Suasana di ruang rawat Alwi masih penuh dengan aura suram. Alfa, Galuh, Alwi bahkan Bu Nyai Khomsah, sama-sama menangis. Kyai Baihaki terlihat lesu. Hanan melirik semua orang bergantian. Dia jadi ikutan sedih. Sementara Bu Nyai Latifah masih terlihat kembang kempis dadanya. Rupanya amarahnya masih bercokol di diri. Tak ada yang berbicara, semua sibuk dengan perasan masing-masing. "Hiks hiks hiks. Aku minta maaf, Luh. Maaf," ucap Alwi setelah keheningan terjadi begitu lama."Tapi demi Allah, Luh. Aku benar-benar mencintaimu. Hanya kamu, dan gak akan ada yang lain."Galuh tak membalas pernyataan Alwi. Dia sibuk menghentikan tangisnya. "Kalau, aku minta kesempatan apa boleh? Aku akan berusaha untuk sembuh. Aku akan bekerja dengan giat. Dan jika aku merasa sudah pantas, aku akan kembali melamarmu."Alwi menatap Galuh dengan sorot penuh permohonan. Galuh lagi-lagi hanya diam. Bu Nyai Latifah yang egois kembali mengeluarkan kata-kata super pedas untuk Galuh.“Ngelamar apa? Gak ada! Umi ga
Read more