Home / Romansa / Terjerat Cinta Kakak Angkat / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Terjerat Cinta Kakak Angkat : Chapter 41 - Chapter 50

128 Chapters

41. Pertolongan Bersyarat

"Syarat? Apa syaratnya?" tanya Naina."Syaratnya mudah. Jika Syakilla sudah sadar dan sembuh, dia harus tinggal bersamaku, karena dia anakku," tegas Brillian.Refleks Naina melotot, "Kakak udah gila ya! Aku ibunya. Kau tega ingin memisahkan anak dari ibunya sendiri!""Tapi aku juga kandungnya, kalau nggak ada aku, Syakilla juga nggak ada di dunia kan?"Bukannya untuk segera bergegas pergi ke rumah sakit, tapi mereka saling berdebat."Aku sudah bertaruh nyawa untuk melahirkannya, kau tidak berhak untuk memisahkanku dari anak kandungku sendiri," jawab Naina.Brillian tersenyum smirk menatap Naina yang nampak emosi."Itu kebodohanmu sendiri. Dari awal aku kan sudah bilang padamu, kalau aku akan bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan padamu, tapi kau malah pergi dari rumah, dan aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari keberadaanmu, tapi aku tidak bisa menemukanmu," jawab Brillian.Brillian mengingat bagaimana dia tersiksa karena kehilangan orang yang sangat dicintainya, ta
Read more

42. Sebenarnya Syakhilla itu

Heni dan Hartanto Sangatlah terkejut mendapati Brilian datang bersama dengan Naina. Ia tidak tahu kalau kepergian Naina untuk menemui Brilian.Brillian juga menatap datar orang tuanya. Ia hanya berjabat tangan sekilas dan langsung menuju ruangan dokter."Loh! Bryan! Kamu tadi Apakah mengantarkan Naina untuk menemui Brilian di apartemennya?" tanya Hartanto.Bryan mengangguk, ia juga heran dengan sikap Brillian, bahkan terlihat acuh tak acuh pada orang tuanya."Iya, Om. Tadi Naina memintaku untuk mengantarkannya bertemu dengan Brillian. Aku sendiri juga sangat syock ketika Naina menjelaskan pada Brilian bahwa Syakilla adalah anak kandungnya," ungkap Bryan."Hah! Apa!"Bukan hanya Bryan saja yang shock, tapi kedua orang tua patuh baya itu juga lebih syock mendengar penjelasan dari Bryan.Bukan dari mulut Naina sendiri mereka mendengar penjelasan bahwa Syakilla adalah anak kandung dari Brilian, bukan dari orang lain."Ini tidak mungkin. Naina bilang, dia sempat menikah dan suaminya sudah
Read more

43. Dia Hanya Milikku

"Apa! Sebenarnya Syakhilla apa?" tanya Heni dengan tatapan datar."Syakilla anaknya kak Lian. Dia bukan anaknya orang lain Ma, dia anaknya kakak. Aku bahkan belum pernah menikah sebelumnya," ungkap Naina dengan menangis."Astaghfirullah haladzim." Hartanto, Heni dan Bryan tercengang mendengar penjelasan dari Naina."Kenapa kamu berbohong pada kami Naina! Kenapa kamu tuh pernah menjelaskan pada kami tentang kebenarannya," tegur Heni.Naina menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Maaf Ma. Aku nggak punya keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya. Waktu aku pulang, bertepatan dengan pertunangan Kak Lian dengan Tarisa. Dan kalian sangat bahagia dengan pertunangan mereka. Mana mungkin aku akan menjelaskan yang sebenarnya, aku tidak ingin merusak kebahagiaan orang lain. Bahkan tujuanku pulang hanya untuk mengunjungi kalian, bukan untuk menjelaskan siapa Syakilla sebenarnya."Naina mengungkapkan semuanya, Heni yang awalnya emosi seketika luluh setelah mendapatkan penjelasan dari Naina."Nai
Read more

44. Aku Tidak Akan Tinggal Diam

"Ma! Tolong gantikan baju Naina yang kotor itu. Aku membelikan baju baru untuknya."Brilian membawa paper bag berisi pakaian untuk Naina, dan diserahkan pada Heni."Kamu tadi habis beli pakaian di toko?" tanya Heni menerima paper bag itu dengan menatap Brilian."Hemm, habisnya dari tadi nggak ada orang yang peduli sama dia. Udah tahu bajunya kotor dan banyak darah yang sudah mengering, tapi nggak ada yang peduli untuk gantiin," jawab Brilian dengan tatapan datar, dia masih kesal pada orang tuanya.Heni merasa tercibir dengan ucapan Brilian. Tapi sebenarnya dia peduli pada Naina, ia meminta Naina untuk pulang mengganti bajunya, hanya saja Naina selalu menolak untuk kembali ke rumah mengganti pakaiannya."Nggak ada yang nggak peduli padanya, Brilian. Sebelum kamu datang, siapa yang sudah menemaninya di sini, kalau bukan kami. Jangan merasa paling benar kamu, ya," balas Heni."Tadi Mama juga sudah memintanya untuk pulang dan nggak di pakaiannya, tapi dianya menolak tidak mau pulang. Jang
Read more

45. Dasar Perempuan Sombong

"Eugh ..."Naina menggeliat terbangun dan merasakan tubuhnya sangat berat seperti tertipu bebatuan.Bukan hanya itu, rasa perih di sekujur tubuhnya, membuatnya enggan untuk bangun."Kenapa tubuhku sakit sekali."Perlahan-lahan matanya terbuka dan melihat langit-langit yang sangat berbeda dengan kamarnya. Dia melihat korden berwarna hijau terbentang luas mengitari ruangan itu. Ia beralih menatap ke samping dan mendapati selang infus yang tergantung di penyangga."Rumah sakit? Oh! Astaga! Syakilla ..."Ia mulai teringat pada anaknya yang masih belum sadar karena kecelakaan. Ia bahkan tidak ingat jika dirinya tidak sadarkan diri, mungkin karena efek kelelahan dan luka yang lumayan serius di sekujur tubuhnya.Buru-buru ia beranjak, dan ternyata masih ada jarum sebagai penghalang yang melekat di tangan kirinya."Ya ampun ... Apakah tadi aku pingsan?" Naina menghela napas panjang sembari mengingat-ingat apa yang sudah terjadi padanya.KrietSuara pintu terbuka dari luar. Nampak seorang wani
Read more

46. Aku Akan Memangsamu

"Atau apa?" tanya Naina."Atau aku akan memangsamu kembali."Seketika bulu kuduknya merinding. Ia yang hanya sendirian dan dalam keadaan lemah, tak mampu untuk melawan Brillian yang gagah perkasa. Sudah pasti ia akan kalah dan berakhir hamil anak kedua."Baiklah-baiklah. Aku akan diam. Naina akhirnya hanya bisa pasrah saat brilian menggantikan pakaiannya. Brilian bukan hanya menggantikan pakaiannya, tapi dia juga mengompres badannya yang masih kotor dengan bekas darah yang mengering. Untung saja di tempat itu sudah tersedia sabun dan alat-alat kebersihan lainnya yang masih dalam keadaan baru, atau masih segel, jadi tidak mempermasalahkan jika ia menggunakannya."Kak! Kenapa kau melakukan ini semua padaku. Bukannya aku sudah bilang, kalau aku bisa sendiri. Kau bisa menungguku di luar," ucap Naina merasa sangat malu karena tubuhnya sebagian terpampang jelas oleh kakak angkatnya, hanya menyisakan pakaian dalam yang masih menutupi area sensitifnya. Walaupun sebelumnya ia pernah dinikmati
Read more

47. Dasar Perempuan Bodoh

Naina tersenyum getir mengingat disaat-saat ia panik karena kehamilannya. Ia ketakutan dan tidak bisa menerimanya. Hendak pulang untuk menceritakan pada orang tuanya, tapi ia tak punya nyali. Bahkan ia berniat untuk mengakhiri hidupnya, atau menggugurkan kandungannya agar tidak dianggap sebagai penyebar aib."Dasar bodoh! Kau itu cewek, harusnya kau lebih mengerti soal kehamilan. Nggak harus berkali-kali berhubungan badan baru hamil, Naina. Bahkan dalam keadaan subur, sekali tabur langsung jadi. Dan itu banyak terjadi dikalangan masyarakat. Bahkan mereka yang baru melahirkan saja, masih bisa hamil lagi. Orang bilang katanya kesundul," oceh Brillian.Naina melepas tawanya. Disela-sela rasa malu karena bagian tubuhnya diketahui oleh Brillian, tapi mendengar penjelasan Brillian masih bisa membuatnya tertawa. Untung saja Brillian tidak melepaskan semua pakaiannya, masih menyisakan pakaian dalam, sehingga ia masih terlihat agak tenang."Sudah! Nggak usah tertawa. Nggak lucu tau nggak! Kau
Read more

48. Ada Apa Dengan Syakhilla

"Mommy!"Syakilla membuka matanya dan menatap sekeliling ruangan yang nampak tidak terang. Ia sangat ketakutan dan menjerit keras mencari Naina.Heni dan Hartanto yang tengah duduk gelisah di depan ruang ICU, mendengar jelas jeritan dari dalam ruangan itu."Pa! Bukannya itu suara cucu kita."Heni sangat yakin, kalau suara anak kecil itu berasal dari dalam dan itu tak lain adalah cucunya sendiri."Iya ma, Papa juga yang mendengarnya, suaranya seperti Syakilla. Apa cucu kita sekarang sudah sadar?"Di dalam ruangan itu Syakilla tidak sendirian masih ada suster yang menjaganya."Hey sayang ... Cantik sudah bangun ya? Gimana tidurnya sayang? Nyenyak ya?"Suster mendekati Syakilla yang berbaring di ranjang dengan bicara lembut penuh kasihsayang.Syakilla ketakutan menatap suster yang mengenakan pakaian serba putih seperti hantu."Mommy! Takut, ada hantu." Kembali ia menjerit dengan memejamkan matanya.Suster dibuat kalang kabut karena ketakutan Syakilla kepadanya."Sayang, ini suster, bukan
Read more

49. Sama-sama Egois

Argh!" Brillian kesal, ia mengumpat dengan menendang tong sampah yang ada di sebelah pintu.Heni mendorong pelan tubuh suaminya hingga pelukannya terlepas. Ia juga kesal pada suaminya, disaat keadaan genting, mereka lebih mementingkan keegoisannya masing-masing."Pa! Tadi Papa sudah menghubungi Brillian. Saat dia sudah ada di sini, Papa ditanya diam saja. Jawab dong Pa! Beginilah sikap kalian, nggak ada yang mau mengalah. Kalian itu terlalu egois dan menganggap apa yang ada dipikiran kalian itu selalu benar."Brillian dan Hartanto sama-sama diam. Sangat tidaklah pantas jika mereka saling beradu mulut ditempat umum."Maafkan Papa karena sudah mengabaikanmu."Hartanto mengalah, dan memutuskan untuk meminta maaf pada Brillian.Brillian menoleh dengan mengangguk, "Aku juga minta maaf, Pa. Aku sudah membuat kalian kecewa. Aku tidak bisa menuruti apa yang sudah menjadi keputusan Papa. Aku belum siap untuk menikahi Tarisa. Aku nggak cocok sama dia." Brillian berkata tegas, tidak peduli kalau
Read more

50. Kau Itu Memang Tidak Becus

Syakilla tidak berhenti menangis, ia kecewa karena yang diinginkan tak ada mengunjunginya, ia selalu saja mencari keberadaan Naina. Sudah dikasih tahu juga tidak mengerti, akhirnya Brillian memutuskan untuk mengantarkannya pada Naina."Mommy ... Mommyku mana? Aku maunya sama Mommy, nggak mau sama Daddy. Daddy jahat," cercah Syakhilla memberontak saat dipeluk oleh Brillian.Hartanto dan Heni saling bertatapan. Mereka tersenyum kecil melihat Brillian tidak diinginkan oleh anaknya sendiri."Mampus! Sekarang kamu tahu rasa. Gimana rasanya tidak diinginkan oleh anak sendiri, sedih bukan."Heni bergumam lirih dengan melirik ke arah suaminya.Hartanto juga ikut menertawakannya, saat Brillian mencoba untuk menenangkan Syakhilla."Syakilla kok bilang Daddy jahat, sih. Nggak boleh gitu sayang. Daddy itu sayang banget sama kamu. Kalau Daddy jahat, nggak mungkin Daddy mau sumbangin darah Daddy buat Killa. Oke, Daddy minta maaf karena Daddy nggak selalu ada buat kamu. Tapi percayalah, Daddy sangat
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status