"Kak Emma?" panggil Nayla pelan, setelah selang beberapa menit tidak ada yang berbicara.Emma lalu melepaskan pelukannya, tersenyum sambil menatap Nayla yang terdiam. Kemudian menggenggam kedua tangannya. "Setelah ini jangan menahanku dalam apapun yang aku lakukan, ya, Nay. Aku harap kamu tetap menerima segala hal yang akan terjadi nantinya."Emma terus tersenyum, tetapi Nayla tidak bisa mengekspresikan apapun. Lebih dari itu, raut wajah Emma terlihat seperti menyembunyikan sesuatu. Tangan Emma terasa dingin saat menyentuh tangan Nayla tadi. Emma kemudian sedikit mundur dan menghadap ke halaman kampus yang luas. Beberapa saat hening, Nayla akhirnya menyeletuk, "Apa yang sedang kamu pikirkan, Kak?"Namun lagi-lagi Emma hanya tersenyum tanpa Nayla ketahui arti di balik senyumannya. "Nay, aku juga berharap setelah ini kamu tidak marah padaku. Karena ... aku akan membuatmu menderita."Spontan perasaan Nayla menjadi campur aduk. Ia merasa terkejut, tertegun, juga bingung. Pernyataan terseb
Read more