Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 731 - Chapter 740

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 731 - Chapter 740

1284 Chapters

730. Part 17

"Cepat tunjukkan, apa yang ingin kau buktikan padaku, Lelaki Tengik, mana kepala Si Buta dari Sungai Ular itu!" dengus Angkin Maut menahan gejolak amarah."Benar! Benar sekali! Aku memang sudah memenggal kepala Si Buta dari Sungai Ular. Coba perhatikan apa yang kupegang! Bukankah ini kepala Si Buta dari Sungai Ular?" ujar lelaki aneh itu seraya mengangkat tinggi-tinggi apa yang dibawanya di tangan kiri. Namun suaranya mengandung kekuatan gaib. Mata Angkin Maut terbelalak tak percaya. Entah kenapa tiba-tiba saja, ia merasakan kekuatan aneh dari ucapan lelaki di hadapannya yang menyerang jalan pikirannya. Dicobanya melawan pengaruh aneh itu dengan kekuatan batinnya. Namun tetap saja apa yang dilihat di tangan kiri pemuda aneh itu adalah kepala Si Buta dari Sungai Ular! Bukan lagi bungkusan kecil berwarna hitam seperti tadi.Apa yang terlihat memang kepala seorang pemuda yang sangat dicintai Angkin Maut. Dengan rambut kepala tercambak, kepala Si Buta dari Sungai Ular tamp
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

731. Part 18

Werrr! Werrr!Hebat bukan main serangan-serangan Angkin Maut kali ini. Kilatan-kilatan cahaya merah dari ujung runcing mata tombak di tangan kanannya, dan juga sambaran-sambaran puluhan jarum emas yang berkeredepan, tanpa ampun lagi terus mencecar Si Buta dari Sungai Ular."Ah..., Angkin! Aku benar-benar menyayangkan bila jarum-jarum emasmu kembali meminta korban. Bahkan Badar Topan yang sudah tak berdaya pun kau bunuh dengan jarum-jarum emasmu. Apa kau benar-benar sudah keblinger, Angkin? Apa kau sudah kembali memiliki jiwa keji seperti murid-murid Istana Ular Emas?" teriak Manggala seraya membuang tubuhnya jauh ke samping. Sehingga, serangan-serangan Angkin Maut hanya mengenai tempat kosong."Kau tahu, Manggala! Justru kata-katamu itu makin membuat hatiku terluka. Dulu kaulah yang meminta ku kembali ke jalan benar. Dan kini secara langsung maupun tidak langsung, kaulah yang kembali menjerumuskan ku ke jurang kenistaan!""Ah...! Kau jangan menuduhku begi
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

732. Part 19

Sosok yang ternyata Jiwo Langgeng hanya tertawa bergelak. Sepasang matanya yang mencorong menyiratkan kelicikan, tak henti-hentinya menjilati tubuh Angkin Maut dengan jakun turun naik. Dan sepasang matanya pun berhenti pada dada membusung gadis itu dengan sinar mata menjijikkan."He he he...! Kau ini bisa apa, Angkin Maut" Apakah kau lupa bahwa aku ini calon suamimu? Hayo, Manis! Sekarang mari kita sama-sama nikmati kebersamaan ini. Kau pasti akan kubuat melayang ke langit tingkat tujuh...," desis Jiwo Langgeng.Habis berkata begitu, Jiwo Langgeng yang sudah tidak tahan didera nafsunya yang menggelegak, segera meraih baju bagian atas Angkin Maut.Dan.... Bret! Bret!"Aaauu...!"Angkin Maut memekik keras. Tanpa ampun lagi, sepasang buah dada yang indah menantang menjadi santapan mata liar Jiwo Langgeng. Pemuda dari Lembah Patak Banteng itu menyeringai puas. Jakunnya pun makin bergerak-gerak turun naik, menelan liur untuk membasahi tenggorokan yang m
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

733. Part 20

Dengan jurus 'Terjangan Maut Ular Putih', perlahan-lahan namun pasti Manggala dapat mengurung gulung-gulung keris di tangan kanan Jiwo Langgeng. Malah pada satu kesempatan, tibatiba tangan kanannya yang membentuk kepala ular telak sekali menghantam dada Jiwo Langgeng.Bukkk! Bukkk!Dua kali dada Jiwo Langgeng terkena patukan tangan Si Buta dari Sungai Ular. Seketika tubuhnya terjajar beberapa langkah ke belakang. Dadanya yang jadi sasaran terasa mau jebol. Rasanya nyeri bukan alang kepalang!"Hea...!"Jiwo Langgeng gusar bukan main. Disertai teriakan keras, tiba-tiba tangan kirinya menghentak, melontarkan pukulan maut penuh tenaga dalam. Melihat dua larik sinar hitam legam siap melabrak tubuhnya, Si Buta dari Sungai Ular cepat mendorongkan kedua telapak tangannya yang penuh pukulan sakti 'Batara Shiwa' ke depan. Dari telapak tangan Manggala, meluncur sinar kuning keemasan bergulung-gulung. Angin panas luar biasa meluruk dahsyat, memapaki pukulan maut Jiwo
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

734. Jerangkong Iblis

MALAM INI bulan bulat penuh perlahan naik ke garis edarnya. Cahayanya terang keperakan dikelilingi kerlip berjuta bintang di angkasa. Segumpal awan putih pun perlahan tertiup angin. Kini tiada lagi awan bergulung di angkasa biru. Indah sekali purnama kali ini."Hauuungng...!"Namun keindahan itu mendadak robek oleh beberapa lolongan anjing hutan. Suaranya melengking tinggi saling bersahutan. Begitu mengiriskan. Sementara bulan di atas sana seolah ikut merinding. Dan puncak Bukit Menjangan pun dipenuhi oleh gema lolongan yang saling sambut.Di bawah sebuah pohon beringin tua di salah satu sisi bukit itu, tepatnya di pinggiran makam tua, satu sosok bertubuh kurus tengah duduk berada di pinggiran makam. Suasana yang mengerikan seperti itu, sedikit pun tidak mempengaruhi kekhusukan sosok yang ternyata seorang lelaki kurus berwajah tirus.Di atas akar-akar pohon beringin yang bertonjolan liar, laki-laki itu terus berkomat-kamit. Entah membaca mantra apa. Wajah
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

735. Part 2

Sehabis berkata begitu, Iblis Pemanggil Roh segera mengambil arang di tangan kanan jerangkong dan membuangnya. Lalu, hamparan kertas putih itu pun segera dilipat kembali, dan dimasukkan ke dalam saku baju. Tanpa banyak cakap lagi, jerangkong itu segera diputar hingga menghadap ke kedua batang pohon beringin tua. Dan begitu Iblis Pemanggil Roh menggerakkan tangan jerangkong itu ke depan dua kali....Wesss! Wesss!Aneh sekali! Dari kedua tangan jerangkong mendadak keluar dua leret sinar kuning ke arah dua batang pohon beringin di depan.Bummm! Bummm...!!!Terdengar dua kali letusan hebat di udara. Kedua pohon beringin bergoyang-goyang sebentar, lalu terdengar suara berderak. Kemudian diakhiri bunyi benturan keras sekali yang memecah keheningan malam, pohon-pohon itu ambruk menciptakan kepulan debu yang membubung tinggi. Iblis Pemanggil Roh tertawa bergelak sambil mengangguk-angguk penuh keyakinan."Bagus, bagus! Sekarang cepat laksanakan tugasmu, Jer
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

736. Part 3

Sehabis berkata begitu, Malaikat Kaki Seribu segera beranjak dari tempat duduk. Tanpa banyak cakap lagi, orang tua itu pun masuk ke dalam ruang sebelah. Sedangkan beberapa orang murid Perguruan Kaki Angin tampak memperhatikan gurunya sebelum akhirnya menghilang di balik pintu."Sekarang giliran siapa yang berjaga?" tanya murid yang tadi dipanggil Permono, kembali buka suara."Kakang Turonggo dan Adi Bono, Kakang," sahut seorang murid."Nah, sekarang Adi Turonggo dan Adi Bono lekas berjaga di pos kalian!" ujar Permono lagi.Permono adalah murid tertua di Perguruan Kaki Angin. Bila Pulasari keluar, maka pemuda berusia dua puluh empat tahun itulah yang menangani semua urusan dalam perguruan. Sikapnya cukup wibawa. Sehingga, membuat Malaikat Kaki Seribu menyayanginya. Bahkan pula dihormati oleh adik-adik seperguruannya."Baiklah, Kakang," sahut pemuda yang berna-ma Turonggo dan Bono hampir bersamaan. Sehabis berkata begitu, kedua murid itu bergegas kel
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

737. Part 4

Terdengar satu letusan hebat di udara menciptakan bunga api dan kepulan asap tebal. Dari kepulan asap, tampak Jerangkong itu terjajar setindak ke belakang. Sedang tubuh Permono dan kedua orang temannya terpental beberapa tombak ke belakang, lalu jatuh keras di tanah tanpa dapat bangun lagi! Sekujur badan mereka berwarna kuning. Tampak darah segar keluar dari lobang telinga, hidung, dan sela-sela bibir! Tak ada gerakan di tubuh mereka. Mungkin langsung tewas!"Bagus, bagus! Sekarang cepatlah cari musuh besarku yang berjuluk Malaikat Kaki Seribu, Jerangkong!" Sayup-sayup terdengar satu suara halus seperti bisikan angin malam, bernada perintah pada Jerangkong yang masih berdiam tegak tak bergerak di tempat pertarungan. Dan baru saja Jerangkong hendak bergerak ke arah bangunan perguruan...."Jahanam! Siapa yang menyuruhmu menebar maut di Perguruan Kaki Angin, Jerangkong!"Mendadak terdengar bentakan keras menggelegar yang disusul berkelebatnya satu sosok bayangan ku
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

738. Part 5

Begitu berhadapan dengan Malaikat Kaki Seribu, si Jerangkong kembali menggerakkan kedua tangan kayunya, menyerang Malaikat Kaki Seribu. Kini ia tidak lagi menggunakan jurus-jurus maut, melainkan melepaskan dua leret sinar kuning yang begitu cepat penuh ancaman. Malaikat Kaki Seribu mengeluh. Tak mungkin serangan maut itu dihindarinya. Apalagi dalam jarak yang demikian dekatnya!Tidak ada pilihan lain, terpaksa dipapakinya pukulan 'Darah Mayat' si Jerangkong. Maka tanpa banyak pikir panjang lagi, kedua telapak tangannya segera didorongkan ke depan.Wesss! Wesss!Blarrr...!!!Sekali lagi terdengar letusan hebat di udara akibat pertemuan dua tenaga dalam tingkat tinggi tadi! Tanah bergetar! Debu-debu beterbangan tersapu angin pukulan kedua orang itu. Daun-daun mangga hangus terbakar! Sedang pohon-pohon yang tidak terkena sambaran pukulan barusan sempat bergoyang-goyang terkena angin sambaran.Tubuh tinggi kurus Malaikat Kaki Seribu pun kembali terhuyu
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

739. Part 6

Cukup aneh memang. Tapi bukannya syair-syairnya yang miring, melainkan tingkah lakunya yang di luar kewajaran. Namun kali ini Manggala yang merasa jengkel terganggu tidurnya, tidak sempat berpikir sejauh itu. Apa kata hati pemuda dari sungai ular itulah yang dituruti. Maka begitu lelaki tua itu berjalan terseok-seok di bawah pohon sawo tempatnya tertidur, Manggala pun segera meloncat turun."Suara lonceng itu yang mengganggu tidurku. Biar kurebut dan ku buang saja. Habis perkara!" gumam Manggala jengkel.Ketika kedua kaki Si Buta dari Sungai Ular mendarat manis di hadapan Penyair Sinting, sedikit pun tidak membuat debu-debu beterbangan! Jelas, ilmu meringankan tubuh pemuda dari sungai ular itu sudah sangat tinggi!Sedang Penyair Sinting tampak tenang-tenang saja begitu tangan pemuda itu menjulurkan ke depan untuk meraih lonceng kecil."Heh...!"Manggala kaget setengah mati ketika meraih lonceng kecil di tangan Penyair Sinting. Betapa tidak. Ternyat
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more
PREV
1
...
7273747576
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status