Semua Bab Tunangan Naif Pewaris Bengis: Bab 41 - Bab 50

117 Bab

Aku Seburuk Itu?

Sampai di dapur, Nayla terkejut saat melihat kulkas yang kosong tanpa ada bahan makanan. Ia pun merasa perlu untuk melakukan sesuatu, akhirnya memutuskan memesan makanan secara online.Sambil menunggu makanan datang, Nayla duduk di meja makan dan menatap sekeliling mansion Elvan yang megah. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak bergumam kagum.Tak lama, ketika makanan sampai, Nayla membawanya ke kamar Elvan. Dengan senyum ia mengetuk pintu beberapa kali, tetapi tidak ada balasan. Ketika Nayla hampir putus asa, pintu akhirnya dibuka. Elvan muncul di ambang pintu dan tampak marah.Walau begitu Nayla merasa lega melihat Elvan, tapi lagi-lagi reaksi Elvan tidak seperti yang ia harapkan. Elvan tiba-tiba melempar makanan yang dibawanya dan menolak tegas apapun yang diberikan Nayla. "Sialan! Kenapa kamu tidak segera pergi dari sini, Nayla?! Apa kamu benar-benar tuli dan tidak mendengar perkataanku tadi?!" ucap Elvan dengan nada tinggi.Nayla merasa terpukul dengan kata-kata Elvan. Jantungn
Baca selengkapnya

Pertengkaran Orang Tua

"Sampai kapan kamu tidak akan jujur padaku?""Memangnya apa yang aku sembunyikan darimu? Jangan memancing keributan, Ma.""Ini lipstik siapa di mobil? Aku tidak pernah membeli merk murahan. Bisa tolong kamu jelaskan?""Oh, itu ...." David terdiam sejenak, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Itu lipstik temanku, Ma. Dia meninggalkannya di mobil saat kami pergi makan siang kemarin." "Temanmu? Teman yang mana?" tanya Laras dengan nada curiga. "Namanya Sari, Ma. Dia teman kerjaku. Kamu belum pernah bertemu dengannya." David berusaha menjelaskan dengan sejujur mungkin. "Lalu apa? Kenapa dia bisa meninggalkan lipstiknya di mobilmu? Itu tidak masuk akal, kamu harus lebih jujur padaku, Pa." Laras menatap dengan tajam. David menarik napas dalam-dalam, merasa dadanya terjepit. "Ma, aku tidak berbohong. Sari memang meninggalkan lipstiknya di mobilku. Dia sedang mencari lipstik itu, dan aku berencana mengembalikannya besok."
Baca selengkapnya

Angsa dan Merpati

Pagi hari, Nayla tiba-tiba merasa asam lambungnya kambuh. Akhirnya ia pun memutuskan untuk pergi ke rumah sakit sendiri tanpa memberi tahu keluarganya. Ia merasa tidak perlu memberi tahu mereka, mengingat mereka tampaknya tidak peduli padanya. Dokter memberikan nasihat setelah selesai memeriksa. Ia tersenyum hangat. "Nayla, kamu harus berusaha untuk tidak stres, ya. Salah satu penyebab asam lambung sering naik adalah karena banyak pikiran," ucap dokter itu dengan nada yang penuh kepedulian. Nayla hanya bisa menjawab seadanya. Ia tidak yakin bahwa ia bisa berpikir tenang akhir-akhir ini. Nayla entah kenapa jadi sedih mendengar kata-kata perhatian dari dokter, karena mengingat orang tuanya sendiri tidak pernah memberikan perhatian seperti itu padanya. Sementara itu, Nayla memutuskan untuk tidak memberi tahu Clara tentang penyakitnya. Ia juga memutuskan untuk tidak masuk kuliah hari ini. Nayla merasa perlu untuk beristirahat dan mencoba untuk meredakan str
Baca selengkapnya

Masuk Rumah Sakit

"Dari pada Kak Elvan membuang hadiah yang aku berikan, aku justru lebih lega jika Kak Elvan tidak menyadari bahwa ada sesuatu di dalam tasnya."Setelah meletakkan kembali tas Elvan ke tempat semula. Nayla bergegas ke dapur sambil membawa beberapa kresek. Ia membuka pintu kulkas, lalu memasukkan beberapa buah dan air mineral. Menggantikan alkohol serta minuman bersoda yang semula di dalam sana.Sementara itu satu kantung plastik yang tersisa bersisi cokelat batangan dan camilan ringan yang Nayla letakkan ke meja makan. Ia sengaja membelinya karena barang kali Elvan suka. Nayla pikir dengan memakan coklat bisa membuat suasana hati Elvan menjadi lebih baik."Akhirnya selesai. Apa sekarang aku harus memanggil Kak Elvan di kamarnya?" gumam Nayla, tak lama ia menggeleng."Tidak, dia pasti akan marah-marah dan mengusirku lagi. Lebih baik aku pulang dengan diam-diam."Kemudian Nayla bergegas keluar dari mansion Elvan untuk pulang. Hari sudah sema
Baca selengkapnya

Ingin Mendapat Cinta

"Kamu harus tahu bahwa hanya melalui perjodohan itu bisa membuatmu sedikit berguna bagi keluarga!""Tolonglah jaga dirimu agar harapan keluarga kita tidak hancur!""Setidaknya agar aku tidak menyesal karena dulu mau merawatmu saat ketika ibumu sendiri ingin meninggalkanmu!" Kemudian Anton tiba-tiba mengungkapkan kebenaran yang selama ini ia sembunyikan. Anton dengan tegas mengatakan, "Asal kamu tahu bahwa ibumu sebenarnya masih ada dan hidup di dunia ini, tapi tidak memang mau menemuimu!"Pengakuan itu tentu saja membuat Nayla sangat terkejut, tubuhnya seolah membeku, dan hatinya terasa sakit. Papanya mengungkapkan itu dengan ekspresi kesal, semakin menambah rasa sakit dan kebingungan Nayla. Nayla merasa terpukul oleh fakta yang tiba-tiba itu. Ia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Semua terasa seperti pukulan berat baginya, karena ia merasa terkhianati oleh ibunya yang tidak mau menemuinya. Rasa sakit dan k
Baca selengkapnya

Belum Cukup Jahat?

Nayla duduk di kelas, tampak bersemangat berbincang dengan Clara. Ia sedang berencana membuat kue kering untuk Elvan sebagai hadiah. Nayla juga menceritakan kepada Clara bahwa ia memberikan gantungan kunci dan gelang kepada Elvan.Nayla tertawa kecil. "Tapi aku belum tahu apa Kak Elvan sudah mengambilnya atau tidak, karena aku diam-diam menaruhnya di tas Kak Elvan ketika dia berada di kamar."Clara mendengarkan cerita Nayla dengan perasaan campur aduk. Ia ingin mendukung Nayla, tetapi juga tidak ingin membuat Nayla sedih jika Elvan ternyata tidak menghargai hadiah tersebut. Namun akhirnya Clara memberikan dukungan dengan berkata, "Itu ide yang bagus, Nay. Aku harap Kak Elvan akan menghargai hadiah dan usahamu. Kamu telah melakukan yang terbaik. Mantap."Nayla tersenyum cerah, lega mendengar dukungan Clara. Ia merasa senang bisa berbagi cerita dengan sahabatnya. Walaupun sejujurnya Clara merasa khawatir bahwa Elvan mungkin tidak baik bagi Nayla. Meski tidak mengungkapkannya secara la
Baca selengkapnya

Perjodohan yang Dibatalkan

"Cukup kali ini saja, Kak. Aku mohon terima. Barang kali setelah mencoba kue buatanku ini suasana hatimu bisa membaik." Nayla terus memohon dan kembali mendorong tas yang hendak dikembalikan Elvan padanya.Elvan mendorong sebelah bahu Nayla agar menjauh dari hadapannya. "Jangan pernah berpikir kamu bisa mengerti suasana hatiku! Kamu tidak tahu apa-apa!"Nayla merasa sakit hati dengan balasan Elvan, tapi ia belum menyerah. Ia mendekat kembali, walau akhirnya lagi-lagi Elvan mendorongnya menjauh hingga keluar gerbang. Nayla melihat tatapan Elvan yang semakin marah, membuat hatinya juga ikut kesal."Kenapa, sih, Kak? Kenapa kamu sangat membenciku?" teriak Nayla. Tanganya yang sebelah mengepal kuat sambil menatap mata Elvan dengan berani."Cih! Kamu pikir saja sendiri! Aku muak berbicara panjang lebar dengan gadis naif sepertimu!" tegas Elvan. Nayla menghela napas panjang. Ia menahan diri untuk tidak menangis. "Setidaknya jangan membenci makanan ini, Kak. Tolong terimalah, setelah itu ak
Baca selengkapnya

Diusir Dari Rumah

Esok harinya, Laras datang ke rumah Nayla dan mengajaknya masuk ke mobil untuk bicara. Laras hendak meminta maaf karena telah membatalkan perjodohan antara Nayla dan Elvan. Laras berkata dengan lembut, "Nayla, aku minta maaf atas semua yang terjadi. Aku tahu ini semua pasti sangat sulit bagimu. Tapi aku ingin kamu tetap semangat dan mencari kebahagiaanmu sendiri. Kamu harus menemukan orang yang tepat dan menjalin hubungan dengan orang yang kamu cintai."Laras menambahkan bahwa ini pertemuannya yang terakhir dengan Nayla karena ia akan pergi ke luar negeri. Ia berharap Nayla dapat hidup dalam kebahagiaan.Nayla terkejut dengan semua yang dikatakan mama Elvan, tetapi ia tidak bisa berkata banyak. Ia hanya bisa membalas pelukan mama Elvan saat dia tiba-tiba memeluknya. Nayla hanya bisa berkata, "Iya, saya akan terus bahagia, Tante."Meskipun dalam hati, Nayla tidak yakin kapan ia bisa merasakan kebahagiaan itu. Ia bahkan bingung dan tidak tahu di mana ia bisa menemukan kebahagiaan terse
Baca selengkapnya

Mulai Hidup Mandiri

Sore itu Clara baru saja tiba di rumah Nayla tepat ketika ia mendengar suara teriakan. Setelah melihat mobil yang menjauh keluar dari rumah Nayla, Clara buru-buru keluar dari mobilnya dan masuk untuk memastikan bahwa suara tadi memang suara sahabatnya. Namun belum sempat tiba di depan pintu rumah, ia sudah melihat Nayla yang tergeletak pingsan dan dikerumuni oleh asisten rumah tangga. Mata Clara spontan terbuka lebar. "Nayla!" "Nayla, bangun! Ini aku Clara! Apa yang terjadi denganmu? Jawab aku, Nayla!" teriak Clara cemas. Tapi Nayla sudah benar-benar pingsan. Clara menghela napas kasar dan berdiri untuk menghampiri seorang pria berotot yang baru saja berjalan mendekat. "Tuan! Tolong bantu bawa Nayla ke mobil saya! Cepat!" Pria berbadan besar itu mengangguk tegas dan tanpa berlama-lama membawa Nayla dengan kedua tangannya seraya mengikuti langkah Clara untuk menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari rumah Nayla. "Terima kasih, saya akan membawa sahabat saya ke rumah sakit. Maaf
Baca selengkapnya

Tolong Balas Amarahku

"Apa sebelumnya kamu pernah bekerja di kafe, Nay?" tanya Clara sambil duduk di kursi panjang."Aku anak manja, Ra. Aku bahkan tidak pernah bekerja sama sekali," jawab Nayla sedikit kesal. Ia juga duduk di sebelah Clara."Aku hanya bercanda. Supaya kamu tidak gugup karena besok hari pertamamu bekerja." Clara tersenyum geli. Tangannya menepuk-nepuk bahu Nayla untuk memberikan semangat."Apa aku bisa, Ra? Rasanya aku sudah ingin menyerah," keluh Nayla menghela napas panjang. Ia mengangkat kepalanya menatap langit jingga sore ini."Jangan begitu, kamu sudah dewasa, Nay. Aku yakin kamu pasti bisa. Mungkin hari pertama masih banyak kesalahan, tapi jika kamu terus bertahan kamu pasti bisa menjadi handal. Aku tahu kemampuan kamu sebenarnya luar biasa. Hanya saja selama ini masih kamu pendam. Dan besok saatnya kamu kembangkan," tutur Clara tanpa menoleh menatap Nayla, melainkan ikut memandang langit di atas sana.Nayla tertegun mendengar semua ucapan Clara. Seperti mengandung hipnotis, tiba-ti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status