Home / Pernikahan / Terjerat Hasrat Mafia Dingin / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Terjerat Hasrat Mafia Dingin : Chapter 31 - Chapter 40

130 Chapters

Love You Paman Baik

Karena kelelahan Debora enggan untuk mengingat nama itu. Dia kembali memejamkan mata dan larut ke alam mimpi.Sedangkan Alex masih duduk bersandar di tempat tidur. Dia masih penasaran dengan jawaban sang istri. Melihat pundak Debora yang naik turun beraturan membuatnya sadar kalau wanita itu sudah berpindah alam."Ck ... dasar babi," decak Alex melempar pandangannya.Alex menghela napas kasar. Melihat Debora tertidur lelap membuatnya teringat akan kisah percintaannya lima thun lalu.Dia sadar kalau kegiatan panas yang baru saja terjadi hanyalah pelampiasan semata. Sejujurnya hatinya masih utuh dimiliki oleh wanita yang baru saja di tolongnya.Dia harus bersikap demikian agar kedua orang tuanya tidak curiga. Pasti mereka akan melakukan hal buruk pada wanita itu bila mengetahui perasaan Alex.Menatap punggung mulus Debora membuatnya semakin merasa bersalah. alex memutuskan untuk bangun dan membersihkan diri.Dia masuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan shower. Air dingin yang
Read more

Hamil Aku

Debora segera memutuskan sambungan. Dia tak percaya gadis kecil yang berada di ujung sambungan mengenali pria yang baru saja berbagi peluh dengannya."Apa yang kau sembunyikan dariku?" tanya Alex datar.Alex melangkah dengan santai mendekati Debora yang masih duduk di ranjang. Tanpa Wanita itu jawab pertanyaan Alex, pria itu sudah tau jawabannya dengan mudah.Alex hanya tersenyum kecut dia melangkah mendekati Debora dan menyondongkan tubuhnya. Tetesan air yang membasahi rambut Alex jatuh ke pundak Debora.Tatapaan Alex tajam menatap mata bulat yang saat ini berada di garis lurus matanya. Tanpa terasa Alex membatu untuk beberapa detik."Jadi kau mau bersihkan tubuhmu, atau masih mau menikmati malam panas bersamaku lagi," ucap Alex dengan suara berat."Aku akan pergi ke kamar mandi sekarang," sahut Debora cepat.Debora mendorong otot kotak yang saat ini terpampang indah di hadapannya dengan jari telunjuk."Maaf Tuan. Bisa mundur sedikit?" ucap Debora menarik senyum kaku.Alex mundur per
Read more

Donor Benih

Debora merinding ketika hawa dingin menggelayut jiwanya. Di tambah bisikan suara berat yang saat ini berada tepat di belakangnya.Wanita itu melepas tangan pria itu dari tubuhnya dan menghindar beberapa langkah. "Ini tidak seperti yang kau bayangkan. Aku hanya tidak mau Mama bersedih, dia sangat baik padaku selama ini," ucap Debora."Sepertinya kau sangat menikmati peranmu menjadi menantu keluarga Vernandes." Alex duduk di tempat Debora sebelumnya."Aku hanya ingin membalas budi. Stevi dan Tante Lidya memberikan segalanya padaku. Jadi bisakah kita memulai rencana untuk balas dendamku?" ucap Debora menatap Alex penuh dengan keberanian.Debora tidak peduli dengan apa yang di pikirkan Alex nantinya. Semua berjalan jauh melenceng dari rencana. Ketegasan di butuhkan saat ini.Alex tersenyum tipis. Dia melempar pandangan merendahkan ke arah Debora. Wanita itu cukup manis saat ini. Kakinya bergetar menahan ketakutan tapi matanya seolah ingin menunjukkan keberanian."Bagus kalau kau tau bata
Read more

Rasa Berbeda

Joe tau temannya yang ini sangat gila dan memiliki pemikiran di luar nalar. Menikmati malam bersama istrinya sampai memiliki bayi? Itu hal gila selama 20 tahun dia berada di samping Alex."Kau tau namaku tidak bisa kembali bersih sebelu ada bukti kalau aku benar-benar bukan gay bukan," ucap Alex sambil menuangkan anggur ke gelas."Untuk kali ini kau gila. Lebih baik kau pergi ke sarang bandit itu dan menggadaikan nyawamu. Aku lebih senang mati terhormat saat membelamu dari pada merampas istrimu." Joe menatap jengkel Alex.Joe tau pernikahan Debora dan Alex hanya kontrak semata. setidaknya dia bisa memperlakukan wanita itu seperti wanita pada umunya. Bukan budak nafsu yang biasnya dia pilih acak di bar.Debora adalah wanita baik. Terlihat jelas bagaimana Stevi dan Lidya menuangkan cinta kasih tulus padanya.Joe sempat melihat kalau wanita itu juga tulus merawat Alex saat dia mengalami luka tembak di dada kala itu. Wanita itu terlalu berharga bila di sebut pelacur."Jadi kau mulai meny
Read more

Pagi bergelora

Seorang wanita duduk di sebuah sofa mewah dengan warna merah. Sofa ini mengukir kenangan suram untuknya.Karena sofa ini dia harus kehilangan orang yang amat mencintainya. Tidak hanya itu, bahkan masa depannya juga hancur secara bersamaan."Akhirnya kau datang juga," kekeh pria yang turun dari tangga.Pria itu melangkah menuruni tangga dan tertawa renyah saat melihat Clara sudah duduk manis di ruang tamunya."Aku menyetujui kerja sama yang kau tawarkan. Aku tidak mau wanita gembel itu merebut posisiku," jawab Clara dengan nada datar."Baiklah, bisa di atur. Persis seperti yang aku bilang kemarin, kau akan memulai karirmu dengan bantuanku. Kelebihannya kau bisa dapat dengan mudah menyiksa wanita itu tanpa sepengetahuan Alex," ucap Akeno sambil duduk di sofa.Akeno menatap Clara penuh arti. Dari pandangannya wanita itu sudah tau apa yang dia maksud."Apa yang kau mau dariku? aku tau semua bantuan ini tidak gratis," sahut Clara."Ternyata kau masih sama seperti yang dulu, tidak mudah di
Read more

Bekas Cupang

Debora dann alex melangkah menuruni tangga. seperti biasanya. Mereka akan berperan seperti sepasang suami-istri baru yang penuh cinta dan kehangatan.Mereka bergandengan tangan seolah dunia hanya milik berdua. Lidya dan Andreas menatap penuh bahagia melihat putra mereka bahagia dengan gadis pilihannya."Astaga, aku seperti ingin kembali ke dua puluh tahun silam. Aku iri pada mereka," ucap Lidya yang menyenggol pundak Andreas.Debora tersenyum kecut. Dia berusaha menutupi kejanggalan pada langkahnya. Akibat pertempuran hebat barusan kakinya perih untuk di gerakkan.Dia memang berpengalaman namun dua ronde dalam satu waktu dan ukurannya yang jauh dari rata-rata membuat dirinya lumayan tersiksa.Bukan hanya Lidya, stevi merasakan hal yang sama seperti Mamanya. Dia bersyukur bisa melihat sang Kaka bangkit dari keterpurukan.Debora duduk di samping Stevi sedangkan Alex di samping Andreas. Mereka memulai acara denga berbincang hangat sampai Lidya menyadari sesuatu."Apakah kau baik-baik sa
Read more

Pelabuhan Cinta

Stevi menatap nanar ke arah jalanan ramai lancar lewat jendela. Matanya tak bisa terpejam walau tubuhnya sangat letih.Sesekali dia melempar pandangan ke arah Debora yang masih terlelap. Dia tersenyum kecil melihat kepolosan temannya itu.Dalam hatinya selalu berdoa semoga Kakanya dan wanita ini selaluseperti ini. kakanya sudah melewati banyak hal yang membuat perubahan besar dalam hidupnya.Entah hanya kebetulan atau ada hal lain yang terjadi. Setelah Debora hadir dalam hidup Kakaknya. Dia jarang melihat luka dalam baru pada tubuh sang Kakak. Mata Stevi masih menatap pemandanga dari jendela. Mobil mereka mulai memasuki kawasan pelabuhan. Kuraang sebentar lagi mereka akan sampai ke kapal yang membawa ke tempat tujuan.Cuaca sangat terik, semoga saja Debora tidak kegerahan menggunakann baju itu. pandanga Stevi beralih pada mobil yang menyalip mobilnya.Sepertinya dia kenal dengan mobil tersebut. Stevi mencoba mengingat siapa pemiliknya. Namun karena tak kunjung menemukan jawaban dia
Read more

Kisah Stevi

Joe menaruh tubuh lemas Debora ke atas kasur dengan ukuran sedang. Meskipun kapal ini terbilang cukup mewah. Namun kamar hanya menfasilitasi dua kasur yang hanya cukup di tempati satu orang.Mata Joe menatap nanar ke arah wanita yang masih terlelap itu. "Kalau kau bisa melihat dari sisi yang berbeda, pasti kau tidak akan melepaskan Alex dengan alasan apapun." Joe segera melangkah pergi dari kamar.Di tempat yang berbeda. Stevi masih tercengang dengan sosok yang baru saja melewatinya begitu saja. Dia berharap saat ini dirinya bermimpi.Wanita itu tiba-tiba menghentikan langkahnya dan mendekati Stevi yang masih berdiri mematung."Halo adikku sayang, lama sekali kita tak berjumpa." Clara menyapa Stevi dengan senyuman penuh arti."Untuk apa kau di sini?" tanya Stevi tanpa basa-basi."Apa kau tidak merindukanku? Kenapa kau bilang seperti ini," ucap Clara melangkah semakin mendekat dan hendak memeluk.Stevi mundur beberapa langkah ke belakang. Dia tak mau tangan kotor itu menyentuhnya. Ras
Read more

Hasrat Liar

Seorang Pria duduk di kursi kerjanya. Di hadapannya terdapat laptop dan beberapa kertas yang berserakan. matanya menatap nanar ke arah laptop yang masih menyala.Di belakangnya berdiri seorang pria paruh baya dengan aura berwibawanya. Terdengar embusan napas pelan berulang kali, seolah orang itu menahan amarahnya."Kau tau siapa dia kan? Papa tidak mau ikut campur dengan dunianya yang rumit," ucap pria dengan jabatan wali kota itu.Pria yang berusia dua puluh tahun lebih muda itu hanya diam. Otaknya saat ini berkecamuk. Ingin sekali dia membantah semua ucapan pria itu walaupun fakta itu benar adanya.Hatinya masih tak mampu menerima kenyataan pahit ini. di tambah lagi konsekuensinya."Papa sudah selesai? Kalau sudah, Papa bisa pergi." Keanu mulai memainkan jarinya di keyboard laptop.Seakan di guyur bahan bakar, kobaran api kecil mendadak berkobar setelah mendengar ucapan Putranya."Apa katamu! Apa otakmu sudah gila dan tidak bisa berpikir?." Bruno menggebrak meja Keanu keras.Kertas b
Read more

Hanyut di zona nyaman

Alis Stevi bertaut. Joe tadi juga melakukan hal yang sama. Mengingat pria dengan otot roti sobek itu membuatnya mengingat sesuatu."Jadi apa maksudmu memberi Debora sepenuhnya ke Joe?" Stevi menatap lekat mata Alex."Tidak ada yang penting. Kau harus memakai otakmu karena musuh kali ini menyerang bukan lewat senjata, kau mengerti." ucap Alex mengalihkan pembicaraan."Yaa, lebih tepatnya kau yang di uji saat ini. Kita lihat bagaimana hati hello kitty mu itu akan bangkit kembali," jawab stevi melangkah menjauh.Alex menarik napas panjang dan mengembuskan nya kasar. Dia tidak mampu menjawab ucapan sang Adik karena semua fakta itu benar.Tanpa dia sadari hatinya mulai luluh pada Wanita yang saat ini terbaring ini. Belum lagi kisah masa lalunya yang datang membuatnya saat ini berada di dalam kebimbangan.Pintu di ketuk pelan. Stevi membukanya. Dia tidak menyangka ada tamu besar yanng datang."Pak Michel? Silahkan masuk," ucap Stevi mempersilahkan pria paruh baya itu masuk.Pria itu salah t
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status