Semua Bab Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku: Bab 91 - Bab 100

159 Bab

Gawat

Kedua netra Mama Kirana serta Jihan membulat saat melihat keberadaan Calista bersama dengan Fadli.'Jadi mereka juga di sini?' batin Jihan.Calista menatap ke arah paper bag yang berada di samping kursi Jihan, kemudian dia menatap tajam ke arah adiknya. 'Pasti wanita itu habis memoroti Mama? Benar-benar licik. Dia bukan hanya berniat untuk merebut Mas Fadli saja dariku, tapi merebut keluarganya juga.' batin Calista."Mamah, Jihan, kalian sedang apa di sini?" tanya Fadli penasaran sambil duduk di hadapan kedua wanita itu."Mama sengaja mengajak Jihan untuk belanja, ditambah Mama juga ingin menanyakan warna yang bagus untuk acara 4 bulanan Calista nanti," jawab Mama Kirana dengan santai.Mulut Calista menganga dengan wajah kaget saat mendengar penuturan sang mertua. Dia yang hamil tapi mama Kirana malah meminta persetujuan kepada Jihan, benar-benar menjengkelkan."Mah ... kan di sini aku yang hamil, bukannya dia!" tunjuk Calista pada Jihan. "Kenapa Mama malah minta masukkan warnanya dar
Baca selengkapnya

Bab 92

Mama Kirana mendekat ke arah Calista sambil tersenyum miring, membuat wanita itu tidak bisa berkutik karena saat ini Calista benar-benar ketakutan, cemas, gelisah, semua menjadi satu bahkan kakinya sedikit bergetar."Calista kamu ..." Mama Kirana menggantungkan ucapannya, semakin membuat nafas Calista tercekat di tenggorokan."Mah, aku ... aku ..." Calista tidak bisa berkata apapun, wajahnya terlihat amat sangat pucat dan gugup."Kenapa kamu segugup itu? Mama ke sini hanya ingin bilang, untuk acara 4 bulanan nanti mengundang para anak yatim saja dan beberapa kolega bisnis. Mama dan papa sudah mengaturnya, dan untuk dekorasi lain-lain juga sudah mama atur, jadi kamu tinggal beres aja."Calista mahela nafas dengan lega saat mendengar penuturan mama Kirana. 'Syukurlah ... aku fikir Mama tadi melihatnya. Untung Dewi Fortuna masih berpihak kepadaku, jadi aku masih aman,' batin Calista sambil tersenyum dengan lega."Kenapa wajah kamu tadi sangat gugup? Kamu seperti orang yang ketakutan?" ca
Baca selengkapnya

Acara 4 Bulanan

"Iya Mah, Papa rasa Fadli itu sudah mencintai Jihan, tapi karena dia menutup hatinya ditambah karena perjanjian lalu janjinya juga kepada Calista, membuat Fadli tidak sadar. Papa benar-benar bingung," terang papa Zahid."Papa ini kalau bicara jangan setengah-setengah sih! Tadi khawatir dengan Fadli, terus sekarang menjadi bingung, maksud omongan papa itu menuju ke mana?" Wajah mama Kirana terlihat begitu frustasi.Sebab dia sama sekali tidak mengerti dengan arah pembicaraan dari suaminya, di mana mengkhawatirkan Calista, Fadli, Jihan dan sekarang papa Zahid malah terlihat kebingungan."Iya Mah, papa khawatir jika Fadli akan menyakiti batinnya Jihan dengan sikap cueknya, dinginnya bahkan dengan perlakuan Fadli yang menurut papa tidak manusiawi, di mana menjadikan Jihan hanya pelampiasan naf-su saja. Dan papa takut nanti Jihan akan membenci Fadli, dan suatu hari nanti jika mereka berjodoh, Jihan tidak akan mau kembali padanya."Mama Kirana terdiam saat mendengar ucapan suaminya, karena
Baca selengkapnya

Rencana Calista

Jihan duduk di samping Ibu Kulsum, dia sedang membaca doa dan tak luput dari pandangan Fadli, pria itu terus saja mencuri-curi pandangan ke arah Jihan.'Kenapa rasanya aku ingin selalu melihatnya? Aura kecantikan dia benar-benar terpancar hari ini, sehingga membuat aku tidak ingin berpaling,' batin Fadli.Haikal melihat ke arah sang kakak yang sedari tadi terus saja melirik ke arah Jihan. Hatinya merasa sakit, tidak suka, tapi Haikal juga sadar jika Fadli adalah suaminya, jadi tidak ada salah jika pria itu melirik istrinya.Namun tetap saja, Haikal merasa bahwa Fadli bukanlah pria yang tepat untuk Jihan, mengingat latar belakang pernikahan mereka yang dilandasi oleh sebuah perjanjian.'Jika kamu berani menyakiti Jihan, ku tidak akan membiarkan itu Kak. Aku akan merebutnya darimu!' batin Haikal.Setelah acara selesai semua tamu undangan sedang memakan hidangan yang disediakan oleh keluarga Mama Kirana, namun untuk yatim piatu sudah pulang, sementara di sana tinggallah kolega bisnis dar
Baca selengkapnya

Mengakuinya

Mama Kirana menetap kaget ke arah Calista, dia tak menyangka jika Calista melakukan hal itu kepada adiknya sendiri.'Ap yang ada di dalam pikirannya sampai ia memperlakukan Jihan seperti ini? Tahukah ia, jika tak secara langsung dia mempermalukan dirinya sendiri?' batin Mama Kirana."Astaga! Wanita macam apa dia? Berjilbab tapi hamil diluar nikah? Benar-benar memalukan. Menjijikkan." ledek para tamu yang ada di sana.Jihan segera menjauh dari Calista, tapi ia melihat senyuman miring di bibir wanita itu. Tak pernah menyangka jika Calista akan berbuat hal yang merugikan dirinya sendiri."Sayang, apa yang kamu lakukan?" bisik Fadli, "Kenapa kamu mempermalukan Jihan?" bingungnya.Fadli juga tak habis pikir dengan Calista, karena tindakannya bisa saja membuat mereka berdua malu. Akan tetapi, Calista tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh suaminya.Rasa cemburu telah menggerogoti hati wanita itu, sehingga Calista tidak bisa berpikir dengan jernih.Para tamu undangan semakin mencemooh Ji
Baca selengkapnya

Kemarahan Seorang Ibu

"Saya tak ada pilihan lain, karena saat itu Ibu saya sedang koma dan saya butuh biaya untuk operasinya dan juga perawatannya." Sejenak Jihan menghentikan ucapannya.Air mata kembali jatuh saat mengingat hal itu. "Saya harus rela menjual rahim ini demi pengobatan ibu, apa itu salah? Tapi saya bukan wanita murahan yang mau hamil tanpa dinikahi. Setidaknya saya melakukannya dengan suami sah saya," jelas Jihan dengan air mata yang sudah berderai.Semua tamu yang ada di sana terdiam, mereka seakan kehabisan kata-kata untuk menjawab."Kenapa kalian diam saja? Bukankah tadi kalian mencemoohnya? Menghinanya dan mengatakan hal yang begitu menjijikkan kepadanya? Kenapa kalian diam saja sekarang? Apa kalian akan tetap menghinanya saat kalian tahu kebenarannya? Apa kalian tidak akan melakukan hal yang sama saat itu terjadi pada diri kalian atau keluarga kalian sendiri?" tanya Haikal dengan suara lantangnya.Calista hanya diam terpaku dengan wajah yang begitu tegang saat mendengar Jihan mengungkap
Baca selengkapnya

Tak Laku

Ibu Kulsum tersenyum miring, dia kembali berjalan ke arah Calista, membuat wanita itu semakin dilanda kegugupan, apalagi Fadli Dia takut jika Ibu Kulsum berbicara kepada mama papanya. 'Aduh ... gimana ini? Apa ibu akan bicara sama Mama dan Papa? Jangan sampai itu terjadi. Ini tak boleh dibiarkan.' batin Fadli, 'tapi bisa saja kan itu hanya sebuah gertakan?' harapnya.Tanpa bicara apapun bu Kulsum menatap Calista dengan tajam dan dingin, lalu dia melayangkan satu tamparan kembali mendarat di pipi wanita itu, membuat semua yang ada di sana kembali tercengang dengan tindakannya.Fadli yang melihat istrinya terus-terusan ditampar pun tak terima. "Cukup Bu! Ibu ini apa-apaan sih? Kenapa sedari tadi menampar Calista terus-menerus? Yang hamil kan anak Ibu kenapa seakan Calista yang di--" Ucapan Fadli terhenti saat tiba-tiba saja Ibu Kulsum juga menamparnya."Kamu juga patut mendapatkannya. Kalian ini adalah manusia biadab, laknat dan kejam!" makinya dengan marah.Calista tak terima sejak t
Baca selengkapnya

Kami Setuju!

Tanpa mengatakan apapun, Papa Zahid langsung pergi ke kamar, membuat Fadli dan Kalisa semakin bingungSaat Mama Kirana akan menyusul, tiba-tiba Fadli menahan tangannya. "Tunggu Mah!" cegahnya, "Mama dan papa kenapa aneh sekali? Kenapa kalian tidak membela kami saat aku dan Calista dihina? Dan kenapa--""Cukup Fadli! Mama tidak ingin mendengar apapun. Kami sudah lelah dengan drama ikan tongkol." Setelah mengatakan itu Mama Kirana pun pergi dari sana.Calista dan juga Fadli kini tinggal di ruang tamu dengan alis bertaut heran saat mendengar ucapan Mama Kirana. Semua orang bahkan sudah pergi. Kemudian Calista duduk di sofa dengan wajah yang ditekuk."Mas, maksud mama apa sih? Kenapa sih Mama dan Papa aneh banget sikapnya? Drama ikan apa yang mereka maksud? Apa ada yang salah ya dengan kata-kata kita? Atau jangan-jangan benar dugaanku Mas, kalau mereka itu sudah tahu semuanya?" panik Calista.Fadli hanya diam, dia pun bingung dengan situasi yang sedang dihadapinya sekarang. Kemudian Calis
Baca selengkapnya

Pergi

Mama Kirana mendekat ke arah Jihan lalu mengusap pundak wanita itu. "Mama dan Papa setuju Nak tentang keputusan apapun yang kamu ambil. Jika kamu ingin pergi dari Fadli dan memberikan pelajaran kepada mereka berdua, kami tidak akan keberatan. Mama akan membantu kamu agar membuat Fadli tidak bisa menemukanmu. Setidaknya biar mereka merenungi kesalahan yang telah mereka perbuat," ujar Mama Kirana.Jihan menatap ke arah sang Ibu, meminta persetujuan dari wanita itu, dan bu Kulsum langsung mengangguk setuju."Ibu setuju dengan ucapan dari mama Kirana. Benar apa yang dikatakannya, Fadli dan Calista itu harus mendapatkan ganjaran dan juga pelajaran. Pergilah sampai kamu melahirkan!""Maksudnya, Bu?" tanya Jihan yang tidak mengerti.Kemudian bu Kulsum mengajak Papa Zahid dan juga mama Kirana untuk duduk terlebih dahulu di kursi,lalu mereka merencanakan sebuah rencana yang pastinya akan membuat Calista maupun Fadli kelimpungan."Bagaimana? Apa kalian setuju?" usul Papa Zahid."Saya sih setuju
Baca selengkapnya

Tidak Masuk Akal

Jihan melihat dari atas layar ponselnya, jika Fadli mengirim pesan dan dia pun mampu membacanya."Kenapa sayang?" tanya ibu Kulsum."Ini Bu, Mas Fadli ngirim pesan dan minta ketemuan di taman.""Benarkan dugaannya mama," ujar Mama Kirana yang berada di samping Jihan. "Dia pasti akan menemui kamu, tapi sesuai dengan rencana kita ... sebaiknya kamu blokir nomornya agar dia tidak bisa melacak keberadaan kamu!"Jihan mengangguk dan tanpa membuka pesan dari Fadli dia ingin memblokir nomor tersebut, akan tetapi tiba-tiba saja Fadli menelpon."Dia menelpon," ucap Mama Kirana dan langsung dibalas anggukan oleh Jihan. "Jangan diangkat! Matikan saja!"Jihan pun hanya menurut, kemudian dia mematikan telepon tersebut lalu memblokir nomor Fadli. 'Maafkan aku Mas, tapi ini adalah jalan yang terbaik. Aku juga ingin hidup tenang tanpa diusik dan diancam oleh kamu maupun Kak Calista. Maafkan aku,'batin Jihan.Sementara di tempat lain Fadli sedang menahan kekesalan, tangannya terkepal sambil memukul s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
16
DMCA.com Protection Status