Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 961 - Chapter 970

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 961 - Chapter 970

1284 Chapters

960. Part 6

"Siapa yang kau maksudkan, Ratu Pring Sewu?" tanya Si Buta dari Sungai Ular, tak sabar."Dia.... Dia... ah...!"Kepala Ratu Pring Sewu kembali terkulai. Sementara Si Buta dari Sungai Ular jadi gelisah bukan main. Manggala tak menginginkan Ratu Pring Sewu mati. Pemuda ini merasa harus dapat mengorek keterangan siapa yang telah berani mencelakakan perempuan tua ini, sekaligus ingin menyatroni Sungai ular. Maka, buru-buru Si Buta dari Sungai Ular menotok beberapa jalan darah di tubuh Ratu Pring Sewu yang kembali pingsan. Kali ini paras perempuan tua itu tampak demikian mengerikan. Pucat mirip mayat!"Katakan, Nek! Siapa yang memperlakukan ini semua?" desak Si Buta dari Sungai Ular tak sabar."Peng.... Penghuni Kubuuur...!'Bersamaan dengan putusnya ucapan, maka putus pula nyawa Ratu Pring Sewu dari raga. Kepalanya terkulai ke samping, tak bergerak-gerak lagi."Keparat! Lagi-lagi si keparat itu yang membuat ulah. Dulu kedua orangtuaku yang tewas
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more

961. Part 7

"Aku ada sedikit urusan denganmu. Tapi, nantilah. Aku ingin bercakap-cakap sebentar dengan ular peliharaanmu ini," kilah Raja Penyihir."Jangan diganggu, Damar Suto! Dia sedang bertapa," tegur Raja Siluman Sungai Ular, langsung."Oooo...!" Raja Penyihir mengangguk-angguk."Kau ada keperluan apa hingga susah payah datang kemari?""Oh, ya? Aku memang ada sedikit urusan denganmu, Raja Siluman Sungai Ular," jelas Raja Penyihir seraya menepuk jidat."Aku tahu. Setiap kau menemuiku, pasti ingin minta bantuanku, bukan?" tebak Raja Siluman Sungai Ular, tak bermaksud menyindir."Siapa yang butuh bantuanmu? Aku tidak butuh bantuanmu. Aku hanya ingin minta izin padamu," sungut Raja Penyihir tak senang."Minta izin apa?""Muridmu.... harus memanggilku guru. Untuk itulah aku minta izin padamu," papar Raja Penyihir."Oh, ya? Jadi kau sudah bertemu muridku!" sentak Raja Siluman Sungai Ular, gembira. "Sudah lama sekali aku tak bertemu d
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more

962. Part 8

"Nah...! Memang itulah yang kuinginkan, Kelabu. Tapi, sayang. Bocah buta itu tak ada di sini. Kalau ada, sudah pasti kutantang bertarung," keluh Kakek Putih."Ya ya ya...! Bagaimana kalau kita cari saja bocah buta itu, Kang?" usul Kakek Kelabu."Baik! Aku setuju usulmu, Kelabu. Ayo, kita cari bocah buta itu!" .sahut Kakek Putih menye-tujui. Saat itu pula, Kakek Putih segera menjejak ke tanah. Sosoknya yang tinggi kurus pun segera berkelebat cepat, meninggalkan tempat itu. Namun baru beberapa tombak...."Tunggu, Kang! Lihat! Siapa yang datang!" teriak Kakek Kelabu yang belum beranjak dari tempatnya. Telunjuknya menuding ke jalan setapak tak jauh dari tempat ini.Mau tidak mau Kakek Putih harus berhenti. Pandangan matanya segera dialihkan ke arah jalan setapak. "Ah, iya" Kau benar, Kelabu. Inilah mungkin yang dinamakan pucuk dicinta ulam tiba. Ayo, cepat hampiri mereka!"Tanpa menunggu kesanggupan adik seperguruannya, Kakek Putih kembali berkelebat k
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more

963. Part 9

"Ah...!" Kakek Putih terkesiap kaget. Sungguh tak disangka kalau akan mendapat serangan demikian hebatnya. Padahal tadi, ia sebenarnya sedang mendesak Si Buta dari Sungai Ular. Menyadari dadanya hendak jadi sasaran empuk, Kakek Putih segera menarik mundur tubuhnya ke belakang. Sambil bergerak, tongkat di tangan kanannya cepat mengayun ke bawah."Hup!"Tiba-tiba Si Buta dari Sungai Ular berkelit ke samping. Saat itu pula patukan tangan kanannya telah meluncur ke iga Kakek Putih.Tuk! Tukkk!"Aaah...!"Dua kali iga kiri Kakek Pulih terkena patukan tangan Si Buta dari Sungai Ular hingga kontan menjerit kesakitan. Parasnya pias, saking terkejutnya. Iganya yang terkena patukan tadi terasa ngilu bukan main.Kalau saja Si Buta dari Sungai Ular mengeluarkan tenaga dalam tinggi, bukan mustahil iga Kakek Putih akan remuk. Tapi, Manggala tadi memang sengaja hanya mengerahkan sebagian dari kekuatan tenaga dalamnya."Hebat! Kau memang pantas menya
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

964. Part 10

"Aku sudah mendingan. Manggala. Memang dadaku masih sedikit nyeri. Tapi, kukira tak apa-apa. Mungkin sebentar lagi juga sembuh," ucap Arum Sari dengan senyum manis terkembang di bibir.Sewaktu Arum Sari menyebutkan kalau dadanya masih sedikit nyeri, tanpa sadar Manggala pun melirik ke bagian tubuh yang dimaksudkan gadis itu. Dilihatnya, pakaian yang menutupi dada si gadis memang sedikit terkuak lebar, menampakkan sebagian bukit kembarnya yang membusung indah."Ah...! Kau nakal, Manggala!" Arum Sari memberengut manja. Tanpa malu-malu, pakaiannya yang robek segera dibetulkan. Arum Sari memang sudah mengetahui tentang rahasia kedua mata putih Manggala, hal ini telah Manggala beritahu karena Manggala merasa tidak perlu lagi merahasiakan tentang mata putihnya kepada Arum Sari. Dia percaya sepenuhnya kepada Arum Sari untuk menjaga rahasia ini.Manggala malah cengar-cengir. Entah kenapa tangannya lantas bergerak ke atas, menggaruk-garuk kepala. "Sudah, kan?" tanya gadi
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

965. Part 11

"Hm...! Lagakmu pongah sekali, Penghuni Kubur. Kau pikir kami takut mendapat gertak sambalmu?" geram Kakek Putih. "Kalau kami memang terlibat atas tewasnya Empat Bajingan Merah dari Hutan Seruni, kau mau apa, he!" lanjut Kakek Putih sengit."Bagus! Berarti tak salah lagi! Siapa pun juga yang berani mengganggu adik-adik seperguruanku, berarti mati! Tak peduli kalian berdua, Ratu Pring Sewu, maupun Raja Siluman Sungai Ular sekalipun!"“Jadi? Ap.... Apakah kau telah membunuh mereka?" tanya Kakek Kelabu, ragu-ragu membuka suara. Seolah, lidahnya terasa kelu."Belum semua. Yang jelas, nenek jelek itu sudah modar di tanganku!" sahut Penghuni Kubur, lantang."Apa? Kau telah membunuh Ratu Pring Sewu?" Kakek Putih dan Kakek Kelabu terperangah nyaris bersamaan."Tak ada gunanya kau tanyakan ini. Karena, sebentar lagi kalian berdua akan segera menyusul!""Setan alas! Kalau begitu, justru kaulah yang harus mampus di tangan kami, Penghuni Kubur!" t
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

966. Part 12

"Sobatku Raja Penyihir! Cepat kemari!"Meski Raja Siluman Sungai Ular telah memanggil, namun toh tetap berkelebat juga mendekati sosok yang dilihatnya sebagai Raja Penyihir."Kau...!"Kerutan di kening Raja Penyihir tampak makin banyak. Hatinya merasa heran sekali melihat kemunculan Raja Siluman Sungai Ular."Jangan banyak tanya! Aku sudah tahu, apa yang ingin kau ucapkan," ujar Raja Siluman Sungai Ular begitu berada di dekat Raja Penyihir. Raja Penyihir alias Ki Damar Suto melengos.Rupanya ia tak senang mendengar bentakan lelaki tua di hadapannya."Apa kau sudah menemukan muridku, Sobat?" terabas Raja Siluman Sungai Ular."Jangan banyak tanya! Aku sudah tahu, kau pasti akan menanyakan hal itu," balas Raja Penyihir ketus, menirukan gaya bicara Raja Siluman Sungai Ular tadi."Jangan bercanda, Sobat! Aku bersungguh-sungguh.""Siapa bercanda? Aku tidak bercanda. Justru aku sedang mencari murid brengsekmu. Tapi, kenapa kau
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

967. Part 13

"Sekali lagi kau belum juga menampakkan batang hidungmu, jangan salahkan kalau aku terpaksa mengobrak-abrik sungai ular ini, Raja Siluman Sungai Ular!" geram Penghuni Kubur, tak dapat lagi menahan amarah.Tetap tak ada jawaban.Habis sudah kesabaran Penghuni Kubur. Gerahamnya terlihat makin mengeras. Kedua pelipisnya pun bergerak-gerak. Jelas sekali kalau lelaki sesat ini tak sabar lagi untuk bertemu Raja Siluman Sungai Ular yang selama ini dicurigai sebagai pembunuh Empat Iblis Merah dari Hutan Seruni."Bajingan! Kau belum mau muncul juga, Raja Siluman Sungai Ular!" Penghuni Kubur menghentakkan kakinya kuat-kuat. Seketika, Sungai ular bergetar hebat. Bongkahan-bongkahan batu dan pasir berhamburan tinggi ke udara, membuat pemandangan di sekitarnya berselimut debu. Dan ketika debu yang membubung sirna tertiup angin, saat itu pula tercipta sebuah kubangan besar bekas pijakan kaki Penghuni Kubur."Bajingan! Benar-benar bajingan kau, Raja Siluman Sungai Ular!
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more

968. Part 14

Darah merah kehitam-hitaman kontan menyembur dari mulut Arum sari. Bersamaan itu kepalanya terkulai lemas. Si Buta dari Sungai Ular seketika jadi kalang kabut. Buru-buru dirabanya denyut nadi gadis itu. Masih bergerak-gerak kendati lemah sekali. Tapi itu cukup membuat Manggala lega. Ternyata sahabat cantiknya masih hidup. Perlahan-lahan tubuh Arum Sari dipondong dan dibawa ke tempat yang aman. Baru kemudian Si Buta dari Sungai Ular kembali menghadapi Penghuni Kubur."Kau harus bertanggung jawab atas celakanya gadis itu. Juga, atas kelancanganmu datang ke tempat guruku ini," desis Si Buta dari Sungai Ular setelah kembali di hadapan Penghuni Kubur.Penghuni Kubur hanya tertawa bergelak. Namun anehnya, kedua bibir lelaki sesat itu tak bergerak-gerak sama sekali. Bahkan tiba-tiba kedua tangannya menyentak ke depan.Wusss!Seketika meluruk dua gulungan bola asap hitam dari kedua telapak tangan Penghuni Kubur ke arah Si Buta dari Sungai Ular."Edan! Tua
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more

969. Part 15

Si Buta dari Sungai Ular menggeram keras. Suaranya yang terdengar sampai jauh ke pelosok lembah sungai ular. Sedang tubuhnya yang besar terlempar. Namun seperti kejadian pertama, sedikit pun tidak mengalami luka!Dan tiba-tiba Si Buta dari Sungai Ular telah menerjang hebat Penghuni Kubur.Wesss!Lelaki berbalut kain kafan ini terperangah kaget, tak menyangka Si Buta dari Sungai Ular akan menyerang begitu hebat. Bahkan sebelum serangan Si Buta dari Sungai Ular mengenai sasaran, terlebih dahulu telah berkesiur angin kencang menampar kulit tubuhnya. Tentu saja Penghuni Kubur tidak ingin tubuhnya jadi santapan empuk serangan lawan. Dengan gerakan indah tiba-tiba tubuhnya meliuk dengan tangan kanan menyampok ke samping.Namun rupanya kali ini Si Buta dari Sungai Ular bertindak cerdik. Tubuhnya bergerak cepat melompat ke samping untuk menghindari sampokan Penghuni Kubur dan ;"Ggggrrr...!"Dengan gerakan yang sangat cepat, Manggala merangkul tubuh
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more
PREV
1
...
9596979899
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status