Share

Bucinya Tuan Kulkas

Penulis: Mom Aish
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di tempat yang berbeda. Tepatnya di sebuah kamar rawat rumah sakit. Alex terbangun dari tidurnya. Efek obat telah berhasil membawanya masuk ke alam mimpi.

Dia menoleh ke samping kanan. Di sana ada sosok bidadari cantik yang sedang tertidur lelap. Matanya melihat jam yang terpasang di dinding.

Jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Dia memutuskan untuk bangun dan melangkah menuju kamar mandi.

Selang infus sudah di lepas. Jadi mudah baginya untuk bergerak bebas. Hanya tinggal bagian tubuh tertentu yang masih merasakan nyeri.

Setelah menuntaskan pekerjaannya di kamar mandi. Pria itu melangkah kembali menuju kasur. Dia meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja.

Jemarinya mulai menari indah di layar. Dia mulai membuka timbunan chat yang tidak bisa di baca beberapa hari ini.

Banyak sekali relasi bisnis yang menghubunginya. Namun ada satu nomor yang menyita perhatiannya. Dia membuka chat tersebut. Kumpulan pesan suara memenuhi layar ponselnya saat ini.

Karena penasaran dia membukanya satu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Rencana Lidya

    Kita kembali pada satu jam sebelumnya. Debora membulatkan matanya saat melihat kedua mertuanya baru saja datang.Untuk kali ini dia melihat orang tua yang tidak cemas sedikitpun pada anaknya. Mereka masih bisa mengembangkan senyum di wajah berkharisma itu."Halo Sayang, bagaimana keadaan Alex," tanya Lidya menatap Debora.Sepertinya Stevi belum menceritakan segalanya pada Mamanya. Debora bisa sedikit bernapas lega. Wanita itu segera memeluk Lidya dengan mata yang berkaca-kaca."Maafkan Aku Maa, aku selalu merepotkan kalian dan membawa kalian kedalam situasi seperti ini," ucap Debora menyesal."Sudahlah, Alex memiliki sembilan nyawa. Percayalah dia dan malaikat maut bersahabat. Dia bisa menego nyawanya sendiri," jawab Lidya enteng."Kau baru tau bukan? Dia pernah mengalami hal yang lebih parah dari ini. Dia kan baik-baik saja, tenanglah," sahut Andreas menatap menantu kebanggaannya.Napas Debora semakin sesak. Dia tidak tau apa yang terjadi bila kedua orang baik ini mengetahui kenyataa

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Penculikan Angel

    Di tempat yang berbeda. Seorang dokter wanita melangkah menuju kamar Alex. Di belakangnya terdapat tiga orang suster yang mendorong bed."Astaga, apakah ini serius?" Debora memijat keningnya.Terdengar bunyi ponsel berdering. Andreas merogoh saku celana dan menaruh benda pipih itu di telinganya. "Sebentar Sayang, Papa akan segera kembaliiii," ucap Andreas melangkah pergi.Di saat bersamaan sang dokter sudah berhenti di hadapan Debora dan melempar senyum manis."Nona Debora?" tanya sang dokter."Benar Dok," jawan Debora singkat."Tuan Alex ingin Anda di rawat di ruangan yang sama dan memberi amanat agar saya yang mengurus Anda," ucap sang dokter menjelaskan maksud kedatangannya.Suara pintu kamar terbuka. Dokter keluarga Vernandes keluar sambil membawa sampah medis. Dia melempar senyum penuh arti pada Debora."Anda sangat beruntung Nona," ucap Dokter tersenyum ramah."Lena, dia adalah wanita kesayangan Tuan Alex, jadi berhati-hatilah dalam merawatnya. Kalau tidak, nyawamu yang jadi tar

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Pria Bermasker

    Kembali di mana Debora dan Alex tertangkap basah di kamar rawat mereka. Wajah Debora memerah. "Astaga, kenapa harus ada pengganggu," keluh Alex."Kami bisa keluar sebentar," kekeh Andreas sambil melempar senyum ke arah Lidya."Tidak perlu Papa, tolong jaga menantumu ini. Aku harus pergi sebentar. Jangan sampai rasa cemburunya membuat lukanya semakin parah," ucap Alex melempar senyum kecil ke Debora.Alex segera memakai bajunya dan melangkah pergi meninggalkan Debora dan kedua orang tuanya di kamar.Terlebih dia sudah tau di mana titik kelemahan sang lawan. Andai dia tau ada cara yang lebih mudah, dia tidak akan merencanakan penyerangan di pulau kemarin.Seorang pria duduk sambil menyesap batang nikotin. Asap nikotin bertebaran di sekelilingnya. seorang wanita baru saja bangun dari tidurnya.Keadaanya saat ini sangat kacau. Rambut dan bajunya acak-acakan. Beberapa tubuhnya terdapat luka memar. Ujung bibirnya terdapat darah yang mengering."Ternyata kau masih sama, luar biasa," Akeno te

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Pencarian Angel

    Alex melangkah pergi meninggalkan rumah sakit di ikuti oleh beberapa orang di belakang. Di saat yang bersamaan ponselnya berdering kencang."Ada apa?" tanya Alex dingin. Setelah merogoh ponsel yang baru saja berdering."Tuan, Angel ..." ucapan Joe terpotong."Kita di serang di wilayah kita sendiri. Sangat memalukan. Kejar mereka sampai dapat. Sisanya suruh cari tau, siapa yang sudah lancang memberi obat tidur padaku," Alex memotong ucapan Joe."Dan kau? Dimana kau saat tim membutuhkan," tanya Alex penuh penekanan."Nyonya Lidya menyuruh kami mengecek gedung di perbatasan kota sebelah timur," jawab Joe."Mama?" Alex tidak menduga hal ini. "Nyonya ingin mempersiapkan gedung untuk pernikahan Nona Stevi, Tuan." jawab Joe sedikit kikuk."Apa! Menikah? Dengan dokter itu, sangat fantastis." Alex memijat keningnya."Kau putar balik, aku akan segera menyusul," ucap Alex memutus sambungan sepihak. Dia menekan tombol dengan kontak yang berbeda. Jangan kira dia tidak memiliki mata-mata. Bahka

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Kepercayaannya yang ternoda

    Alex menarik napas panjang. Dia tidak tau harus melakukan apa. Dirinya tidak mau sang istri lebih hancur. Masih ada kemungkinan kalau Angel akan selamat."Apa kau tidak pernah membawa mobil ini ke bengkel, sangat lambat sekali," protes Alex yang merasa tidak cepat sampai tujuan."Maaf Tuan," ucap Sopir. Di tempat yang lain, Joe mengendarai mobil dengan kecepatan penuh. Matanya lekat menatap serpihan cahaya yang seperti kembang api di langit malam.Berulang kali bibir tipisnya mengumpat. Sungguh dia tidak ada memaafkan siapapun mata-mata yang telah membantu Akeno membawa gadis cilik tidka berdosa itu.Kemarin Debora dan sekarang anak tidak bersalah. Otak Akeno memang kotor dan perlu di basmi tuntas."Kau masih di sana?" tanya Joe menekan benda kecil di telinganya."Iya, kami sudah menuju tempat meledaknya helikopter," jawab Dante seolah tau apa maksud Joe."Kau sangat baik, terima kasih. Cari anak itu sampai ketemu," sahut Joe."Tidak masalah, aku sangat terharu. Mau mendaratkan satu

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Serpihan kisah kelam Debora

    Stevi membulatkan matanya. Dia tidak percaya kalu Mamanya melakukan hal yang berlebihan seperti ini. Dia mendorong pelayan yang menghadang jalannya. Pelayan tersebut terjatuh. Stevi segera berlari menuju pintu depan. Kedua bodyguard sang Mama sudah menanti di sana. Dua orang dengan tubuh besar segera mengangkat Stevi."Jaga tangan kalian, Aku akan membuat perhitungan pada kalian!" bentak Stevi.Kedua oran g bertubuh besar itu tidak mempedulikan ucapan Stevi. Mereka menaiki tangga dan melangkah menuju kamar Stevi.Mereka menurunkan Stevi di kasur dan segera menutup pintu. Tidak lupa mereka mengunci ruangan."Hey, lepaskan aku. Ini lucu sekali, aku di sekap di rumahku sendiri. Kalian gila. Fuck," Stevi berulang kali mengumpat.Tangan mungilnya berulang kali menggedor pintu dengan penuh tenaga. Sayangnya tenaganya tidak cukup untuk merusak pintu.Dia segera meraih benda pipih yang tergeletak di meja dan menghubungi Mamanya di ujung sambungan."Mama apa yang kau lakukan? Aku tida percaya

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Bimbingan memilih keputusan

    Seorang pria sedang berdiri di tepi pantai. Matanya menatap perahu yang membawa beberapa orang dengan pakaian penyelam lengkap.Ada puluhan orang yang menyelam di titik berbeda. Pria tersebut mondar-mandir dengan wajah geram."Joe, kembali ke rumah sakit. Cari tau siapa yang berani memberi ku obat tidur," perintah Alex dengan penuh amarah."Dante, cari petunjuk di dalam hutan. Aku tidak percaya kalau mereka lenyap begitu saja," lanjut Alex."Dan kau Rain. Kembali ke markas. Aku pasti ada orang dalam yang ingin bermain-main denganku. Tida mungkin orang asing dapat melewati penjagaan ketat ku," Alex mengepalkan tangannya kuat.'Mari kita mulai peperangan sesungguhnya, Akeno' batin Alex.Joe dan teman-temannya segera pergi menjalankan tugas. Mereka pergi ke tempat tujuan masing-masing. Sedangkan Alex masih setia berdiri di tengah angin malam yang membawa hawa dingin mulai menusuk sumsum tulang.Lampu senter kepala menyorot ke segala arah menunjukan kalau orang-orang di dalam air sedang

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Benarkah dia?

    Berulang kali Keanu mengumpat sambil memakai bajunya satu per satu di kamar mandi. Kenapa orang itu selalu menganggu waktunya.Sedangkan Stevi mencoba merapikan kamarnya. Dia tidak mau orang di luar mencurigainya. Entah apa yang terjadi pada sang kekasih bila orang itu mengetahui kalau dia ada di sini."Stevi, buka pintunya!" ucap orang di luar meninggikan suara.Bungkam, Stevi tidak mau menjawab sepatah katapun sebelum pekerjaannya selesai. Terdengar suara benturan keras. Pintu mulai di dobrak oleh orang di luar."Shitt, dasar merepotkan!" Stevi mengumpat sambil mengelap sisa cairan kental berwarna putih yang berada di selimutnya.Pintu hampir berhasil di dobrak. Stevi memilih membalik selimutnya. Memutar sisi luar menjadi sisi dalam dan segera merebahkan tubuhnya di kasur.Wanita itu meraih ponsel dan memasang wajah sesantai mungkin. Di saat yang bersamaan pintu berhasil di dobrak.Seorang pria terbelalak melihat wanita yang dia khawatirkan malah asik bermain dengan gawainya. Terden

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Akhir bahagia

    Debora masuk ke kamar mandi. Di sana sudah ada Alex yang memejamkan mata dan menikmati air hangat yang merendam sebagai tubuhnya. Harum aroma lili memenuhi seluruh ruangan."Alex, aku beri waktu lima menit untuk menjelaskan sertifikat yang ada di tasmu," ucap Debora dengan suara lantang.Pria itu tidak merespon. Dia masih memejamkan mata. Bahkan dia tidak bergerak sedikitpun."Alexander Vernandes, apakah kau mendengar suaraku?" Debora mulai sebal.Amarah Debora tak membuatnya bergeming. Pria itu masih berada di posisi ternyaman nya. Karena habis kesabaran, Wanita itu masuk kedalam bak mandi dan menepuk pipi Alex.Pria itu masih tidak merespon sampai Debora menarik paksa seekor naga yang sedang tertidur nyenyak."Argh, apakah kau sudah gila. Jangan sentuh asetku seperti itu," ucap Alex mengerang kesakitan."Kau yang memulai," jawab Debora cemberut."Aku! Kau yang menyiapkan semua ini, apa salah kalau aku menikmati semua ini?" Alex memicing."Sekarang jelaskan kenapa ada sertifikat ruma

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Kejutan untukmu

    Debora dan Lidya duduk di halaman belakang. Mereka duduk menemani Angel yang sedang sibuk dengan buku gambar dan crayonya.Lidya tak henti-hentinya memuji hasil coretan tangan mungil itu. Debora mendaratkan kecupan di ujung kepala Angel."Apakah aku menganggu?" tanya Alex yang baru saja bergabung.Ketiga orang itu menyambut hangat ke datangan Alex. Angel segera bangkit dan berhamburan menuju Paman baiknya.Alex meraih Angel dan mengangkatnya dalam gendongan. Keduanya sudah seperti sepasang Dady dan putrinya."Paman baik, aku puny gambar untgukmu," ucap Angel memeluk Alex."Terima kasih Sayang, Paman baik juga punya kejutan untumu," ucap Alex menatap bahagia mata bulat yang saat ini menatapnya."Yey ... apa itu Paman?" tanya Angel penasan.Alex menurunkan gadis kecil itu dan merogoh saku jas bagian belakang. Dia mengeluarkan sebuah amplop putih yang bertuliskan nama salah satu sekolah terbaik di kota tersebut.Karena penasaran, Debora dan Lidya melangkah mendekat. Mata Debora berkaca k

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Cinta dan kenyamanan

    Stevi duduk di atas kasur. Matanya melihat bintang yang bertaburan di langit malam. Terdengar suara pintu di ketuk."Masuk," ucap Stevi dengan suara lantang.Joe masuk membawa nampan yang berisi makan malam dan beberapa obat. Dengan hati-hati dia menaruh nampan itu di atas meja.Stevi turun dari ranjang dan memeluk Joe dari belakang. Wajah pria itu memerah. Dia tidak bisa menahan rasa bahagianya. Walau wanita ini bukan melihat dia yang sebenarnya."Kau harus makan dan minum obat," ucap Joe memutar tubuhnya dan mencubit pipi Stevi."Suapin dong," sahut Stevi manja."Oke, asal harus minum obat ya," jawab Joe menuntun Stevi untuk duduk di sofa.Pria itu menyodorkan sepotong steak yang sudah di potong kecil-kecil. Dengan semangat Stevi membuka mulut dan melahap daging tersebut.Joe menatap dalam wanita yang selama ini dia cintai. Sepertinya penyamaran ini tidak buruk juga. Dia bisa dekat dengan Stevi tanpa harus cek-cok setiap pagi."Ada apa?" tanya Stevi menatap dalam Joe.Joe menggeleng

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Keluar kecil bahagia

    Debora duduk di hamparan rumputb hijau. Di hadapannya ada sebuah batu yang bertuliskan nama orang yang paling berarti di hidupnya.Orang itu rela berkorban untuk dirinya. Mengesampingkan kesenangannya demi dirinya. Memberi apapun yang dia miliki untuknya.Namun apa yang bisa dia berikan, dia tidak pernah memberi apapun pada wanita tua itu selain kesengsaraan. Tidak pernah ada kebahagiaan sdikitpun.Satu per satu orang meninggalkan pemakaman. Di sana hanya meninggalkan Alex dan Debora. Keduanya duduk dan menatap nanar batu yang di penuhi dengan kelopak bunga itu."Kenapa aku begitu tidak berguna Alex? Lihatlah, bahkan aku belum memberi kebahagiaan sedikitpun pada Bibi," ucap Debora pedih."Bibi sudah menganggapmu sebagai anak, melihatmu bahagia, dia juga merasakan hal yang sama Baby," jawab Alex memeluk pundak Debora."Ini tidak adil untuknya Alex, dia menjual segalanya demi kehidupanku dan Angel. Dia pergi sebelum aku membayar semuanya," ucap Debora dengan air mata yang terus berlina

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Kepergian Bibi Lauren

    Seorang gadis kecil menangis di depan pintu ruang IGD. Di sampingnya ada dua orng tua yang sedari tadi mencoba menenagkannya. Tak jauh dari mereka ada sekitar lima orang berpakaian serba hitam yang berdiri di depan lorong.Wanita gendut itu meraih gadis kecil dan mendekapnya dalam pangkuan. Berulang kali dia mengelus pucuk kepala anak itu. Mencob menghentikan tangisnya."Tenanglah Nak, Bibimu pasti akan baik-baik saja," ucap Wanta gendut itu."Bibi sakit Apa Nek, kenapa dia pingsan?" tanya Angel sambil menghapus air mata yang terus mengalir."Bibimu hanya kecapekan. Sebentaar lagi pasti dia akan sadar dan kembali bermain-main denganmu," ucap Nenek gendut yang memeluknyaa.Sementara Kakek gendut masih memperhatikan kelima orang yang berjaga di depan lorong. sesekali dia menatap Angel dan orang-orang itu bergantian.Dia hanya tak menyangka akan menyelamatkan seorang anak yang oraang tuanya memiliki kedudukan tinggi. Mereka pasti bukan orang biasa saat melihat penjagaan seketat ini.Seda

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Hari yang mendebarkan

    "Kakak tidak bisa datang?" tanya Stevi menatap Lidya penuh harap."Dia sedang dalam perjalanan bisnis. Mereka akan segera kembali," ucap Lidya mengelus pucuk kepala putrinya.Wanita yang baru saja tersadar dari depresinya itu melempar pandangannya kesamping. Dia menatap pria yang amat dia cintai duduk di sana.Pria itu memasang wajah sedih sebelum melempar senyum hangat padanya. Sama seperti sebelumnya, dia selalu bisa merubah mimik wajah dengan cepat."Kau membutuhjan sesuatu?" tanya Keanu menatap Stevi teduh."Aku lapar," jawab Stevi manja."Baiklah tunggu sebentar, aku akan membelikan makanan untukmu," jawab Keanu bangkit dari kursi dan melangkah menjauh.Lidya menatap pedih pria itu. Semua pengorbanan dan penantiannya selama ini tidak ada artinya. Dia yang beerjuang tetapi orang lain yang memetik manisnya."Tunggu sebentar, Mama mau pesan beberapa barang," ucap Lidya berlari kecil menyusul pria yang baru saja pergi."Joe!" panggil Lidya.Pria itu menghentikan langkanya. Sesaat Joe

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Perjuangan terakhir

    Di tempat yang begitu tenang, Bibi Lauren duduk sambil memegang sebotol susu. Ujung matanya melihat seorang anak kecil melangkah mendekatinya.Matanya menyipit, dia melihat dengan seksama siapa yang datang. Buliran bening terjatuh saat lansia itu mengetahui siapa yang datang."Halo Nenek?" sapa Angel.Bibi Lauren mematung. Dia mencoba menahan laju air mata yang hendak melaju deras."Halo Nak, kau kembali?" tanya Bibi lauren.Anak itu mengangguk lirih dan duduk di samping sang Nenek. Dia melihat ada tiga botol susu di samping Nenek itu. Bertanada kalau dia sudah duduk di sini begitu lama."Apakah Nenek menungguku?" tanya Angel yang melihat Nenek itu menatapnya dalam.Bibi Lauren tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Tangan keriputnya membelai pipi chubby yang dulu sering dia cium.Tuhan begitu baik padanya. Dia melindunginya, bahkan memberinya hadiah yang sangat istimewa."Apakah aku boleh memelukmu?" tanya Bibi Lauren masih terpaku menatap angel.Angel mengangguk lirih. Dia berges

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Hal penting

    Joe melangkah memasuki ruang rawat. Di sana masih ada Nyonya besarnya yang duduk meringkuk di kursi. "Anda bisa pulang Nyonya, biar Saya yang menjaga Nona Stevi," ucap Joe ramah.Lidya menggelengkan kepalanya. Dia memutar kursinya menghadap Joe. matanya menatap pria yang begitu tulus pada putrinya."Sejak kapan kau mengenal Stevi?" tanya Lidya seriussss."Nona Stevi membantu Saya masuk ke dalam Klan Tuan Alex, di sini saya menemukan keluarga yang tidak pernah saya miliki sebelumnya," jawab Joe membalas tatapan Lidya.Joe teringat saat pertama bertemu Stevi. Saat itu dia berjalan di tengah keputusasaan. Dia mencari keberadaan Sang Kakak yang entah ada di mana.Dia telah mencari Sang kakak di setiap bar besar. Tidak jarang kehadirnnya membuat keributan dan pada akhirnya dirinya babak belur.Saat itu dia meringkuk di emperan toko. Bajunya penuh noda darah yang mengering. Tak hanya itu, wajahnya sudah tidak berbentuk karena banyak luka lebam."Kalau mau jadi jagoan bukan seperti itu cara

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Makan coklat batangan

    Lidya menatap kepergian Putra dan menantunya. Terlihat senyum haru di wajah cantiknya. Seperti pepatah mengatakan, pasti ada pelangi setelah badai datang.Alex menggandeng tangan Debora dan melangkah pergi. Langkah panjang Alex terhenti saat menatap ketiga orang yang berdiri di depan pintu."Sepertinya aku sudah terlalu sabar denganmu belakangan ini," ucap Alex melempar pandangan ke arah Joe.Seketika Joe menundukkan kepala diikuti oleh kedua temannya. Mereka meneguk liur dan berdoa semoga Tuannya dalam mood yang baik."Kau meninggalkan tugasmu, dan mengejar cintamu di sini. Kau pikir aku akan simpati padamu dan tidak menghukum semua keteledoraamu ini?" ucap Alex melepaskan tangan Debora dan mendekati Joe.Debora mengkerutkan alisnya. Dia mulai menampakkan wajah protesnya. Wanita itu menghalang langkah Alex."Apa kau gila, Lihatlah! Dia sudah menjaga Adikkmu dengan tulus. Kau masih ingin menghukumnya?" Tanya Debora tidak percaya.Alex menggeser tubuh Debora dan menghentikan langkah ka

DMCA.com Protection Status