Share

935. Part 2

last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-26 01:02:01

"Yah...! Buat apa kita membuang-buang waktu, Buta. Kita sikat saja manusia tak tahu malu ini. Kalau kalian keberatan, biarkan aku dan si Gagu yang memberinya pelajaran," tukas Iblis Tuli.

"Kalian empat orang tua gagah penghuni Hutan Seruni. Sekali lagi, aku mohon pengertian. Bukannya aku ingin membuat kalian marah atau gusar. Tapi, justru sebaliknya. Asal kalian sudi memberikan obat pemunah racun itu terlebih dahulu, pasti aku akan memberi keterangan tentang murid kalian yang bergelar Dewa Kegelapan," kata Gembong Kenjeran berusaha meyakinkan.

"Puahhh! Beraninya kau memerintah Empat Iblis Merah dari Hutan Seruni, he! Kau memang patut modar di tanganku!"

"Tunggu, Buntung!" cegah Iblis Buta, menggerakkan tangannya ke samping membuat gerakan Iblis Buntung tertahan. "Hey, kau manusia pencari mati! Cepat katakan berita apa yang ingin kau sampaikan! Bila kau tak buka bacot, jangan menyesal telah bertemu kami!"

Gembong Kenjeran tersenyum kecut. Keadaannya terpoj

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   936. Part 3

    Manggala mengerti dan faham kenapa Arum Sari melakukan hal itu, terkadang Manggala memang lupa untuk bersikap dan berkata seperti orang buta, sehingga tadi dia sempat keceplosan memuji senyuman Arum Sari.“Kau ini sebenarnya buta atau enggak sih Manggala?”“Kau tak lihat mataku, mana mungkin aku bisa melihat... aku memang selalu menganggap setiap wanita yang ada bersamaku adalah wanita yang cantik, dan kau yang paling cantik dari semua wanita yang pernah kutemui...” kilah Manggala tersenyum."Jangan menggoda ah! Sekarang, ayo teruskan perjalanan kita. Kau masih mau menemaniku, kan?" tukas Arum Sari dengan senyum."Oh.... Pasti! Kenapa tidak! Rugi besar kalau menampik aja-kan gadis secantik kau. Ke mana pun kau pergi, aku pasti akan ikut. Asal kau berada di sampingku...," oceh Manggala seraya menggerak-gerakkan tangan mirip Penyair Sinting kalau sedang membaca syair."Hei! Ayo!""Ayo."Manggala mendahului menang

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Si Buta Dari Sungai Ular   937. Part 4

    "Tapi menilik tanda darah yang sudah mengering, bisa jadi hal itu dilakukan pada malam hari. Atau tepatnya, tadi malam.""Ya ya ya...! Kau benar, Kang. Darah merah ini memang sudah mengering," kata Mawarni membenarkan."Lebih dari itu, pasti orang yang telah berbuat tidak hanya berjumlah satu orang. Tapi empat orang. Lihat tanda telapak tangan itu. Semuanya telapak tangan kanan," timpal murid lainnya."Ya ya ya....! Bisa juga. Tapi, bisa juga satu orang. Apa susahnya sih, membuat tanda seperti ini tanpa di ketahui murid-murid penjaga kalau yang melakukannya mempunyai kepandaian tinggi?""Ah....! Kenapa kalian malah meributkan sesuatu yang tak perlu? Kenapa kita tak lapor saja pada Guru?" tukas Mawarni menengahi."Ya. Kau benar, Adik Mawarni. Kita memang harus melaporkan peristiwa ini pada Guru. Ayo, sekarang kita menemui Guru." ajak Gandrik pada adik-adik seperguruannya yang berjumlah tak kurang dari tiga puluh orang. Namun entah dari mana datangny

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Si Buta Dari Sungai Ular   938. Part 5

    Iblis Tuli terperangah kaget. Untuk sesaat gerakan tubuhnya tertahan oleh angin berkesiur yang ditimbulkan oleh putaran tongkat bambu kuning di tangan Ratu Pring Sewu. Lebih dari itu, samar-samar matanya sempat melihat kalau tongkat bambu kuning di tangan Ratu Pring Sewu siap memecahkan batok kepalanya.Untung pada saat yang gawat, Iblis Buta melompat dengan kaki melepas tendangan ke arah tongkat.Wesss! Takkk!Iblis Tuli menghela napas lega. Hampir saja batok kepalanya jadi sasaran empuk tongkat di tangan Ratu Pring Sewu. Untungnya Iblis Buta datang menolong dengan memelencengkan arah tongkat Ratu Pring Sewu. Sedangkan tubuh Ratu Pring Sewu limbung ke samping."Bedebah! Maju kalian semua!" bentak Ratu Pring Sewu gusar bukan main."Jangan terlalu sombong, Nenek Keriput! Menghadapiku saja, kau belum tentu sanggup. Apalagi kalau dengan keroyokan. Ha ha ha...!" ejek Iblis Buta, membuat merah telinga Ratu Pring Sewu.Ratu Pring Sewu menggeretakk

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Si Buta Dari Sungai Ular   939. Part 6

    Ratu Pring Sewu tak menyahut. Matanya hanya melotot tajam ke arah Iblis Buta. Namun sayang, percuma saja hal itu dilakukan. Toh Iblis Buta tak tahu apa yang dilakukannya."Hm...! Sudah kuduga, kau pasti keberatan, Nenek Pikun. Tapi, kami tetap memaksamu. Sebagai jaminan, untuk sementara muridmu yang cantik ini akan kami bawa. Kau dengar?" kata Iblis Buta sambil mengisyaratkan tangan ke arah Iblis Tuli, untuk bersiap-siap meninggalkan tempat itu."Setan alas! Kalian terlalu memaksaku. Tak mungkin aku membiarkan muridku jatuh ke tangan manusia-manusia berhati iblis seperti kalian!" dengus Ratu Pring Sewu."Mau tidak mau, kami tetap pada keputusan kami. Nanti kalau urusan kami dengan Si Buta dari Sungai Ular selesai, baru muridmu bisa diambil. Ingat! Kalau kau tak becus menangkap Si Buta dari Sungai Ular, suruh dia menemui kami tepat pada malam purnama bulan ini! Beritahukan saja tempat persembunyian kami!" ujar Iblis Buntung, "Dan sebagai jaminannya, kami tidak in

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   940. Part 7

    Ratu Pring Sewu terkesiap kaget. Tiba-tiba pendengarannya yang tajam mendengar langkah-langkah halus di atas genteng pendopo. Sejenak pandangan matanya beredar seksama. Gerakan-gerakan halus di genteng makin terdengar nyata."Tamu-tamu tak diundang! Kalau kalian bermaksud baik, lekas tunjukkan diri! Tapi kalau kalian bermaksud jahat, jangan dikira aku tak mampu menggebuk!"Tak ada sahutan. Hanya samar-samar terdengar tawa bernada melecehkan di balik genteng sana. Ratu Pring Sewu kesal bukan main. Namun belum sempat bertindak, tiba-tiba genteng di atas pendopo terkuak. Saat itu pula, meluncur dua sosok bayangan putih dan kelabu di tengah-tengah ruang pendopo!Mata Ratu Pring Sewu terbeliak lebar. Di hadapannya kini telah berdiri dua lelaki tua yang usianya sulit ditebak. Yang seorang berpakaian putih bersih, yang seorang lagi berpakaian kelabu. Rambut mereka sama-sama memutih. Alis mata, bulu mata dan jenggotnya yang memanjang pun memutih. Dan mereka sama-sama me

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   941. Part 8

    "Sekarang kalian mendekatlah! Dengarkan aku baik-baik, ya! Ada sesuatu yang ingin kubicarakan," ujar Ratu Pring Sewu, mendadak raut wajahnya berubah jadi tegang."Baik."Kakek Putih dan Kakek Kelabu patuh menuruti perintah Ratu Pring Sewu. Tanpa banyak membantah mereka segera duduk bersimpuh di hadapan adik seperguruannya. Mulut mereka terkunci dengan mata memandang Ratu Pring Sewu seksama."Kalian masih ingat Empat Iblis Merah dari Hutan Seruni?" tanya Ratu Pring Sewu."Sudah pasti aku masih ingat. Malah mereka masih hutang beberapa gebukan dariku," sambar Kakek Putih."Aku juga. Aku juga punya piutang beberapa gebukan. Ada apa? Kenapa kau sebut-sebut kunyuk-kunyuk merah itu? Apa kau juga ingin menggebuk mereka?" timpal Kakek Kelabu tak mau ketinggalan."Bukan saja ingin menggebuk. Tapi, aku ingin membunuh mereka semua!" geram Ratu Pring Sewu penuh kemarahan. "Kalian tahu tidak. Aku luka begini karena ulah monyet-monyet merah itu!""

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   942. Part 9

    Arum Sari lagi-lagi curiga dengan setiap ucapan Manggala, dia mulai ragu kalau pemuda gagah yang bersamanya ini benar-benar buta. Lalu dia berbalik. Dan saat itu pula, tiba-tiba sepasang mata indahnya membeliak lebar. Di bongkalan batu di hadapannya, terlihat tanda empat telapak tangan kanan manusia berwarna merah darah. Di bawah tanda itu tertulis....Pesan untuk Si Buta dari Sungai Ular.Kami berempat menunggu kedatanganmu tepat di malam purnama bulan ini. Di Hutan Seruni. Empat Iblis Merah dari Hutan Seruni.Arum Sari tercenung. Jelas, pesan itu ditujukan pada Si Buta dari Sungai Ular."Manggala, lihat! Ada seseorang menuliskan pesan untukmu," tunjuk Arum Sari, terlupa dengan ulah nakal Manggala tadi.Manggala tidak menyahut. Saat itu, ia juga tengah mengamati tulisan di bongkalan batu persis di belakang tubuh Arum Sari. Sehingga ketika kepala si gadis berpaling ke belakang, pipinya menyentuh bibir Manggala.Arum Sari ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   943. Part 10

    "Bagaimanapun juga, kaulah biang keroknya. Kaulah yang menyebabkan Empat Iblis Merah menyatroni tempat kami sehingga Adik Mawarni diculik! Untuk itu kau harus bertanggung jawab. Kau harus kami hajar!""Eh, sabar! Sobatku ini tak bersalah. Kenapa kalian memaksa meminta tanggung jawabnya? Kalian saja yang tidak bisa mengalahkan Empat Iblis Merah, pakai menyalahkan orang pula" Arum Sari yang sedari tadi membisu tak dapat lagi menahan kesal."Diam kau! Aku tidak bicara denganmu!" bentak Gandrik langsung memasang kuda-kuda. Tongkat bambu kuning di tangan kanannya telah terangkat. Sikapnya siap menerjang Si Buta dari Sungai Ular dengan jurus-jurus pilihan.Melihat Gandrik sudah mulai bertindak, kedua belas adik seperguruannya Langsung membuat lingkaran dengan sikap menyusun serangan. Tongkat di tangan kanan mereka diputarputarkan sedemikian rupa di atas kepala sambil memutari Si Buta dari Sungai Ular dan Arum Sari."Ah...! Kenapa kalian terlalu memaksa? Kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status