamu. Saya hanya menjalani tugas. Akan lebih baik kamu pergi dari sini. Saya tidak ingin kehilangan pekerjaan ji
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status