Home / Romansa / Cinta Gadis tak Bernasab / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Cinta Gadis tak Bernasab: Chapter 61 - Chapter 70

99 Chapters

61. Alwi Versi Lain

Galuh kaget mendapati keberadaan Zami di halaman TK tempat dia mengajar. Dua pengajar lain bernama Aisyah dan Fatimah juga hanya saling menatap lalu memberikan senyum sarat godaan pada Galuh."Lu, kita duluan ya? Assalamu'alaikum." Aisyah pamit pun Fatimah."Wa'alaikumsalam," ucap Galuh. Dia pun bergegas menuju ke motornya. Zami langsung saja mendekatinya."Lu, bisa kita bicara?""Maaf, Ustaz. Saya mau pulang.""Sebentar saja."Galuh menggeleng. Tapi Zami memaksa dan malah sengaja berdiri di depan motor Galuh. Galuh beneran tak suka denga Zami. Menurut Galuh, Zami ini versi lainya Alwi."Ayolah kita bicara. Sebentar saja."Galuh menggeleng."Sebenta saja. Sambil makan siang.""Gak mau. Nanti jadi fitnah. Sudah beberapa kali saya difitnah gara-gara Ustaz samperin saya. Ini lagi malah ngajakin makan siang. Tolong lah, saya ini warga pendatang. Jangan bikin nama saya rusak. Saya juga guru di sini, tolong lihat status saya."Galuh hendak menstarter motornya tapi Zami masih ngeyel."Gak us
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

62. Double Date

Galuh mengamati kesibukan Alfa dan Rafly yang terlihat sangat serius berbicara dengan beberapa orang yang katanya adalah kuasa hukum Rafly. Tiga hari ini dia ikut menemani Syifa mengurusi masalah sang suami. "Ganteng ya?""Iya. Eh!"Krik. Krik. Krik. Galuh memejamkan mata sementara Syifa terkikik. Kena jebakan batman dah. Galuh melirik sahabatnya yang terlihat masih menahan tawa."Cieee, yang sebegitunya mengamati Bang Alfa. Hihihi.""Siapa yang lagi ngamati dia.""Kamu lah.""Idih! Sok tahu.""Cieee yang ngeles.""Aku gak ngeles ya?""Hihihi. Masa?""Iya."Syifa lagi-lagi tertawa."Tatapanmu loh, intens ke arah sana." Syifa menunjuk ke arah sang suami dan perkumpulan para lelaki."Tatapanmu itu loh, Lu. Dalem banget. Gak mungkin juga kamu lagi ngelihatin Pak Haris si pengacara atau jajarannya kan? Mohon maaf secara Pak Haris udah tua, bawahannya tampangnya biasa aja. Dan gak mungkin kamu natap Mas Rafly begitu. Jadi ya, hanya bisa kusimpulkan, kamu lagi natap Bang Alfa. Hayo? Ngaku?
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

63. Pahlawan Kesiangan

"Kamu kenapa, Zam?" tanya Ardi salah satu sahabat Zami."Aku lagi stres, bingung, kalut. Pokoknya nano-nano, Di.""Kenapa?"Zami pun menceritakan kegalauan dirinya akan upaya perjodohan dengan Cut Intan, hubungan yang buruk dengan keluarganya terutama dengan kakak tirinya dan terakhir keinginan mendapatkan Galuh."Kisahmu pelik. Untuk masalah sama kakakmu, kamu gak bisa menyalahkan Bang Rafly sepenuhnya. Soalnya, kalau ditelusuri dengan kepala dingin, semua masalah itu berakar dari kelakuan ibumu dan ayahmu. Coba kamu di posisi Bang Rafly, aku yakin kamu akan bersikap sama. Kemudian untuk Cut Intan, ya gimana ya? Gak mungkin juga kamu bisa menolak. Pengaruh keluarga Cut Intan itu terlalu besar. Tapi untuk masalah Ustazah Lulu, aku malah bingung kenapa kamu suka sama dia? Aku malah mikirnya kamu cuma penasaran aja.""Dia cantik.""Kata siapa?""Kata Aisyah dan Fatimah.""Hahaha. Kamu yakin? Soalnya, kabar yang kuterima, wajah Ibu Anjani itu jelek, jadi gak mungkin putrinya cantik.""Ta
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

64. Jurus Menghadapi Camer

Aiman menatap Galuh dan Alfa dengan tatapan garang bagai singa mau mencabik mangsanya. Tiga wanita yang lain sudah ketar-ketir melihat tampang Aiman. Galuh sendiri hanya menunduk dengan perasaan campur aduk. Alfa? Dengan tenang dia duduk di ruang tamu menghadapi sosok Aiman yang mode siap senggol bacok.“Jadi, bisa dijelaskan kenapa kalian pulang bersama dan boncengan?”Alfa mengangguk. Dengan tenang dia menjelaskan kronologis kenapa dia sampai mengantar Galuh dan membuat kehebohan.“Saya percaya Lulu bisa melindungi dirinya. Buktinya empat preman berhasil dia kalahkan. Tapi ego saya sebagai lelaki merasa terpanggil. Melihat Lulu kalian yang mau jadi korban para preman dan berhasil selamat harus pulang sendirian, masa saya diam saja? Meski saya tak bisa banyak membantu, setidaknya saya mencoba melindungi dia dengan menjadi tukang ojek dadakan. Saya bisa mengantar Lulu pulang dengan selamat. Itu semacam kelegaan tersendiri. Coba Pak Aiman jadi saya, saya yakin, salah satu cara yang say
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

65. Apel Pagi

Aiman sudah berada di depan rumahnya dengan mode senggol bacok seperti biasa. Alfa dengan santai berjalan ke teras rumah Aiman, mengulurkan tangan. Aiman menatap tangan Alfa, kesal. Meski begitu tangannya terulur juga, salim dah.“Pagi bener!”“Lulu kan mau ke TK, jadi motornya saya anter gasik saja.”“Ck!” Aiman menatap ke sekelilingnya. “Kamu gak bawa bala kurawa?""Enggak.""Lah, terus balik ke tempat Rafly pakai apa?”“Sudah ngomong sama mas-mas di perempatan sana, saya minta jemput lima belas menit lagi.”Aiman memainkan bibirnya, mutar-muter, mencang-mencong, lucu sekali. Ingin sekali Alfa tertawa karena gerakan bibir Aiman persis sekali gerakan Bulik-nya kalau lagi sewot.“Ya sudah sana balik!”“Nanti, tungguin mas tukang ojek datang. Boleh saya duduk dulu, kan? Di teras gak papa.”“Gak bo--”“Loh, Nak Alfa.”Suara Zainab terdengar. Dengan sopan Alfa mengucap salam dan menyapa Zainab. Tentu saja salim khas anak muda ke yang lebih tua Alfa lakukan.“Nganter motor ya?”“Nggih, B
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

66. Rencana Zami

Cut Intan berjalan mondar-mandir sejak tadi. Dia bingung, dia kalut. Pasalnya, para preman yang dia sewa kini sedang ditahan. Zami masih di rumah sakit. Intan takut kalau sampai para preman ini dicecar terus, mereka akan menceritakan upayanya untuk menyakiti Galuh. "Aduh! Gimana ini? Aku harus gimana?" Intan masih bolak-balik macem setrikaan hingga kemudian dia mengingat sesuatu. Dia pun menghubungi Aulia. Salah satu sahabatnya. Dia menceritakan semua keluh kesahnya pada Aulia. Dia dan Aulia terus berkirim pesan, bahkan kini sedang berteleponan. Satu jam saling menelepon, senyum Intan langsung terbit. "Makasih ya Lia. Kamu emang sahabat sejatiku," ucap Intan ceria. "Sama-sama, Intan. Aku kalau bisa bantu ya kubantu," jawab Aulia dari seberang telepon. Mereka masih mengobrol beberapa waktu hingga saling mengucap salam. Sambungan pun terputus. "Aih, untung ada Aulia. Kalau enggak, aku akan sulit membuat Bang Zami mau nikah sama aku. Hihihi." Intan terlihat bahagia namun
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

67. Rencanamu, Dukamu!

Galuh sedang menyelesaikan berkas untuk keperluan akreditasi sekolah. Lagi-lagi dia lupa akan waktu dan membiarkan dirinya pulang terlambat. Beberapa pesan dan telepon mampir di ponselnya dari para orang tersayang. Memintanya segera pulang, tapi Galuh belum ingin pulang dengan alasan ‘tanggung, tinggal sedikit lagi’. Sebuah pesan kembali mampir di ponselnya. Kini giliran Alfa yang sewot.Alfa : [Kamu dimana? Udah pulang belum?]Galuh : [Belum]Alfa : [Pulang!]Galuh : [Bentar lagi, tanggung]Alfa : [Pulang, Galuh. Kalau dalam lima menit gak pulang, aku samperin]Galuh : [Bentar lagi, tanggung. Beneran habis ini pulang]Lalu Galuh kembali menyibukkan diri dengan berkas akreditasi. Galuh lama berkutat tanpa mengenal waktu hingga pekerjaannya selesai. Galuh mengecek ke arah jam, dia meringis mendapati kalau waktu sudah menunjuk ke arah jam tiga.“Aduh, melebihi jam satu. Pakdhe pasti marah ini.”Galuh segera bersiap-siap pulang. Dia segera menata segala sesuatu kembali ke tempatnya. Galu
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

68. Rencana Aulia

"Ini maksudnya aku harus pakai baju kamu, Lia?" tanya Intan pada Aulia."Iya. Terus, pakai cadar ini.""Kenapa pakai cadar?""Biar kamu dikira Lulu.""Tapi ...."Aulia menjelaskan apa yang dia dengarkan di depan kamar Zami. Intan terlihat begitu murka."Brengsek benar si Zami. Bisa-bisanya dia berpikir picik begitu.""Makanya, gunakan kesempatan ini buat jebak dia balik. Dan karena kamu juga suka dia, kenapa gak kamu manfaatin aja, ya kan?""Iya kamu benar. Makasih ya, Lia."Aulia tersenyum. Dia kembali mengngsurkan bajunya begitu pun cadarnya. Intan pun menerimanya."Beruntung aku juga mantan pengajar sana dan aku punya bajunya juga. Kalau hari ini, bajunya ini. Cepat pakai."Intan mengangguk. Begitu sudah selesai memakainya, dia dan Aulia pergi menuju TKP. Dari kejauhan, keduanya mengintai. Mereka melihat dari Galuh menuju ke rumah kosong, warga datang hingga teriakan di kebun belakang. "Ayok ikut aku, aku tahu jalan pintas ke sana!""Kok kamu tahu sih? Emang suka ke sini?" tanya I
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

69. Beneran Kegrebek

Galuh sedang meminum air mineral yang diberikan oleh Alfa. Entah dari mana kakak angkatnya itu mendapatkan minum. Dia tidak tahu. Kini keduanya sudah berada di depan TK tempat Galuh mengajar. Dengan motor Galuh yang masih terparkir di sana, dan ada motor lain. Entah motor siapa. Tapi Galuh punya pendapat kalau motor itu yang dipakai oleh Alfa untuk bisa ke sini. "Sudah mendingan?" tanya Alfa. Galuh mengangguk. "Ayok kita pulang." Alfa membimbing Galuh berdiri lalu dengan berjalan tertatih Galuh akhirnya bisa sampai di sisi motor yang digunakan oleh Alfa. "Mas, aku---" "Tasmu jatuh, seisi-isinya. Udah biarin aja. Kunci motor sama HP hilang gak masalah. Andai motornya digondol maling juga gak masalah. Bisa dibeli lagi, kalau ada rejeki. Tapi ... kalau sampai kamu yang kenapa-kenapa, itu akan--" Suara Alfa tercekat. Dia tak mampu mengucapkan kalimat lanjutannya. Galuh yang paham hanya bisa tersenyum pedih. Dia kembali menyalahkan diri sendiri. Tanpa sadar air matanya kemb
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

70. Akhirnya Sah

"Saya terima nikah dan kawinnya, Galuh Anjani binti Faris Umar Al Hilabi dengan mas kawin uang tunai sebesar dua juta sembilan ratus delapan puluh tujuh ribu lima ratus rupiah, dibayar tunai!" Alfa mengucap kalimat ijab dengan sangat lantang tanpa melakukan kesalahan sedikit pun. Gema hamdalah menguar dari para warga yang mengikuti jalannya pernikahan dadakan antara Alfa dan Galuh. Pernikahan yang harus dilakukan gara-gara tragedi penggrebekan. Aulia menjadi orang yang paling berbahagia karena rencananya berhasil. Dia juga sudah dichat oleh Intan yang mengabarkan kalau Zami dan Intan sudah menikah satu jam yang lalu, dan kini giliran Alfa dan Galuh yang juga sudah sah. 'Hahaha, nerakamu dimulai Zami. Selamat ya, akhirnya kamu sama seperti aku. Menikah secara paksa dan harus hidup dengan orang yang tidak kamu cinta. Hahaha.' Setelah ijab kabul selesai, doa-doa terus dilantunkan. Alfa dengan khusuk mengamini semua doa yang diucapkan pak penghulu pun yang lainnya. Begitu ijab kabul se
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status