Meskipun sepasang mata bagusnya melotot, tetapi jantungnya berpacu lebih cepat, Apalagi ketika matanya melirik Manggala. "Apakah pemuda itu senang juga mendengar kata-kata Guru?" Batinnya ragu. Dewa Pemarah justru lebih melotot lagi."Eh, kau mau membantah ucapanku, hah? Kurang ajar! Pokoknya, aku mau melihat kalian berjodoh! Tetapi keenakan pemuda itu kalau langsung kau kuberikan begitu saja padanya! Hhh!"Tak!Entah bagaimana caranya, tahu-tahu kepala Manggala di jitak oleh Dewa Pemarah. Kejap kemudian, lelaki tua pemarah itu meneruskan kata, tetap dengan nada membentak."Itu tandanya aku merestui mu jadi menantuku!"Manggala mengusap-usap kepalanya yang barusan di jitak. Bila saja tak segera dialirkan tenaga dalamnya, tak mustahil kepalanya akan dihiasi dua buah benjol."Enak banget! Main jitak begitu saja!" Sungutnya."Kurang ajar!" Bentak Dewa Pemarah lalu menoleh pada muridnya."Apa?! Teriak lagi? Dasar centil! Sudah, sud
Last Updated : 2023-12-02 Read more