Bibir Debora mengatup rapat, dia tidak menyangka semua akan kacau seperti ini. Dia hanya ingin membalaskan dendam. Namun semua bagai boomerang baginya.Bukan kemenangan yang dia dapat, malah malaikat maut yang bisa menjemputnya kapan saja. Angannya teringan pada sosok malaikat mungil yang selalu menguatkan hatinya.Debora segera meraih tasnya dan mengambil ponsel, dia memencet sebuah kontak dan menggeser tombol hijau.Hanya suara operator yang dia dengar, berulang kali dia mencoba menghubungi nomor tersebut. Sayangnya nihil, tak ada jawaban.Saat ini hatinya mulai kacau, dia tidak mau terjadi papan pada malaikat kecil yang selama ini dia sembunyikan identitasnya.Alex melihat kegelisahan Debora dan mencoba menerka. Bila dia khawatir dengan Stevi, pasti dirinya akan bertanya pada Suaminya ini bukan?Tangan Debora sudah memutar ganggang pintu, Alex mulai bangkit dari duduknya."Kau mau kemana?" tanya Alex."Kau tidak perlu tau, yang jelas aku tidak mau ada korban lagi!" sahut Debora, di
Read more