Share

737. Part 4

last update Last Updated: 2024-03-16 01:04:34

Terdengar satu letusan hebat di udara menciptakan bunga api dan kepulan asap tebal. Dari kepulan asap, tampak Jerangkong itu terjajar setindak ke belakang. Sedang tubuh Permono dan kedua orang temannya terpental beberapa tombak ke belakang, lalu jatuh keras di tanah tanpa dapat bangun lagi! Sekujur badan mereka berwarna kuning. Tampak darah segar keluar dari lobang telinga, hidung, dan sela-sela bibir! Tak ada gerakan di tubuh mereka. Mungkin langsung tewas!

"Bagus, bagus! Sekarang cepatlah cari musuh besarku yang berjuluk Malaikat Kaki Seribu, Jerangkong!" Sayup-sayup terdengar satu suara halus seperti bisikan angin malam, bernada perintah pada Jerangkong yang masih berdiam tegak tak bergerak di tempat pertarungan. Dan baru saja Jerangkong hendak bergerak ke arah bangunan perguruan....

"Jahanam! Siapa yang menyuruhmu menebar maut di Perguruan Kaki Angin, Jerangkong!"

Mendadak terdengar bentakan keras menggelegar yang disusul berkelebatnya satu sosok bayangan ku

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Si Buta Dari Sungai Ular   738. Part 5

    Begitu berhadapan dengan Malaikat Kaki Seribu, si Jerangkong kembali menggerakkan kedua tangan kayunya, menyerang Malaikat Kaki Seribu. Kini ia tidak lagi menggunakan jurus-jurus maut, melainkan melepaskan dua leret sinar kuning yang begitu cepat penuh ancaman. Malaikat Kaki Seribu mengeluh. Tak mungkin serangan maut itu dihindarinya. Apalagi dalam jarak yang demikian dekatnya!Tidak ada pilihan lain, terpaksa dipapakinya pukulan 'Darah Mayat' si Jerangkong. Maka tanpa banyak pikir panjang lagi, kedua telapak tangannya segera didorongkan ke depan.Wesss! Wesss!Blarrr...!!!Sekali lagi terdengar letusan hebat di udara akibat pertemuan dua tenaga dalam tingkat tinggi tadi! Tanah bergetar! Debu-debu beterbangan tersapu angin pukulan kedua orang itu. Daun-daun mangga hangus terbakar! Sedang pohon-pohon yang tidak terkena sambaran pukulan barusan sempat bergoyang-goyang terkena angin sambaran.Tubuh tinggi kurus Malaikat Kaki Seribu pun kembali terhuyu

    Last Updated : 2024-03-16
  • Si Buta Dari Sungai Ular   739. Part 6

    Cukup aneh memang. Tapi bukannya syair-syairnya yang miring, melainkan tingkah lakunya yang di luar kewajaran. Namun kali ini Manggala yang merasa jengkel terganggu tidurnya, tidak sempat berpikir sejauh itu. Apa kata hati pemuda dari sungai ular itulah yang dituruti. Maka begitu lelaki tua itu berjalan terseok-seok di bawah pohon sawo tempatnya tertidur, Manggala pun segera meloncat turun."Suara lonceng itu yang mengganggu tidurku. Biar kurebut dan ku buang saja. Habis perkara!" gumam Manggala jengkel.Ketika kedua kaki Si Buta dari Sungai Ular mendarat manis di hadapan Penyair Sinting, sedikit pun tidak membuat debu-debu beterbangan! Jelas, ilmu meringankan tubuh pemuda dari sungai ular itu sudah sangat tinggi!Sedang Penyair Sinting tampak tenang-tenang saja begitu tangan pemuda itu menjulurkan ke depan untuk meraih lonceng kecil."Heh...!"Manggala kaget setengah mati ketika meraih lonceng kecil di tangan Penyair Sinting. Betapa tidak. Ternyat

    Last Updated : 2024-03-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   740. Part 7

    "Tapi, Orang Tua....""Sudah jangan banyak cincong!" bentak Penyair Sinting, memotong. "Cepat keluarkan ilmu andalanmu. Aku ingin lihat. Cepat!""Aku tidak berani bersikap kurang ajar, Orang Tua. Guruku akan marah besar kalau aku bersikap kurang ajar padamu," tolak Si Buta dari Sungai Ular, halus."Siapa suruh punya guru sebawel itu! Hayo lekas hadapi aku! Kalau tidak, biar ku paksa kau untuk keluarkan ilmu andalanmu itu. Awas, lihat serangan! Heaaat...!"Dikawal sebuah teriakan keras, Penyair Sinting membuka serangan kembali. Sambil mengoceh tidak karuan, kedua tangannya digerak-gerakkan mirip orang tengah membaca syair!Akibatnya, sebelum serangan sesungguhnya datang, Manggala terlebih dahulu merasakan hawa dingin menyambar-nyambar. Bahkan, si pemuda pun merasakan gendang telinganya mau pecah mendengar ocehan Penyair Sinting yang ternyata disertai tenaga dalam tinggi. Namun Manggala tetap tenang saja. Ia hanya sedikit mengerahkan tenaga dalam unt

    Last Updated : 2024-03-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   741. Part 8

    Ajian Tenaga inti Segoro (Samudra) ini sebenarnya berasal dari gabungan dua ilmu kedigdayaan. Ajian ‘Segoro (Samudra)’ milik Raja Samudra dan Ajian ‘Titisan Raja Ular’ milik Raja Siluman Ular Putih. Dengan bimbingan Raja Siluman Ular Putih, Manggala berhasil menyatukan kedua ilmu digdaya tersebut hingga terciptalah Ilmu Tenaga inti Segoro (Samudra) yang selama ini telah membantu Manggala dalam pertarungan."Gggggrrr...!!!"Si Buta dari Sungai Ular menerjang dengan hebat! Angin kencang berkesiur! Ranting-ranting pohon sawo di hutan itu bergoyang-goyang terkena angin sambarannya!Sembari terkekeh-kekeh senang, Penyair Sinting cepat membuka jurus-jurus andalan 'Orang Gila Bersyair'. Kedua tangannya segera dipentangkan lebar-lebar. Mulutnya tak henti-hentinya mengoceh tidak karuan. Meski hanya ocehan-ocehan biasa, namun sebenarnya bisa memecahkan gendang telinga lawan yang tenaga dalamnya rendah.Namun anehny

    Last Updated : 2024-03-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   742. Part 9

    HAMPIR setengah harian Manggala masih menggeletak tak berdaya di tanah berdebu. Sinar matahari tak henti-hentinya menjilati wajah dan tubuhnya. Dan tak henti-hentinya ia menggerendeng dalam hati.Baru ketika matahari sudah sedikit condong di ufuk barat perlahan-lahan Manggala dapat menggerak-gerakkan tangannya. Diam-diam pun kembali tenaga dalamnya dikerahkan untuk memunahkan totokan Penyair Sinting. Selang beberapa saat, Manggala dapat terbebas dari seluruh totokan. Dengan gerakan masih kaku, pemuda ini bangkit berdiri. Kini, sekujur tubuhnya terasa pegal-pegal ketika punggungnya diliukkan ke kanan kiri.Kretek! Kretek!Terdengar tulang-tulang dalam tubuh Manggala saling berkeretakan. Sedikit pemuda ini merasa lega. Tulang-tulang dalam tubuhnya sudah tidak kaku lagi seperti tadi. Lalu sejenak, pandangan matanya beredar ke sekitar hutan itu.Semilir angin membuat pemuda buta bergelar Si Buta dari Sungai Ular itu senang berlama-lama di sini. Perlahan-lahan

    Last Updated : 2024-03-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   743. Part 10

    Baru saja Si Buta dari Sungai Ular menegakkan tubuhnya, si gadis telah kembali menghentakkan kedua tangannya. Maka sekali lagi dua larik sinar merah menyala melesat dari kedua telapak tangan.Brakkk! Brakkk!Dua buah tiang besar penyangga bangunan roboh terkena sinar merah yang tak mengenai sasaran sesungguhnya. Suara bergemuruh terdengar mengiringi runtuhnya bagian bangunan perguruan Si gadis geram bukan main melihat serangannya selalu menemui kegagalan. Kini ia tak lagi berusaha menyerang. Sepasang matanya mencorong tajam, menatap pemuda buta di hadapannya. Lalu dengan air mata berlinang, gadis itu segera menghambur ke arah mayat yang berbaju kuning yang tak lain mayat Malaikat Kaki Seribu."Ayaaahh...!"Tangis gadis yang tak lain Pulasari tak dapat ditahan lagi begitu berada dekat mayat Malaikat Kaki Seribu. Sambil mengumbar isak tangisnya, dipeluknya mayat lelaki yang merupakan ayah angkatnya."Ma... maafkan aku, Ayah! Terpaksa aku pulang terla

    Last Updated : 2024-03-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   744. Part 11

    Pulasari mengerutkan gerahamnya kuat-kuat. Sepasang matanya yang indah makin membelalak liar."Kenapa sih kau senang melototi aku? Atau... jangan-jangan kau mulai naksir aku, ya?" goda Manggala lagi. Kepala si pemuda bergerak-gerak sedemikian rupa, mengawasi gadis cantik di hadapannya. Lalu dielus-elus rambutnya ke belakang, seperti orang tengah merapikan rambut."Bagaimana? Cukup pemuda gagah kan aku?" ledek Manggala, senang sekali melihat rona merah di pipi Pulasari. Pulasari menggeram penuh kemarahan. Rona merah di pipinya tampak makin kentara. Memang harus diakui, pemuda buta di hadapannya cukup gagah. Dan tak dipungkiri sifat kewanitaannya pun tergoda. Namun karena tengah mengalami guncangan batin melihat ayahnya dan saudara-saudara perguruannya terbunuh secara keji, Pulasari pun menutup rasa terpesonanya."Kunyuk Buta tak tahu malu! Belum puas aku kalau belum merobek-robek mulutmu yang lancang ini!" bentak si gadis, sambil mengenyahkan perasaan yang menggo

    Last Updated : 2024-03-18
  • Si Buta Dari Sungai Ular   745. Part 12

    MALAM bergerak merambat. Hawa dingin menusuk kulit. Di atas Bukit Menjangan, tepatnya di pinggir makam Penghuni Alam Maut, duduk bersila satu sosok tubuh terbungkus pakaian serba hitam. Sepasang matanya terpejam rapat-rapat. Kedua bibirnya berkemik-kemik. Entah membacakan mantra apa. Disaput oleh sinar rembulan tampak jelas wajah tirus seorang lelaki tua. Rambutnya putih tergerai di bahu. Di depannya tampak asap putih kebiruan mengepul ke atas, menebarkan bau kemenyan yang menyengat. Memang, lelaki tua yang tengah duduk di dekat makam Penghuni Alam Maut itu tidak lain adalah Iblis Pemanggil Roh!Ketika malam telah mencapai titik tengahnya, tiba-tiba di hadapan Iblis Pemanggil Roh telah berdiri sebuah orang-orangan sawah. Namun kepala tempurung dan badan kayunya tampak seperti hidup! Ya, ia tak lain adalah si Jerangkong.Begitu matanya terbuka, Iblis Pemanggil Roh tertawa senang."Bagus, bagus! Kau memang pesuruh baik, Jerangkong!" sambut Iblis Pemanggil Roh. Sep

    Last Updated : 2024-03-18

Latest chapter

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status