Semua Bab Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku: Bab 51 - Bab 60

159 Bab

Rencana Mama Kirana

Satu jam menunggu tetapi Fadli belum juga datang, Jihan masih tenang mengerjakan pekerjaannya kemudian dia pun mual kembali.Wanita itu langsung berlari ke arah wastafel lalu memuntahkan isi perutnya.'Ternyata menjadi ibu hamil itu tidak mudah?' batin Aisyah.Sementara di tempat lain Fadli sudah menemukan jeruk bali, dia terus mencari ke tempat buah bahkan ke pasar, karena jika tidak ditemukan anaknya pasti akan ileran dan padi tidak ingin itu terjadiDia lanjut mencari tahu gejrot, akan tetapi belum menemukannya, hingga dia berhenti di pinggir jalan lalu bertanya kepada salah satu tukang parkir."Maaf Pak, saya mau bertanya, di mana di Sini yang berjualan tahu moncrot?""Hah? Tahu moncrot? Mana ada Tuan tahu moncrot? Saya seumur-umur baru dengar ada tahu moncrot kalau tahu gejrot ada," jawab tukang parkir."Nah ... itu dia maksud saya Pak, iya, itu gejrot di mana?""Bapak tinggal lurus aja, nanti di depan ada tikungan belok kiri. Tak jauh dari sana ada biasa gerobak mangkal di pin
Baca selengkapnya

Mengerjai

Tepat jam 03.00 sore Fadli sudah kembali ke kantor. Dia memberikan pesanan Jihan dengan wajah yang cemberut."Nih makananmu!""Waah! Terima kasih," jawab Jihan dengan manja, "tapi mana jeruk balinya?""Sebentar lagi datang. Lagi di kupas sama office girl," jawa Fadli dengan datar.Terlihat wajahnya sangat kelelahan dan juga bete, karena harus mencari makanan yang sesusah itu.'Ternyata benar apa kata orang-orang, kalau ibu hamil itu ngidamnya merepotkan.' batin Fadli.Tak lama official gril pun datang, membawakan jeruk bali yang sudah dikupas lalu menaruhnya di atas meja Jihan.Saat dia tengah asik memakan jeruk bali, Jihan pun ingin mencicipi tahu gejrot yang dibelikan suaminya. Namun seketika ide jail melintas di benak wanita itu.'Mumpung aku lagi hamil, aku kerjain aja dia. Lagi pula jadi cowok songong sih, selalu menindas istri,' batin Jihan sambil tersenyum tipis.Kemudian dia menatap ke arah Fadli yang mulai mengerjakan pekerjaannya kembali. "Mas ..." panggil Jihan."Apa lagi s
Baca selengkapnya

Sindiran Papa Zahid

Malam ini Jihan sedang bersiap-siap karena dia akan pergi ke kediaman orang tua Fadli, di mana sebenarnya mereka adalah mertuanya juga."Assalamualaikum," ucap seseorang sambil mengetuk pintu.Ibu Kulsum membuka pintu tersebut, "Waalaikumsalam, maaf Nak mau cari siapa ya?" tanya ibu Kulsum yang tidak mengenali siapa pria yang berada di hadapannya."Maaf Bu, nama saya Haikal. Saya ditugaskan Papa untuk menjemput ibu dan juga Jihan untuk ke rumah.""Kamu anaknya Pak Zahid?""Benar Bu," jawab Haikal sambil mengangguk dengan senyum manisnya."Ya Allah, maaf ... maaf, Ibu tidak mengenali kamu Nak, ayo masuk!" ajak Ibu Kulsum.Haikal mengangguk lalu dia duduk di sofa, setelah Jihan selesai wanita itu pun keluar. "Siapa Bu yang dat--" Ucapannya terhenti saat melihat Haikal yang sedang menatapnya. "Kamu rupanya.""Iya ... aku disuruh sama papa untuk jemput kamu sama ibu kamu," jawab Haikal dia menatap kagum ke arah Jihan 'Masya Allah, dia benar-benar cantik. Pantas jika aku tergila-gila pada
Baca selengkapnya

Ber-akting

"Kamu nggak papa sayang?" tanya Mama Kirana saat menghampiri Jihan dan memijit tengkuknya.Dia tahu pasti Jihan akan merasakan mual di trimester pertama sampai ketiga."Nggak papa kok Tante," jawab Jihan dengan sedikit lemas, dan dia cukup kaget saat Mama Kirana menghampirinya.Sementara Ibu Kulsum rasa heran karena beberapa hari ini Jihan terlihat sering sekali muntah seperti orang yang sedang hamil.'Tidak mungkin jika Jihan sedang hamil? Dia bukan wanita seperti itu.' batin bu Kulsum.'Mama kenapa perhatian banget sih sama Jihan? Di sini kan yang hamil aku. Sepertinya aku juga harus mencari perhatian mereka.' batin Calista sambil tersenyum tipis."Huuweeek!" Calista pura-pura mual, kemudian dia berlari ke arah wastafel dan menggeser tubuh Jihan dan memuntahkan cairan."Kamu kenapa Calista?" tanya Mama Kirana."Aku mual Mah nyium bau makanan, rasanya perutku seperti diaduk-aduk," ujar Calista sambil berakting.Sementara Fadli hanya mengerutkan keningnya, namun dia segera sadar jika
Baca selengkapnya

Kemarahan Ibu Kulsum

Sesampainya Jihan di rumah, wanita itu langsung masuk ke dalam kamar. Namun saat dia mengganti pakaiannya dengan piyama tidur, tiba-tiba saja bu Kulsum mengetuk pintu kamarnya."Boleh ibu masuk?" tanya sang ibu."Iya Bu, boleh. Kenapa?" tanya Jihan dengan heran.Namun, terlihat di Ibu Kulsum hanya diam saja, dia takut jika nanti pertanyaannya akan menyinggung perasaan Jihan, tapi dia juga merasa penasaran."Ada apa Bu?" tanya Jihan saat melihat keterdiaman sang ibu.Wanita itu memegang lengan Jihan, kemudian dia duduk di tepi ranjang sambil menatap lekat ke arah putrinya."Begini Nak ... sejujurnya ada yang ingin Ibu tanyakan sama kamu?""Soal apa itu, Bu?" Entah kenapa perasaan Jihan mendadak tak enak."Apa kamu ... eum ...apa kamu sedang hamil?" tanya ibu Kulsum seketika.Jihan tersentak saat mendengar pertanyaan dari ibunya, dia tak pernah menyangka kata-kata itu akan terlontar dari mulut Ibu Kulsum."Ke-kenapa Ibu bertanya seperti itu?" tanyanya dengan gugup."Maaf jika mungkin per
Baca selengkapnya

Seharusnya Jangan!

"Sebenarnya apa Jihan?" desak Ibu Kulsum yang sudah tidak sabar ingin segera mendapatkan kejelasan dari putrinya.Jihan menatap lekat ke arah sang ibu, kemudian dia berjalan membelakangi ibunya yang masih terduduk di atas ranjang."Waktu itu ibu koma karena kecelakaan. Jihan yang sudah tidak mempunyai biaya ditambah sudah tidak bekerja di cafe bingung ke mana harus mencari biaya pengobatan untuk ibu, dan selama ini kan yang membiayai kuliah serta kebutuhan kita adalah Kak Calista? Hingga sesuatu yang pahit menimpa Kak Calista, di mana dia kecelakaan dan harus diangkat rahimnya.""Apa! Calista kecelakaan? Rahimnya diangkat?" kaget Ibu Kulsum yang baru mendengar kabar tersebut.Jihan membalikkan badannya, kemudian dia duduk kembali di hadapan ibunya lalu langsung mengangguk."Iya Bu, Kak Calista kecelakaan dan harus diangkat rahimnya oleh dokter, sedangkan Om Zahid memberikan waktu kepada Kak Calista selama 5 bulan. Dan jika sampai waktu itu habis Kak Lista, belum juga mengandung ketur
Baca selengkapnya

Jangan, ku Mohon!

"Haikal!" kaget Jihan dan Bu Kulsum bersamaan.Jihan pikir Haikal sudah pulang, padahal tadi saat mereka turun dari mobil pria itu sudah pergi, namun entah apa yang membuat pria itu kembali lagi."Jadi kamu hamil anaknya Kak Fadli, dan kamu menjual rahimmu sendiri?" tanya Haikal dengan tatapan lurus ke arah Jihan.Hatinya remuk, hancur tidak berbentuk saat mendengar kenyataan yang begitu membuat dia sakit hati, di mana pria itu menaruh rasa kepada Jihan tapi ternyata Jihan sudah menikah dengan kakaknya."Haikal, aku bisa jelasin semuanya. Aku--""Tak perlu lagi ada yang dijelaskan. Aku sudah mendengar semuanya. Aku tidak menyalahkanmu, tapi benar apa yang dikatakan ibumu, kenapa kamu harus melakukan itu? Masih banyak cara."Haikal masih tak percaya, tapi Jihan membenarkan ucapannya dan itu semakin membuatnya merasa hancur.Tadi dia memang sudah pergi dari sana, namun dia melihat ponsel Jihan tertinggal jadi pria itu kembali lagi, tapi saat dia mengetuk pintu tidak terdengar apapun dan
Baca selengkapnya

Akan Selalu Ada

Pagi hari semua sudah kumpul di meja makan tetapi Haikal belum terlihat, dan tak lama pria itu pun menampakan hidungnya."Haikal, tumben sekali kamu telat turun ke meja makan?" tanya Mama Kirana."Iya Mah," jawab Haikal dengan singkat, kemudian dia menatap tajam ke arah Fadli. Entah kenapa setiap melihat pria itu rahang Haikal mengeras saat mengingat kejahatan kakak dan iparnya."Kamu kenapa sih dari semalam melihat aku kayak gitu terus? Aku ada salah sama kamu?" tanya Fadli dengan heran."Bukan sama aku, tanya dirimu sendiri," jawab Haikal dengan dingin, kemudian dia meminum tehnya. "Maaf Mah, Pah, Haikal ke kantor dulu ya."Semua merasa heran dengan sikap Haikal yang tiba-tiba berubah dingin, begitu pula dengan papa Zahid dan juga mama Kirana."Fadli, kamu dan adikmu sedang bertengkar?" tanya Mama Kirana sambil menatap ke arah Fadli dengan lekat.Pria itu menggelengkan kepalanya, "tidak Mah, aku juga bingung tuh anak pulang-pulang habis nganterin si Jihan semalam tiba-tiba tatapann
Baca selengkapnya

Gengsi

"Jadi ini alasanmu tidak sarapan di rumah? Dan ternyata kau menjemput dia?" tanya Fadli sambil menyandarkan tubuhnya di dinding dan menatap ke arah Jihan dan juga Haikal bergantian."Jihan, sebaiknya kau masuk ke ruangan! Ini sudah jam kerja juga, tidak usah hiraukan dia," ujar Haikal.Jihan mengangguk, kemudian dia masuk ke dalam ruangan meninggalkan Fadli dengan kekesalannya. Sementara Haikal juga akan masuk ke dalam ruangan, tapi tangannya dicegah oleh Fadli."Jangan berani-berani kamu dekati Jihan!" tegas Fadli.Mendengar itu Haikal segera menepis kasar tangan sang kakak, kemudian dia menatapnya dengan tajam sambil melipat tangannya di depan dada."Memangnya kenapa kalau aku dekati Jihan? Apa kamu punya hubungan dengan dia? Jika kamu tidak mempunyai hubungan apapun dengan Jihan seharusnya tidak masalah dong Kak kalau aku dekati dia? Kecuali memang kamu memiliki hubungan spesial," sindir Haikal.Fadli ingin marah tapi dia menahan emosinya. Jika dia melakukan itu, sudah pasti akan
Baca selengkapnya

Jangan Menyakitinya!

"Mas Fadli ..." panggil Calista.Fadli merasa heran kenapa istrinya berada di sana, "sayang, kamu kok ada di sini sih?""Iya, tadi aku lagi makan sama temen, eh ... tiba-tiba lihat kamu. Kamu habis meeting?" tanya Calista sambil menggandeng tangan Fadli dengan manja."Iya, aku habis meeting. Ya udah kalau gitu aku sama Jihan dan Haikal mau ke kantor dulu ya, soalnya masih banyak pekerjaan.""Aku ikut ya sayang?" tanya Calista dengan nada yang manja."Sayang ... kamu kan lagi hamil, tidak usah ya! Sebaiknya kamu sekarang pulang dan jangan banyak kecapean juga," larang Fadli."Nggak mau! Pokoknya aku mau ikut, ini permintaan anak kita sayang.""Baiklah ... ya udah ayo!" Kemudian mereka pun sampai di parkiran, Calista dan juga Fadli duduk di belakang sementara Haikal dan Jihan duduk di bagian depan.Di dalam perjalanan menuju kantor Calista terus saja bersikap manja, karena dia ingin menunjukkan kepada Jihan bahwa Fadli hanya mencintainya.'Kak Calista pasti sengaja melakukan itu, karena
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status