All Chapters of Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku: Chapter 71 - Chapter 80

159 Chapters

Bab 71

"Kak Calista!" kaget Jihan saat melihat wanita tersebut sedang berdiri di hadapannya dengan senyuman miring..Jihan bangkit dari tidurnya, kemudian dia bersandar di pinggir ranjang. "Mau ngapain Kakak ke sini?" tanyanya.Calista tersenyum, kemudian dia duduk di hadapan Jihan. Namun tatapan wanita itu mengarah kepada kaki kakaknya yang semalam melepuh dan ternyata masih diperban."Kenapa sih Kakak semalam memfitnah aku? Kakak mengatakan kalau aku sengaja menumpahkan coklat panas itu, padahal sama sekali tidak. Kakak yang menyenggolnya dan mengenai kaki kakak sendiri?" tanya Jihan yang penasaran.Sedari semalam perasaannya terus saja berpikir ke arah situ, di mana dia tidak tahu motif Calista melakukan hal tersebut dan memfitnah dirinya di hadapan keluarga Fadli.Calista hanya terkekeh kecil, kemudian dia berdehem, lalu menatap lekat ke arah Jihan. "Seharusnya kau sudah tahu bukan arah tujuanku ke mana? Kau mengenalku sekarang bukan Jihan? Jadi jangan pernah kamu macam-macam denganku! K
Read more

Bab 72

Calista dan juga Jihan menengok ke arah belakang, dan betapa kagetnya mereka saat melihat kedatangan Mama Kirana."Mama," ucap Calista dengan wajah yang sudah dilanda ketakutan, kecemasan, rasa gugup semuanya bercampur menjadi satu."Jawab Calista! Apa benar kamu memfitnah Jihan semalam, hah?" tanyanya lagi dengan nada yang tinggi.Calista mencubit punggung Jihan yang berada di sampingnya, memberikan kode agar wanita itu membelanya."Bela aku, jika tidak ... kamu akan tahu akibatnya dan aku akan memberikan pelajaran pada ibu!" ancam Calista dengan berbisik.Jihan yang mendengar itu merasa geram, tapi bagi dia keselamatan ibunya lebih penting. "Tidak Tante, tadi Jihan hanya menebak saja."Kening Mama Kirana mengkurut heran, tatapannya menyipit ke arah dua wanita yang sedang berdiri di hadapannya. Entah kenapa dia merasa Jihan sedang berbohong."Apa kamu tidak berbohong Nak? Jika memang benar, jangan kamu tutupi.""Tidak kok Tante. Oh iya ... Tante ke sini ada apa?" tanya Jihan mengalih
Read more

Bab 73

"Iya Tante, itu benar. Tapi Jihan juga tidak tahu kenapa Kak Calista melakukan itu? Mungkin dia takut jika Mas Fadli akan berpaling darinya, padahal Jihan sama sekali tidak berniat untuk merebutnya."Wajah Jihan mendadak menjadi sendu, karena dia sebentar lagi akan menyandang gelar sebagai seorang janda."Kamu tenang aja ya sayang! Tante, Om dan juga Haikal akan selalu berada di sisi kamu. Jadi jangan pernah merasa sendiri. Sejujurnya tante lebih suka kamu menjadi istrinya Fadli ketimbang Calista," tutur Mama Kirana.Jihan mengangkat wajahnya, kemudian dia menggeleng, "tidak Tante. Jangan pisahkan mereka, karena Kak Calista dan juga Mas Fadli saling mencintai satu sama lain.""Tapi Calista jahat. Dia sudah memanfaatkan dirimu Nak. Seharusnya dia bisa sadar, sudah diurus dari bayi oleh ibumu dan sekarang ... ini balasannya kepada keluargamu?"Terlihat Mama Kirana begitu geram, karena dia pun seorang ibu jadi bisa merasakan bagaimana sakitnya hati ibu Kulsum saat mengetahui jika Calista
Read more

Bab 74

"Calista!" kaget Fadli karena dia tidak menyangka jika istrinya berada di sana juga.Padahal tadi pagi Calista izin untuk pergi ke mall, hangout bersama teman-temannya, tapi dia tidak menyangka jika Calista juga berada di sana menjenguk keadaan Jihan."kamu kok ada di sini?" tanya Fadli."Aku ke sini menengok keadaannya ibu, tapi ternyata Jihan lagi sakit. Terus mas sendiri ngapain ke sini?" tanya Calista balik.Dia merasa kesal dan marah saat melihat Fadli berada di sana, karena wanita itu yakin jika suaminya datang ke rumah tersebut untuk menengok keadaan Jihan.'Bodoh! Seharusnya aku hapus aja pesannya di ponsel Mas Fadli. Sayang aku tidak bisa membuka ponselnya. Jika saja bisa, sudah kuhapus!' gerutu Calista di dalam hati."Aku membaca pesan Jihan kalau dia lagi sakit jadi aku menengoknya ke sini," jawab Fadli dengan terus terang."Sudah, sudah ... kenapa kalian malah berdebat di situ? Sini mana buburnya!" Mama Kirana menengadahkan tangannya, lalu Calista langsung menyerahkan bub
Read more

Bab 75

"Iya Mah, kenapa?" tanya Fadli."Kamu tolong suapin Jihan dulu ya! Mama kebelet nih." Mama Kirana pura-pura memegang perutnya.Kemudian dia memberikan mangkok yang masih berisi bubur kepada Fadli, dan meminta pria itu untuk menyuapi Jihan."Tapi Mah, aku harus ke kantor?""Jangan menolak! Calista kan sudah pergi, ibu Kulsum juga belum pulang. Udah cepetan nih! Mama benar-benar udah nggak kuat." Mama Kirana pun segera berlari ke toilet.Setelah sampai di sana dia terkikik geli karena itu adalah rencananya untuk mendekatkan Fadli dan Jihan."Semoga saja mereka bersatu. Jika Calista tidak ingin dimadu, maka dia berpisah saja dengan Fadli. Sudah banyak kebohongan wanita itu, tapi aku tidak akan membiarkan Jihan pisah dengan Fadli." batin Mama Kirana sambil tersenyum.Beliau duduk di kloset sambil memainkan ponselnya, berselancar di sosial media miliknya, memberikan ruang kepada Fadli dan Jihan untuk berdua-duaan.Sementara di kamar, Jihan dan Fadli saling kikuk, mereka merasa canggung sat
Read more

Bab 76

Fadli terkejut saat melihat ibu Kulsum. Jantungnya berdetak kencang dengan tubuh terpaku. "I-ibu," gugupnya."Kenapa kamu sekaget itu? Lalu kenapa kamu dari kamarnya Jihan?" tanya bu Kulsum dengan tatapan tajamnya."Anu Bu ... aku ... anu ...""Anu, anu apa? Anumu di sunat?" celetuk bu Kulsum.Jihan menahan tawanya di dalam kamar saat mendengar celetukan ibunya. Dia bisa membayangkan wajah merah malu Fadli."Dia, tadi aku minta buat nyuapin Jihan, jeng. Soalnya tadi saya kebelet," ucap mama Kirana.Dia tadi mendengar ada suara Ibu Kulsum dan terdengar begitu kesal kepada Fadli, akhirnya Mama Kirana memutuskan untuk keluar dari toilet."Syukurlah Mama akhirnya keluar juga. Lagian di toilet udah kayak lagi bersemedi, lama banget?" batin Fadli."Eh, ada Jeng Kirana," ucap Ibu Kulsum sambil mengulurkan tangannya. "Datang kapan, Jeng?""Udah dari tadi sih. Saya rencananya mau nengokin keadaan ibu, tapi ternyata Jihan juga lagi sakit," jawab Mama Kirana, lalu dia menatap ke arah putranya. "
Read more

Bab 77

"Elo!" kaget Calista."Eeh, ketemu Queen drama," sindir wanita yang berada di hadapan Calista yang tak lain adalah Zahra."Apa maksud kamu, hah?" marah Calista, "punya mulut itu di jaga ya!" "Upss! Sory ... keceplosan tuh. Dah ... awas minggir!" Zahra menyingkirkan Calista dengan satu tangannya.Calista menganga saat melihat perlakuan Zahra, kemudian dia menarik bahu wanita itu dengan kasar. "Kau itu tahu tata krama tidak, hah!" bentaknya."Tahu. Bahkan sangat tahu. Tapi sepertinya untuk orang sepertimu tidak usah lah ya ... sudah, ini toko dan Mall, tempat ramai, malu kalau kamu membuat keributan di sini. Apalagi katanya kamu sedang hamil kan? Jangan sampai nanti aku mendorongmu lalu kamu keguguran dan nanti tidak mempunyai anak lagi. Ups." Zahra menutup mulutnya dengan mata membulat."Kau!" geram Calista mengangkat tangannya hendak menampar Zahra, akan tetapi langsung ditahan oleh wanita itu."Tidak semua orang bisa kau tindas, termasuk aku. Tapi satu hal! Jika kau berani bermaca
Read more

Bab 78

"Waalaikumsalam," jawab Jihan dan juga bu Kulsum bersamaan.Ketiganya merasa kaget saat melihat tamu yang baru saja datang, namun terlihat Fadli merasa tak suka dengan kedatangan orang itu yang tak lain adalah Haikal."Untuk apa kamu ke sini?" tanya Fadli to the point namun terkesan tajam."Eh, Nak Haikal ... ayo masuk, duduk dulu Nak Haikal!" ajak Ibu Kulsum mempersilakan Haikal untuk duduk. "Sebentar Ibu ambilkan minum dulu ya.""Terima kasih Bu," jawab Haikal, kemudian dia duduk di sofa.Melihat bu Kulsum sudah beranjak menuju dapur, Fadli mencengkram kerah baju Haikal. "Kamu belum menjawab pertanyaanku Haikal, untuk apa kamu ke sini?" bentaknya dengan nada rendah."Kakak juga untuk apa di sini? Bukankah Kak Calista tinggalnya di rumah kita? Dia tidak tinggal di sini lagi kan? Dan bukankah semalam Kakak itu memarahi Jihan dan menuduhnya? Tapi sekarang kenapa Kakak ada di sini?" Haikal malah bertanya balik membuat Fadli merasa semakin geram."Jangan membalikkan pertanyaan Haikal! Ja
Read more

Bab 79

"Kenapa kamu berbicara seperti itu, Nak?""Tidak apa-apa sih Bu, Jihan hanya ingin memastikan saja.""Tidak perlu ada yang dipastikan, karena kamu dan Fadli tidak akan bersama!" ibu Kulsum membalikan badannya, kemudian dia duduk di kursi yang ada di meja makan, membuat Jihan merasa bingung dengan pertanyaannya namun juga dia sedikit paham."Ibu benar, aku tidak akan pernah bisa bersamanya, karena ini adalah cinta terlarang." Terlihat wajah Jihan sangat sedih sementara satu tangannya mengusap perut."Tenang saja! Ada ibu yang akan selalu berada di sisimu, tapi Ibu masih belum bisa memaafkan Calista," terang bu Kulsum saat mengingat bagaimana kejamnya Calista terhadap adik angkatnya.Saat mendengar ibunya menyebut nama Calista, Jihan pun ingat jika dia belum berbicara kepada sang ibu jika tadi Calista datang."Oh ya Bu, lupa ... tadi Kak Calista juga ke sini.""Hah! Dia ke sini kapan? Mau apa?""Tadi waktu Ibu berangkat ke pasar, nggak lama Kak Calista masuk. Aku pikir tadi ibu kembali
Read more

Bab 80

"Mama!" kaget Fadli."Ayo jawab! Kamu jatuh cinta dan cemburu pada siapa?" tanya Mama Kirana sambil berjalan mendekat ke arah meja putranya."Itu Mah, aku jatuh cinta dan cemburu sama Calista," jawab Fadli dengan gugup.Tatapan Mama Kirana menyipit seolah ia tak percaya dengan ucapan putranya. "Benarkah? Tapi mama merasa itu bukan untuk Calista?"'Atau jangan-jangan Fadli cemburu sama Jihan?' batin mama Kirana."Mama apaan sih. Calista istri aku, jadi otomatis aku cemburu dan jatuh cinta padanya dong Mah. Oh ya, Mama ke sini mau ngapain?" Fadli mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.Mama Kirana terdiam sambil menatap lekat ke arah putranya, dia tidak percaya dengan ucapan Fadli yang mengatakan jika kata-kata itu untuk Calista, karena entah kenapa Mama Kirana merasa bahwa Fadli sedang membohonginya."Mama tadi sekalian lewat. Ya udah kalau gitu mau pulang dulu."Tanpa menunggu jawaban dari Fadli Mama Kirana langsung pergi meninggalkan ruangan pria itu, membuat Fadli menatapnya dengan h
Read more
PREV
1
...
678910
...
16
DMCA.com Protection Status