"Pak Afgan!" kaget Jihan saat melihat pria yang sedang berdiri di hadapannya.Dia menatap ke arah Zahra dan wanita itu hanya tersenyum tipis, kemudian Jihan mempersilahkan keduanya untuk masuk.Dia tak pernah menyangka jika Afgan akan datang ke rumahnya setelah sekian lama mereka tidak bertemu, apalagi saat Jihan menolak cintanya."Kamu apa kabar, Jihan?" tanya Afgan sambil menaruh buah-buahan di atas meja."Alhamdulillah aku baik, Pak.""Jangan panggil aku pak! Kan kita bukan atasan dan bawahan lagi, panggil aja Afgan!"Jihan hanya menganggukkan kepalanya, dia menatap ke arah meja di mana ada buah mangga muda, wanita itu mengerutkan keningnya dan menatap ke arah Afgan."Kenapa ada mangga muda?" tanyanya dengan heran."Tidak apa-apa, aku pikir kamu suka mangga muda," jawab Afgan sedikit ambigu, "Oh iya, kata Zahra sekarang kamu sudah bekerja di perusahaan Kakak iparmu ya?""Iya, aku bekerja sebagai sekretarisnya."Tatapan Afgan begitu lekat kepada Jihan, namun dari tatapan itu mengisy
Read more