Semua Bab Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden: Bab 141 - Bab 150

674 Bab

Bab 141

Begitu masuk ke kamar, Yvonne menghubungi Anas.Anas menjawab panggilan tersebut dengan cepat. "Yvonne ....""Hmm, aku di sini," jawab Yvonne."Bagaimana kabarmu? Aku cemas, kok kamu nggak bisa dihubungi?""Aku baik-baik saja. Kamu sudah sampai di Kota Clouwy? Menginap di mana?" tanya Yvonne."Sekarang masih kerja, mungkin agak malaman baru santai. Nanti aku akan menghubungimu lagi," jawab Anas."Oke. Bagaimana keadaan ibuku dan Dio?""Mereka aman di rumahku, tenang saja.""Em, terima kasih." Yvonne sangat merindukan mereka, terutama Dio."Nona, makanan sudah siap. Mau makan?" Bibi Leah mengetuk pintu."Syukurlah kamu baik-baik saja. Nanti aku hubungi lagi," kata Anas yang berada di ujung telepon."Oke, nanti kita bicara lagi." Yvonne menutup telepon dan turun mengikuti Leah.Sesaat melihat Shawn yang duduk di meja makan, Yvonne menghentikan langkahnya."Non, ayo makan." Leah berusaha mencairkan suasana.Yvonne berusaha menahan emosi, lalu beranjak kemeja makan dan duduk di samping Sha
Baca selengkapnya

Bab 142

Tatapan Shawn seolah ingin memotong tubuh Yvonne menjadi beberapa bagian.Seandainya tatapan bisa membunuh, nyawa Yvonne mungkin sudah melayang."Saat itu aku ...." Yvonne ingin menjelaskan, tetapi Shawn langsung bangkit berdiri dan pergi.Shawn tidak mau mendengarkan alasan Yvonne.Yvonne duduk sambil mengepalkan tangan, dia tidak berani menyusul Shawn yang sedang marah.Yvonne berpikir untuk memberikan Shawn waktu menenangkan diri."Ha chim!" Yvonne pilek."Non, kamu sakit?" tanya Leah.Yvonne mengangguk. "Iya."Leah bergegas pergi mengambilkan obat untuk Yvonne. "Terima kasih, Bi,""Kamu adalah istrinya Tuan. Sudah tugasku merawatmu." Leah tersenyum lembut.Yvonne agak sedih saat membahas Shawn. Dia membuka mulut dan meneguk obat yang diberikan.Setelah makan dan minum obat, Yvonne kembali ke kamar untuk berganti pakaian. Pertama-tama, Yvonne ingin ke rumah sakit untuk menemui Calvin.Yvonne harus memberi tahu Calvin mengenai semua yang telah dilakukan Kayla. Jangan sampai hasil ke
Baca selengkapnya

Bab 143

Beberapa hari ini, suasana hati Kayla terlihat sangat bagus.Kayla yakin, semua warisan Calvin akan jatuh ke tangan Niko. Semua milik Niko adalah milik Kayla."Hari ini aku memasak sup ginseng dan sayur hijau. Makanlah yang banyak biar cepat sembuh." Kayla tersenyum lembut sambil memapah Calvin dari tempat tidur.Sembari membantu Calvin duduk, Kayla merapikan bantal agar Calvin bisa bersandar."Oh iya, aku dengar Yvonne hilang lagi," kata Kayla sambil membuka termos sup.Calvin sontak menatap Kayla dengan tajam."Kenapa kamu menatapku begitu?" tanya Kayla saat melihat tatapan Calvin yang aneh.Calvin agak terkejut saat mendengar ucapan Kayla. Agar Kayla tidak curiga, Calvin bergegas mengubah topik pembicaraan. "Supnya wangi banget. Pasti lama memasaknya.""Iya, aku menghabiskan waktu berjam-jam di dapur demi menyiapkan semua masakan ini. Ayo, cicipi!" Kayla tersenyum, lalu kembali mengubah topik. "Aneh banget Yvonne tiba-tiba hilang. Apakah kamu nggak merasa ada yang janggal?"Tanpa pe
Baca selengkapnya

Bab 144

Calvin telah menyiapkan segalanya. Surat wasiat telah dibuat, Kayla tidak akan bisa mengubahnya.Kayla tahu bahwa Calvin tidak mencintainya. Namun Kayla tidak menyangka bahwa Calvin akan mengorbankannya demi membela Yvonne."Aku melayanimu selama 20 tahun, apakah ini balasanmu kepadaku? Kenapa kamu tidak memercayai aku? Aku nggak ....""Jawab, mau menyerahkan diri atau tidak?" Calvin malas meladeni Kayla.Kedua kaki dan tangan Kayla bergetar karena marah. Calvin bukanlah orang yang romantis, tapi dia selalu memperlakukan Kayla dengan lembut. Kenapa tiba-tiba sekarang malah berubah jadi dingin?Kenapa Calvin tega melihat Kayla dipenjara?"Aku sudah melahirkan anak laki-laki untukmu!" bentak Kayla."Aku nggak mengelak." Calvin tetap tenang menghadapi Kayla yang histeris."Lalu kenapa kamu tega bersikap seperti ini kepadaku?" Kayla tidak terima melihat Calvin yang lebih membela Yvonne."Ternyata kamu memang lebih mencintai mantan istri dan putrimu. Aku dan Niko nggak ada nilainya untukmu.
Baca selengkapnya

Bab 145

Melihat sikap Yvonne yang aneh, Anas pun bertanya, "Kok kamu ....""Anas." Neil mengerahkan seluruh tenaganya untuk membuka mulut.Anas tersentak saat menyadari pria yang berdiri di samping YvonneWalaupun senang bertemu dengan Neil, Anas bersikap dingin dan bertanya, "Kok kamu ada di sini?"Neil menatap Anas dengan tajam. Dia agak sedih, kenapa Anas tidak menanyakan kabarnya?"Nggak sengaja ketemu. Aku baru saja mau menelepon kamu," Yvonne menjelaskan.Anas melihat ponsel yang dipegang Yvonne. Anas memercayai penjelasan Yvonne, dia tidak mungkin sengaja mengajak Neil."Kita pindah kafe saja," kata Anas."Oke." Ketika Yvonne hendak pergi, Neil menarik tangan Anas dan memperingati Yvonne. "Jangan ikut campur! Aku mau bicara dengan Anas.""Lepaskan aku! Nggak ada yang perlu dibicarakan, aku sudah menikah ...."Neil langsung menarik tangan Anas, lalu memeluk dan mengecup bibirnya.Yvonne merasa ada baiknya jika Neil dan Anas berbicara dari hati ke hati. Karena tidak mau merusak suasana, Y
Baca selengkapnya

Bab 146

Wanita tersebut adalah Caroline. Ketika melihat Shawn, dia juga tak kalah kaget.Caroline tidak menyangka dapat bertemu dengan Shawn di sini.Namun sebagai bentuk kesopanan, Caroline tidak berani bersikap sok akrab. Dia harus menjaga sikap di hadapan Graham.Shawn tidak berbicara, dia duduk dan bersikap seolah tidak ada.Pria paruh bayah ini adalah Patrick Yacob, teman lama Graham.Ketika melihat Shawn, Patrick bertanya sambil tersenyum, "Itu cucumu? Cucu yang selalu kamu banggakan?"Graham menjawab dengan bangga dan tersenyum lebar, "Dia jauh lebih hebat daripada aku."Graham menoleh ke arah Caroline sambil bertanya kepada Patrick, "Ini cucumu?"Patrick menghela napas panjang. "Iya. Ayahnya meninggal karena sakit keras, sedangkan ibunya menikah dengan pria lain. Sekarang hanya tinggal kami berdua."Graham pun ikut menghela napas, dia teringat dengan kepergian ayahnya Shawn."Shawn, aku dan Kakek Patrick mau ngobrol sebentar. Tolong temani Caroline ke teman," pinta Graham.Shawn tahu a
Baca selengkapnya

Bab 147

Kalaupun marah, setidaknya Shawn harus menjelaskan letak kesalahannya pada Xavier.Sekarang Xavier gelisah, dia tidak tahu apa yang membuat Shawn marah."Kok kamu di sini?" Terdengar suara Jackal.Ketika hendak kembali ke ruang tamu, Shawn menghampiri Jackal dan Caroline yang berdiri di depan kamarnya.Sesaat melihat Caroline yang memegang kotak berisi foto-foto ibunya, Shawn pun murka dan mempercepat langkahnya. "Kamu ngapain?"Caroline menjawab dengan tenang, "Aku cuma penasaran sama isi kotak ini.""Cepat! Taruh kembali barangnya, itu kotaknya Tuan Muda," kata Jackal."Ini barangku," Caroline menjawab dengan lantang.Walaupun baru pertama kali melihat barang-barang di kotak ini, Caroline menjawab dengan meyakinkan.Semua ini adalah sandiwara yang diajarkan Graham kepada Caroline. Graham memberi tahu Caroline bahwa Shawn sangat menghargai pemilik dari giok tersebut.Jika Shawn mengira Caroline adalah pemilik dari giok ini, Shawn pasti akan memperlakukannya dengan baik."Apa katamu?"
Baca selengkapnya

Bab 148

Ketika melihat reaksi Shawn, senyuman Caroline terlihat makin lebar.Shawn bangkit berdiri dan langsung pergi tanpa berpamitan.Di tengah jalan, Shawn menerima telepon dari Graham."Shawn, aku dengan Caroline sempat bekerja di perusahaanmu? Kamu memecatnya karena kinerjanya yang kurang bagus, ya? Shawn, Caroline baru lulus, apakah kamu bisa memberikannya posisi yang bagus untuk belajar?" tanya Graham."Kakek yang mencari wanita itu, 'kan?" tanya Shawn.Walaupun sandiwara mereka sangat bagus, Shawn merasa ada yang janggal. Kemunculan Caroline terlalu tiba-tiba. Saking tiba-tibanya, Shawn sampai meragukan takdir."Apa maksudmu?" Graham berusaha menutupi tindakannya."Kakek, apakah aku kelihatan seperti orang bodoh?" Shawn mendengus dingin. "Kemarin Kakek memintaku untuk menceraikan Yvonne. Sekarang, tiba-tiba Kakek membawa wanita asing untuk dijodohkan denganku. Kakek sengaja, 'kan?"Graham menghela napas, rencananya tidak berjalan semulus yang diinginkan. Shawn memang anak yang cerdas .
Baca selengkapnya

Bab 149

Yvonne berpikir, apakah dia gelisah karena merindukan Shawn?Kenapa keberadaan Shawn memengaruhi suasana hati Yvonne?Tidak, tidak boleh dibiarkan! Yvonne masih tidak mau mengakuinya.Meskipun fakta telah terpampang, Yvonne masih berusaha menyangkal perasaannya. Bagaimana mungkin Yvonne menyukai pria yang selalu menyiksa dan telah membunuh janinnya?Yvonne menggelengkan kepala, dia berusaha menepis wajah Shawn dari pikirannya. Namun semakin disangkal, perasaan tersebut malah makin kuat."Non, Tuan sudah pulang, lagi ada di kamar. Tuan tidak mencarimu?" tanya Leah."Dia sudah pulang?" Yvonne tertegun.Leah mengangguk.Yvonne melihat ke arah kamar Shawn, dia ragu apakah harus pergi untuk menemui Shawn?Setelah pergolakan panjang, Yvonne memutuskan untuk menemui Shawn di kamarnya.Pintu kamar Shawn tidak ditutup. Yvonne membuka pintunya secara perlahan, lalu mengintip untuk mencari keberadaan Shawn.Shawn sedang berdiri, sepertinya dia sedang melihat sesuatu. Begitu pintu dibuka lebar, Yv
Baca selengkapnya

Bab 150

Yvonne menjelaskan dengan suara kecil.Saat menyelidiki keberadaan Yvonne, Shawn tidak tahu apa yang Yvonne dan Kayla lakukan di tepi kota. Shawn juga tidak tertarik dan peduli."Apakah kamu terluka?" Shawn terkejut mendengar Kayla yang ingin menyakiti Yvonne.Yvonne menggelengkan kepala.Mengingat leher Roger yang terluka, Shawn menatap Yvonne sambil tersenyum. Yvonne bukanlah wanita lemah yang gampang disakiti.Meskipun pintar dan banyak ide, Yvonne adalah seorang wanita, dia memiliki keterbatasan."Lain kali hati-hati. Kalau terjadi sesuatu, hubungi aku," Shawn berpesan."Em." Kedua mata Yvonne tampak berbinar-binar. "Shawn, aku ...."Yvonne teringat dengan pembicaraan yang terputus tempo hari. Yvonne ingin memberi tahu Shawn mengenai keberadaan Dio."Ada apa?" tanya Shawn.Yvonne menundukkan kepala sambil menyusun kata-kata. "Menyambung bahasan kemarin ....""Em?""Aku ...." Saat Yvonne bicara, tiba-tiba ponselnya bergetar."Apa yang ingin kamu katakan? Jangan takut," kata Shawn sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
68
DMCA.com Protection Status