Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 201 - Chapter 210

1284 Chapters

201. Part 10

"Hugh!" Patih Mara Kobra berusaha bangkit, namun darah kental bersemburan keluar dari mulutnya. Patih Mara Kobra menatap tajam pada Paman Nampi yang sudah melangkah menghampirinya. Dalam keadaan tubuh terluka dalam akibat adu tenaga dalam, Patih Mara Kobra tidak berdaya lagi. Dipejamkan matanya ketika tangan Paman Nampi te rangkat dengan mengerahkan jurus pukulan maut andalannya."Hiya ...!""Aaakh...!" Satu teriakan melengking tinggi terdengar memecah ke sunyian Hutan Danaraja ini. Patih Mara Kobra menggelepar sesaat. Dadanya remuk kena pukulan bertenaga dalam tinggi. Hanya sesaat dia mampu bergerak, kemudian diam tidak berkutik lagi. Paman Nampi berbalik memandang para prajuritnya yang berdiri berjajar agak jauh."Buang mayatnya ke sungai!" perintah Paman Nampi.Dua orang prajurit segera menghampiri, dan mengangkat tubuh Patih Mara Kobra yang sudah tidak bernyawa lagi. Mereka menggotongnya menuju sungai yang tidak jauh dari tempat itu. Setelah melempark
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

202. Part 11

Putra Mahkota Kerajaan Gantar Angin itu langsung memerintahkan para prajuritnya untuk membunuh orang berbaju serba hitam itu.Teriakan-teriakan peperangan kini terdengar memecah kesunyian Bukit Batu itu. Orang berbaju hitam dengan lincah menghalau setiap serangan yang datang dari segala penjuru. Gerakannya sangat cepat dan sukar diduga arahnya. Dalam waktu tidak berapa lama saja, sepuluh prajurit sudah menggeletak tidak bernyawa lagi. Darah kembali menyiram Puncak Bukit Batu itu.Raden Bantar Gading semakin geram menyaksikan para prajuritnya yang tidak mampu menghadang amukan orang itu. Dengan satu teriakan, Raden Bantar Gading melompat menerjang. Pada saat yang bersamaan, dua orang panglima perang juga menyerang orang berbaju serba hitam itu. Terjunnya Raden Bantar Gading dan dua orang panglima perang kerajaan, membuat orang berbaju serba hitam itu sedikit kewalahan. Ketiga lawannya yang baru terjun dalam pertempuran itu rata-rata memiliki tingkat kepandaian yang cuku
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

203. Part 12

"Akh...!" laki-laki tua itu memekik tertahan. Dua kali dia memuntahkan darah kental dari mulutnya, lalu terkulai lemas dengan napas memburu agak tersengal. Pemuda itu masih menekan telapak tangannya, menyalurkan hawa murni ke tubuh laki-laki tua itu. Keringat membanjiri kening dan lehernya. Telapak tangan yang menempel di dada kurus itu sedikit bergetar, pertanda tengah mengerahkan hawa murni untuk menyembuhkan luka dalam laki-laki tua itu."Hhh...!" pemuda tampan itu mengeluh panjang seraya menghenyakkan tubuhnya di samping laki-laki tua yang terbaring lemah.Pemuda berpakaian kulit ular bersisik hijau itu melakukan semadi sebentar untuk memulihkan hawa murni yang sudah berkurang tadi. Tidak lama melakukan semadi, kemudian mata pemuda itu merayapi tubuh laki-laki tua yang tetap terbaring dengan kedua matanya yang terbuka. Air mukanya sudah kelihatan cerah. Padahal wajahnya semula pucat seperti mayat. Perlahan laki-laki berjubah putih itu bangkit duduk. Tanpa diminta,
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

204. Part 13

Kata-kata Paman Nampi memang jelas dan tegas, sehingga Si Buta dari Sungai Ular bisa memahami semua persoalannya. Kini dia tahu, kenapa laki-laki tua berjubah putih itu sangat berang dan gelap mata. Manggala tidak bisa menyalahkan tindakan Paman Nampi. Kelihatannya, tindakan itu semata-mata hanya pelampiasan rasa amarah dan kekecewaan yang lama terpendam didalam hati. Tapi bagi Manggala, tindakan Paman Nampi tidak bisa dibenarkan. Meskipun dia sendiri selalu bertindak tegas, namun tidak membabi-buta dengan membantai penduduk yang tidak mengerti ilmu olah kanuragan."Apakah hanya Paman sendiri yang menentang?" tanya Manggala."Tidak. Sebenarnya masih banyak. Hanya saja mereka tidak berani menentang secara terang-terangan. Prabu Abiyasa selalu bertindak tegas, bahkan cenderung kejam pada siapa saja yang mencoba menentangnya," sahut Paman Nampi."Dan Paman juga menganggap mereka manusia kotor?"Paman Nampi tidak segera menjawab. Pertanyaan Si Buta dari Sunga
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

205. Part 14

Paman Nampi menghenyakkan tubuhnya di depan perapian. Raden Sangga Alam yang tengah menghadapi perapian sejak tadi, hanya melirik saja. Keningnya sedikit berkerut melihat kemuraman pada airmuka Paman Nampi."Ada apa, Paman? Bagaimana suasana di Bukit Batu?" tanya Raden Sangga Alam."Hhh...," Paman Nampi menarik napas panjang. Raden Sangga Alam menggeser duduknya mendekat kearah laki-laki tua berjubah putih itu."Ada sesuatu yang ditemukan di sana?" tanya Raden Sangga Alam lagi."Entahlah. Aku merasa tidak yakin dapat menghentikan rencana Gusti Prabu," sahut Paman Nampi mendesah pelan.Raden Sangga Alam terkejut mendengar kata-kata bernada putus asa itu. Dipandanginya wajah tua disampingnya dengan penuh selidik. Perasaannya jadi tidak menentu mendapati wajah Paman Nampi begitu murung, tanpa gairah sama sekali."Paman. Bagaimanapun juga, rencana Ayahanda Prabu harus dihentikan. Pesanggrahan Keramat adalah tempat suci. Tempat untuk memuja para
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

206. Part 15

"Kakang, aku khawatir Gusti Prabu sudah....""Tenanglah, Amoksa," potong Paman Nampi cepat."Tapi, Raden Bantar Gading memerintahkan Patih Mara Kobra untuk memata-mataimu."Paman Nampi tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. Sungguh tidak disangka kalau Patih Mara Kobra yang sudah tewas di tangannya itu, sengaja memata-matai karena perintah Raden Bantar Gading. Kalau memang demikian, jelas! Prabu Abiyasa dan Raden Bantar Gading sudah menaruh kecurigaan terhadapnya. Dan itu bukan tidak mustahil Raden Sangga Alam akan ikut dicurigai. Karena pemuda itu selalu gigih menentang pembuatan jalan dan perubahan Pesanggrahan Keramat."Amoksa, sebaiknya kau segera menemui Raden Sangga Alam. Sedangkan aku akan memerintahkan para prajurit untuk membongkar tenda," kata Paman Nampi."Kita kembali ke istana malam ini juga""Baik, Kakang." -o0o-SEMENTARA ITU di sebuah pondok di Kaki Bukit Batu, Raden Bantar Gading tengah berbi
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

207. Part 16

"Ada apa?""Adi Jampala, aku ingin kejujuranmu. Katakan terus terang...," agak tertahan suara Panglima Rapaksa."Kakang! Ada apa ini? Kenapa kau berkata seperti itu?""Benarkah kau ingin memberontak pada Prabu Abiyasa?" Panglima Rapaksa tidak bisa menahan diri lagi."He ...?!" Panglima Jampala terkejut setengah mati."Jawab dengan jujur, Adi Jampala.""Dari mana kau tahu, Kakang?""Gusti Prabu sudah mengetahui, dan aku diperintahkan untuk membunuhmu!""Hm..., jadi utusan itu datang hanya untuk memberitahu kalau aku salah satu dari pemberontak itu?""Kau salah satu pemimpinnya!""He! Permainan macam apa ini?""Adi Jampala! Aku kenal baik, siapa kau sesungguhnya. Aku sendiri sebenarnya tidak percaya kalau kau adalah salah satu dari pemimpin kaum pemberontak. Katakan terus terang padaku, apakah kau benar-benar pemimpin pemberontak itu?" pinta Panglima Rapaksa."Kalau benar, apakah kau tetap akan memengg
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

208. Part 17

Panglima Rapaksa berusaha merayap, tapi seluruh tubuhnya terasa kaku. Dari hidung dan mulutnya mengucur darah kental kehitaman. Jarum yang dilepaskan Raden Bantar Gading ternyata mengandung racun yang bekerja cepat, sangat dahsyat dan mematikan. Sebentar saja seluruh tubuh Panglima Rapaksa sudah membiru, dan tidak bisa digerakkan lagi."Kau bekas Patih Ratu Kunti Boga, Panglima Rapaksa. Ayahanda Prabu menghendaki orang-orang sepertimu agar dilenyapkan," kata Raden Bantar Gading dingin."Raden..., aku bukan pengkhianat. Aku setia pada Gusti Prabu Abiyasa," lirih suara Panglima Rapaksa."Kau selalu setia pada siapa saja yang berkuasa di Kerajaan Gantar Angin. Orang sepertimu tidak patut hidup di dunia. Memang kau sekarang tidak berkhianat. Tapi, begitu para pemberontak mengacau, kau pasti akan berpihak pada mereka! Dan ular sepertimu sudah seharusnya mati!""Kau... Kau kejam, Raden!" desis Panglima Rapaksa."Ha ha ha..! Sebentar lagi kau akan mampus,
last updateLast Updated : 2023-11-09
Read more

209. Part 18

"Seruni...!""Aku tidak mengenalnya. Dan aku hidup sendiri disini!" sambung Seruni tidak menghiraukan bentakan Raden Bantar Gading."Tutup mulutmu, Seruni!" bentak Raden Bantar Gading geram."Harusnya kau yang tutup mulut!""Perempuan liar! Kubunuh kau!""Hhh, ingin kulihat, sampai di mana keberanianmu," tantang Seruni sinis."Keparat! Hiya...!" Raden Bantar Gading tidak bisa lagi menahan luapan amarahnya. Bagai seekor serigala lapar menerkam mangsa, dia melompat hendak menyambar wanita itu. Namun dengan menggeser kakinya sedikit ke samping, Seruni berhasil menghindari sergapan Raden Bantar Gading. Tentu saja hal ini membuat putra mahkota itu semakin meluap amarahnya. Dengan cepat dia berbalik, dan melancarkan pukulan beruntun. Tapi sungguh diluar dugaan, ternyata Seruni mampu menghindari serangan itu dengan manis."Heh! Kau...!" Raden Bantar Gading terkejut bukan main. Sama sekali tidak disangka kalau Seruni memiliki ilmu olah kanura
last updateLast Updated : 2023-11-09
Read more

210. Part 19

Tanah yang dipijak langsung bergetar bagai terjadi gempa. Debu berkepul tinggi ke angkasa. Mata Raden Bantar Gading terbeliak melihat tanah yang terkena pukulan Si Buta dari Sungai Ular itu berlubang besar dan cukup dalam. Belum sempat putra mahkota itu hilang dari rasa terkejutnya, Manggala sudah melompat menerjangnya."Hiya ...!"Des!"Akh...!" Raden Bantar Gading memekik keras. Pukulan keras bertenaga dalam hampir sempurna itu tidak bisa dielakkan lagi. Tubuh Raden Bantar Gading terpental keras kebelakang. Dua pohon yang cukup besar tumbang kena hantam punggungnya. Dan pada pohon ketiga, baru tubuh Raden Bantar Gading melorot turun. Pedang di tangannya pun terlepas dari genggaman.Raden Bantar Gading berusaha bangkit, tapi dadanya yang sesak seperti terasa hancur, sehingga membuatnya sulit bergerak. Darah segar mengucur deras dari mulutnya. Pandangan matanya berkunang-kunang, dan napasnya tersengal. Seluruh tubuhnya terasa remuk."Jangan...!" pe
last updateLast Updated : 2023-11-10
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status