Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 711 - Chapter 720

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 711 - Chapter 720

1284 Chapters

710. Part 23

Sementara itu, setelah menghela napas Mata Dewa berkata pada Dewi Bulan, "Dewi... apakah kau hendak turun tangan pula sekarang?"Perempuan bertudung kerucut itu memandang mesra pada lelaki yang selalu memejamkan kedua matanya. “kupikir tidak. Kulihat muridku tak kurang suatu apa. Dan nampaknya dia memang harus belajar banyak dari pengalaman. Bagaimana dengan kau sendiri?""Sejak semula kukatakan aku hanya penasaran ingin mengetahui apa yang terjadi. Rasanya...."Perempuan yang selalu berpenampilan tenang memandang serius pada Mata Dewa yang menghentikan kata-katanya sendiri."Apakah kau masih memikirkan Dewi Segala Impian"' tanyanya hati-hati. Ada satu perasaan tak enak bagi Dewi Bulan bila ternyata yang di tanyanya itu benar. Sesaat Mata Dewa tetap terdiam. Sejurus kemudian dia menghela napas kembali."Rasanya tidak perlu lagi. Segala urusan dengannya sudah tuntas Keinginanku untuk meminta pertanggungjawabannya pupus dengan sendirinya. Dapat
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

711. Part 24

Seketika menyembur tawa Pangeran Merah yang sangat keras. "Apakah kau pikir kau kembali mampu menghadapiku Nenek tua... lebih baik kau pulang untuk bersusur! Aku masih bermurah hati untuk tidak mencabut nyawamu! Tetapi sebagai gantinya, nyawa Si Buta dari Sungai Ular yang akan menemani nyawa-nyawa manusia yang telah mampus di sini!"Menggigil sekujur tubuh Iblis Cadas Siluman. Sambil mengatur napasnya dia berkata, "Kau terlalu dibutakan oleh kesombongan padahal ilmu yang kau miliki tak seberapa!"Pangeran Merah merentangkan kedua tangannya."Mengapa kau tak mencobanya?"Si Buta dari Sungai Ular yang menangkap gelagat tak menguntungkan yang diperlihatkan Iblis Cadas Siluman segera berkelebat mendekati si nenek."Jangan gegabah. Berkat khasiat Anting Mustika Ratu dia sulit dikalahkan.""Peduli setan! Minggir kau!" bentak Iblis Cadas Siluman geram. "Tahan kemarahanmu, Nek. Biar aku yang mengatasi semua ini....""Diaaamm! Jangan coba meng
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

712. Part 25

Mendengar seruan itu, Roh Dewa Petir segera menukik tanpa menimbulkan suara. Namun gerakannya mengeluarkan angin yang menggidikkan. Pangeran Merah tersentak. Segera dia putar tubuh dan menggerakkan kedua pedangnya.Bet! Bet! Plosss! Plosss!Di luar dugaannya, kedua pedangnya itu nyeplos sementara Roh Dewa Petir itu terus menukik ke arahnya. Dengan pekikan tertahan Pangeran Merah berjumpalitan menghindari terjangan itu.Blaarrr! Blaarrr!Dua buah batu karang yang terhantam terjangan Roh Dewa Petir berantakan menjadi serpihan. Dan makhluk gaib yang bersemayam di rajahan petir di kedua dada Manggala, kembali menerjang.Lintang pukang Pangeran Merah dibuatnya. Kendati demikian, tubuhnya tak terluka terkena sambaran kedua sayap maupun cengkeraman Roh Dewa Petir itu. Dan dilemparnya kedua pedangnya. Dia berusaha menerjang dengan pukulan "Tenaga, Inti Bumi'. Lagi-lagi pukulan dahsyat ini nyeplos begitu saja. Bertambah pias Pangeran Merah sementara tenagan
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

713. Part 26

"Tutup mulutmu, Si Buta dari Sungai Ular!" bentak Dewi Segala Impian, namun kali ini suaranya bergetar. Entah disadari atau tidak, kedua mata jernihnya seperti tergenang air. Dan dengan suara bertambah gemetar, perempuan jelita penuh pesona.ini berkata, "Kau terlalu lancang berbicara seperti itu. Tetapi...."Wuuutttt!Hanya itulah kata-kata terakhir dari Dewi Segala Impian, karena perempuan itu sudah berkelebat ke belakang dan berlalu. Masing-masing orang yang berada di sana yakin kalau mereka mendengar isakannya.Sementara itu Manusia Serigala melompat ke depan, "Ibu!"Tetapi Dewi Segala Impian terus berlari dengan perasaan semakin direjam oleh kepedihan. Hatinya makin gundah gagal untuk tidak mendengar panggilan Baruna. Angin Racun Barat perlahan-lahan mendekati Manusia Serigala. Perasaan asing yang pernah dialaminya kini semakin membesar. Dan gadis yang pernah mencintai Pendekar Judi kini yakin kalau cintanya telah beralih pada Manusia Serigala.
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

714. Sayembara Maut

MATAHARI pagi belum begitu tinggi beranjak dari garis edarnya. Sinarnya yang kuning keemasan berpendaran di permukaan sendang, seolah-olah menciptakan batu-batu permata berkilau. Di tengah sendang seorang gadis cantik berenang ke sana kemari, seolah ingin menghilangkan segala kepenatan dan kelelahan. Kini dengan gerakan indah, gadis cantik itu berenang menuju ke balik batu hitam besar di sebelah barat sendang. Tubuhnya yang putih bersih tampak berkilat-kilat kala gadis itu melompat ke balik batu besar. Pakaiannya yang kuning keemasan segera ditarik. Dan, mulailah gadis itu berpakaian.Baru saja gadis itu selesai berpakaian, mendadak. "Angkin Maut! Aku datang memenuhi panggilan surat undanganmu!"Terdengar teriakan keras yang disusul dengan berkelebatnya dua sosok tubuh. Dan tahu-tahu, dua sosok itu telah berdiri tegak di pinggir sendang.Sosok yang berdiri di sebelah kanan adalah seorang lelaki berjubah merah darah. Tubuhnya tinggi besar. Wajahnya kasar penuh be
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more

715. Part 2

"Hei! Kalian dua monyet tua kesasar dari Gunung Perahu, tidak boleh mendahuluiku. Hanya Jiwo Langgenglah yang pantas jadi suami Angkin Maut! Bukan kalian, tahu!" bentak pemuda berpakaian ringkas warna jingga yang ternyata bernama Jiwo Langgeng, lantang."Bedebah! Kau berani merendahkan kami, Sepasang Manusia Jubah Merah dari Gunung Perahu, he! Di atas langit, masih ada langit! Jadi jangan jual lagak di hadapan kami, tahu!" bentak Badar Angin garang."Kalian tak lebih dua ekor monyet tua dari Gunung Perahu. Tak perlu ada yang ditakutkan," ejek Jiwo Langgeng dingin."Jahanam! Kau memang layak modar di tanganku, Bocah!" dengus Badar Angin penuh kemarahan, seraya mengerahkan tenaga dalamnya ke kedua tangan. Kedua telapak tangan lelaki tinggi besar itu telah berubah merah menyala. "Terimalah pukulan 'Menggulung Angin Topan'!" teriak Badar Angin.Namun baru saja, Badar Angin mengangkat kedua telapak tangannya, tiba-tiba...."Minggir! Siapa pun juga yang
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more

716. Part 3

Sementara Jiwo Langgeng tadi yang menjadi sasaran, sudah mendarat manis di tanah. Namun baru saja menegakkan tubuhnya, mendadak Datuk Wanoro sudah kembali meluruk untuk menuntaskan urusannya. Begitu cepat gerakan lelaki berwajah monyet ini, sehingga Jiwo Langgeng tak sempat menghindarinya. Sehingga....Bukkk! Bukkk!Telak sekali dua pukulan Datuk Wanoro mendarat di dada Jiwo Langgeng. Seketika tubuh pemuda itu terjajar beberapa langkah ke belakang. Dadanya yang terkena pukulan terasa mau jebol. Mulutnya meringis menahan sakit tak terkira."Bagus! Memang sebaiknya kita cincang bocah bermulut ular ini rame-rame!" teriak pula Badar Topan. Memang, lelaki kurus kering ini juga merasa gemas sekali dengan ucapan Jiwo Langgeng. Maka segera diserangnya pemuda itu. Kedua telapak tangannya yang telah berubah merah menyala pun segera menghentak, melepas pukulan 'Menggulung Angin Topan'.Pada saat yang demikian, agaknya Jiwo Langgeng tak mau kecolongan lagi. Maka begi
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more

717. Part 4

Sejenak Badar Angin mengalihkan pandangannya ke arah Badar Topan. Lelaki kurus itu mengangguk. Lalu tanpa banyak cakap, Sepasang Manusia Jubah Merah dari Gunung Perahu berkelebat cepat meninggalkan tempat itu."Ah...! Aku pun juga tidak ingin kalah cepat," kata Datuk Wanoro, segera berkelebat pula."Aku juga. Selamat tinggal, Calon Istriku!" kata Jiwo Langgeng, segera pula meninggalkan tempat itu.Angkin Maut sejenak memperhatikan keempat tamu undangannya yang berkelebat cepat, hingga menghilang di kerimbunan hutan di depan sana. Lalu dengan wajah menegang, kepalanya mendongak. Tampak awan hitam bergulung-gulung di angkasa, pertanda sebentar lagi akan turun hujan lebat."Maafkan aku, Manggala! Terpaksa aku melakukan ini. Kaulah yang membuat hatiku merana. Dan, kau pulalah yang harus menebus akibatnya...!" gumam Angkin Maut dengan mata mulai mengembang oleh air mata.-o0o-PAGI CERAH. Matahari di ufuk timur seolah tersenyum dengan sinarnya ya
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more

718. Part 5

"Sialan! Hari ini kok sial banget, sih! Sudah dituduh pencuri, dikatakan berotak miring lagi!" rutuk Manggala kesal. "Apa tadi kau bilang, Kunyuk buta? Berani kau menuduh kami pencuri, he!" bentak pemuda berompi putih lantang saat mendengar gumaman Manggala tadi. "Ah...! Aku tak mungkin berani berkata begitu. Tapi kalau melihat sikap kalian yang uring-uringan begini, jangan-jangan malah kalianlah yang telah mencuri kerbau milik petani yang tadi kutemui!" "Keparat! Jangan sembarangan main tuduh, Kunyuk!" bentak pemuda berompi putih lantang seraya mencabut pedangnya. "Kalau bukan pencuri, kenapa kalian membawa kerbau-kerbau melewati hutan? Bukankah di seberang hutan ini ada jalanan desa yang lebih dekat dengan kadipaten, kalau memang ingin menjual kerbau-kerbau ini? Hayo, jawab!" goda Manggala. "Setan Alas! Kerbau-kerbau ini mau dibawa melewati hutan kek, lewat jalan desa kek, itu bukan urusanmu! Kenapa kau usil amat!" bentak pemuda berompi puti
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more

719. Part 6

"Tunggu!" teriak Jiwo Langgeng tiba-tiba. "Menilik ciri-ciri mu, benarkah kau pemuda yang bergelar Si Buta dari Sungai Ular?"Langkah Manggala terpaksa berhenti. Sejenak dipandanginya pemuda gagah berpakaian ketat warna jingga di hadapannya saksama. Lalu keningnya berkerut dalam."Aku tidak tahu siapa kau. Dan aku juga tidak tahu, apa maksud bicaramu tadi," sahut Manggala asal bunyi. Jiwo Langgeng tertawa bergelak. Kepalanya mendongak tinggi-tinggi. Selang beberapa saat, wajah garang Jiwo Langgeng memandang tajam pada Manggala."Bodoh! Aku tahu, kaulah pemuda buta sinting yang bergelar Si Buta dari Sungai Ular. Sekarang cepat tanggalkan kepalamu mumpung kesabaranku belum habis!" desis Jiwo Langgeng."Heran! Heran! Sebenarnya yang sinting itu aku atau kau? Tadi aku dituduh pencuri kerbau dan dituduh berotak miring. Kini malah ada orang yang menginginkan kepalaku! Heran-heran! Apa sekarang dunia ini makin banyak dijejali orang berotak miring. Atau, memang z
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more
PREV
1
...
7071727374
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status