Suatu hari, beberapa bulan kemudian, Clara mengajak Nayla untuk makan bersama di sebuah restoran mewah. Nayla masih belum mengerti alasan apa yang membawa Clara ke tempat itu. Apalagi Clara sudah mengatakan di telepon bahwa ia ingin membicarakan sesuatu yang penting.Setelah minuman tersaji di meja, Nayla meminumnya sedikit untuk bersiap mendengarkan penjelasan Clara. Ia sebelumnya tidak bisa menebak apa yang akan dibicarakan gadis itu padanya.“Jadi tentang apa yang kamu maksud tadi, Ra? Aku masih belum bisa menebak apa yang ingin kamu bicarakan," celetuk Nayla yang lebih dulu membuka obrolan.Clara menarik napas sejenak dan mengeluarkannya perlahan. "Sebenarnya, pertama-tama aku ingin berpamitan padamu, Nay.”Dahi Nayla seketika mengernyit bingung, tak paham. "Apa yang kamu katakan? Kita baru saja sampai, apa itu mungkin jika kamu harus kembali lagi?”“Maksudku bukan berpamitan pulang ke rumah, Nay. Astaga," kata Clara dengan sedikit dengkusan kecil.Nayla tentu semakin tidak paham
Read more