Home / Pernikahan / Terjerat Hasrat Mafia Dingin / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Terjerat Hasrat Mafia Dingin : Chapter 51 - Chapter 60

130 Chapters

Perang Saudara

Joe dan kedua wanita itu segera berlari menuju Sember suara. Sayangnya langkah mereka terhalang oleh enam orang yang mulai menyerang."Halo Joe, lama tidak bertemu." ucap salah satu orang.Joe menatap Stevi dan Debora bergantian. Tau apa yang harus di lakukan, Stevi mundur tiga langkah di belakang Joe."Sepertinya kau sangat merindukanku?" kekeh Joe"Untuk terakhir kalinya. Apakah kau mau bergabung lagi dengan kami?" tanya Orang yang sama."Sayangnya tidak," sahut Joe.Pria itu melangkah maju mendekati enam pria yang membawa senjata lengkap. Joe mengacungkan ibu jarinya ke belakang. Tau apa yang di maksud temannya itu. Stevi dan Debora segera berlari memasuki hutan.Melihat kedua wanita itu kabur tiga dari enam orang dengan pakaian hitam mulai mengejar. Joe melesatkan peluru ke udara. Seketika ketiga orang yang mengejar Debora dan stevi berhenti.Mereka berputar badan dan melangkah menuju Joe."Ternyata kalian tetap sama. Suka bermain boneka barbie," ucap Joe mengejek."Ternyata aku s
Read more

Kepedihan Joe

Alex membuka mata. Karena ledakan bom yang di pasang Akeno tubuhnya terpental. Untung saja dia masih bisa selamat dari maut."Shitt ..." umpat Alex saat mendapati semua senyatanya telah hilang entah di mana.Alex berusaha bang kakinya terluka cukup parah. Di betisnya terdapat luka bakar. Dia diam sejenak dan mencoba berpikir.Kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk keluara. Dia membawa anak buah yang kompeten. namun sangat sulit bertahan di tempat yang sudah di sabotase.Sejujurnya dia kurang waspada. harusnya dia memikirkan rencana dan tidak gegabah saat ini. sangat menyebalkan. Dia akui kalau cinta benar-benar telah membutakannya.Dia pikir dia bisa melumpuhkan beberapa post penjagaan Akeno dan bisa menyelamatkan Debora dari rencana busuk sang musuh.Semuanya berjalan diluar kendali. Bahkan saat ini dia kehilangan sinyal untuk menghubungi bantuan.Alex membuka baju hitamnya dan melepas kaos putih bersihnya. sesekali dia meringis kesakitan akibat luka bakar yang berada di bagian tu
Read more

Kebodohan Debora

Joe melepaskan tubuh Stevi dia mendorong sedikit orang yang saat ini mencoba menenangkannya."Kau bisa pergi, aku hanya ingin sendiri." Joe melangkah mendekati mayat sang kakak.Stevi menatap pedih Joe. Baru kali ini dia melihat Pria itu begitu hancur. Wanita itu tidak ada pilihan lain. Dia tidak mau temannya harus mati di tangan musuh. Sekalipun itu saudara sedarah."Kakakmu di dalam. Kita tidak tau bagaimana keadaanya. Ledakan itu, kita tidak tau siapa targetnya bukan?" ucap Joe lirih.Di saat yang bersamaan kedua orang datang. Mereka tercengang melihat kekacauan ini. Terlebih pada satu mayat yang masih terkapar di pasir.Keduanya bertatapan sejenak dan melangkah mendekati Joe. "Kau baik-baik saja?" tanya Dante."Bawa Nona pergi. Kalian harus segera menolong Tuan di dalam. Sementara aku akan membereskan ini semua." Joe menatap kedua temannya bergantian."Sendiri?" sahut Stevi khawatir."Sepertinya aku sudah sering melakukannya sendiri. Apakah kau lupa?" ucap Joe dingin."Tidak dal
Read more

Hembusan Terakhir

Joe menatap punggung Stevi yang menjauh di ikuti oleh Dante. Rain mendekat dan menepuk pundak Joe."Aku bantu memakamkan Kakakmu," ucap Rain menatap iba.Pria yang terkapar tak berdaya itu adalah satu-satunya keluarga Joe. Sangat di sayangkan mereka harus saling mengangkat senjata.Joe mengangguk lirih. Rain melangkah menuju kembali ke kapal untuk mencari benda yang bisa membantunya menggali tanah.Jangan tanya kenapa mereka bisa sesantai ini. Yang pertama adalah target, Debora dan Alex sudah ada di dalam yang entah bagaimana keadaanya. Tidak akan ada penyerangan di tepi pantai.Kembali pada Debora yang sudah lepas dari tali yang menjeratnya. Saat ini dengan wajah ceria dia melangkah mengikuti beberapa orang yang membawanya ke suatu tempat.Di sebuah villa tengah pulau. Seorang pria duduk menatap langit malam lewat jendela di hadapannya.Asap nikotin tipis mengelilinginya. Ingatan sang pria kembali pada masa kelam. Masa di mana dirinya berada di titik terendah.Tatapan mata ibunya yan
Read more

Lucuti dia!

Di saat yang bersamaan salah satu orang mulai menyadari keberadaan dua orang yang sedang bersembunyi di balik semak-semak."Siapa di sana?" tanya salah satu orang tersebut.Karena hal itu beberapa orang mulai memperhatikan semak-semak."Shitt, merepotkan sekali. Untung saja dia Nona muda. Kalau tidak, pasti sudah aku tinggal di sini," umpat Dante sebal.Beberapa orang sudah melangkah mendekati Dante. Semakin dekat langkah mereka, semakin cepat pula degup jantung Dante.Kalau hanya nyawanya saja dia bisa sedikit lega. Namun tanggung jawabnya untuk memastikan keluarga Vernandes tetap baik-baik saja? Ini tugas yang cukup sulit.Dante mencoba mencari celah. Dia menatap sekitarnya, siapa tau ada jalan keluara yang tersembunyi."Sial, di mana kedua manusia berengsek itu. Kenapa Joe harus galau di saat seperti ini, Shitt!" berulang kali Dante mengumpat karena otak dan matanya tidak kunjung menemukan jalan keluar.Tak ada pilihan lain. Dante mundur perlahan sambil membawa Stevi dalam gendonga
Read more

Penawaran Menarik

Akeno tertawa kencang meliihat keadaan Alex saat ini, tidak berdaya. Empat orang mulai mendekati Debora. Wanita itu meronta sebisa mungkin melawan empat orang yang saat ini berusaha merobek bajunya.Debora terus menangis, sesekali dia menatap Alex. Ingin sekali meminta tolong. Tapi apa daya, keduanya tidak sedang baik-baik saja."Biadab! lepaskan dia," Alex menarik tangannya. Pergelangan tangannya sampai mengeluarkan tetesan air berwarna merah segar.Dua orang mulai meraih dress merah Debora dan menariknya kuat berlawanan arah. Kain bagian bawahnya sudah robek dan memperlihatkan kulit indah yang membuat mata membulat.Dua orang lagi meraih dress bagian atas dan hendak merobeknya. Namun, Akeno memetik jarinya. Memberi tanda untuk menyudahi penyiksaan Debora. Dia menatap Alex penuh kebencian.Akhirnya dia bisa melihat Alex tak berdaya. "Lihatlah, aku dapat dengan mudah merebut wanitamu. Harusnya kau duduk diam dan tidak melakukan apapun untuk membersihkan namamu. Bukankah lebih enak me
Read more

Penyamaran Joe dan Rain

Kembali ke dua jam sebelumnya. Joe dan Rain mulai memasuki hutan. Mendengar beberapa orang yang mengobrol.Hal itu membuat keduanya penasaran. Mereka segera melangkah menuju arah suara tersebut. Mata mereka terbelalak ketika melihat sang Boss di ikat di atas tandu dengan kondisi parah."Fvck, Tuan Alex sudah tertangkap. Di mana Dante dan wanita liar itu? Segera periksa sinyal. Beri tau pada anak buah yang tersisa untuk berkumpul," ucap Joe frustasi.Dia tau bagaimana kejinya Akeno. Di tambah lagi posisi mereka saat ini tidak memungkinkan untuk menyerang. Tidak cukup orang dan senjata. Masih di tambah lagi dengan area asing yang mereka tidak tau di mana jalan keluarnya."Masih tidak ada sinyal," ucap Rain juga ikut frustasi.Matanya melihat rombongan yang berjalan kian menjauh. Sangat mustahil bagi mereka melawannya.Joe mengayunkan langkahnya perlahan mengikuti rombongan yang membawa Tuannya menuju ke suatu tempat. Rain meraih tangan Joe. Menyuruhnya untuk berhenti sejenak dan tidak
Read more

Ucapan Cinta untuk Alex

Kembali pada ruang pengap penuh debu dan percikan darah yang menghiasi lantai. Suara teriakan pasukan Akeno dari luar begitu riuh.Alex menyapu tiap anak buah Akeno. Berharap ada satu wajah yang dia kenal. sayangnya orang itu tidak di temukan."Shitt, Dante, dimana kau?" ucap Alex.Kakinya mengalir air berwarna merah kental. Bau anyir mulai tercium menyengat dan menambah rasa mual Debora. Akeno melepaskan ikatan Debora dan menarik tangannya untuk mengikuti langkahnya. Wanita itu terus menatap lekat pria yang masih di ikat dengan rantai besi."Ikut aku cantik, bukankah kau masih punya hutang padaku," kekeh Akeno."Tidak, aku tidak mau. Lepaskan aku." Debora meronta.Semakin wanita itu meronta. Semakin kuat genggaman tangan Akeno. Hingga pda akhirnya Debora mengetahui kelemahan pria jahat yang menyeretnya.Dengan keras dia menendang kaki kanan Akeno. Pria itu mengerang kesakitan. Dia segera berlari menuju pria yang masih diikat dengan rantai."Aku mohon jaga malaikat kecilku. Dia sanga
Read more

Musuh terbesar

Mata Stevi terbelalak ketika melihat seorang pria yang baru saja membuka maskernya itu. Matanya seketika berkaca."Jadi sampai kapan kau akan berdiri di sini, bukankah Kakak iparmu membutuhkan bantuan saat ini?" ucap pria tersebut."Kau ada di sini," ucap Alex tidak percaya."Ada dokter di dalam, segera obati lukamu. Bantuan akan segera datang." Keanu minggir beberapa langkah untuk memberi jalan Alex.Alex segera naik ke helikopter bersama Debora. Dengan hati-hati Alex merebahkan tubuh Debora ke kasur tipis. Beberapa dokter mengobati wanita yang telah kehilangan banyak darah itu.Melihat wanita yang dia cintai telah mendapatkan perawatan. Seketika pandangan Alex buram dan hanya kegelapan yang dia lihat."Jadi, kau ingin naik atau kembali ke dalam membantu teman-teman?" tanya Keanu bersiap dengan pistol yang di pegangnya.Stevi masih berdiri di hadapan pria itu. Matanya tak berkedip melihat sosok tampan yang berada di hadapannya."Baiklah, aku akan memberimu hadiah kecil," ucap Keanu
Read more

Mengikhlaskan Rasa

Stevi hanya terdiam. Matanya masih menatap Alex yang terbaring lemah. Semua ucapan Joe begitu menusuk hatinya.Dia sampai lupa kalau Joe baru saja kehilangan satu-satunya keluarga karena kehadiran Keanu. Sepertinya dirinya bukanlah orang paling tersakiti di sini. Masih ada Joe dan lebih parah adalah Kakaknya sendiri."Terima kasih atas semua nasehatmu," ucap Stevi. Posisinya masih sama menatap sang Kakak."Lakukan yang kau rasa baik, aku akan tetap ada di belakangmu sampai kapanpun. Sampai di titik kau akan memutar langkahmu sendiri," ucap Joe melangkah keluar ruangan.Di ruangan yang lain seorang wanita baru saja sadar dari tidurnya. Jemarinya bergerak perlahan dan Mata yang mulai terbuka. Tanpa di beri tau, dia sudah tau di mana dirinya berada. Nuansa putih dan aroma khas sudah mendiskriminasikan semuanya.Wanita itu mencoba mengangkat kepalanya. Namun balutan perban menghentikan aktivitasnya. Dia merintih kesakitan saat dadanya terasa nyeri."Alex," Wanita itu teringat seorang pria
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status