Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 931 - Chapter 940

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 931 - Chapter 940

1284 Chapters

930. Part 18

"Ha ha ha...! Kenapa galak-galak amat, Cah Ayu? Baiknya turuti saja kemauanku!" tawa Gembong Kenjeran, amat menyakitkan hati."Tua bangka keparat! Aku akan mengadu jiwa denganmu!" dengus Arum Sari tak dapat lagi mengendalikan amarah.Saat itu pula si gadis mengerahkan tenaga dalamnya, membuat kedua telapak tangannya berubah jadi putih."Makanlah aji 'Gada Bumi'-ku! Heaa...!"Disertai teriakan membelah udara, si gadis cepat menghantamkan kedua telapak tangannya ke depan. Seketika melesat dua larik sinar putih berkilauan ke arah Gembong Kenjeran.Wesss! Wesss!Gembong Kenjeran tak mau kalah. Segera dikerahkannya aji 'Palu Godam'. Namun sayangnya baru saja tenaga dalamnya dikerahkan, tiba-tiba saja dadanya terasa nyeri bukan main akibat luka dalamnya yang belum sembuh benar sewaktu bertarung dengan Dewa Kegelapan."Heh!"Gembong Kenjeran terperangah kaget. Seketika parasnya jadi pucat pasi. Untuk menghindar jelas sudah terlambat.
last updateLast Updated : 2024-04-25
Read more

931. Part 19

Dan.... Bret! Bret!"Aauuwww...!"Arum Sari memekik kaget seraya melompat ke belakang. Dua kali tangan Dewa Kegelapan mengayun, membuat pakaian Arum Sari seketika terkuak lebar menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya yang menantang. Bahkan jari-jari tangan pemuda itu sempat pula menowel sepasang payudara si gadis."Demi Tuhan, aku akan mengadu nyawa denganmu, Monyet Buduk!" lengking Arum Sari penuh kemarahan. Sebentar-sebentar tangannya harus meraih pakaiannya yang terkuak, menampakkan sebagian tubuhnya yang menggiurkan.Di hadapannya, Dewa Kegelapan tertawa bergelak. Sebagian robekan pakaian Arum Sari sempat diputar-putarkan di atas kepala, sebelum akhirnya dilemparkan."Boleh saja kita mengadu nyawa. Asal, kita sudah bermain cinta terlebih dulu," ejek Dewa Kegelapan.Geram, jengkel, marah, dan malu bercampur aduk dalam dada Arum Sari. Apalagi, menyadari dirinya tak mampu berbuat banyak terhadap musuh besarnya. Malah kini pakaiannya robek memanjan
last updateLast Updated : 2024-04-25
Read more

932. Part 20

Tukkk! Tukkk!Dua kali Manggala berhasil mematuk kepala Dewa Kegelapan. Namun pada saat yang sama bogem mentah Dewa Kegelapan meluncur cepat ke dada.Dess!"Aaah...!"Telak sekali dada pemuda dari sungai ular mendapat hantaman yang tak terduga-duga. Si Buta dari Sungai Ular dan Dewa Kegelapan sama-sama menjerit tertahan dengan tubuh sama-sama terjajar ke belakang. Tapi Dewa Kegelapan yang sudah tak sabar lagi untuk mengakhiri pertarungan segera mengerahkan pukulan 'Darah Iblis', membuat kedua telapak tangannya berubah jadi hitam legam hingga ke pangkal."Oooo...! Rupanya kau mulai main-main dengan pukulan maut, ya? Boleh. Aku selalu siap melayanimu!" ejek Si Buta dari Sungai Ular, memanas-manasi.Dewa Kegelapan hanya mengeretakkan gerahamnya. Tak sepatah kata pun terucap dari kedua bibirnya yang bergetar, saking tak kuatnya menahan gelegak amarah."Heaaa...!"Dan disertai teriakan keras serta tenaga dalam penuh Dewa Kegelapan s
last updateLast Updated : 2024-04-25
Read more

933. Part 21

Kresss! Kresss!"Aaa...!"Terdengar tulang-belulang Dewa Kegelapan remuk. Jerit kesakitan Dewa Kegelapan pun menggema merobek angkasa. Namun seperti tak mau peduli dengan jeritan yang terdengar, Si Buta dari Sungai Ular terus mengganyang tubuh Dewa Kegelapan."Gggrrr...!"Si Buta dari Sungai Ular mengombang-ambingkan tubuh lawannya ke sana kemari. Tanpa mempedulikan apa pun, terus dipermainkannya tubuh Dewa Kegelapan."Manggala! Jangan kau bunuh! Aku telah berjanji di depan makam guruku untuk membunuh manusia itu dengan tanganku sendiri!" teriak Arum Sari, tiba-tiba."Gggrrr!"Sepasang mata putih itu sejenak menatap tajam Arum Sari. Sementara tubuh Dewa Kegelapan yang lemas sesekali terlihat menggeliat-geliat."Manggala! Lekas lemparkan manusia iblis itu kemari!" teriak Arum Sari lagi."Ggggrrr! Ggggrrr!"Mendengar gerengan raksasa itu, tanpa sadar Arum Sari menyurutkan langkah ke belakang. Hatinya khawatir juga k
last updateLast Updated : 2024-04-25
Read more

934. Empat Iblis Merah

DI BENTANGAN LANGIT sebelah barat, rona merah jelaga cahaya matahari masih mengusap lembut angkasa. Langit cerah. Suara riuh kicau burung yang pulang ke kandang makin membuat suasana enak untuk dinikmati. Namun itu tak berlangsung lama. Karena perlahan-lahan sen-ja mulai berlalu. Tak ada sinar bulan di angkasa. Kerlip berjuta bintang seolah malas membanggakan sinar putih keperakannya.Kini, suasana pun dicekam kegelapan. Dalam kegelapan malam, masih terlihat sesosok bayangan kuning tengah berkelebat memasuki Hutan Seruni. Meski gerakannya ringan sekali laksana kapas, namun jelas terlihat kalau sosok bayangan kuning itu terhuyung. Napasnya memburu. Parasnya yang berperangai kasar terlihat menghitam. Kedua telapak tangannya pun melepuh hitam sampai ke pangkal.Sosok berjubah kuning ini sejenak menghentikan langkah. Napasnya kian memburu. Sebelah tangannya mendekap dada erat-erat. Mulutnya meringis nyeri. Rahangnya mengeras. Kedua bola matanya yang besar liar memperhatika
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more

935. Part 2

"Yah...! Buat apa kita membuang-buang waktu, Buta. Kita sikat saja manusia tak tahu malu ini. Kalau kalian keberatan, biarkan aku dan si Gagu yang memberinya pelajaran," tukas Iblis Tuli."Kalian empat orang tua gagah penghuni Hutan Seruni. Sekali lagi, aku mohon pengertian. Bukannya aku ingin membuat kalian marah atau gusar. Tapi, justru sebaliknya. Asal kalian sudi memberikan obat pemunah racun itu terlebih dahulu, pasti aku akan memberi keterangan tentang murid kalian yang bergelar Dewa Kegelapan," kata Gembong Kenjeran berusaha meyakinkan."Puahhh! Beraninya kau memerintah Empat Iblis Merah dari Hutan Seruni, he! Kau memang patut modar di tanganku!""Tunggu, Buntung!" cegah Iblis Buta, menggerakkan tangannya ke samping membuat gerakan Iblis Buntung tertahan. "Hey, kau manusia pencari mati! Cepat katakan berita apa yang ingin kau sampaikan! Bila kau tak buka bacot, jangan menyesal telah bertemu kami!"Gembong Kenjeran tersenyum kecut. Keadaannya terpoj
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more

936. Part 3

Manggala mengerti dan faham kenapa Arum Sari melakukan hal itu, terkadang Manggala memang lupa untuk bersikap dan berkata seperti orang buta, sehingga tadi dia sempat keceplosan memuji senyuman Arum Sari.“Kau ini sebenarnya buta atau enggak sih Manggala?”“Kau tak lihat mataku, mana mungkin aku bisa melihat... aku memang selalu menganggap setiap wanita yang ada bersamaku adalah wanita yang cantik, dan kau yang paling cantik dari semua wanita yang pernah kutemui...” kilah Manggala tersenyum."Jangan menggoda ah! Sekarang, ayo teruskan perjalanan kita. Kau masih mau menemaniku, kan?" tukas Arum Sari dengan senyum."Oh.... Pasti! Kenapa tidak! Rugi besar kalau menampik aja-kan gadis secantik kau. Ke mana pun kau pergi, aku pasti akan ikut. Asal kau berada di sampingku...," oceh Manggala seraya menggerak-gerakkan tangan mirip Penyair Sinting kalau sedang membaca syair."Hei! Ayo!""Ayo."Manggala mendahului menang
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more

937. Part 4

"Tapi menilik tanda darah yang sudah mengering, bisa jadi hal itu dilakukan pada malam hari. Atau tepatnya, tadi malam.""Ya ya ya...! Kau benar, Kang. Darah merah ini memang sudah mengering," kata Mawarni membenarkan."Lebih dari itu, pasti orang yang telah berbuat tidak hanya berjumlah satu orang. Tapi empat orang. Lihat tanda telapak tangan itu. Semuanya telapak tangan kanan," timpal murid lainnya."Ya ya ya....! Bisa juga. Tapi, bisa juga satu orang. Apa susahnya sih, membuat tanda seperti ini tanpa di ketahui murid-murid penjaga kalau yang melakukannya mempunyai kepandaian tinggi?""Ah....! Kenapa kalian malah meributkan sesuatu yang tak perlu? Kenapa kita tak lapor saja pada Guru?" tukas Mawarni menengahi."Ya. Kau benar, Adik Mawarni. Kita memang harus melaporkan peristiwa ini pada Guru. Ayo, sekarang kita menemui Guru." ajak Gandrik pada adik-adik seperguruannya yang berjumlah tak kurang dari tiga puluh orang. Namun entah dari mana datangny
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more

938. Part 5

Iblis Tuli terperangah kaget. Untuk sesaat gerakan tubuhnya tertahan oleh angin berkesiur yang ditimbulkan oleh putaran tongkat bambu kuning di tangan Ratu Pring Sewu. Lebih dari itu, samar-samar matanya sempat melihat kalau tongkat bambu kuning di tangan Ratu Pring Sewu siap memecahkan batok kepalanya.Untung pada saat yang gawat, Iblis Buta melompat dengan kaki melepas tendangan ke arah tongkat.Wesss! Takkk!Iblis Tuli menghela napas lega. Hampir saja batok kepalanya jadi sasaran empuk tongkat di tangan Ratu Pring Sewu. Untungnya Iblis Buta datang menolong dengan memelencengkan arah tongkat Ratu Pring Sewu. Sedangkan tubuh Ratu Pring Sewu limbung ke samping."Bedebah! Maju kalian semua!" bentak Ratu Pring Sewu gusar bukan main."Jangan terlalu sombong, Nenek Keriput! Menghadapiku saja, kau belum tentu sanggup. Apalagi kalau dengan keroyokan. Ha ha ha...!" ejek Iblis Buta, membuat merah telinga Ratu Pring Sewu.Ratu Pring Sewu menggeretakk
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more

939. Part 6

Ratu Pring Sewu tak menyahut. Matanya hanya melotot tajam ke arah Iblis Buta. Namun sayang, percuma saja hal itu dilakukan. Toh Iblis Buta tak tahu apa yang dilakukannya."Hm...! Sudah kuduga, kau pasti keberatan, Nenek Pikun. Tapi, kami tetap memaksamu. Sebagai jaminan, untuk sementara muridmu yang cantik ini akan kami bawa. Kau dengar?" kata Iblis Buta sambil mengisyaratkan tangan ke arah Iblis Tuli, untuk bersiap-siap meninggalkan tempat itu."Setan alas! Kalian terlalu memaksaku. Tak mungkin aku membiarkan muridku jatuh ke tangan manusia-manusia berhati iblis seperti kalian!" dengus Ratu Pring Sewu."Mau tidak mau, kami tetap pada keputusan kami. Nanti kalau urusan kami dengan Si Buta dari Sungai Ular selesai, baru muridmu bisa diambil. Ingat! Kalau kau tak becus menangkap Si Buta dari Sungai Ular, suruh dia menemui kami tepat pada malam purnama bulan ini! Beritahukan saja tempat persembunyian kami!" ujar Iblis Buntung, "Dan sebagai jaminannya, kami tidak in
last updateLast Updated : 2024-04-27
Read more
PREV
1
...
9293949596
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status