Share

Air Mata Penyesalan

Author: Purplexyiii
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Clara duduk di samping Elvan, menatapnya dengan penuh iba. “Kak Elvan, sebenarnya aku perlu memberitahumu sesuatu,” ucap Clara dengan suara lembut.

Elvan menoleh dengan ekspresi penasaran sekaligus tegang. “Apa itu sesuatu tentang Nayla? Apa ada lagi yang dia sembunyikan?” tanyanya dengan suara serak.

Clara mengambil napas dalam. “Beberapa bulan sebelum Nayla jatuh sakit, dia sebenarnya sudah menulis surat untukmu. Dia ingin memberikan surat itu saat kamu lulus. Namun, karena khawatir surat itu hilang atau ditemukan orang tuanya, Nayla menitipkan suratnya padaku.”

Elvan terdiam, matanya memanas oleh kesedihan dan penyesalan yang tak bisa terucapkan. “Aku tidak pernah menyadari bahwa Nayla menyimpan perasaannya sedalam itu.”

Clara menyentuh lengan Elvan dengan penuh empati. “Nayla sangat mencintaimu, Elvan. Dia ingin memberikan surat itu untukmu suatu saat nanti setelah kamu lulus kuliah. Aku yakin surat itu berisi segala perasaan yang tak terungkapkan.”

Elvan merasa dadanya sesak, mem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Jawaban Segala Doa

    Satu minggu kemudian, akhirnya Nayla sadar dari koma. Elvan yang berada di sampingnya, menjadi orang pertama yang melihat gadis itu membuka mata. Air mata pun langsung mengalir dari mata Elvan saat ia melihat Nayla. Elvan dengan hati penuh haru langsung memeluk gadis itu. Ia sungguh lega karena semua doanya telah terjawab dan usahanya untuk berdoa setiap hari tidak sia-sia.Nayla yang masih merasa lemah merasakan kehangatan pelukan seseorang seketika berterima kasih pada Tuhan. Ia sangat bersyukur atas kesempatan untuk hidup dan melihat cahaya setelah masa yang gelap.Elvan melepaskan pelukan perlahan, lalu menatap Nayla dengan penuh rasa syukur. Ia sangat bahagia karena bisa melihat Nayla kembali sadar.“Nay, aku sangat bersyukur melihatmu sadar. Kamu adalah orang yang berarti di dalam hidupku. Aku tidak bisa membayangkan jika kehilanganmu. Terima kasih pada Tuhan karena mendengarkan doa-doaku dan memberikan kesembuhan padamu,” ucap Elvan penuh perasaan senang dan syukur.Nayla terk

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Hanya Perasaan Asing

    Hari esok tiba lebih cepat dari biasanya karena tadi malam Elvan bisa tidur nyenyak setelah berhari-hari selalu begadang. Penyebabnya tentu saja karena Nayla telah sadar dari koma sehingga Elvan bisa memejamkan dengan tenang. Elvan mengulas senyum, walaupun permintaan maaf dan pernyataan cintanya tidak terbalas, ia tetap semangat untuk menjalani hari. Elvan mulai bangkit dari sofa tempatnya tidur untuk menuju kamar mandi yang ada di dalam ruangan.Sekilas ia bisa melihat wajah Nayla yang masih tertidur tenang di atas brankar. Karena tidak ingin menganggu, Elvan langsung pergi untuk mandi sambil menunggu Nayla bangun.Di lain sisi, Nayla sebenarnya sudah membuka mata lebih dulu sebelum Elvan bangun. Namun ia memilih pura-pura tidur ketika tidak ingin melihat lelaki itu menghampirinya atau bertanya sesuatu.Nayla menghela napas, ia menatap langit-langit ruangan yang bersih. Ia memang senang dan bersyukur karena telah sadar dari koma, tapi ia tidak tahu kenapa perasaannya biasa saja mel

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Tidak Lelah Berjuang

    Esok hari, Elvan hanya bisa diam-diam melihat senyuman Nayla dari balik kaca pintu ruangan rumah sakit saat Clara menjenguk. “Aku baru menyadari ternyata dia semakin cantik saat tersenyum,” kata Elvan lirih, tanpa sadar bibirnya tertarik.Selama Clara berada di ruangan bersama Nayla, Elvan merasa hampa karena tidak bisa mendekati Nayla dan melihat senyumnya secara langsung. Walau Nayla belum tersenyum saat bersamanya, Elvan merasa sedih. Tapi secara bersamaan ia juga senang karena masih bisa melihat Nayla tersenyum dari luar jendela ini.“Aku lega kamu tidak melihatku mengintip, Nay. Aku tidak sanggup jika kamu mengusirku.” Mata Elvan terus tertuju pada Nayla. Dalam diam, Elvan memperhatikan setiap ekspresi wajah Nayla, setiap gerakan tubuhnya, dan setiap senyum yang terpancar dari wajahnya. Meskipun jarak memisahkan mereka, Elvan merasa hangat melihat Nayla bahagia meskipun. Senyum Nayla menjadi sumber kekuatan bagi Elvan, memberinya harapan bahwa suatu hari nanti mereka bisa ber

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Menunjukkan Rasa Suka

    Tiba di kos, Nayla merasa lega karena akhirnya bisa keluar dari rumah sakit, tempat yang sebetulnya sangat ia benci. Tapi sekarang ia bisa bebas dari bau obat-obat dan suasana dingin yang mencekam.Nayla masuk bersama Elvan, seseorang yang setiap hari selalu ada untuknya. Walaupun Nayla tidak merasa senang karena kehadirannya, ia cukup berterima kasih karena telah banyak membantunya.“Kamu harus segera istirahat, biar aku saja yang membereskan barang-barangmu,” perintah Elvan sambil memapah Nayla untuk berbaring di kasur. Nayla sejujurnya risih dan tidak suka dengan perlakuan Elvan, tapi ia tidak ingin berdebat dan mengeluarkan suara. Sehingga dari pada membuat keributan, Nayla memutuskan untuk menuruti perintah Elvan.“Kamu jangan masuk ke kampus dulu, hari ini dan beberapa hari ke depan kamu harus banyak istirahat. Aku juga sudah membuat surat izin, jadi kamu tidak perlu cemas,” kata Elvan sambil menuangkan air mineral ke gelas lalu meletakkannya ke nakas di sebelah kasur Nayla.“K

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Dia Memang Tulus

    Beberapa menit berlalu, akhirnya Clara datang ke kos Nayla. Elvan tidak ingin mengganggu hubungan antara mereka, jadi ia memilih untuk pulang. "Aku menitipkan Nayla padamu, Ra. Aku akan pulang dulu. Tolong jaga Nayla dan selalu ingatkan dia untuk minum obat. Jangan membuatnya banyak pikiran," pesan Elvan pada Clara yang baru saja duduk di sebelah Nayla.Clara mengangguk sambil mengangkat jempolnya. "Tentu saja, Elvan. Kamu tidak perlu begitu khawatir. Aku selalu menjadi sahabat yang setia membuat Nayla bahagia. Kamu jangan meragukanku."Elvan tersenyum lega. Lalu mulai berjalan ke pintu. "Baiklah, aku pergi sekarang."Setelah Elvan sudah benar-benar pulang, Clara langsung menutup pintu kamar Nayla lalu kembali duduk di kasur gadis itu."Hei, bagaimana tadi? Apa kamu merasa tidak nyaman selama Elvan di sini? Apa sebaiknya mulai besok aku melarang dia untuk datang?" tanya Clara sambil memegang kedua pundak Nayla.Merasa bingung, Nayla mengembuskan napas panjang. "Aku bingung, Ra. Aku t

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Menjadi Sopir Pribadi

    Pagi hari ini, Nayla sangat senang bisa merasakan suasana kampus lagi. Ia sedang bersiap untuk berangkat di kamar. Hanya beberapa menit ia selesai berdandan tipis agar wajahnya tidak terlihat pucat.“Akhirnya aku bisa kembali ke kampus. Aku sangat bosan berada di kamar. Sekarang aku senang bisa menghirup udara segar. Rasanya aku seperti kembali hidup," kata Nayla sambil menutup pintu kos. Ketika berjalan ke depan, keluar area kos, tiba-tiba di depan gerbang Nayla melihat Elvan yang sepertinya sudah menunggunya sejak tadi. "Dia lagi? Kenapa di sini?” ucap Nayla di hati.Nayla melihat Elvan sedang menyender ke motornya sambil menatap ponsel, Nayla kemudian berdehem kecil. Seketika membuat Elvan mengangkat wajahnya.“Pagi, Nayla? Bagaimana tidurmu semalam? Semoga selalu nyenyak dan mimpi indah, ya," sapa Elvan ceria. Ia lalu memberi helm pada Nayla karena gadis itu hanya diam.“Ayo naik, mulai hari ini aku akan mengantar dan menjemputmu setiap hari," perintah Elvan yang langsung membuat

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Membuat Nayla Bahagia

    Tiba di depan gerbang kos, Nayla segera turun dari motor Elvan. Ia lalu melepaskan helm dan memberikannya pada lelaki itu tanpa mengatakan apapun. Elvan menerima helm itu sambil memandangi Nayla dengan lekat. “Aku tidak akan pernah bosan untuk mengingatkanmu agar selalu makan dan minum obat dengan teratur. Walaupun kamu sudah merasa sehat, tapi kamu tetap harus meminum obatnya hingga abis.”“Jangan sampai kamu membuangnya. Kalau itu sampai terjadi dan ketahuan olehku, maka setiap jam aku akan datang untuk menemuimu," ancam Elvan serius. Nayla diam saja tanpa ekspresi apapun. Tapi tetap mendengarkan dan menatap Elvan.“Baiklah, sana masuk dulu. Baru setelah itu aku akan pergi," suruh Elvan masih dengan senyuman manisnya.Nayla mengangguk dan pergi tanpa bicara apa-apa. Tidak juga melambaikan tangan atau menoleh. Ia terus berjalan hingga ke depan pintu kamarnya, lalu langsung masuk. Tidak ada keinginan untuk menoleh lagi untuk memastikan Elvan sudah pergi atau belum.Sementara Elvan me

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Kamu Selalu Menawan

    Pagi ini Elvan mulai bersiap untuk menjemput Nayla. Namun sebelum itu ia akan mengirim pesan padanya. Elvan sengaja mengetik pesan yang manis dengan beberapa emoticon yang lucu.“Aku sejujurnya masih merasa bersalah karena pernah memblokir nomor Nayla. Jadi sekarang aku tidak akan marah jika dia tidak membalas pesanku. Bahkan jika dia hanya membacanya," kata Elvan setelah menekan tombol kirim dan pesannya telah sampai di nomor Nayla.Setelah itu Elvan pamit ke papanya. Tanpa berlama-lama ia segera berangkat ke tempat Nayla berada. Tak lama kemudian Elvan sampai di depan gerbang kos Nayla. Di sana terlihat masih sepi. Lalu beberapa saat akhirnya Nayla keluar. “Hai?” sapa Elvan ramah. Senyumanmu sangat hangat seperti matahari terbit. Sayangnya hal itu tidak membuat Nayla tertarik untuk menatapnya atau tersenyum. Nayla tetap memperlihatkan ekspresi wajah yang datar dan cuek.Elvan turun dari motor, lalu menahan Nayla yang akan mengambil helm. Karena Elvan sengaja hendak memakaikannya

Latest chapter

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Kebahagiaan yang Melimpah

    Beberapa bulan kemudian, Nayla tiba-tiba merasa mual yang tak biasa. Elvan yang waspada segera menyembunyikan kekhawatirannya di balik senyum yang hangat. Ia sudah bisa menebak bahwa kabar baik akan datang.Meskipun begitu hati Elvan tak bisa menahan kecemasan yang berkobar di dalamnya. Akhirnya Elvan memutuskan pergi ke dokter untuk memastikan kondisi Nayla. Elvan berharap Nayla tetap sehat dan baik-baik saja tanpa ada masalah.Di sebuah ruangan, suasana gelisah terasa semakin nyata di antara mereka berdua. Elvan menggenggam erat tangan Nayla, memberikan dukungan dan kehangatan dalam ketidakpastian yang mereka hadapi bersama. Ketika hasil tes keluar, keheningan yang tegang memenuhi ruangan itu. Jantung mereka sama-sama berdegup kencang untuk menunggu detik-detik yang akan datang.Ketika hasilnya sudah keluar, Nayla menatap Elvan dengan mata berbinar, sebelum akhirnya ia meneteskan air mata kebahagiaan. “Aku hamil, Elvan,” ucap Nayla dengan suara bergetar.Elvan tersentak oleh kabar b

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Sebagai Pendamping Setia

    Elvan dan Nayla memilih untuk hidup sederhana dalam rumah mereka yang indah. Walaupun begitu mereka tetap bisa menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil, seperti berbagi senyuman di setiap pagi, berjalan-jalan di taman, dan menikmati waktu bersama tanpa banyak kemewahan yang membutuhkan. Nayla merasa senang bisa hidup bersama Elvan tanpa banyak sesuatu yang mewah. Nayla sangat bahagia karena rumah mereka penuh dengan canda tawa dan kasih sayang, sehingga selalu menciptakan suasana hangat dan damai di setiap sudutnya. Nayla merasa jika ia akan selalu bahagia. Nayla jadi yakin bahwa ia tidak akan pernah merasa menderita dan terluka jika hidup bersama Elvan.Berbeda dengan di masa lalu, walaupun mereka berasal dari keluarga yang penuh masalah, tapi mereka tidak ingin di masa depan mereka melakukan hal yang sama seperti orang tua masing-masing. Nayla akan berjanji jika suatu saat ia dan Elvan mempunyai anak, Nayla tidak akan membuat mereka merasakan apa yang ia rasakan di masa lalu. Nayl

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Komitmen dan Janji

    Beberapa hari setelah pernikahan mereka, Elvan mempersiapkan kejutan istimewa untuk Nayla. Dengan hati penuh cinta, Elvan mengajak Nayla untuk menutup matanya dan membawanya ke depan rumah baru yang ia beli dengan kerja kerasnya sendiri."Kamu membuatku berdebar-debar, El. Sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan? Apa itu bisa membuatku menangis?" tanya Nayla tertawa geli ketika berjalan tertatih-tatih dengan Elvan di belakangnya dan menutup kedua matanya. "Ini rahasia, Nay. Tapi aku yakin bisa membuatmu tidak bisa berkata apa-apa," jawab Elvan tersenyum geli, ia menuntun Nayla untuk berjalan dengan hati-hati.Saat Nayla membuka mata, pandangan mata Nayla terpana melihat rumah sederhana namun modern yang disiapkan khusus untuk mereka berdua. Sorot mata Nayla pun bercahaya dalam kebahagiaan dan terkejut yang tak terkira. Benar kata Elvan, ia tidak bisa berkata-kata. Nayla melebarkan mata, sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. Benar-benar merasa seperti mimpi.Namun, kejutan E

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Hari Penuh Makna

    Berbulan-bulan berlalu sejak hubungan antara Elvan dan Nayla semakin erat, kini suasana di sekitar mereka penuh dengan kehangatan dan harapan baru. Hubungan mereka menjadi semakin tidak terpisahkan. Rasa sayang mereka juga bertambah dalam dan luas.Elvan telah berubah menjadi pribadi yang lebih peduli dan penuh kasih, akhirnya hari ini memutuskan untuk mengajak Nayla ke kantor agama dan melangsungkan pernikahan yang dinantikan oleh keduanya. Tanpa perlu kemewahan, mereka hanya berharap bisa segera terikat satu sama lain.Hari yang penuh makna itu pun tiba. Nayla dengan cahaya kebahagiaan yang bersinar dari matanya, memilih untuk berdandan sendiri dan menggunakan make up yang sederhana sebagai bentuk kehematan. Nayla juga tidak ingin membuang banyak uang hanya untuk penampilan heboh selama satu hari. Meskipun sederhana, kecantikan alami Nayla tetap bersinar sebagai cermin dari kebahagiaan dalam hatinya. Nayla tetap menawan dan sempurna di hari pernikahannya. Tidak ada yang bisa menand

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Kamu adalah Cahaya

    Elvan akhirnya sembuh dari traumanya setelah berbulan-bulan perjuangan yang panjang. Dengan tekad dan dukungan yang tak kenal lelah, ia berhasil bangkit dari keterpurukannya. Elvan benar-benar sudah berubah kembali menjadi Elvan yang hangat dan penuh perhatian pada Nayla. Benar, hanya saat dengan Nayla.Setiap langkah kecil yang Elvan ambil menuju pemulihan menjadi bukti kekuatan dan keteguhan hatinya. Elvan benar-benar sudah kembali menjadi Elvan yang dulu. Menjadi Elvan yang tidak akan menyakiti Nayla dan membuatnya terluka.Berbagai upaya dan terapi yang Elvan jalani membantu meredakan beban traumanya dengan baik. Dukungan dari orang-orang terdekat, termasuk Nayla, memberikan kekuatan tambahan baginya. Elvan bisa melewati semuanya karena semangat yang diberikan Nayla selalu ampuh untuk mengatasi rasa bosannya ketika menjalani terapi.Karena dengan semangat yang membara, Elvan telah berhasil melawan ketakutan dan kegelisahan yang selama ini menghantuinya. Rasa cemas Elvan kini sudah

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Sudah Mendapat Restu

    Hari yang berjalan seperti biasa. Nayla sedang mengerjakan tugas yang belum selesai. Dan beberapa menit lagi sudah tiba jam makan siang. Walaupun lelah, Nayla sebenarnya sangat menikmati pekerjaannya yang menyenangkan. Meski harus sedikit menguras pikiran dan otak karena jika ada sedikit kesalahan, maka bisa menjadi kesalahan yang fatal. Tapi akhirnya setelah berulang kali memeriksa, Nayla telah yakin dengan hasilnya, ia segera mengirim ke email lalu tepat setelah itu jam makan siang telah tiba.Ketika Nayla baru selesai membereskan mejanya, tiba-tiba ia mendapat telepon dari mama Elvan, Laras. Nayla terkejut karena sudah lama sekali mereka tidak berhubungan. Tapi Nayla segera mengangkat telepon itu agar wanita itu tidak lama menunggu. Ketika selesai bertelepon, Nayla cukup penasaran karena mama Elvan mengajaknya bertemu di kafe. Itu artinya mereka akan membicarakan sesuatu yang serius. Dan entah kenapa Nayla cukup berdebar-debar.“Ada apa, Nay? Apa kamu tidak ke kantin?” tanya sala

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Semangat Untuk Hidup

    Elvan sedang merenung di meja kerjanya setelah pekerjaannya selesai. Ia masih memikirkan tentang hidupnya yang terasa tidak adil. Walaupun akhir-akhir ini sudah lebih baik, tapi Elvan belum sepenuhnya menerima takdirnya.Tiba-tiba salah satu teman kerja Elvan, yang bernama Jayendra, datang menghampirinya. Walaupun tidak kenal dekat, tapi Elvan sering makan siang bersamanya. Dan kini pria itu sudah ada di depannya.“Ada apa denganmu? Apa kamu membutuhkan tempat curhat?” tanya Jayendra dengan senyum geli. Kemudian menatap Elvan dan memicingkan mata.“Tidak perlu.” Elvan menatap lelaki itu sambil menghela napas. Suasana hatinya sedang tidak stabil.“Jangan begitu, aku tahu kamu sedang banyak pikiran. Jadi lebih baik ceritakan saja padaku. Apa kamu tidak ingin ke lantai paling atas di perusahaan ini?” ajak Jayendra secara tiba-tiba dengan antusias. Yang langsung membuat Elvan menoleh padanya.“Kenapa kamu mengajakku?” Elvan mengernyit heran. Karena ini pertama kalinya Jayendra cukup perha

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Hatinya Seperti Kosong

    Hari ini berjalan baik seperti biasa. Itu adalah bayangan Nayla pada awalnya sebelum tiba-tiba saat jam makan siang di kantor, ia dipanggil oleh temannya untuk bertemu seseorang yang sedang mencarinya. Perasaan Nayla langsung tidak enak karena seseorang itu bukanlah Elvan atau siapa pun. Nayla tahu karena hanya Elvan dan Clara yang tahu tempatnya bekerja. Dan benar saja, Nayla bertemu lagi dengan wanita yang kemarin. Wanita yang membuat Nayla semalaman tidak bisa tidur karena terus memikirkan pengakuannya.Naomi tampak tersenyum menyambut kedatangannya. Berbeda dengan Nayla yang mengepalkan tangan karena menahan kesal yang luar biasa. Nayla juga berusaha tetap tenang agar amarahnya tidak keluar. Setitik hatinya mengatakan untuk tidak membuat masalah dengan seseorang yang sebenarnya Nayla juga merindukan.“Kenapa Anda ke sini lagi? Bukankah Anda bilang tidak akan bertemu saya lagi setelah saya memberikan nomor telepon saya?” tanya Nayla tidak ingin basa-basi, ia memberikan tatapan taj

  • Tunangan Naif Pewaris Bengis   Munculnya Ibu Kandung

    Siang ini Nayla sengaja makan siang di kafe karena bosan dengan suasana kantin di kantornya. Kebetulan ia juga ingin minum kopi agar tidak mengantuk saat bekerja. Walaupun di kantor sudah ada dapur untuk membuat kopi sendiri, tapi rasanya jelas berbeda jika membeli di kafe. Dan Nayla merindukan sensasi itu karena dulu saat bekerja di kafe ia jarang meminum kopi yang dijual.Ketika Nayla asyik berbincang dengan salah satu teman kantornya, seorang wanita tiba-tiba datang ke mejanya. Nayla terkejut karena wanita itu mengatakan sesuatu yang membuatnya nyaris tak bisa berkata-kata.“Apa benar kamu Nayla? Saya Naomi, ibu kandung kamu," ucap wanita yang kini duduk di depan Nayla. Aroma parfumnya yang wangi tercium ke hidung Nayla.Seketika itu mata Nayla melebar, nyaris tersedak air liurnya sendiri. “A–apa yang Anda katakan?”“Nay, aku pergi dulu, ya. Jangan lama-lama, nanti kamu dimarahi bos," kata teman Nayla yang merasa tidak berhak ikut campur. Ia berdiri dan tersenyum pada Nayla.“Ah,

DMCA.com Protection Status