Home / Pernikahan / Terjerat Hasrat Mafia Dingin / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Terjerat Hasrat Mafia Dingin : Chapter 61 - Chapter 70

130 Chapters

Malam panas Keanu

Keanu duduk di balkon rumah sakit. hamparan langit malam yang bertabur bintang menghiasi gemerlap kota malam ini.Matanya masih menatap langit. Di sana tergambar wajah wanita yang selama ini telah menyita pikirannya.sayangnya keadaan tak berpihak padanya. Alam seolah menentang hubungan yang dia bangun selama dua tahun lamanya.Terdengar hembusan napas panjang dari bibir tipisnya. "Kau membutuhkan ini," ucap Stevi yang melangkah mendekat dan menyodorkan sebotol anggur merah.Keanu memutar tubuhnya. Wanita cantik dengan celana training panjang dan kaos oblong membalut tubuh mungilnya.Wanita ini jauh dari kata anggun. Hal inilah yang membuat sang Ayah tidak menyetujui hubungan mereka. Terlebih dia adalah adik sang mafia yang pernah menghancurkan bisnisnya.Keanu meraih botol itu dan melempar senyum manis. Dia melangkah mendekat. Namun Stevi melangkah mundur beberapa langkah."Kau masih marah padaku?" tanya Keanu tersenyum kecut.Stevi melangkah melewati Pria yang berhasil mengaduk per
Read more

Surat Wasiat

Wanita itu menyeret kursi dan duduk di samping pria yang masih menutup matanya. Pria itu tampak begitu tenang. Wajah garangnya terlihat begitu tampan. Rambut yang membingkai wajahnya membuat dia terlihat tampak gagah meskipun matanya terpejam.Jemari lembut wanita itu menggenggam erat tangan Alex. dia mengecupnya berulang kali dengan air mata yang berderai."Lihatlah dirimu, kau begitu payah. Harusnya kau segera membuka mata dan bertengkar denganku. Aku rindu semua amarahmu." Debora mengecup tangan Alex lagi."Kau tau Angel sangat mengidolakan mu, seharian dia menggambar dirimu, membuat lirik lagu, sampai dia ingin kita bersatu," ucap Debora sesenggukan."Tanpa dia tau kalau kita memang sudah menikah. Aku merasa aku sangat jahat kepada semua orang," lanjut Debora."Aku melukai Stevi, Mama Lidya, Papa Andreas. dan yang paling menyedihkan adalah Angel, gadis mungil tyang identitasnya aku sembunyikan sampai detik ini." Debora mengutarakan semua rasa bersalahnya."Aku memutuskan untuk me
Read more

Jalang Tersayang

Seorang dokter dan beberapa perawat datang. Mereka terbelalak ketika melihat Debora sudah berdiri di depan pintu.Seorang suster segera menghampiri wanita yang masih memakai pakaian pasien itu."Nona, kenapa di sini? Kondisi Anda belum pulih," Seorang suster segera menggandeng tangan Debora dan membawanya kembali ke kamarnya."Tunggu!" suara Alex menghentikan langkah suster.Dokter dan suster lainnya melempar pandangan ke arah pria yang masih bersandar di kasur."Aku ingin istriku di rawat di sini juga," lanjut Alex menatap punggung Debora.Debora menarik napas dalam. Dia berusaha memasang indra pendengarannya. Wajahnya memerah karena malu. Kenapa Tuan kulkas berubah menjadi Tuan perapian sekarang."Aku tidak mau mengganggumu di sini, aku akan kembali." Debora menarik tangan suster dan mengayunkan langkahnya."Aku tidak merasa terganggu. Bukankah ini mempermudah dokter untuk memeriksa kita," lanjut Alex tidak mau kalah. Mata elangnya menatap sang Dokter. Memberi pertanda kau perintah
Read more

Hancurnya Hati Joe

Di tempat lain seorang pria sedang duduk di sudut rumah sakit. Di hadapannya terdapat sebuah kolam ikan cukup besar.Dia duduk di sebuah kursi taman. Matanya menatap pantulan wajahnya. Sedangkan tangannya masih menggenggam secarik kertas yang baru saja dia terima beberapa menit yang lalu.Air mata terus membasahi pipi. Dia tidak menyangka akan mendapat kenyataan mengejutkan seperti ini.Seorang pria tiba-tiba duduk di samping Joe. Joe yang terkejut hanya bergeser sekian centi untuk memberi ruang pada pria itu."Kenapa kau tidak langsung memberikan ini padaku? tanya Joe tersenyum kecut."Aku hanya tidak mau beberapa orang salah sangka, duniamu cukup rumit. Sama dengan Kakakmu," ucap pria bertopi itu."Sudah lama berteman dengan orang bodoh seperti Kakakku?" tanya Joe nanar.Pria itu hanya tersenyum kecil. Dia tau Bagaimana perjuangan sang Kakak yang meregang nyawa di tangan adiknya sendiri."Kalian sama-sama keras kepala. Tapi mau bagaimana lagi, kakak memang punya tanggung jawab penuh
Read more

Bucinya Tuan Kulkas

Di tempat yang berbeda. Tepatnya di sebuah kamar rawat rumah sakit. Alex terbangun dari tidurnya. Efek obat telah berhasil membawanya masuk ke alam mimpi.Dia menoleh ke samping kanan. Di sana ada sosok bidadari cantik yang sedang tertidur lelap. Matanya melihat jam yang terpasang di dinding.Jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Dia memutuskan untuk bangun dan melangkah menuju kamar mandi.Selang infus sudah di lepas. Jadi mudah baginya untuk bergerak bebas. Hanya tinggal bagian tubuh tertentu yang masih merasakan nyeri. Setelah menuntaskan pekerjaannya di kamar mandi. Pria itu melangkah kembali menuju kasur. Dia meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja.Jemarinya mulai menari indah di layar. Dia mulai membuka timbunan chat yang tidak bisa di baca beberapa hari ini.Banyak sekali relasi bisnis yang menghubunginya. Namun ada satu nomor yang menyita perhatiannya. Dia membuka chat tersebut. Kumpulan pesan suara memenuhi layar ponselnya saat ini.Karena penasaran dia membukanya satu
Read more

Rencana Lidya

Kita kembali pada satu jam sebelumnya. Debora membulatkan matanya saat melihat kedua mertuanya baru saja datang.Untuk kali ini dia melihat orang tua yang tidak cemas sedikitpun pada anaknya. Mereka masih bisa mengembangkan senyum di wajah berkharisma itu."Halo Sayang, bagaimana keadaan Alex," tanya Lidya menatap Debora.Sepertinya Stevi belum menceritakan segalanya pada Mamanya. Debora bisa sedikit bernapas lega. Wanita itu segera memeluk Lidya dengan mata yang berkaca-kaca."Maafkan Aku Maa, aku selalu merepotkan kalian dan membawa kalian kedalam situasi seperti ini," ucap Debora menyesal."Sudahlah, Alex memiliki sembilan nyawa. Percayalah dia dan malaikat maut bersahabat. Dia bisa menego nyawanya sendiri," jawab Lidya enteng."Kau baru tau bukan? Dia pernah mengalami hal yang lebih parah dari ini. Dia kan baik-baik saja, tenanglah," sahut Andreas menatap menantu kebanggaannya.Napas Debora semakin sesak. Dia tidak tau apa yang terjadi bila kedua orang baik ini mengetahui kenyataa
Read more

Penculikan Angel

Di tempat yang berbeda. Seorang dokter wanita melangkah menuju kamar Alex. Di belakangnya terdapat tiga orang suster yang mendorong bed."Astaga, apakah ini serius?" Debora memijat keningnya.Terdengar bunyi ponsel berdering. Andreas merogoh saku celana dan menaruh benda pipih itu di telinganya. "Sebentar Sayang, Papa akan segera kembaliiii," ucap Andreas melangkah pergi.Di saat bersamaan sang dokter sudah berhenti di hadapan Debora dan melempar senyum manis."Nona Debora?" tanya sang dokter."Benar Dok," jawan Debora singkat."Tuan Alex ingin Anda di rawat di ruangan yang sama dan memberi amanat agar saya yang mengurus Anda," ucap sang dokter menjelaskan maksud kedatangannya.Suara pintu kamar terbuka. Dokter keluarga Vernandes keluar sambil membawa sampah medis. Dia melempar senyum penuh arti pada Debora."Anda sangat beruntung Nona," ucap Dokter tersenyum ramah."Lena, dia adalah wanita kesayangan Tuan Alex, jadi berhati-hatilah dalam merawatnya. Kalau tidak, nyawamu yang jadi tar
Read more

Pria Bermasker

Kembali di mana Debora dan Alex tertangkap basah di kamar rawat mereka. Wajah Debora memerah. "Astaga, kenapa harus ada pengganggu," keluh Alex."Kami bisa keluar sebentar," kekeh Andreas sambil melempar senyum ke arah Lidya."Tidak perlu Papa, tolong jaga menantumu ini. Aku harus pergi sebentar. Jangan sampai rasa cemburunya membuat lukanya semakin parah," ucap Alex melempar senyum kecil ke Debora.Alex segera memakai bajunya dan melangkah pergi meninggalkan Debora dan kedua orang tuanya di kamar.Terlebih dia sudah tau di mana titik kelemahan sang lawan. Andai dia tau ada cara yang lebih mudah, dia tidak akan merencanakan penyerangan di pulau kemarin.Seorang pria duduk sambil menyesap batang nikotin. Asap nikotin bertebaran di sekelilingnya. seorang wanita baru saja bangun dari tidurnya.Keadaanya saat ini sangat kacau. Rambut dan bajunya acak-acakan. Beberapa tubuhnya terdapat luka memar. Ujung bibirnya terdapat darah yang mengering."Ternyata kau masih sama, luar biasa," Akeno te
Read more

Pencarian Angel

Alex melangkah pergi meninggalkan rumah sakit di ikuti oleh beberapa orang di belakang. Di saat yang bersamaan ponselnya berdering kencang."Ada apa?" tanya Alex dingin. Setelah merogoh ponsel yang baru saja berdering."Tuan, Angel ..." ucapan Joe terpotong."Kita di serang di wilayah kita sendiri. Sangat memalukan. Kejar mereka sampai dapat. Sisanya suruh cari tau, siapa yang sudah lancang memberi obat tidur padaku," Alex memotong ucapan Joe."Dan kau? Dimana kau saat tim membutuhkan," tanya Alex penuh penekanan."Nyonya Lidya menyuruh kami mengecek gedung di perbatasan kota sebelah timur," jawab Joe."Mama?" Alex tidak menduga hal ini. "Nyonya ingin mempersiapkan gedung untuk pernikahan Nona Stevi, Tuan." jawab Joe sedikit kikuk."Apa! Menikah? Dengan dokter itu, sangat fantastis." Alex memijat keningnya."Kau putar balik, aku akan segera menyusul," ucap Alex memutus sambungan sepihak. Dia menekan tombol dengan kontak yang berbeda. Jangan kira dia tidak memiliki mata-mata. Bahka
Read more

Kepercayaannya yang ternoda

Alex menarik napas panjang. Dia tidak tau harus melakukan apa. Dirinya tidak mau sang istri lebih hancur. Masih ada kemungkinan kalau Angel akan selamat."Apa kau tidak pernah membawa mobil ini ke bengkel, sangat lambat sekali," protes Alex yang merasa tidak cepat sampai tujuan."Maaf Tuan," ucap Sopir. Di tempat yang lain, Joe mengendarai mobil dengan kecepatan penuh. Matanya lekat menatap serpihan cahaya yang seperti kembang api di langit malam.Berulang kali bibir tipisnya mengumpat. Sungguh dia tidak ada memaafkan siapapun mata-mata yang telah membantu Akeno membawa gadis cilik tidka berdosa itu.Kemarin Debora dan sekarang anak tidak bersalah. Otak Akeno memang kotor dan perlu di basmi tuntas."Kau masih di sana?" tanya Joe menekan benda kecil di telinganya."Iya, kami sudah menuju tempat meledaknya helikopter," jawab Dante seolah tau apa maksud Joe."Kau sangat baik, terima kasih. Cari anak itu sampai ketemu," sahut Joe."Tidak masalah, aku sangat terharu. Mau mendaratkan satu
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status