All Chapters of Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku: Chapter 61 - Chapter 70

159 Chapters

Bab 61

"Mamah!" kaget Calista dan Fadli bersamaan.Kedua netra Fadli dan juga Calista membulat kaget saat melihat siapa orang yang saat ini tengah memegang tangannya.Jihan juga merasa kaget saat melihat kedatangan mertuanya, apalagi saat wanita itu mengatakan jika Calista tidak boleh menyentuhnya bahkan menyakitinya."Kenapa kamu tega ingin menampar wajah adikmu sendiri, Calista?" tanya Mama Kirana dengan tatapan tajam ke arah Calista.Mendengar pertanyaan dari mama Kirana membuat Calista tergagap, dia juga ketakutan karena takut jika tadi Mama Kirana mendengar percakapannya bersama dengan Jihan."Aduh ... Mama dengar nggak ya tadi Calista marah-marah sama Jihan soal apa?" batin Fadli yang merasa ketakutan."Jawab! Kenapa kamu diam saja?" desak Mama Kirana saat melihat keterdiaman Calista."Itu Mah ... anu ... aku ..." Calista tidak bisa menjawab, dia bingung harus mencari alasan ap.a"Calista marah sama Jihan, karena tadi Jihan sempat menghinanya Mah," timpal Fadli."Menghina? Menghina apa
Read more

Bab 62

Sesampainya di cafe, mereka langsung memesan makanan. Namun terlihat wajah Jihan dan Haikal merasa tegang, karena mama Kirana sejak tadi hanya diam saja."Mah, sebenarnya kenapa Mama ngajak makan siang kami? Dan apa yang ingin Mama bicarakan?" tanya Haikal yang sudah tidak sabar ingin mendengar ucapan dari mamanya."Nanti saja, kita makan siang dulu baru nanti mama akan bicara sama kalian," ujar Mama Kirana.Tak lama makanan pun datang dan ketiganya langsung menyantap makanan tersebut, akan tetapi Jihan merasa canggung, karena perutnya seperti dikocok kembali."Uuuweek! Maaf Tante, Haikal, aku ke toilet sebentar ya." Jihan segera berlari menuju toilet untuk memuntahkan isi perutnya.Mama Kirana hanya menatap sendu ke arah wanita itu. Dia tahu bagaimana rasanya menjadi Jihan, karena trimester pertama sampai ketiga ibu hamil harus menahan mual dan muntah yang setiap saat melanda."Mah, sebenarnya Mama mau ngapain ngajak Jihan makan siang? Entah kenapa, melihat dari wajah mama ada hal ya
Read more

Bab 63

Mama Kirana dan Haikal kaget saat mendengar suara Jihan yang tiba-tiba saja datang, keduanya menjadi sangat gugup.Jihan masih terdiam sambil menatap Haikal dan juga mama Kirana bergantian. "Kenapa Tante diam saja? Apa Tante sudah tahu semuanya?" tanya Jihan memastikan."Duduklah sayang! Ini yang akan tante bicarakan sama kamu." Mama Kirana menepuk kursi yang ada di sebelahnya.Jihan hanya menurut, kemudian dia duduk di samping Mama Kirana. "Jadi benar, Tante sudah tahu semuanya?"Mama Kirana terdiam, dia menatap ke arah Jihan dengan begitu dalam, menggenggam tangan wanita itu membuat Jihan tidak bisa berkata-kata, karena dia sejujurnya sangat takut jika mama Kirana akan marah kepadanya."Tolong jawab Tante! Apa Tante memang sudah tahu semuanya?" tanya Jihan kembali dan kali ini Mama Kirana menganggukan kepalanya.Melihat itu Jihan segera bersimpuh di kaki Mama Kirana. "Tante ... maafkan Jihan! Jihan idak bermaksud untuk menghancurkan keluarganya Kak Calista ataupun Mas Fadli, Jihan m
Read more

Bab 64

"Aku sudah berjanji dan tanda tangan di atas materai. Jadi Jihan tidak mempunyai pilihan. Lagi pula, kalau Jihan bertahan hanya akan menyakitkan Tante, sebab cintanya Mas Fadli bukan untuk Jihan melainkan Kak Calista. Jadi untuk apa berada di tengah-tengah sebuah hubungan yang nantinya akan membuat aku semakin sakit hati? Jadi lebih baik Jihan membentengi diri untuk tidak jatuh ke dalam jurang semakin dalam," terang Jihan."Baiklah jika itu keputusan kamu, tapi jangan halangi tante untuk selalu melihat keadaan kamu. Tante juga ingin tahu perkembangan cucu yang ada di dalam perut kamu Nak." Mama Kirana mengusap perut Jihan yang masih rata.Melihat perhatian mama Kirana kepadanya membuat Jihan merasakan sebuah kehangatan di dalam hati, sementara Haikal hanya menatap sambil memakan makan siang."Sekarang kamu makan ya! Tante juga tadi sudah pesenin rujak, karena tante tahu kamu pasti doyan yang asem-asem."Mendengar itu Jihan langsung berbinar bahagia, karena memang apa yang dikatakan Ma
Read more

Bab 65

Saat Fadli sudah kembali ke kantor, dia melihat Jihan dan juga Haikal baru saja sampai dan menuju ruangannya sambil berjalan beriringan.Hatinya kembali mendadak panas saat melihat Jihan jalan bersama dengan adiknya, dia pun berjalan mendekat kemudian menarik tangan Jihan dengan kasar, membuat wanita itu tersentak kaget."Aakh!" jerit Jihan, "apa-apaan sih Pak? Ngapain narik-narik?" tanya Jihan dengan raut wajah yang kaget."Ini adalah kantor, bukan tempat pacaran, oke!" sentak Fadli dengan marah.Haikal mengepalkan tangannya, dia ingin sekali dia menonjok wajah kakaknya, tapi ditahannya. "Memang siapa yang bilang ini pasara? Lagian kenapa Kakak harus marah itu? Kami hanya jalan beriringan karena habis makan, kenapa harus marah?" tanya Haikal pura-pura heran."Iya karena ini adalah kantor, bukan tempat pacaran. Lagi pula kamu harus berhati-hati sama dia ... dia itu mencoba untuk menggoda kamu Haikal!" tuduh Fadli sambil menunjuk wajah Jihan.Mendengar hal itu tentu saja Jihan tidak te
Read more

Bab 66

Fadli sampai di kantor Papahnya, dan dia langsung masuk ke dalam ruangan sang Papa. Di sana Papa Zahid sedang menunggu sambil duduk di kursi kebesarannya."Ada apa Pah? Kenapa menyuruhku ke sini?" tanya Fadli langsung to the point."Tidak apa-apa sih, Papa hanya ingin menanyakan beberapa hal aja soal pekerjaan, tidak usah sugugup itu," ledek Papa Zahid saat melihat wajah Fadli yang sedikit gugup."Tidak ... aku tidak gugup," alibi Fadli...Di kediaman orang tua Fadli, saat ini Calista tengah duduk di ruang tv sambil memakan buah nanas kesukaannya."Calista ..." panggil mama Kirana, "bukankah kamu sedang hamil? Kenapa makan buah nanas? Buah nanas kan tidak bagus untuk wanita hamil?" Mama Kirana menatap dengan alis terangkat.Calista langsung menaruh piring yang berisi beberapa potong buah nanas, wajahnya seketika menegang saat mendengar pertanyaan dari mama mertuanya. Dia takut mama Kirana akan curiga.'Dasar ceroboh! Kenapa aku bisa seceroboh itu sih!' "I-itu Mah, anu ... tiba-tiba
Read more

Bab 67

"Jihan! Ibu!" kaget Calista saat melihat Jihan dan Bu Kulsum sudah duduk di ruang makan.Begitu pula dengan Fadli, dia juga nampak terkejut melihat kedatangan Jihan. 'Untuk apa dia ada di sini dan kenapa?' batin Fadli bertanya-tanya.Mama Kirana dan juga Papa Zahid melihat ke arah Calista dan Fadli yang masih berdiri dengan tatapan mematung, dan mereka sejujurnya ingin ketawa saat melihat reaksi dari keduanya.Papa Zahid sengaja mengundang Jihan untuk makan malam dan tadi disusul oleh Haikal, karena Papa Zahid ingin membuat kedua orang itu merasa jantungan untuk bohongan mereka."Kenapa kalian diam saja di situ? Ayo sini duduk!" ujar Papa Zahid.Calista dan Fadli pun akhirnya duduk, "Pah, kenapa mereka ada di sini? Papa mengundangnya?" tanya Fadli."Memangnya kenapa? Mereka adalah keluargamu juga Fadli ... dia adalah adik iparmu dan ibu Kulsum adalah mertuamu. Memangnya kenapa?""Iya bukan apa-apa sih Pah, hanya kaget aja. Soalnya papa nggak ada bilang sama aku.""Memangnya apa-apa it
Read more

Bab 68

"Astaga sayang! Kamu kenapa?" teriak Fadli sambil setengah berlari saat melihat Calista yang terduduk di lantai sambil memegangi kakinya."Aduuuh Maaaa ... kakiku panas! Panas! Jihan menumpahkan coklat panas ke kakiku, padahal tadi aku meminta dia untuk membuatkannya Mas. Aduuuh ..." ringis Calista.Jihan membulatkan matanya saat mendengar tuduhan yang begitu memojokkan dirinya. "Maksudnya apa, Kak? Aku tidak--""Bohong. Aku tadi meminta kamu untuk membuatkanku coklat panas, tapi kamu malah menumpahkannya ke kakiku. Aduh Mas ... panas! Panas!" jerit Calista."Ada apa ini?" tanya Mama Kirana yang baru saja masuk ke dapur."Ini Mah, Jihan menumpahkan coklat panas ke kakinya Calista," jawab Fadli.Mama Kirana langsung menatap ke arah Jihan dan wanita itu menggelengkan kepalanya dengan kuat. "Tidak Tante, Jihan tidak melakukan itu. Jihan tadi--""Kamu jelas-jelas menyenggolnya, dan kamu menumpahkannya ke kakiku. Apa maksud kamu Jihan? Aduh Mas ... kakiku panas!"Mama Kirana melihat ke ar
Read more

Bab 69

"Kamu mau pergi setelah mencelakai istri saya? Iya!" bentak Fadli.Jihan memejamkan matanya sejenak dan dia hendak menjawab, akan tetapi Haikal berdiri di hadapannya"Dia kan sudah bilang Kak bahwa dia tidak sengaja, siapa tahu aja kan Kak Calista itu menumpahkan minumannya sendiri ke atas kakinya dan dia hanya ingin memfitnah Jihan," ucap Haikal."Jaga bicaramu ya Haikal! Tidak mungkin Calista berbuat seperti itu. Aku sangat mengenalnya. Dan kenapa kamu membelanya, hah?! Kamu suka sama dia, sampai kamu membela orang yang salah? Dia sudah mencelakai istriku dan sekarang--""Iya. aku suka sama Jihan, aku mencintainya. Kenapa? Salah?" jawab Haikal dengan tegas, namun tatapannya menantang ke arah FadliTangan pria itu terkepal saat mendengar jika Haikal mencintai Jihan, kemudian dia mendaratkan sebuah tonjokan di pipi sang adik, membuat semua orang di sana menjerit kaget."Fadli! Apa yang kamu lakukan?!" marah papa Zahid.Dada Fadli naik turun menahan amarah. Entah kenapa hatinya merasa
Read more

Bab 70

Setelah mengantarkan Jihan pulang, Haikal pun kembali ke rumah, dan saat dia akan memasuki kamar tiba-tiba dirinya berpapasan dengan Fadli.Pria tersebut menatap sang Kakak dengan tajam. "Sebaiknya lo urusi Istri lo itu Kak, supaya bisa menjaga sikap dan tidak memfitnah orang lain!"Mendengar itu Fadli kembali meradang, dia mencengkram baju Haikal tetapi pria tersebut hanya diam dengan wajah yang santai."Seharusnya lo jauhi Jihan, jangan lo dekati dia. Mengerti!" sentak Fadli dengan tajam, kemudian dia mendorong tubuh Haikal."Kenapa aku harus menjauhinya? Jangan-jangan bener dugaanku, kau mempunyai perasaan pada Jihan dan kau menghianati istrimu sendiri? Iya?" tuding Haikal."Diam kau! Jaga bicaramu! Aku hanya tidak suka saja kau berdekatan dengan orang yang sudah mencelakai istriku," kilahnya.Haikal hanya tersenyum miring, kemudian dia hendak masuk ke dalam kamarnya. "Lo denger ya Kak! Kalau Jihan melakukan itu, untuk apa? Seharusnya yang lo curiga itu adalah Calista siapa tau aj
Read more
PREV
1
...
56789
...
16
DMCA.com Protection Status