Home / Romansa / Tunangan Naif Pewaris Bengis / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Tunangan Naif Pewaris Bengis: Chapter 91 - Chapter 100

117 Chapters

Jebakan Teman Kerja

Suatu hari, salah satu teman kerja Nayla yang bernama Emily merasa iri pada Nayla karena setiap hari diantar jemput oleh seorang lelaki yang tampan. Saat ini Nayla sedang beristirahat sejenak di dapur. Ia bermain ponsel untuk membalas beberapa pesan Elvan.Nayla bergumam di hati, “Dia semakin lucu dan pandai membuat kata-kata romantis. Aku tidak menyangka jantungku bisa berdebar hanya karena membaca beberapa pesan darinya.” “Memang benar jika jatuh cinta bisa membuat seseorang gila," kata Nayla di dalam hati, benar-benar ia tidak menyangka bisa mengalami hal seperti ini. Nayla tertawa kecil, tentu itu membuat Emily yang duduk tidak jauh dari Nayla menahan kesal. Ia menebak jika Nayla sedang berpura-pura mengirim pesan pada seseorang. Ia memang sudah tidak suka melihat Nayla sejak pertama kali datang ke tempat kerjanya.“Ya ampun, Nay. Ternyata kamu memang pandai berakting. Kenapa kamu tidak mengikat audisi menjadi artis?” Emily tiba-tiba menyindir Nayla dengan sengaja.Nayla yang me
Read more

Berikan Lima Ciuman

“Dasar pintar akting! Kamu sangat licik!” Nayla membentak Emily yang berpura-pura memasang wajah polos. Nayla menetap tajam pada gadis itu.Syntia menyentuh satu pundak Nayla agar tenang, ia menahan kekesalan agar tidak meledak di depan karyawannya. “Nayla, berhenti! Jangan membuat keributan dan kembalilah bekerja. Saya sangat tidak suka dengan orang yang suka menuduh. Tolong jangan mengulangi kesalahan seperti ini lagi, Nay.”“Tunggu, Bos. Apa Anda tidak ingin memeriksa CCTV? Saya tidak bisa membiarkan harga diri saya jadi buruk!” balas Nayla tidak terima. Ia masih ingin membuktikan jika dirinya memang tidak bersalah. Syntia semakin merasa pusing karena hal yang tidak diinginkan tiba-tiba terjadi tanpa diduga. "Kamu masih belum menyerah juga, Nay? Apa kamu tidak takut saya pecat?”Nayla melotot kecil, tangannya mengepal untuk menahan amarah semakin besar. "Tapi saya tidak terima Anda membiarkan orang licik seperti dia!”“Baiklah, kita cek CCTV sekarang. Jika ternyata kamu salah, apa
Read more

Seperti Budak Cinta

Semakin hari Nayla semakin bersemangat untuk kuliah. Perasaannya kini telah bahagia berkat cinta yang ia dapat dari Elvan. Nayla berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan belajar dengan ekstra karena sebentar lagi ia akan ujian semester akhir. Nayla juga tidak sabar ingin menyelesaikan skripsinya agar cepat mendapat jadwal sidang dan ia bisa segera lulus. Nayla tidak sabar menunggu gelar sarjana yang sudah lama ia impikan sejak dulu. “Aku pikir aku tidak bisa melakukan semua tugas setelah banyak cobaan hidup yang aku terima. Tapi ternyata aku salah, karena takdir yang aku pikir kejam itu justru menjadi kekuatan yang besar untuk membuatku terus maju," kata Nayla yang akhirnya bisa menerima segala takdir yang ia alami saat sekarang dan di masa lalu.“Sekarang aku jadi tidak malas lagi untuk belajar. Aku sangat semangat untuk meraih cita-citaku.” Nayla tersenyum penuh dengan hati yang berdebar-debar untuk berjalan lagi melanjutkan masa depan yang masih panjang.Di lain sisi, Elvan ju
Read more

Buket Bunga Mawar

Setelah Nayla selesai mengerjakan penelitian untuk tugas kuliahnya, lalu menyelesaikan skripsi, selama itu juga Elvan selalu memberikan semangat dan dukungan tanpa henti. Elvan tidak mengenal lelah untuk terus mendukung Nayla. Karena Elvan tidak ingin Nayla gagal untuk meraih masa depannya. Elvan ingin melihat Nayla bahagia dalam mencapai mimpinya.“Aku hampir saja menyerah setelah melihat keluarga papa yang bahagia. Tapi aku bersyukurlah karena Elvan selalu ada untukku. Dia benar-benar seperti penyelamat," puji Nayla pada Elvan yang selama ini menjadi seseorang yang membuatnya tetap bertahan di saat ia terpuruk.“Walaupun sebenarnya aku masih cukup sedih karena papa tidak peduli lagi padaku. Apa dia memang sudah tidak menyayangiku? Atau sejak awal aku lahir dia memang tidak pernah mencintaiku?” Nayla tertawa pelan, memang sebaiknya ia tidak berharap lebih pada seseorang yang sejak awal tidak menginginkan dia ada di dunia.Nayla kemudian menggeleng tegas ketika teringat sesuatu hal. "
Read more

Lebih Suka Padamu

Setelah Nayla selesai mendapat gelar sarjana, ia masih melanjutkan pekerjaannya di tempat sebelumnya. Tapi juga mulai mempersiapkan diri dan beberapa berkasnya untuk melamar yang ke perusahaan besar agar mempunyai penghasilan yang lebih tinggi. Selain itu menjadi karyawan di perusahaan dan bekerja di kantor juga salah satu impian Nayla selama ini.Sekarang Nayla sedang di dalam kamar sambil membereskan laci. Karena hari Minggu ia memang suka membersihkan semua barang-barang di dalam kamarnya. Di tengah ia merapikan itu, Nayla juga suka melamun tiba-tiba. Seperti saat ini, Nayla teringat lagi dengan masa lalunya yang buruk dan kelam. “Jika melihat ke belakang, aku masih tetap ingat betapa menyedihkan takdir hidupku. Aku sampai berpikir tidak bisa memiliki kesempurnaan lagi untuk bermimpi dan meraih cita-cita," gumam Nayla dengan helaan napas panjang. Ia masih ingat jelas tentang takdir buruk yang ia alami di masa lalu. “Tapi ternyata kini aku mengerti. Perjalananku untuk mencapai keb
Read more

Liburan Bersama Sahabat

Suatu hari, beberapa bulan kemudian, Clara mengajak Nayla untuk makan bersama di sebuah restoran mewah. Nayla masih belum mengerti alasan apa yang membawa Clara ke tempat itu. Apalagi Clara sudah mengatakan di telepon bahwa ia ingin membicarakan sesuatu yang penting.Setelah minuman tersaji di meja, Nayla meminumnya sedikit untuk bersiap mendengarkan penjelasan Clara. Ia sebelumnya tidak bisa menebak apa yang akan dibicarakan gadis itu padanya.“Jadi tentang apa yang kamu maksud tadi, Ra? Aku masih belum bisa menebak apa yang ingin kamu bicarakan," celetuk Nayla yang lebih dulu membuka obrolan.Clara menarik napas sejenak dan mengeluarkannya perlahan. "Sebenarnya, pertama-tama aku ingin berpamitan padamu, Nay.”Dahi Nayla seketika mengernyit bingung, tak paham. "Apa yang kamu katakan? Kita baru saja sampai, apa itu mungkin jika kamu harus kembali lagi?”“Maksudku bukan berpamitan pulang ke rumah, Nay. Astaga," kata Clara dengan sedikit dengkusan kecil.Nayla tentu semakin tidak paham
Read more

Memiliki Calon Istri

Mimpi Nayla perlahan mulai terwujud. Kini ia sudah diterima untuk bekerja di perusahaan besar. Rasanya ia ingin menangis tapi berusaha untuk ia tahan. Nayla sungguh bahagia hingga tidak bisa lagi untuk berkata-kata. Pagi ini Nayla resmi menjadi karyawan baru di sana. Takdir memang sangat lucu, karena Nayla pikir setelah lulus kuliah ia akan kesulitan mendapatkan pekerjaan. Tapi rupanya Tuhan memberikan hadiah yang istimewa. Seolah sudah lama Dia siapkan untuk Nayla. Setelah Elvan mengantarnya pagi ini, Nayla mendapatkan banyak semangat darinya. Nayla jadi yakin di hari pertama bekerja ia pasti bisa mendapat hasil yang bagus.“Hai, kamu pasti pegawai baru, ya?” sapa seorang perempuan dengan rambut pendek sebahu. Ia tersenyum ramah pada Nayla.Merasa perempuan itu yang seperti karyawan lama, Nayla segera menyambut dengan senyuman hangat. "Halo, benar. Aku baru di sini. Mohon bantuannya.”“Namaku Vanya. Siapa namamu?” Vanya menyodorkan tangannya ke depan Nayla. Senyumannya tidak hilang
Read more

Hanya Akan Melihatmu

Malam hari ini Nayla dan Elvan sedang makan berdua di restoran makanan Jepang. Nayla sangat senang karena satu impiannya adalah makan malam bersama Elvan dengan menu makanannya yaitu masakan luar negeri. “El, aku ingin memberitahumu sesuatu. Tapi kamu harus janji untuk tidak terkejut," celetuk Nayla tiba-tiba di tengah aktivitas makan mereka.“Wah, tiba-tiba seperti ini? Memangnya apa itu? Apa sesuatu yang membuat aku tidak bisa berkata-kata?” jawab Elvan yang merasa heran dan penasaran. “Berjanjilah dulu. Ayo, mana jarimu?” Nayla mengangkat jari kelingking.Elvan menyatukan jari kelingkingnya dengan milik Nayla. “Baiklah, aku berjanji untuk tidak terkejut. Aku pasti akan menahan diri untuk tidak melebarkan mata.”Nayla lalu berdehem kecil. "Terima kasih. Jadi sebenarnya, El. Aku ingin mengatakan jika hari lusa adalah ulang tahunku. Aku sengaja memberitahu karena kamu pasti tidak tahu. Aku sudah lama ingin mendapatkan sesuatu yang mengejutkan. Aku sebelumnya tidak pernah dirayakan s
Read more

Tersenyum dengan Manis

Elvan di rumahnya sedang mencari kontak seseorang untuk ia telepon. Panggilan pun kini tersambung dengan seorang pria yang akan membantu Elvan mengatur rencananya untuk melamar Nayla malam ini.“Bagaimana semuanya? Sudah tersusun dengan sempurna, kan? Aku harap kamu tidak melewatkan satu hal pun. Aku tidak ingin ada kesalahan di hari penting ini," kata Elvan pada seseorang di seberang telepon.Setelah berbincang-bincang sebentar, Elvan menutup telepon. Lalu menarik napas panjang untuk menenangkan diri. Elvan kemudian mengeluarkan kotak berwarna merah yang isinya cincin milik Nayla.“Aku yakin ukuran cincin ini sudah tepat dengan jari Nayla. Saat itu aku memastikan dengan baik ketika mengukurnya.” Elvan tersenyum lembut, jantungnya berdebar kencang karena tidak sabar ingin mengungkapkan perasaannya dengan cara spesial. “Baiklah, sekarang aku harus menghubungi pihak kafe untuk mengingatkan mereka bahwa rencanaku tidak boleh gagal," gumam Elvan sambil mencari kontak seseorang yang sudah
Read more

Mendoakan yang Terbaik

Waktu tinggal beberapa jam lagi menuju kejutan ulang tahun Nayla. Namun tiba-tiba di tengah suasana romantis mereka yang kini masih di bianglala, Elvan mendapat telepon dari nomor yang tidak dikenal. Awalnya ia mengabaikan, tapi karena tiga kali ditelepon membuat Elvan jadi merasa curiga.“Siapa yang menelepon? Coba angkat saja. Siapa tahu orang penting, kah? Cepatlah," suruh Nayla yang menyadari Elvan berulang kali mematikan ponsel ketika ada panggilan masuk.Elvan menghela napas lelah. Sedikit kesal juga karena menganggu aktivitasnya dengan Nayla. "Nomor tidak dikenal. Tapi baiklah, aku coba akan mengangkatnya.”Akhirnya Elvan mengangkat telepon itu. Dalam beberapa detik ketika mendengar suara seseorang di seberang sana, Elvan masih belum bisa mencerna apa yang terjadi. Bahkan saat panggilan sudah berakhir, Elvan masih belum bisa berkata-kata. Jantungnya seperti terhenti.“Ada apa? Kenapa wajahmu pucat begitu?” Nayla tiba-tiba khawatir karena ekspresi Elvan mendadak tegang. “Hei, b
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status