Home / Pernikahan / Terjerat Hasrat Mafia Dingin / Penyamaran Joe dan Rain

Share

Penyamaran Joe dan Rain

Author: Mom Aish
last update Last Updated: 2023-10-10 10:48:52

Kembali ke dua jam sebelumnya. Joe dan Rain mulai memasuki hutan. Mendengar beberapa orang yang mengobrol.

Hal itu membuat keduanya penasaran. Mereka segera melangkah menuju arah suara tersebut. Mata mereka terbelalak ketika melihat sang Boss di ikat di atas tandu dengan kondisi parah.

"Fvck, Tuan Alex sudah tertangkap. Di mana Dante dan wanita liar itu? Segera periksa sinyal. Beri tau pada anak buah yang tersisa untuk berkumpul," ucap Joe frustasi.

Dia tau bagaimana kejinya Akeno. Di tambah lagi posisi mereka saat ini tidak memungkinkan untuk menyerang.

Tidak cukup orang dan senjata. Masih di tambah lagi dengan area asing yang mereka tidak tau di mana jalan keluarnya.

"Masih tidak ada sinyal," ucap Rain juga ikut frustasi.

Matanya melihat rombongan yang berjalan kian menjauh. Sangat mustahil bagi mereka melawannya.

Joe mengayunkan langkahnya perlahan mengikuti rombongan yang membawa Tuannya menuju ke suatu tempat.

Rain meraih tangan Joe. Menyuruhnya untuk berhenti sejenak dan tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Ucapan Cinta untuk Alex

    Kembali pada ruang pengap penuh debu dan percikan darah yang menghiasi lantai. Suara teriakan pasukan Akeno dari luar begitu riuh.Alex menyapu tiap anak buah Akeno. Berharap ada satu wajah yang dia kenal. sayangnya orang itu tidak di temukan."Shitt, Dante, dimana kau?" ucap Alex.Kakinya mengalir air berwarna merah kental. Bau anyir mulai tercium menyengat dan menambah rasa mual Debora. Akeno melepaskan ikatan Debora dan menarik tangannya untuk mengikuti langkahnya. Wanita itu terus menatap lekat pria yang masih di ikat dengan rantai besi."Ikut aku cantik, bukankah kau masih punya hutang padaku," kekeh Akeno."Tidak, aku tidak mau. Lepaskan aku." Debora meronta.Semakin wanita itu meronta. Semakin kuat genggaman tangan Akeno. Hingga pda akhirnya Debora mengetahui kelemahan pria jahat yang menyeretnya.Dengan keras dia menendang kaki kanan Akeno. Pria itu mengerang kesakitan. Dia segera berlari menuju pria yang masih diikat dengan rantai."Aku mohon jaga malaikat kecilku. Dia sanga

    Last Updated : 2023-10-11
  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Musuh terbesar

    Mata Stevi terbelalak ketika melihat seorang pria yang baru saja membuka maskernya itu. Matanya seketika berkaca."Jadi sampai kapan kau akan berdiri di sini, bukankah Kakak iparmu membutuhkan bantuan saat ini?" ucap pria tersebut."Kau ada di sini," ucap Alex tidak percaya."Ada dokter di dalam, segera obati lukamu. Bantuan akan segera datang." Keanu minggir beberapa langkah untuk memberi jalan Alex.Alex segera naik ke helikopter bersama Debora. Dengan hati-hati Alex merebahkan tubuh Debora ke kasur tipis. Beberapa dokter mengobati wanita yang telah kehilangan banyak darah itu.Melihat wanita yang dia cintai telah mendapatkan perawatan. Seketika pandangan Alex buram dan hanya kegelapan yang dia lihat."Jadi, kau ingin naik atau kembali ke dalam membantu teman-teman?" tanya Keanu bersiap dengan pistol yang di pegangnya.Stevi masih berdiri di hadapan pria itu. Matanya tak berkedip melihat sosok tampan yang berada di hadapannya."Baiklah, aku akan memberimu hadiah kecil," ucap Keanu

    Last Updated : 2023-10-13
  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Mengikhlaskan Rasa

    Stevi hanya terdiam. Matanya masih menatap Alex yang terbaring lemah. Semua ucapan Joe begitu menusuk hatinya.Dia sampai lupa kalau Joe baru saja kehilangan satu-satunya keluarga karena kehadiran Keanu. Sepertinya dirinya bukanlah orang paling tersakiti di sini. Masih ada Joe dan lebih parah adalah Kakaknya sendiri."Terima kasih atas semua nasehatmu," ucap Stevi. Posisinya masih sama menatap sang Kakak."Lakukan yang kau rasa baik, aku akan tetap ada di belakangmu sampai kapanpun. Sampai di titik kau akan memutar langkahmu sendiri," ucap Joe melangkah keluar ruangan.Di ruangan yang lain seorang wanita baru saja sadar dari tidurnya. Jemarinya bergerak perlahan dan Mata yang mulai terbuka. Tanpa di beri tau, dia sudah tau di mana dirinya berada. Nuansa putih dan aroma khas sudah mendiskriminasikan semuanya.Wanita itu mencoba mengangkat kepalanya. Namun balutan perban menghentikan aktivitasnya. Dia merintih kesakitan saat dadanya terasa nyeri."Alex," Wanita itu teringat seorang pria

    Last Updated : 2023-10-13
  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Malam panas Keanu

    Keanu duduk di balkon rumah sakit. hamparan langit malam yang bertabur bintang menghiasi gemerlap kota malam ini.Matanya masih menatap langit. Di sana tergambar wajah wanita yang selama ini telah menyita pikirannya.sayangnya keadaan tak berpihak padanya. Alam seolah menentang hubungan yang dia bangun selama dua tahun lamanya.Terdengar hembusan napas panjang dari bibir tipisnya. "Kau membutuhkan ini," ucap Stevi yang melangkah mendekat dan menyodorkan sebotol anggur merah.Keanu memutar tubuhnya. Wanita cantik dengan celana training panjang dan kaos oblong membalut tubuh mungilnya.Wanita ini jauh dari kata anggun. Hal inilah yang membuat sang Ayah tidak menyetujui hubungan mereka. Terlebih dia adalah adik sang mafia yang pernah menghancurkan bisnisnya.Keanu meraih botol itu dan melempar senyum manis. Dia melangkah mendekat. Namun Stevi melangkah mundur beberapa langkah."Kau masih marah padaku?" tanya Keanu tersenyum kecut.Stevi melangkah melewati Pria yang berhasil mengaduk per

    Last Updated : 2023-10-15
  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Surat Wasiat

    Wanita itu menyeret kursi dan duduk di samping pria yang masih menutup matanya. Pria itu tampak begitu tenang. Wajah garangnya terlihat begitu tampan. Rambut yang membingkai wajahnya membuat dia terlihat tampak gagah meskipun matanya terpejam.Jemari lembut wanita itu menggenggam erat tangan Alex. dia mengecupnya berulang kali dengan air mata yang berderai."Lihatlah dirimu, kau begitu payah. Harusnya kau segera membuka mata dan bertengkar denganku. Aku rindu semua amarahmu." Debora mengecup tangan Alex lagi."Kau tau Angel sangat mengidolakan mu, seharian dia menggambar dirimu, membuat lirik lagu, sampai dia ingin kita bersatu," ucap Debora sesenggukan."Tanpa dia tau kalau kita memang sudah menikah. Aku merasa aku sangat jahat kepada semua orang," lanjut Debora."Aku melukai Stevi, Mama Lidya, Papa Andreas. dan yang paling menyedihkan adalah Angel, gadis mungil tyang identitasnya aku sembunyikan sampai detik ini." Debora mengutarakan semua rasa bersalahnya."Aku memutuskan untuk me

    Last Updated : 2023-10-15
  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Jalang Tersayang

    Seorang dokter dan beberapa perawat datang. Mereka terbelalak ketika melihat Debora sudah berdiri di depan pintu.Seorang suster segera menghampiri wanita yang masih memakai pakaian pasien itu."Nona, kenapa di sini? Kondisi Anda belum pulih," Seorang suster segera menggandeng tangan Debora dan membawanya kembali ke kamarnya."Tunggu!" suara Alex menghentikan langkah suster.Dokter dan suster lainnya melempar pandangan ke arah pria yang masih bersandar di kasur."Aku ingin istriku di rawat di sini juga," lanjut Alex menatap punggung Debora.Debora menarik napas dalam. Dia berusaha memasang indra pendengarannya. Wajahnya memerah karena malu. Kenapa Tuan kulkas berubah menjadi Tuan perapian sekarang."Aku tidak mau mengganggumu di sini, aku akan kembali." Debora menarik tangan suster dan mengayunkan langkahnya."Aku tidak merasa terganggu. Bukankah ini mempermudah dokter untuk memeriksa kita," lanjut Alex tidak mau kalah. Mata elangnya menatap sang Dokter. Memberi pertanda kau perintah

    Last Updated : 2023-10-17
  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Hancurnya Hati Joe

    Di tempat lain seorang pria sedang duduk di sudut rumah sakit. Di hadapannya terdapat sebuah kolam ikan cukup besar.Dia duduk di sebuah kursi taman. Matanya menatap pantulan wajahnya. Sedangkan tangannya masih menggenggam secarik kertas yang baru saja dia terima beberapa menit yang lalu.Air mata terus membasahi pipi. Dia tidak menyangka akan mendapat kenyataan mengejutkan seperti ini.Seorang pria tiba-tiba duduk di samping Joe. Joe yang terkejut hanya bergeser sekian centi untuk memberi ruang pada pria itu."Kenapa kau tidak langsung memberikan ini padaku? tanya Joe tersenyum kecut."Aku hanya tidak mau beberapa orang salah sangka, duniamu cukup rumit. Sama dengan Kakakmu," ucap pria bertopi itu."Sudah lama berteman dengan orang bodoh seperti Kakakku?" tanya Joe nanar.Pria itu hanya tersenyum kecil. Dia tau Bagaimana perjuangan sang Kakak yang meregang nyawa di tangan adiknya sendiri."Kalian sama-sama keras kepala. Tapi mau bagaimana lagi, kakak memang punya tanggung jawab penuh

    Last Updated : 2023-10-18
  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Bucinya Tuan Kulkas

    Di tempat yang berbeda. Tepatnya di sebuah kamar rawat rumah sakit. Alex terbangun dari tidurnya. Efek obat telah berhasil membawanya masuk ke alam mimpi.Dia menoleh ke samping kanan. Di sana ada sosok bidadari cantik yang sedang tertidur lelap. Matanya melihat jam yang terpasang di dinding.Jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Dia memutuskan untuk bangun dan melangkah menuju kamar mandi.Selang infus sudah di lepas. Jadi mudah baginya untuk bergerak bebas. Hanya tinggal bagian tubuh tertentu yang masih merasakan nyeri. Setelah menuntaskan pekerjaannya di kamar mandi. Pria itu melangkah kembali menuju kasur. Dia meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja.Jemarinya mulai menari indah di layar. Dia mulai membuka timbunan chat yang tidak bisa di baca beberapa hari ini.Banyak sekali relasi bisnis yang menghubunginya. Namun ada satu nomor yang menyita perhatiannya. Dia membuka chat tersebut. Kumpulan pesan suara memenuhi layar ponselnya saat ini.Karena penasaran dia membukanya satu

    Last Updated : 2023-10-18

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Akhir bahagia

    Debora masuk ke kamar mandi. Di sana sudah ada Alex yang memejamkan mata dan menikmati air hangat yang merendam sebagai tubuhnya. Harum aroma lili memenuhi seluruh ruangan."Alex, aku beri waktu lima menit untuk menjelaskan sertifikat yang ada di tasmu," ucap Debora dengan suara lantang.Pria itu tidak merespon. Dia masih memejamkan mata. Bahkan dia tidak bergerak sedikitpun."Alexander Vernandes, apakah kau mendengar suaraku?" Debora mulai sebal.Amarah Debora tak membuatnya bergeming. Pria itu masih berada di posisi ternyaman nya. Karena habis kesabaran, Wanita itu masuk kedalam bak mandi dan menepuk pipi Alex.Pria itu masih tidak merespon sampai Debora menarik paksa seekor naga yang sedang tertidur nyenyak."Argh, apakah kau sudah gila. Jangan sentuh asetku seperti itu," ucap Alex mengerang kesakitan."Kau yang memulai," jawab Debora cemberut."Aku! Kau yang menyiapkan semua ini, apa salah kalau aku menikmati semua ini?" Alex memicing."Sekarang jelaskan kenapa ada sertifikat ruma

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Kejutan untukmu

    Debora dan Lidya duduk di halaman belakang. Mereka duduk menemani Angel yang sedang sibuk dengan buku gambar dan crayonya.Lidya tak henti-hentinya memuji hasil coretan tangan mungil itu. Debora mendaratkan kecupan di ujung kepala Angel."Apakah aku menganggu?" tanya Alex yang baru saja bergabung.Ketiga orang itu menyambut hangat ke datangan Alex. Angel segera bangkit dan berhamburan menuju Paman baiknya.Alex meraih Angel dan mengangkatnya dalam gendongan. Keduanya sudah seperti sepasang Dady dan putrinya."Paman baik, aku puny gambar untgukmu," ucap Angel memeluk Alex."Terima kasih Sayang, Paman baik juga punya kejutan untumu," ucap Alex menatap bahagia mata bulat yang saat ini menatapnya."Yey ... apa itu Paman?" tanya Angel penasan.Alex menurunkan gadis kecil itu dan merogoh saku jas bagian belakang. Dia mengeluarkan sebuah amplop putih yang bertuliskan nama salah satu sekolah terbaik di kota tersebut.Karena penasaran, Debora dan Lidya melangkah mendekat. Mata Debora berkaca k

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Cinta dan kenyamanan

    Stevi duduk di atas kasur. Matanya melihat bintang yang bertaburan di langit malam. Terdengar suara pintu di ketuk."Masuk," ucap Stevi dengan suara lantang.Joe masuk membawa nampan yang berisi makan malam dan beberapa obat. Dengan hati-hati dia menaruh nampan itu di atas meja.Stevi turun dari ranjang dan memeluk Joe dari belakang. Wajah pria itu memerah. Dia tidak bisa menahan rasa bahagianya. Walau wanita ini bukan melihat dia yang sebenarnya."Kau harus makan dan minum obat," ucap Joe memutar tubuhnya dan mencubit pipi Stevi."Suapin dong," sahut Stevi manja."Oke, asal harus minum obat ya," jawab Joe menuntun Stevi untuk duduk di sofa.Pria itu menyodorkan sepotong steak yang sudah di potong kecil-kecil. Dengan semangat Stevi membuka mulut dan melahap daging tersebut.Joe menatap dalam wanita yang selama ini dia cintai. Sepertinya penyamaran ini tidak buruk juga. Dia bisa dekat dengan Stevi tanpa harus cek-cok setiap pagi."Ada apa?" tanya Stevi menatap dalam Joe.Joe menggeleng

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Keluar kecil bahagia

    Debora duduk di hamparan rumputb hijau. Di hadapannya ada sebuah batu yang bertuliskan nama orang yang paling berarti di hidupnya.Orang itu rela berkorban untuk dirinya. Mengesampingkan kesenangannya demi dirinya. Memberi apapun yang dia miliki untuknya.Namun apa yang bisa dia berikan, dia tidak pernah memberi apapun pada wanita tua itu selain kesengsaraan. Tidak pernah ada kebahagiaan sdikitpun.Satu per satu orang meninggalkan pemakaman. Di sana hanya meninggalkan Alex dan Debora. Keduanya duduk dan menatap nanar batu yang di penuhi dengan kelopak bunga itu."Kenapa aku begitu tidak berguna Alex? Lihatlah, bahkan aku belum memberi kebahagiaan sedikitpun pada Bibi," ucap Debora pedih."Bibi sudah menganggapmu sebagai anak, melihatmu bahagia, dia juga merasakan hal yang sama Baby," jawab Alex memeluk pundak Debora."Ini tidak adil untuknya Alex, dia menjual segalanya demi kehidupanku dan Angel. Dia pergi sebelum aku membayar semuanya," ucap Debora dengan air mata yang terus berlina

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Kepergian Bibi Lauren

    Seorang gadis kecil menangis di depan pintu ruang IGD. Di sampingnya ada dua orng tua yang sedari tadi mencoba menenagkannya. Tak jauh dari mereka ada sekitar lima orang berpakaian serba hitam yang berdiri di depan lorong.Wanita gendut itu meraih gadis kecil dan mendekapnya dalam pangkuan. Berulang kali dia mengelus pucuk kepala anak itu. Mencob menghentikan tangisnya."Tenanglah Nak, Bibimu pasti akan baik-baik saja," ucap Wanta gendut itu."Bibi sakit Apa Nek, kenapa dia pingsan?" tanya Angel sambil menghapus air mata yang terus mengalir."Bibimu hanya kecapekan. Sebentaar lagi pasti dia akan sadar dan kembali bermain-main denganmu," ucap Nenek gendut yang memeluknyaa.Sementara Kakek gendut masih memperhatikan kelima orang yang berjaga di depan lorong. sesekali dia menatap Angel dan orang-orang itu bergantian.Dia hanya tak menyangka akan menyelamatkan seorang anak yang oraang tuanya memiliki kedudukan tinggi. Mereka pasti bukan orang biasa saat melihat penjagaan seketat ini.Seda

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Hari yang mendebarkan

    "Kakak tidak bisa datang?" tanya Stevi menatap Lidya penuh harap."Dia sedang dalam perjalanan bisnis. Mereka akan segera kembali," ucap Lidya mengelus pucuk kepala putrinya.Wanita yang baru saja tersadar dari depresinya itu melempar pandangannya kesamping. Dia menatap pria yang amat dia cintai duduk di sana.Pria itu memasang wajah sedih sebelum melempar senyum hangat padanya. Sama seperti sebelumnya, dia selalu bisa merubah mimik wajah dengan cepat."Kau membutuhjan sesuatu?" tanya Keanu menatap Stevi teduh."Aku lapar," jawab Stevi manja."Baiklah tunggu sebentar, aku akan membelikan makanan untukmu," jawab Keanu bangkit dari kursi dan melangkah menjauh.Lidya menatap pedih pria itu. Semua pengorbanan dan penantiannya selama ini tidak ada artinya. Dia yang beerjuang tetapi orang lain yang memetik manisnya."Tunggu sebentar, Mama mau pesan beberapa barang," ucap Lidya berlari kecil menyusul pria yang baru saja pergi."Joe!" panggil Lidya.Pria itu menghentikan langkanya. Sesaat Joe

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Perjuangan terakhir

    Di tempat yang begitu tenang, Bibi Lauren duduk sambil memegang sebotol susu. Ujung matanya melihat seorang anak kecil melangkah mendekatinya.Matanya menyipit, dia melihat dengan seksama siapa yang datang. Buliran bening terjatuh saat lansia itu mengetahui siapa yang datang."Halo Nenek?" sapa Angel.Bibi Lauren mematung. Dia mencoba menahan laju air mata yang hendak melaju deras."Halo Nak, kau kembali?" tanya Bibi lauren.Anak itu mengangguk lirih dan duduk di samping sang Nenek. Dia melihat ada tiga botol susu di samping Nenek itu. Bertanada kalau dia sudah duduk di sini begitu lama."Apakah Nenek menungguku?" tanya Angel yang melihat Nenek itu menatapnya dalam.Bibi Lauren tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Tangan keriputnya membelai pipi chubby yang dulu sering dia cium.Tuhan begitu baik padanya. Dia melindunginya, bahkan memberinya hadiah yang sangat istimewa."Apakah aku boleh memelukmu?" tanya Bibi Lauren masih terpaku menatap angel.Angel mengangguk lirih. Dia berges

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Hal penting

    Joe melangkah memasuki ruang rawat. Di sana masih ada Nyonya besarnya yang duduk meringkuk di kursi. "Anda bisa pulang Nyonya, biar Saya yang menjaga Nona Stevi," ucap Joe ramah.Lidya menggelengkan kepalanya. Dia memutar kursinya menghadap Joe. matanya menatap pria yang begitu tulus pada putrinya."Sejak kapan kau mengenal Stevi?" tanya Lidya seriussss."Nona Stevi membantu Saya masuk ke dalam Klan Tuan Alex, di sini saya menemukan keluarga yang tidak pernah saya miliki sebelumnya," jawab Joe membalas tatapan Lidya.Joe teringat saat pertama bertemu Stevi. Saat itu dia berjalan di tengah keputusasaan. Dia mencari keberadaan Sang Kakak yang entah ada di mana.Dia telah mencari Sang kakak di setiap bar besar. Tidak jarang kehadirnnya membuat keributan dan pada akhirnya dirinya babak belur.Saat itu dia meringkuk di emperan toko. Bajunya penuh noda darah yang mengering. Tak hanya itu, wajahnya sudah tidak berbentuk karena banyak luka lebam."Kalau mau jadi jagoan bukan seperti itu cara

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Makan coklat batangan

    Lidya menatap kepergian Putra dan menantunya. Terlihat senyum haru di wajah cantiknya. Seperti pepatah mengatakan, pasti ada pelangi setelah badai datang.Alex menggandeng tangan Debora dan melangkah pergi. Langkah panjang Alex terhenti saat menatap ketiga orang yang berdiri di depan pintu."Sepertinya aku sudah terlalu sabar denganmu belakangan ini," ucap Alex melempar pandangan ke arah Joe.Seketika Joe menundukkan kepala diikuti oleh kedua temannya. Mereka meneguk liur dan berdoa semoga Tuannya dalam mood yang baik."Kau meninggalkan tugasmu, dan mengejar cintamu di sini. Kau pikir aku akan simpati padamu dan tidak menghukum semua keteledoraamu ini?" ucap Alex melepaskan tangan Debora dan mendekati Joe.Debora mengkerutkan alisnya. Dia mulai menampakkan wajah protesnya. Wanita itu menghalang langkah Alex."Apa kau gila, Lihatlah! Dia sudah menjaga Adikkmu dengan tulus. Kau masih ingin menghukumnya?" Tanya Debora tidak percaya.Alex menggeser tubuh Debora dan menghentikan langkah ka

DMCA.com Protection Status