Home / Romansa / Cinta Gadis tak Bernasab / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Cinta Gadis tak Bernasab: Chapter 41 - Chapter 50

58 Chapters

41. Ada yang Bela

Baru beberapa jam Galuh kembali ke pondok, Galuh sudah merasa kalau dia kini sedang jadi bahan ghibahan penghuni pondok. Beruntung Galuh sudah terbiasa jadi baginya tak masalah. Galuh hanya sedang berpikir bagaimana caranya bisa meninggalkan pondok ini. Rasanya enggan, karena selama dua puluh lima tahun hidupnya, dia hanya tahu kalau ini rumahnya. Ini tempat yang dia kenal. Meski banyak hal menyedihkan di sini, tapi tak bisa dipungkiri, banyak momen manis dan bahagia Galuh di tempat ini.“Aku gak yakin, bisa ninggalin Al Kausar,” lirih Galuh.“Ninggalin Abah, Umi dan ….” Meski tak bisa menyebut nama Alfa, Galuh tentu saja tidak akan yakin bisa meninggalkan kakak angkatnya yang menyebalkan tapi begitu dia cintai.Meski mereka baru berbaikan belum sampai tiga hari, ada rasa hangat di dada Galuh saat mengingat pelukan Alfa. Hangat hemnusan napasnya. Pokoknya semua tentang Alfa bagi Galuh begitu sempurna meski aslinya sosok Alfa nyebelin. Galuh memeluk tubuhnya sendiri, dia pun menunpu da
Read more

42. Ancaman Munajat

Galuh menatap ponselnya dengan intens. Pasalnya ada sebuah nomor asing yang sejak beberapa menit yang lalu selalu menghubunginya. Hanya saja belum sempat dia angkat karena Galuh sedang sibuk.Ponselnya kembali bergetar. Nomer yang sama. Galuh pun segera mengangkatnya. Dia mengucap salam tapi tidak ada balasan salam. Justru suara laki-laki yang terdengar penuh kemarahan yang dia dengar."Kamu Galuh?""Iya, saya. Anda siapa?""Munajat. Ayah Shadi," balas si penelepon dingin.Galuh tersenyum. Dalam pikirannya dia sudah memiliki gambaran akan apa yang kira-kira Munajat katakan padanya."Ooooo, ada urusan apa Anda menelepon saya?""Jauhi Alfa!"Kan? Sudah jelas apa tujuan Munajat meneleponnya."Pergi yang jauh. Jangan coba ganggu hubungan Shadi dengan Alfa dan keluarganya. Jika kamu tak mengindahkan ucapanku, terima akibatnya. Akan kupastikan kamu, Alfa bahkan An-Nur sengsara! Aku tidak main-main. Jangankan kamu, si anak tak punya orang tua, orang penting yang berani menggangguku dan kelua
Read more

43. Jangan Nikah Sama Galuh!

Alwi menatap sang kakak dengan mata yang memerah. Alfa sebetulnya bingung sang adik kenapa. Tapi dia memilih tidak bertanya. Justru Hanan lah yang kepo."Kamu kenapa, Wi? Masih kena sawan rumah sakit ya? Melototin Alfa kayak gitu."Alwi melirik Hanan kesal lalu kembali menatap Alfa dengan kebencian yang sudah taraf tingkat tinggi. Alfa menghela napas. "Kalau mau marah sama aku, luapin aja, Wi? Aku gak ngerti kamu marah sama aku gara-gara apa? Tapi kalau kamu cerita, mungkin aku jadi paham masalahmu apa.""Mas Alfa kenapa gak segera lamar Shadi sih?"Alfa menaikkan alisnya. Hanan sendiri hanya membentuk huruf 'O' dengan mulutnya tanpa suara. Rupanya masalah lamaran Alfa dan kalau dirunut pasti menyangkut urusan Galuh juga yang lagi diributin sama Alwi."Kenapa kamu tanyakan hal itu?""Karena Mas Alfa kelamaan jadi Galuh yang kena!" ketusnya."Gara-gara Mas Alfa plin plan dan gak cepet-cepet lamar Shadi, sekarang nama Galuh jadi rusak. Galuh dikatain pelakor. Mana dia yang harus pergi
Read more

44. Hadiah Dari Galuh

Alwi meminta ketemu Galuh. Sayang, Galuh tak mau. Dia bahkan hanya mengirim sebuah chat yang isinya mengingatkan tentang kesepakatan mereka berdua.[Ingat kesepakatan kita, Gus. Dua tahun. Saya beri waktu njenengan dua tahun untuk berusaha]Alwi kesal. Dia melempar ponselnya dan jatuh di lantai. Alwi makin kesal karena dengan tidak adanya ponsel di tangan, dia jadi semakin bosan menunggu hingga hari besok. Besok Galuh akan berpamitan pada semua penghuni An-Nur. Alwi ingin dia bertemu hanya berdua saja sebelum dia pergi. Alwi ingin meyakinkan Galuh sekali lagi. Alwi ingin berjuang, sayang Galuh tak memberi kesempatan.“Aku pengen ketemu, Luh. Aku pengen yakinin kamu lagi. Aku kangen. Aku gak bisa begini, Luh.” Alwi tampak menderita akibat rasa rindunya pada Galuh. Dia menangis.“Aku yakin kamu pasti sedang bersiap-siap, kan? Aku ingin bantu kamu, Luh.”Alwi terus merasa nelangsa, tanpa dia sadari pintu kamarnya terbuka menampilkan sang ibu. Bu Nyai Latifah kesal melihat kondisi Alwi.“
Read more

45. Belajar dari Kisah Cucu Rosulullah

Galuh sedang berdiri di hadapan para santri putri sekaligus siswi di SMK An-Nur yang dia ajar. Hari ini adalah perpisahan terakhir dengan para keluarga besar An-Nur. Setelah perpisahan dengan para santri, dia akan langsung ke Malang.Di sana, ada juga para ustazah dan santriwati senior termasuk Bu Nyai Khomsah, Kyai Baihaki, Alfa, Alwi dan Bu Nyai Latifah. Jauza, Hanan dan Nabila juga ada. Terlihat sekali masih ada santri yang terlihat kurang respek saat nama Galuh disebut oleh Kyai Baihaki untuk maju ke depan. Tetapi beberapa dari mereka terutama yang diberi hadiah oleh Galuh sudah kembali seperti biasa. Mereka justru menyemangati Galuh dengan memberi tepuk tangan yang meriah.Galuh memberikan senyumnya pada mereka sebelum maju menuju ke podium. Saat sudah naik podium, Galuh tidak kaget mendapati masih ada penghuni pondok yang menatapnya penuh celaan. Galuh yakin, mereka yang masih tak menyukainya, mau berkumpul itu pun pasti karena rasa hormat pada kedua orang tua angkatnya.Galuh
Read more

46. Perpisahan Di Kereta

Galuh dan Alfa sudah menunggu di stasiun Kebumen tepatnya di daerah Panjer. Keduanya sejak tadi hanya diam saja. Mereka sibuk dengan pikiran dan perasaan masing-masing. Hanan dan Nabila yang menemani hanya bisa menatap sedih dua pasangan di depan mereka.“Mas Hanan.”“Iya, Bil.”“Kasihan mereka. Aku yakin aslinya pada suka tapi terhalang kasta dan realita.”"Sama sifat plin plan Alfa.""Betul. Aih, coba Mas Alfa sat-set gak bakalan begini dramanya."Hanan hanya menghela napas. “Mau gimana lagi, Bil. Wis kadung begini. Mau dibenerin justru akan banyak hati yang terluka.” Hanan mencoba bersikap bijak. “Iya juga.”Kedua calon pasangan suami istri yang akan segera melangsungkan pernikahan dalam beberapa bulan ke depan, hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk sahabat serta saudara mereka. Sementara itu, baik Alfa dan Galuh masih sama-sama diam. Alfa yang akhirnya memecah keheningan di antara keduanya.“Luh, nanti kalau sudah sampai Malang, kamu rencananya mau ngapain?”“Gak tahu, Mas. Bel
Read more

47. Selamat Tinggal Masa Lalu

Tere Liye Hum Hain Jiyeh, Honthon Ko Siye-Demi kamu, aku kan hidup dengan mulut tertutupTere Liye Hum Hain Jiye, Har Aansoo Piye-Demi kamu, aku hidup dengan menahan semua air matakuDil Mein Magar, Jalte Rahe, Chaahat Ke Diye-Tapi di dalam hatiku, cahaya cinta kan terus menyalaTere Liye, Tere Liye– Demi kamu, demi kamuTiba-tiba suara alunan musik India terdengar entah lewat ponsel siapa. Tapi lirik itu seakan menjadi isi hati dari seorang Muhammad Alfaraz Baihaki. Dia menatap ke seluruh area yang bisa dia jangkau. Dia mencari dan terus mencari tapi tak dia temukan yang dia cari. Alfa kembali berjalan, melongok ke kiri, kanan, ruko atau setiap bagian sudut yang bisa dia jangkau. Bahkan yang lebih tidak masuk akal, dia masuk ke salah satu gerbong kereta. Menyisiri setiap kursi satu per satu. Mencari sesosok wajah yang begitu dia rindukan. Padahal semalaman mereka bersama. Duduk berdua, sesekali berbicara dan bisa mendengarkan deru napas masing-masing ketika tidur. Sosok itu kini
Read more

48. Melepasmu Dengan Ikhlas

Alfa sedang duduk melamun di ranjang salah satu kamar tamu di rumah Kyai Nabhan, ayah Nabila. Dia sudah menunaikan sholat dhuhur tapi belum mau makan. Hanan sudah memaksanya, bahkan Kyai Nabhan sampai turun tangan, tapi tak berhasil membujuk putra tunggal Kyai Baihaki itu untuk makan. Mereka pun membiarkan karena merasa Alfa akan bak-baik saja. Yang dibutuhkan Alfa saat ini adalah kesendirian dan waktu.Alfa bergeming karena ponselnya berdering. Dia segera mengambil ponselnya. Berharap kalau yang menghubungi adalah Galuh. Ternyata nama Shadiqah yang muncul.Alfa menaruh ponselnya di ranjang. Dia kembali bersandar. Alfa memejamkan mata. Ponselnya terus berdering tapi dia tak peduli. Alfa membuka matanya lalu tatapannya tertuju pada koper Galuh. Alfa sontak bangun dan menuju ke koper.Dia mencoba membuka koper Galuh. Rupanya dikunci dengan angka. Dia mencoba membuka dengan berbagai angka yang dia pikir akan Galuh gunakan. Ternyata tak bisa. Beruntung Alfa pernah kelupaan angka sandi ko
Read more

49. Nonton Adegan Live Action

Iklas memeluk sahabatnya dengan erat. "Alhamdulillah, Ane bisa ketemu Ente lagi. Kirain bakalan lama ketemunya."Iklas menyalami Hanan. Dia pun mengajak kedua tamunya ke kontrakannya."Maaf ya, cuma kontrakan kecil. Habis ngapain ane ngontrak rumah, hidup cuma sendirian pula.""Ya cari bini, Mas," celetuk Hanan."OTW Mas Hanan.""Udah ada?""Belum sih.""Ah elah. Kirain udah ada."Iklas dan Hanan tertawa. Hanya Alfa yang merespon lewat senyum tipis saja. Iklas melirik sahabatnya. Dia mengawasi Alfa dari atas hingga ke bawah. Sedikit kaget melihat penampilan sahabatnya yang tampak kurus, tidak rapi dan rambut awut-awutan. Padahal dia tahu, Alfa yang dia kenal selalu berpenampilan rapi dengan rambut cepak bukannya agak gondrong dan awut-awutan."Ente sakit, Fa?" tanya Iklas penasaran. Dia juga sedikit khawatir dengan kondisi Alfa."Malarindu dia." Hanan yang menjawab. Iklas tentu saja langsung menggoda sahabatnya. Menyuruh sang sahabat nyamperin calon bini."Oooo. Sama anak mantan dube
Read more

50. Ketahuan

"Mas Alfa," lirih Shadiqah. Alfa tak menjawab. Dia hanya menatap tajam sosok Shadiqah tanpa berkedip. Pak Eko yang baru datang melirik ke arah Shadiqah, Alfa, Shadiqah lagi lalu ke Alfa dan kini ke arah duo Hanan-Iklas yang terlihat sedang berbisik-bisik."Gila, udah mahir, Bro. Aku aja yang mau nikah masih deg-degan, bingung gimana besok nyium biniku pertama kali," bisik Hanan."Binimu masih segel kan?" bisik Iklas juga."Segel lah. Santri tahu. Dididik agama dengan baik insya Allah.""Good job, Bro. Wah, besok aku kudu pinter nyari calon bini, Alfa aja yang perfeksionis sampai ketipu.""Harus, Mas Bro. Harus!"Hanan dan Iklas terus berkasak-kusuk. Shadiqah sendiri fokus menatap Alfa. Dia jujur takut, Alfa melihat semua yang dia lakukan."Ma-""Pakai baju yang sopan dulu, Sha. Saya tunggu. Dan ... kalau tak ingin memakai kerudung, tak masalah. Penting bajumu sopan dan terutama ... tutupi lehermu!" ucap Alfa dingin. Ada ketegasan juga dalam suara Alfa.Shadiqah meneguk ludahnya kasar
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status