Semua Bab Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku: Bab 41 - Bab 50

159 Bab

Kotak Makanan

Happy reading ...Jihan masuk ke dalam ruangannya dan dia melihat Fadli belum datang. Wanita itu pun langsung duduk di kursinya dan melihat tugasnya hari ini."Ssshh! Aduuuh ... kepalaku kok semakin pening ya? Tapi aku harus bekerja. Masa cuma satu hari aku sudah cuti? Bisa-bisa kena omel Mas Fadli," gumam Jihan.Tiba-tiba sebuah kotak makanan ditaruh seseorang dihadapannya, wanita itu pun mengangkat wajahnya dan dia melihat Haikal di sana."Pak Haikal," sapa Jihan."Jihan, kamu sakit?" tanya Haikal dengan cemas saat melihat wajah wanita itu yang pucat."Tidak Pak, cuma sedikit sakit kepala aja.""Kalau kamu sakit seharusnya kamu tidak usah masuk kantor, aku bisa bilang sama Kak Fadli supaya tidak menyuruh kamu untuk masuk dulu," ujar Haikal memperlihatkan rasa peduli dan juga perhatiannya."Tidaklah Pak, masa saya baru kerja 1 hari sudah main cuti aja? Nggak enak sama karyawan lain. Tidak apa-apa kok, ini cuma pusing biasa aja, nanti juga sembuh. Mungkin karena saya belum terbiasa ke
Baca selengkapnya

Hamil

Tak lama office girl datang membawakan makanan yang dipesan oleh Fadli dan juga obat, namun Jihan tidak mau membuang makanan yang diberikan oleh Haikal, kemudian dia pun meminta office girl itu untuk membawanya dan memakannya."Cspat dimakan nanti minum obatnya! Aku tidak mau jika kau sakit. Tapi kau jangan salah sangka, dulu jangan kepedean. Aku hanya tidak mau saja kalau nanti dicap sebagai bos yang kejam," ujar Fadli sambil melipat tangannya di depan dada dan menyandarkan tubuhnya di kursi.Jihan menarik sudut bibirnya. 'Memang kamu Bos yang kejam. Bukan Bos aja, tapi suami kejam juga.'"Jangan merutuki ku di dalam hati," ucap Fadli.Jihan terbengong saat mendengar penuturan pria itu. 'Buset nih orang, bisa dengar isi hatiku juga? Jangan-jangan dia punya kelainan?'Jihan bergidik ngeri, kemudian dia langsung menyantap makanannya. Tapi baru beberapa suap wanita itu langsung mual, hingga dia pun langsung berlari ke arah wastafel yang ada di dalam ruangan itu.Jihan terus memuntahkan
Baca selengkapnya

Sikap Fadli Mulai Aneh

Jihan dan juga Fadli seketika menoleh ke arah belakang, dan mereka cukup terkejut saat Haikal ada di sanaFadli lupa tadi tidak mengunci pintu itu, sampai Haikal bisa tau ruangan rahasianya."Tidak apa-apa, hanya sakit biasa saja," bohong Fadli dengan wajah yang begitu tegang. "Kamu ngapain di sini?""Aku tadi ngelihat dokter keluar dari ruangan Kakak, aku pikir mungkin memeriksa Jihan, jadi aku ke sini. Apa dia baik-baik saja?" tanya Haikal dengan khawatir, namun tatapannya menjepit ke arah sang kakak.Entah kenapa Haikal merasa jika ada yang disembunyikan oleh Fadli."Dia baik-baik saja, hanya kelelahan. Sudah, sebaiknya kau keluar biarkan dia istirahat!""Tapi, kenapa tadi Kakak memegang kepala Jihan?" desak Haikal yang merasa penasaran. Sebab yang ia tahu Jihan adalah wanita solehah dan dia sangat pantang dipegang oleh orang yang bukan muhrimnya."Euuh ... memangnya kenapa? Kan dia adalah adik iparku. Sudah kau jangan berpikiran macam-macam! Sebaiknya keluar biarkan Jihan istiraha
Baca selengkapnya

Memergoki

Jihan keluar dari ruangan, dan benar saja di sana ada makanan yang diantarkan oleh office girl dan dia pun langsung menyantapnya."Aduh ... rasanya mual sekali, tapi aku harus makan. Kalau tidak, kasihan bayiku. Walau bagaimanapun dia tidak berdosa," ucap lirih Jihan sambil mengusap perutnya yang masih rata.Setelah makan dia pun kembali beristirahat karena badannya terasa lemas, Jihan juga merasa kepalanya masih sedikit pusing, jadi dia tidak mau memaksakan bekerja Sore hari tepatnya jam 15.00, Fadli sudah datang kembali ke kantor. Pria itu hendak masuk ke dalam ruangannya, tapi tiba-tiba seseorang memeluk tubuhnya dari belakang dan ternyata itu adalah Calista."Sayang, kamu nggak pulang?" tanya Fadli dengan heran."Enggak, tadi aku tuh keliling kantor kamu terus ngobrol deh sama karyawan di sini," jawab Calista, kemudian dia mengajak masuk Fadli ke dalam ruangan.'Aduh ... gawat! Di sini kan masih ada Jihan, kalau Calista tahu di sini ada Jihan, dan dia mengetahui aku membohonginya
Baca selengkapnya

Siapa Ayah Anak Itu?

Jihan tidak bisa tidur, kepalanya masih saja sedikit pusing apalagi perutnya terus saja diaduk seperti ingin muntah.Suaranya yang mual sampai terdengar ke kamar ibunya, tiba-tiba pintu kamarnya pun diketuk. "Jihan ... kamu kenapa Nak?" teriak Ibu Kulsum dari luarJihan berjalan gontai, kemudian dia membuka pintu kamarnya."Eh ibu ... belum tidur?""Gimana Ibu mau tidur. Sudah dari tadi ibu terus aja mendengar kamu mual, kamu itu masuk angin? Sini Ibu kerokin ya! Atau kamu minum obat dulu biar mendingan," ucap bu Kulsum dengan cemas. "Lihat sampai wajah kamu pucat kayak gitu. atAtau kita ke rumah sakit aja ya, Nak?"Mendengar itu Jihan pun panik. "Tidak Bu, tidak. Jihan baik-baik aja kok, cuma kelelahan aja. Ya sudah, Ibu istirahat Jihan juga mau tidur," ucap Jihan.Bu Kulsum mengerutkan dahinya saat melihat kepanikan wanita tersebut. "Kamu kenapa, kok kayak panik gitu sih saat ibu ngajakin kamu ke rumah sakit?""Nggak apa-apa Bu, Jihan cuma masuk angin aja kok. Ya udah, sekarang ibu
Baca selengkapnya

Cuma Mimpi

Jihan menatap kaget ke arah ibunya. "Ma-maksud ibu?" tanya Jihan dengan gugup."Dokter bilang kalau kamu sedang hamil, jawab Jihan! Anak siapa itu? Apa yang terjadi sama kamu? Kenapa bisa kamu hamil? Itu tidak mungkin kan? Pasti dokter itu salah memeriksa, katakan pada ibu Jihan kalau itu tidak benar!" desak ibu Kulsum sambil mengguncang bahu Jihan dengan air mata yang sudah mengalir.Rasa sesak di dalam dada begitu membuatnya sangat hancur saat mengetahui jika putrinya telah hamil tanpa menikah.Jihan bukannya menjawab malah ikut menangis, dia dapat melihat rasa kecewa dan sakit hati di kedua netra ibunya."Kenapa kamu diam saja? Jawab pertanyaan Ibu Jihan! Ayo jawab!" gertak bu Kulsum."Bu ... Jihan bisa jelaskan." "Jadi itu semua benar? Kamu sudah hamil?" bentaknya, dan seketika dia memundurkan langkahnya dengan kepala menggeleng.Tubuhnya luruh ke lantai, dia tidak bisa lagi menopang tenaga di dalam tubuhnya karena saat ini rasa sakit benar-benar sedang menggerogoti hati wanita t
Baca selengkapnya

Memanipulasi Hasil

"Halo ... assalamualaikum Kak," ucap Jihan saya telepon tersambung."Waalaikumsalam Jihan, jam 08.00 kamu siap-siap ya jangan pergi ke kantor, nanti kita ketemuan di rumah sakit saja. Mas Fadli sudah bicara sama aku kalau kamu sudah hamil, jadi kita akan ke sana melakukan USG.""Baik Kak."Jihan kembali termenung, dia menghela nafas dengan pelan sambil mengusap perutnya. 'Maafkan Ibu yang sudah mengorbankan kamu Nak, tapi Ibu tidak mempunyai pilihan lain.'..Tepat jam 08.00 Jihan sudah berada di jalan menuju rumah sakit di mana saat ini Fadli dan juga Calista tengah menunggunya, dan setelah menempuh perjalanan selama 45 menit dia pun sampai."Maaf ya jika aku lama," ucap Jihan"Tidak apa-apa." Calista merangkul pundak Jihan. "Ayo masuk! Dokter sudah menunggu kita."Kemudian dokter pun memeriksa kandungan Jihan, dan di sana Fadli beserta dengan Calista saling berpelukan dengan wajah berbinar bahagia, karena sebentar lagi mereka tidak akan terpisahkan dan mempunyai anak."Oh ya Dok, s
Baca selengkapnya

Aneh

"Kamu yakin, jika kamu sedang hamil?" tanya papa Zahid sambil menatap lekat ke arah Calista.Senyum yang tadinya mengembang di kedua bibir Calista dan Fadli, seketika meredup saat mendengar pertanyaan Papa Zahid.Mereka merasa seakan Papa Zahid tidak percaya dengan hasil tes tersebut. "Maksud Papa apa? Kan di sana sudah jelas-jelas Calista sedang hamil, apakah bukti itu tidak nyata? Bukankah harusnya kalian senang karena Calista hamil?" tanya Fadli dengan nada kecewa."Tidak ... papa hanya bertanya saja tapi alhamdulillah kalau memang Calista sudah hamil papa ikut senang mendengarnya. Iya kan Mah?" ujar Papa Zahid sambil menengok ke arah sang istri.Mama Kirana mengangguk dengan wajah yang masih terkejut, kemudian dia langsung menggeser tempat duduknya ke arah Calista lalu mengusap perutnya."Terima kasih ya sayang, mama senang sekali karena sebentar lagi mama akan menimang cucu.""Iya Mah, aku juga senang akhirnya aku bisa mengabulkan permintaan Mama dan Papa. Itu artinya kalian ti
Baca selengkapnya

Bukan Menjual Harga Diri

Happy reading ...."Tuan kita kembali ke kantor yuk!" ajak ke Jihan."Tapi makanan kamu belum habis?""Udah kenyang banget soalnya, kita kembali yuk! Aku takut nanti dimarahin sama Pak Fadli, karena kan sebentar lagi udah jam masuk kerja," alibi Jihan.Padahal dia merasa takut jika Fadli akan marah, apalagi saat pria itu mengetahui jika ia pergi bersama dengan Haikal. Sudah pasti Fadli akan memberikannya hukuman, bukan soal pekerjaan, tapi di ranjang.Akhirnya mereka pun pergi dari cafe untuk kembali ke kantor, dan sesampainya di sana Haikal ingin mengantar Jihan sampai ke dalam ruangan, akan tetapi wanita itu menolak."Tidak usah Tuan, saya bisa sendiri kok. Lagi pula di dalam sudah ada Pak Fadli, tidak enak jika melihat kita bersama nanti malah kena marah lagi?"Haikal pun mengerti, kemudian dia masuk ke dalam ruangannya begitu pula dengan Jihan. Dan saat dia masuk, Fadli tengah berdiri menyandarkan tubuhnya di meja sambil melipat tangan di depan dada dengan sorotan tajam ke arah Ji
Baca selengkapnya

Permintaan Bumil

"Mas ..." panggil Jihan, membuat pria Itu sekilas menengok ke arahnya dan kembali fokus pada laptop.Merasa diabaikan Jihan kembali memanggil nama Fadli. "Maas ....""Apa sih? Tidak lihat kalau aku sedang kerja?" ketus Fadli."Aku mau sesuatu."Fadli memutar bola matanya dengan malas, kemudian dia menaruh pulpen di atas meja. "Mau apa? Cepetan! Aku Masih banyak kerjaan.""Aku mau buah jeruk bali, terus sama tahu gejrot!" pinta Jihan."Jeruk bali? Tahu moncrot? Maksudnya apa sih? Jangan minta yang aneh-aneh deh, mana ada tahu moncrot sama jeruk bali? Kamu mau minta aku harus ke Bali gitu ... membeli jeruk?" kaget Fadli dengan tatapan tajam.Jihan mendengkus dengan kasar. 'Ternyata suamiku selain tampan, tapi untuk hal makanan dia sangat minus.' batin Jihan menggerutu di dalam hati.Kemudian dia bangkit lalu mendekat ke arah Fadli, seketika wanita itu duduk di pangkuannya, membuat Fadli membelakakan matanya karena dia tidak menyangka dengan tingkah Jihan."Mau apa kau hah?" geram Fadli
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status